"Sebenarnya tidak hanya para pelaku sesungguhnya saja yang mereka perlakukan seperti kamu, Tuan Carver. Tapi tak sedikit yang terjadi seperti apa yang kamu alami karena para pengaman bodoh khusunya pengaman di gedung lantai tiga ini terlalu banyak mencurigai orang-orang yang sedikit terlihat mencurigakan bagi mereka," timpal sekretaris Jesper sebelum ketua pengaman mengucapkan sesuatu.
"Tapi kami hanya menjalankan tugas sebagai petugas keamanan. Kami sebagai pengaman kejahatan di gedung ini, akan selalu menjaga seluruh gedung ini dari orang-orang yang ingin mencuri atau berbuat ulah, Tuan Carver," ucap ketua pengaman dengan tubuh bergetar.
"Tapi kalian terlalu berlebihan, orang yang tidak melalukan hal seperti yang kalian pikirkan, menjadi korbannya, bagaimana jika mereka mereka adalah tamu seperti ...." Hampir saja C
Beberapa dari para wanita itu masih ada yang memberi senyuman tanpa diketahui apa maksud dari senyuman itu. "Sekretaris Jesper, sepertinya tidak ada keperntingan apapun, jadi aku bisa meninggalkan tempat ini sekarang?" ucap Carver berniat meninggalkan tempat yang kini di penuhi oleh para wanita asing yang baru dilihatnya di gedung itu. Sekretaris Jesper segera meletakkan cangkir kopi panasnya ke atas meja, mulutnya yang masih menahan seteguk kopi dingin segera ditelannya. "Apa Tuan Carver tidak ingin duduk sebentar bersama para wanita yang tidak lain adalah bagian dari aset milikmu?" tanya sekretaris Jesper. "Aset? Wanita aset perusahaan? Apa maksudmu?" tanya Carver yang tak jadi berd
Perbincangan itu membuat Jackson merasa lelah dan ingin meninggalkan tempatnya duduk. "Tuan Jackson, kamu mau kemana? Bukankah sebentar lagi ada jadwalmu untuk menyambut para tamu ini?" ucap Richard mencoba menahan bosnya yang hendak melewati dirinya. "Aku serahkan padamu saja, kamu bisa menggantikanku," balas Jackson tanpa memperhatikan Richard yang terus memintanya untuk Tuan Jackson tetap berada di situ. "Aku ingin keluar dari aula ini sebentar." Kepergian Jackson, Richard menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kebingungan menghelayuti otaknya, karena dia akan menggantikan seorang Jackson Leopard yang ditunjuk mengisi sebentar dalam acara itu, malah dilimpahkan kepadanya. "Astaga, a
"Kenapa kamu bisa mengetahui aku ada disini? Dan kenapa kamu melepas jaketmu di tempat ini?" tanya Violeth dengan nada meremang. "Bukankah kamu menyukai jika aku melakukan ini? Kamu lebih suka aku menggunakan jaket saja tanpa lapisan apapun saat menjumpaimu di suatu kamar hotel, bukan?" tanya Frank sembari mendekati Violeth, seolah kini dia sendiri yang ketagihan dengan tubuh wanita yang sering memesan dirinya. "Tapi aku sudah tidak memintamu lagi, aku sudah punya ...," ucap Violeth sembari mendorong tangannya ke depan. "Kenapa Nona Violeth lama tidak memintaku untuk memuaskan ranjangmu? Apa kamu sudah bosan? Jika iya, biarkan aku sendiri yang suka rela memuaskan keinginanmu malam ini." Frank melangkah mendekat sampai membuat jarak dengan Violeth sema
"Itu karena kamu terlalu lama, Carver. Apakah ke kamar kecil memerlukan waktu satu jam?" sindir Garvin. Dia berani membuka suara karena Violeth tidak ada di tempat itu. Carver menyanyangkan kenapa harus ada para lelaki pengaman yang bertingkah menyebalkan seperti tadi, anda saja tidak, pasti dia akan berada kembali di aula itu dengan cepat. "Nanti juga kembali ke sini, apa kamu juga ingin meninggalkan aula ini sampai acara selesai dan membuatku harus menunggu kamu dan Violeth yang tak kunjung muncul?" ucap Melvin. Carver membalas dengan tatapan biasa saja, meski ucapan adik iparnya itu sangat tidak mengenakan. Di sisi lain, Jackson yang tidak mengetahui jika Carver melewati diri
Frank langsung memunguti jaket hitamnya lagi yang sebelumnya tergeletak di atas lantai. Dengan cepat lelaki itu memakai jaketnya dan langsung menghampiri Jackson. "Ingat, Pak Tua! Karena anda sudah menghalangiku seperti ini, suatu saat aku akan membalas kepada Anda tanpa ada belas kasihan," ancam Frank dengan tatapan mata bengis. "Lakukan saja jika kamu bisa! Saya tidak pernah takut dengan ancaman murahan seperti yang kamu keluarkan." jackson mencengkeram ujung jaket Frank sampai membuat lelaki muda itu sedikit berjinjit. Dalam tatapannya, sebenarnya Frank cukup takut dengan lelaki paruh baya yang berada di hadapannya, tapi sebagai lelaki setengah preman, pantang merasa takut pada seseorang. Tapi
Tapi karena Garvin telah bermain bersama wanita yang salah. Dan wanita itu hamil meminta pertanggungjawaban atas perbuatan Garvin. Violeth melihat dengan jelas bagaimana Garvin memperlakukan wanita yang telah dihamilinya, di dalam sebuah kamar. 'Sial, jangan-jangan Violeth juga merekam apa yang kulakukan,' batin Garvin. Garvin beberapa kali membuat rencana setelah adegan dirinya dua minggu yang lalu diketahui oleh Violeth, tapi hanya rencana saja tanpa melakukan pergerakan sedikitpun. .... "Bagaimana? Apa dia sudah meninggalkan area gedungnya?" tanya Jones sembari turun dari tempatnya duduk di bagian depan mobil.
