Setelah seorang pegawai itu pergi, Carver mencoba membuka ruangan sekretaris Cheri dengan pelan. Di ruangan yang sejuk itu, Carver tidak menemukan keberadaan seorang wanita pemilik ruangan itu.
Suhu dingin nan sejuk menyeruak mengisi seluruh ruangan itu. Terasa berbeda dengan suhu luar karena di dalam rungan itu terpasang dua pendingin ruangan yang berlawanan arah.
Di meja yang tidak lain adalah meja kerja sekretaris Cheri, tertata rapi setumpuk kertas yang membumbung tinggi.
Tanpa sengaja, tangannya menyenggol tumpukan kertas yang berada di atas meja. Seketika tumpukan kertas itu terjatuh dan berhamburan di lantai.
Carver segera memunguti kertas-kertas itu dan meletakkan kembali ke atas meja. Tapi, ternyata
"Tentu saja, Sayang. apapun yang kamu minta, aku akan memberikan asal rencana kita berhasil." Jones: baiklah, Sophie sayang. Telepon di matikan oleh Jones, lelaki selingkuhan Sophie yang umurnya tidaklah jauh dari Sophie, memiliki gairah yang sangat tinggi dengan wanita. Tak jarang Sophie merasakan kesakitan di tubuhnya tanpa mendapatkan kenikmatan setelah ditiduri oleh Jones, tapi Sophie selalu ketagihan dengan sensasi yang diberikan oleh Jones. Di ruangan kerja, Violeth berbincang-bincang dengan ayahnya. "Oiya, aku sampai lupa, bagaimana bulan madumu yang hanya berlangsung beberapa hari saja? apa kamu cukup puas, atau kamu masih ingin ke resort
Tapi Carver hanya memincingkan mata ketika melihat siapa lelaki paruh baya yang menyapa mertuanya di tempat itu. "Halo, Tuan Carver." sapa Jones. Carver membalas dengan menundukkan kepala dan tersenyum. Tersenyum bukan karena hormat, tapi tersenyum karena ada sosok lelaki yang menjadi selingkuhan Sophie bekerja di perusahaan Fletcher Company. "Oh iya, Carver, perkenalkan, dia adalah pak Jones, kepercayaanku yang selalu setia bersamaku." Edward memuji seorang kelaki yang sebenarnya adalah pengkhianat. "Dari sekian banyaknya karyawan perusahaan yang berbuat curang, hanya Pak Jones yang selalui jujur selama bertahun-tahun lamanya. Carver hanya menganggukkan kepala saja, sedangkan Jones menatap Carver dengan sen
Jones tersenyum sembari melirik ke arah anak buah yang bertanya kepadanya. Tanpa mengatakan sepatah katapun pada kedua anak buahnya, Jones hanya menganggukkan kepala sembari tersenyum penuh rencana jahat. Bahkan tidak ada sepatah katapun dari kedua lelaki berkumis yang menjadi anak buah Jones, mereka ikut menganggukkan kepala sembari menaikkan alisnya. "Aku tidak ingin misi kali ini gagal! kalian benar-benar harus berhasil menyingkirkan Carver dan istrinya!" Mata Jones mengkilat-kilat. Kedua lelaki itu pun menganggukkan kepala dan mengerti maksd bos mereka. Di bawah pohon perindang kota, tampak dua orang lelaki berjaket hitam dan berkacamata
Bukannya melepaskan, lelaki selingkuhan itu malah menarik bongkahan dada Sophie, mau tak mau wanita itu mengikuti tarikan Jones daripada merasakan rasa sakit. Jones membawa Sophie ke pembatas antara taman yang begitu luas dengan bagian luar area rumah keluarga Fletcher. "Jones! Jangan! KIta sedang berada diluar! Bagaimana jika ada yang melihat?" "Ayo Sophie! aku haus." Jones menyingkap pakaian Sophie, sampai sepasang bukit kembar Sophie yang terpampang jelas didepan matanya dalam satu lapis kain berwarna merah. "Aku sangat haus, Sophie. Aku tidak bisa bekerja jika tidak menyesapi milikmu." Kini tinggal satu lapis kain kecil penutup sepasang bukit kembar yang terpampang setelah semua kancing pakaian yan
Carver yang sedang memainkan ponselnya dan duduk di meja depan meja kerja sekretaris, menoleh ke arah seorang wanita yang menyapanya. "Sekretaris Cheri? Maaf aku duduk di ruanganmu sejak tadi, karena aku dimintai oleh-" "Tuan Carver tidak perlu meminta maaf." Tanpa bertanya apapun, sekretaris Cheri seperti mengecek sat persatu kertas yang berada di tumpukan mejanya dengan tergesa-gesa. Carver mengamati pergerakan wanita itu yang seperti mencari sesuatu di dalam map berwarna merah, yang isinya tidak lain adalah "tindakan busuk". Tak lama kemudian, wanita itu tidak menampakkan wajah gelisah, dia memberikan setumpuk kertas kepada Carver. Carver dapat
Bobby bergegas melangkah mundur dan menutup tanaman yang sebelumnya dia sibakkan. Jantungnya berdegup begitu kencang lantaran Sophie melihat keberadaannya. "Mati aku!" gumam Bobby dengan tubuh bergetar ketakutan. Di Perusahaan Fletcher Company .... "Yakin kamu menolak itu, Tuan Carver?" tanya sekretaris Cheri dengan nada menggoda. "Maaf, aku bukan lelaki murahan dan aku tidak butuh uangmu untuk sekedar bersenang-senang!" Carver melangkah meninggalkan wanita itu tanpa menoleh sekalipun. "Tenang saja! Aku tidak akan mengatakan kepada siapapun tentang penawaran menggelikan yang kamu berikan." Di belakang, sekretari
"Sial! Siapa orang itu!" Sophie terus mengumpat dengan nada rendah sembari menutupi bongkahan dadanya dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya memunguti pakaian atasnya yang berceceran di lantai. Jones memincingkan mata sembari menatap ke sekeliling tanpa melihat satu orang pun disana. Di taman itu hanya ada dia dan Sophie. "Aku melihat ada orang yang melihat kita Jones! Orang itu ada di luar." Dengan tergesa-gesa Sophie memakai kembali kain penutup bagian tubuh atasnya sampai sedia kala. "Maksudmu ada yang melihatku menyesapi dadamu?" Jones tertawa tanpa ada rasa takut sedikitpun. "Siapa dia? Akan kupastikan dia membungkam mulut dan tidak mengatakan kepada siapapun." Sophie segera mera
Hanya saja Sophie malam itu memakai make up yang cukup tebal sampai membuat kulit dari wajah sampai ke leher begitu putih menawan. "Kemana anak-anak kita?" tanya Edward. "Tunggu saja! Sebentar lagi mereka juga keluar," sahut Sophie. Tak lama, Garvin dan Melvin keluar dan langsung masuk ke mobil mereka masing-masing. Meski Edward meminta mereka untuk pergi dalam satu mobil agar tidak terkesan berlebihan oleh para tamu pesta lainnya, tapi mereka berdua menolak. "Kedua putramu sulit dikendalikan, Sophie! Bisakah kamu memberitahu mereka?" ucap Edward. "Biarlah! Bukankah itu juga mobil mereka? Jadi terserah mereka untuk me