Beberapa dari para wanita itu masih ada yang memberi senyuman tanpa diketahui apa maksud dari senyuman itu.
"Sekretaris Jesper, sepertinya tidak ada keperntingan apapun, jadi aku bisa meninggalkan tempat ini sekarang?" ucap Carver berniat meninggalkan tempat yang kini di penuhi oleh para wanita asing yang baru dilihatnya di gedung itu.
Sekretaris Jesper segera meletakkan cangkir kopi panasnya ke atas meja, mulutnya yang masih menahan seteguk kopi dingin segera ditelannya.
"Apa Tuan Carver tidak ingin duduk sebentar bersama para wanita yang tidak lain adalah bagian dari aset milikmu?" tanya sekretaris Jesper.
"Aset? Wanita aset perusahaan? Apa maksudmu?" tanya Carver yang tak jadi berd
Perbincangan itu membuat Jackson merasa lelah dan ingin meninggalkan tempatnya duduk. "Tuan Jackson, kamu mau kemana? Bukankah sebentar lagi ada jadwalmu untuk menyambut para tamu ini?" ucap Richard mencoba menahan bosnya yang hendak melewati dirinya. "Aku serahkan padamu saja, kamu bisa menggantikanku," balas Jackson tanpa memperhatikan Richard yang terus memintanya untuk Tuan Jackson tetap berada di situ. "Aku ingin keluar dari aula ini sebentar." Kepergian Jackson, Richard menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Kebingungan menghelayuti otaknya, karena dia akan menggantikan seorang Jackson Leopard yang ditunjuk mengisi sebentar dalam acara itu, malah dilimpahkan kepadanya. "Astaga, a
"Kenapa kamu bisa mengetahui aku ada disini? Dan kenapa kamu melepas jaketmu di tempat ini?" tanya Violeth dengan nada meremang. "Bukankah kamu menyukai jika aku melakukan ini? Kamu lebih suka aku menggunakan jaket saja tanpa lapisan apapun saat menjumpaimu di suatu kamar hotel, bukan?" tanya Frank sembari mendekati Violeth, seolah kini dia sendiri yang ketagihan dengan tubuh wanita yang sering memesan dirinya. "Tapi aku sudah tidak memintamu lagi, aku sudah punya ...," ucap Violeth sembari mendorong tangannya ke depan. "Kenapa Nona Violeth lama tidak memintaku untuk memuaskan ranjangmu? Apa kamu sudah bosan? Jika iya, biarkan aku sendiri yang suka rela memuaskan keinginanmu malam ini." Frank melangkah mendekat sampai membuat jarak dengan Violeth sema
"Itu karena kamu terlalu lama, Carver. Apakah ke kamar kecil memerlukan waktu satu jam?" sindir Garvin. Dia berani membuka suara karena Violeth tidak ada di tempat itu. Carver menyanyangkan kenapa harus ada para lelaki pengaman yang bertingkah menyebalkan seperti tadi, anda saja tidak, pasti dia akan berada kembali di aula itu dengan cepat. "Nanti juga kembali ke sini, apa kamu juga ingin meninggalkan aula ini sampai acara selesai dan membuatku harus menunggu kamu dan Violeth yang tak kunjung muncul?" ucap Melvin. Carver membalas dengan tatapan biasa saja, meski ucapan adik iparnya itu sangat tidak mengenakan. Di sisi lain, Jackson yang tidak mengetahui jika Carver melewati diri
Frank langsung memunguti jaket hitamnya lagi yang sebelumnya tergeletak di atas lantai. Dengan cepat lelaki itu memakai jaketnya dan langsung menghampiri Jackson. "Ingat, Pak Tua! Karena anda sudah menghalangiku seperti ini, suatu saat aku akan membalas kepada Anda tanpa ada belas kasihan," ancam Frank dengan tatapan mata bengis. "Lakukan saja jika kamu bisa! Saya tidak pernah takut dengan ancaman murahan seperti yang kamu keluarkan." jackson mencengkeram ujung jaket Frank sampai membuat lelaki muda itu sedikit berjinjit. Dalam tatapannya, sebenarnya Frank cukup takut dengan lelaki paruh baya yang berada di hadapannya, tapi sebagai lelaki setengah preman, pantang merasa takut pada seseorang. Tapi
Tapi karena Garvin telah bermain bersama wanita yang salah. Dan wanita itu hamil meminta pertanggungjawaban atas perbuatan Garvin. Violeth melihat dengan jelas bagaimana Garvin memperlakukan wanita yang telah dihamilinya, di dalam sebuah kamar. 'Sial, jangan-jangan Violeth juga merekam apa yang kulakukan,' batin Garvin. Garvin beberapa kali membuat rencana setelah adegan dirinya dua minggu yang lalu diketahui oleh Violeth, tapi hanya rencana saja tanpa melakukan pergerakan sedikitpun. .... "Bagaimana? Apa dia sudah meninggalkan area gedungnya?" tanya Jones sembari turun dari tempatnya duduk di bagian depan mobil.
"Maksud Tuan?" tanya Violethsembari menaikkan keningnya. "Bukan apa-apa, aku hanya menanyakan apa kamu sudah memiliki pasangan? Wanita muda secantik dirimu seharusnya sudah memiliki pasangan, bukan? Dan bukankah lelaki kurang ajar tadi bukan pasanganmu?" tanya Jackson berturut-turut tanpa jeda. Membuat Violeth hanya diam sejenak. Violeth beranggapan apa jangan-jangan lelaki paruh baya seumuran ayahnya ini menginginkan dirinya sebagai istri yang entah ke berapa. Anggapan itu membuatnya terdiam untuk tidak langsung menjawab pertanyaan itu. "Maaf, Tuan, saya terburu-buru karena keluarga saya menelepon. Terima kasih atas pertolongan tadi, Tuan." Violeth langsung menghilang dengan berjalan begitu cepat menuju ke arah aula.
Sebuah kartu tempat pengambilan uang yang tidak akan dimiliki oleh semua orang di dunia ini. Namun melihat kejahatan kesembilan orang itu, Carver mengurungkan niat karena mereka pasti malah akan merebut kartu itu dan mengambil alih semua uang yang ada, meski code tidak diketahui oleh mereka. "Cepat, hajar dia! Dan keluarkan wanita itu dari mobil!" teriak lelaki bertopeng. "Hentikan! Jangan sentuh istriku!" Tapi dua lelaki lainnya segera menbuka bagian pintu sebelah kiri mobil untuk menyeret Violeth yang bersembunyi disana. Sebelum kedua lelaki itu menyeret Violeth, Carver lebih dulu menarik mereka dan menghantamkan dua tinj
Entah kemana Jackson sejak tadi tak kunjung keluar dari rumahnya, semenjak kembali dari aula gedung tadi, sehingga Richard yang mengerjakan beberapa pekerjaannya yang belum sempat selesai mengerjakan di bagian luar rumah kediaman Jackson Leopard. .... Baru berkelok melewati jalan yang tidak terlalu ramai dan hanya muat dua kendaraan mobil, tiba-tiba Carver menghentikan mobilnya mendadak. "Apalagi ini? Apa yang mereka lakukan?" Carver menatap beberapa orang yang berada di depannya. Tampak beberapa orang sebagaian berposisi jaket hitam dan pakaian hitam, berdiri di samping mobil yang terparkir di tengah jalan. "Jangan keluar, Carver. Aku takut. Sepe