"Maksud Tuan?" tanya Violethsembari menaikkan keningnya. "Bukan apa-apa, aku hanya menanyakan apa kamu sudah memiliki pasangan? Wanita muda secantik dirimu seharusnya sudah memiliki pasangan, bukan? Dan bukankah lelaki kurang ajar tadi bukan pasanganmu?" tanya Jackson berturut-turut tanpa jeda. Membuat Violeth hanya diam sejenak. Violeth beranggapan apa jangan-jangan lelaki paruh baya seumuran ayahnya ini menginginkan dirinya sebagai istri yang entah ke berapa. Anggapan itu membuatnya terdiam untuk tidak langsung menjawab pertanyaan itu. "Maaf, Tuan, saya terburu-buru karena keluarga saya menelepon. Terima kasih atas pertolongan tadi, Tuan." Violeth langsung menghilang dengan berjalan begitu cepat menuju ke arah aula.
Sebuah kartu tempat pengambilan uang yang tidak akan dimiliki oleh semua orang di dunia ini. Namun melihat kejahatan kesembilan orang itu, Carver mengurungkan niat karena mereka pasti malah akan merebut kartu itu dan mengambil alih semua uang yang ada, meski code tidak diketahui oleh mereka. "Cepat, hajar dia! Dan keluarkan wanita itu dari mobil!" teriak lelaki bertopeng. "Hentikan! Jangan sentuh istriku!" Tapi dua lelaki lainnya segera menbuka bagian pintu sebelah kiri mobil untuk menyeret Violeth yang bersembunyi disana. Sebelum kedua lelaki itu menyeret Violeth, Carver lebih dulu menarik mereka dan menghantamkan dua tinj
Carver meninggalkan beberapa tanda kepemilikannya di tubuh istrinya. "Buka pakaianmu sekarang! Aku ingin kamu melayaniku saat ini juga," ucap Carver sembari menyentil dan menarik lembut salah satu puncak bukit kembar Violeth yang menjumbul sangat padat. "Carver, jangan nakal." Violeth merasakan geli dan terangsang di bagian puncak dadanya yang tersentuh Carver. "Mana bisa aku ...." Dengan keadaan tubuh masih diperban, Violeth tak bisa bermain ranjang sebentarpun. Tapi kedua matanya melebar ketika Carver menurunkan rok panjang sampai bagian kain dalamnya. "Jangan, Carver! Jangan!" Carver tersenyum dan kembali men
"Nah, seperti itu, Bibi. Tapi maaf, aku tetap memanggil Bibi dengan Bibi Pearly saja." Ketika berbicara, Carver menghentikan mengaduk bahan makanannya. "Tidak apa-apa, Bibi memang seharusnya dipanggil dengan sebutan itu," ucap bibi Pearly. Wanita itu pun membantu Carver membuat makanan. Bibi Pearly sangat pandai menciptakan makanan lezat, dengan bahan apapun jika dimasak oleh wanita itu, akan menghasilkan makanan yang sangat lezat. Di dalam kamarnya, Violeth membuka kedua matanya setelah memejam beberapa menit menikmati empuknya ranjang di kamarnya. Dia membuka mata karena mencium aroma masakan selezat ini. "Ternyata Carver pintar memasak? Kukira dia hanya bisa membuat udang tepung saja," g
Carver menurunkan Violeth di atas tempat tidur, tak lupa memberikan kecupan hangat di wajah wanita yang memiliki wajah cantik paripurna. Tapi ada satu hal yang membuat Carver terdiam sesaat. Violeth adalah anak dari rahim seorang wanita yang kini bekerja sebagai pembantu di keluarga Fletcher, dari benih Tuan rumah keluarga Fletcher, yaitu Edward Fletcher. Carver mengetahui jika Violeth adalah anak dari hubungan tanpa pernikahan, tapi Violeth sendiri tak mengetahui tentang itu. Bahkan Edward sendiri sudah memberitahu kepada Carver untuk tidak mengatakan kepada Violeth tentang identitas itu, bahkan Edward memberitahunya untuk tidak mengatakan siapa pemberi donoran darah yang golongan da
