Jones tersenyum sembari melirik ke arah anak buah yang bertanya kepadanya.
Tanpa mengatakan sepatah katapun pada kedua anak buahnya, Jones hanya menganggukkan kepala sembari tersenyum penuh rencana jahat.
Bahkan tidak ada sepatah katapun dari kedua lelaki berkumis yang menjadi anak buah Jones, mereka ikut menganggukkan kepala sembari menaikkan alisnya.
"Aku tidak ingin misi kali ini gagal! kalian benar-benar harus berhasil menyingkirkan Carver dan istrinya!" Mata Jones mengkilat-kilat.
Kedua lelaki itu pun menganggukkan kepala dan mengerti maksd bos mereka.
Di bawah pohon perindang kota, tampak dua orang lelaki berjaket hitam dan berkacamata
Bukannya melepaskan, lelaki selingkuhan itu malah menarik bongkahan dada Sophie, mau tak mau wanita itu mengikuti tarikan Jones daripada merasakan rasa sakit. Jones membawa Sophie ke pembatas antara taman yang begitu luas dengan bagian luar area rumah keluarga Fletcher. "Jones! Jangan! KIta sedang berada diluar! Bagaimana jika ada yang melihat?" "Ayo Sophie! aku haus." Jones menyingkap pakaian Sophie, sampai sepasang bukit kembar Sophie yang terpampang jelas didepan matanya dalam satu lapis kain berwarna merah. "Aku sangat haus, Sophie. Aku tidak bisa bekerja jika tidak menyesapi milikmu." Kini tinggal satu lapis kain kecil penutup sepasang bukit kembar yang terpampang setelah semua kancing pakaian yan
Carver yang sedang memainkan ponselnya dan duduk di meja depan meja kerja sekretaris, menoleh ke arah seorang wanita yang menyapanya. "Sekretaris Cheri? Maaf aku duduk di ruanganmu sejak tadi, karena aku dimintai oleh-" "Tuan Carver tidak perlu meminta maaf." Tanpa bertanya apapun, sekretaris Cheri seperti mengecek sat persatu kertas yang berada di tumpukan mejanya dengan tergesa-gesa. Carver mengamati pergerakan wanita itu yang seperti mencari sesuatu di dalam map berwarna merah, yang isinya tidak lain adalah "tindakan busuk". Tak lama kemudian, wanita itu tidak menampakkan wajah gelisah, dia memberikan setumpuk kertas kepada Carver. Carver dapat
Bobby bergegas melangkah mundur dan menutup tanaman yang sebelumnya dia sibakkan. Jantungnya berdegup begitu kencang lantaran Sophie melihat keberadaannya. "Mati aku!" gumam Bobby dengan tubuh bergetar ketakutan. Di Perusahaan Fletcher Company .... "Yakin kamu menolak itu, Tuan Carver?" tanya sekretaris Cheri dengan nada menggoda. "Maaf, aku bukan lelaki murahan dan aku tidak butuh uangmu untuk sekedar bersenang-senang!" Carver melangkah meninggalkan wanita itu tanpa menoleh sekalipun. "Tenang saja! Aku tidak akan mengatakan kepada siapapun tentang penawaran menggelikan yang kamu berikan." Di belakang, sekretari
"Sial! Siapa orang itu!" Sophie terus mengumpat dengan nada rendah sembari menutupi bongkahan dadanya dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya memunguti pakaian atasnya yang berceceran di lantai. Jones memincingkan mata sembari menatap ke sekeliling tanpa melihat satu orang pun disana. Di taman itu hanya ada dia dan Sophie. "Aku melihat ada orang yang melihat kita Jones! Orang itu ada di luar." Dengan tergesa-gesa Sophie memakai kembali kain penutup bagian tubuh atasnya sampai sedia kala. "Maksudmu ada yang melihatku menyesapi dadamu?" Jones tertawa tanpa ada rasa takut sedikitpun. "Siapa dia? Akan kupastikan dia membungkam mulut dan tidak mengatakan kepada siapapun." Sophie segera mera
Hanya saja Sophie malam itu memakai make up yang cukup tebal sampai membuat kulit dari wajah sampai ke leher begitu putih menawan. "Kemana anak-anak kita?" tanya Edward. "Tunggu saja! Sebentar lagi mereka juga keluar," sahut Sophie. Tak lama, Garvin dan Melvin keluar dan langsung masuk ke mobil mereka masing-masing. Meski Edward meminta mereka untuk pergi dalam satu mobil agar tidak terkesan berlebihan oleh para tamu pesta lainnya, tapi mereka berdua menolak. "Kedua putramu sulit dikendalikan, Sophie! Bisakah kamu memberitahu mereka?" ucap Edward. "Biarlah! Bukankah itu juga mobil mereka? Jadi terserah mereka untuk me
"Oh, Tuan Carver, bukankah kamu tadi berada di kantor? Apa yang membuatmu pulang ke kediaman rumah ini?" "Iya, Pak Jones." Carver sesekali menatap ke beberapa arah untuk mencari ibu mertuanya yang pasti akan bersembunyi di tempat tertentu setelah kepulangannya. "Mari, Tuan Carve, aku permisi dulu." Jones melangkah berlalu, namun baru beberapa langkah, langkahnya terhenti karena ada Bobby. "Maaf, Pak Jones, saya mau ke belakang." Bobby tampak ketakutan berpasangan dengan Jones. Lelaki berpakaian serba hitam itu berlalu begitu saja. Ketika melewati Carver, Bobby menundukkan kepalanya, lalu menghilang dari balik pintu.&n
"Oh, kamu menganggapku benalu dan ingin mengusir ku dari sini?" tanya Melvin sembari menatap ke arah Violeth. "Kalau iya memangnya kenapa? Apa salahnya?" "Yang lebih pantas kamu sebut benalu dan tidak diperbolehkan duduk di tempat ini adalah suamimu, Violeth. Karena dia hanyalah lelaki ...," ucap Garvin terpotong oleh ucapan yang membuatnya harus diam membisu untuk beberapa saat. "Stop! Jangan kamu sebut suamiku sebagai lelaki sampai tidak berguna! Atau aku akan membongkar sesuatu yang akan membuat kedua orang tua kita mengusirmu jauh dari keluarga Fletcher!" ancam Violeth. Seketika Garvin mengusap keringat dingin di wajahnya yang mulai menitik akibat sebuah ancaman yang a
Hei, tunggu dulu! Bukankah wanita seperti seorang Violeth paling senang dilecehkan oleh seorang lelaki di luar sana?" goda Melvin tanpa ada rasa jera sedikitpun. Violeth menatap ke arah Melvin dengan sinis. "Tapi tidak dengan lelaki menjijikkan sepertimu yang sangat menggelikan dan hanya sebagai beban keluarga!" Melvin menelan saliva dalam-dalam, dia memang hanya beban yang tidak bekerja maupun kuliah untuk masa depannya, hanya bermain dan bersenang-senang bersama teman temannya yang bisa dilakukan olehnya. "Lalu apa bedanya aku dan Carver? Bukankah dia juga hanya beban dan pengangguran?" Melvin benar-benar membuat Kezia geram, emosinya kembali memuncak untuk membuat mulut saudara lelakinya