Seketika adu tinju perkelahian antara dua pihak berhenti. Semua menatap ke arah petugas keamanan yang tampak tegas namun juga lemah dengan tubuh yang hanya sebesar para lelaki suruhan Jones. Melihat para pengawal berhadapan dengan petugas keamanan, Carver mendekat karena tak ingin kedua pengawalnya masuk ke dalam masalah besar jika sampai menyangkut ke pihak keamanan kota. "Apa yang kalian lakukan? Kenapa berkelahi di area rumah sakit? Apa yang kalian lakukan sangat membayahakan orang-orang yang beraktivitas di area rumah sakit!" Petugas keamanan memelototkan mata memberanikan diri memarahi beberapa orang yang telah melanggar aturan ketertiban. "Maaf, Pak. Tapi ini bukanlah perkelahian sungguhan, hanya berlatih karena mereka adalah para anak buahnya," ucap
Ketika mobil yang dikemudikan oleh mertua Carver berjalan memotong jalan dan berlalu menuju ke kediaman rumahnya, keempat lelaki itu keluar dari persembunyiannya. Keempat lelaki itu berlari menuju ke motor cross mereka yang terparkir sekitar dua puluh meter dadi parkiran mobil. "Mau kemana kalian?" Tiba-tiba muncul dua lelaki berperawakan tinggi besar dengan tubuh yang dipenuhi otot kekar, salah satu dari kedua lelaki bertubuh besar itu bertanya sampai membuat keempat lelaki yang memakai masker setengah wajah tampak terkejut. "Bukan urusanmu, dasar gendut!" balas salah satu lelaki yang memakai masker setengah wajah. "Jika kalian akan berbuat ulah, itu adalah urusanku!" Dengan ma
"Tidak perlu khawatir, bukankah semasa muda kita begitu dekat? Sampai membuahkan anak yang begitu cantik jelita." Edward memandang ke depan dengan ucapan yang tampak berkharismatik. "Kuharap Tuan tidak membicarakan hal itu lagi, aku sangat malu karena memiliki anak tanpa ikatan pernikahan," ucap bibi Pearly penuh penyesalan. "Tak perlu disesali, Pearly. Bukankah aku sudah menawarimu untuk menikah denganku? Tapi kamu menolak permintaanku," ucap Edward. "Iya, Tuan." Bibi Pearly menganggukkan kepala. "Baiklah, aku akan mengantarmu kembali ke rumah. Tapi kurasa selama beberapa hari ke depan kamu istirahat saja, Pearly. Tak perlu memasak atau membersihkan rumah. Biarkan Sophie saja yang me
Carver kembali ke rumah sakit, entah berapa lama Carver meninggalkan Violeth sendirian di kamar rawat. Padahal Edward meminta dirinya untuk tetap disana dan menjaga Violeth yang masih terbaring tak sadarkan diri. "Aku sudah membalaskan rasa sakit yang kamu terima Violeth. Meski Sophie hanya merasakan sedikit sakit, tapi suatu saat mungkin rasa sakit yang jauh lebih mengerikan akan ku berikan pada wanita tua itu," ucap Carver sambil mengepalkan kedua tangannya. Disaat berada di rumah tadi, Carver ingin sekali memukul Sophie, tapi itu tidak bisa dia lakukan karena Sophie adalah ibu mertuanya, sekali seorang wanita. Tapi untuk Jones, Carver sempat memukul karena lelaki itu ingin bertindak dari belakang. Andai saja Carver lupa pada rencana awal untuk memb
Disaat jantung Sophie hampir berhenti berdetak, Carver menghentikan Jones untuk menusukkan pisau itu ke tubuh Sophie. "Aku tidak suka teriakanmu, Sophie! Bisakah kamu diam?" Sophie hanya diam, tubuh wanita itu berlumuran keringat dingin. "Apa kamu takut ditusuk menggunakan pisau?" tanya Carver. "Apa apa kamu sudah tidak waras? Semua orang pasti tidak akan mau dilukai dengan benda tajam seperti ini!" balas Sophie dengan nada agak tinggi. "Baiklah, aku akan memberi keringanan hukuman untukmu," ucap Sophie. Pisau yang berada di tangan Jones diambil kembali ole
"Lakukan seperti apa yang kamu lakukan terjadi istriku!" perintah Carver. Jones hanya diam saja sambil memegangi pisau lipat itu, dia tak mampu melawan karena nasibnya saat ini dipegang oleh Carver. "Tapi, ini sama saja pembunuhan," jeda Jones. "Terserah kamu, bukankah apa yang kamu lakukan terhadap istriku juga sebuah pembunuhan?" ucap Carver yang sudah tidak mau tahu. "Tapi, bagaimana jika Sophie sampai tewas? Rumah kamupun akan menjadi terdakwa, dan rumah ini akan dipenuhi polisi yang membuat nama baik Fletcher menjadi buruk akibat adanya pembunuhan di kediaman keluarga Fletcher." Jones terus mengatakan berbagai alasan.