Entah kenapa malam ini Violeth merasakan gairahnya sangat tinggi karena kemarin malam Carver belum sempat melayani dirinya yang kehausan akan kenikmatan akibat pijat full body di tubuhnya.
Carver naik ke atas ranjang. Violeth yang melihat tubuh atletis dan seksi milik Violeth tak memakai sehelai benang pun lagi, langsung tersenyum.
"Aku sudah tidak sabar," rengek Violeth sembari melentangkan tubuhnya di hadapan Carver.
Bukan area pangkal paha milik Violeth yang menjadi dambaan Carver meski milik Carver telah menegang, tapi sepasang buah dada padat dan kenyal yang menjadi incarannya.
Carver kembali menjamah dan menggerayang sepasang bukit kembar yang berdiri tegak den
Sebagai seorang wanita tentu saja tenaga yang dimiliki oleh Violeth tidaklah sekuat para wanita pemuas yang pandai memuaskan pelanggannya, tapi meski begitu, gerakannya sudah membuat Carver melayang-layang menikmati jepitan lubang kewanitaan yang cukup erat menjepit batang beruratnya. Kegelapan kamar dengan suara derit ranjang menyeruak dan desahan nikmat Violeth menyeruak mengisi seluruh isi kamar itu. "Masih seperti saat kita pertama kali seperti ini, milikmu sama sekali tidak berubah. Terasa menjepit begitu erat." Sambil berucap, Carver memainkan salah satu buah dada yang berada di depannya. Carver menyesap secara bergantian puting payudara Violeth. Beberapa kali Carver berhenti menyesap dan menampar payudara Violeth.
Pendingian ruangan yang tertempel di ruangan itu menyala memberikan suasana sejuk dan nyaman di ruangan itu, namun sekretaris Jesper seperti kegerahan sembari mengibas-ngibaskan blazer yang telah terlepas dua kancing. Carver mengatahui maksud wanita itu, dengan segera Carver beralih memandangi ke arah tumpukan kertas di sebuah rak tanpa pintu. Jika diamati secara terus menerus, tidak bisa dioungkiri jika Carver akan tergiur oleh pesona wanita itu. Jangan sampai kejadian saat seperti bersama Clara beberapa hari yang lalu terulang kembali bersama seorang wanita yang bekerja sebagai seorang sekretaris di perusahaannya. "Cuacanya panas sekali, aku gerah," ucap sekretaris Jesper sembari membuka satu lagi kaincing blazernya sampai terbuka semua.
"Tidak, aku sama sekali tidak meragukanmu sebagai seorang sekretaris di perusahaan ini, tapi aku hanya ingin mengetahui tentang para pegawai di sini termasuk sekretaris yang bekerja disini." Sekretaris Jesper belum menjawab sedikitpun, wanita itu malah meremas tangan Carver dengan lembut. "Sekretaris Jesper, apa yang kamu lakukan?" Carver menarik tangannya dari sentuhan tangan wanita itu. "Kuharap kamu memakai kembali pakaianmu! Jangan sampai suamimu dan anakmu melihat ini dan salah paham dengan diriku yang sama sekali tidak melakukan hal apapun." "Apa? Suami?" Sekretaris mengerutkan dahinya. "Maksudmu aku sudah berkeluarga? Tuan Carver, aku sama sekali belum pernah menikah, jadi tidak ada salahnya kalau kamu ingin mendekatiku!"
Tidak mungkin Carver mengatakan hal yang sebenarnya sebagai pembelaan untuk menyelamatkannya dari prasangka buruk Violeth. "Bukankah ini bekas kecupan bibirmu?" Carver menggunakan tangannya untuk mengusap bekas lipstik itu dari wajahnya. Carver tidak bisa mengatakan hal yang sebenarnya terjadi jika dirinya tanpa sengaja mendapatkan kecupan dari seoorang wanita yang menjadi sekretaris di perusahaan Leopard Enterprise, jika ituu dikatakannya dengan jujur, terbongkar sudah jika dirinya adalah putra seorang CEO kaya raya yang hartanya bernilai miliaran dolar. "Kenapa sejak tadi kamu hanya diam saja? apa kamu selingkuh dariku? Meski aku sangat mencintaimu; tapi aku bisa mengadu pada ayah jika kamu punya hubungan dengan wanita lain."
Sampai di depan rumah mewah keluarga Fletcher, Bobby yang tengah duduk bersantai sambil membaca majalah favoritnya, segara membukakan pintu setelah melihat siapa yang datang. "Tuan Carver dan Nona Violeth?" gumam Bobby, dengan cepat lelaki berseragam serba hitam itu berlari untuk membukakan pintu garasi. Tampak dalam kaca mobil, Carver dapat melihat Bobby membukakan pintu dengan tergesa-gesa dan tersenyum menyambut kembali kepulangan putri dan menantu Tuan Edward Fletcher yang baru saja pulang dari berbulan madu. "Wah, wah, wah, Tuan Carver dan Nona Violeth baru saja pulang menikmati hari-hari yang menyenangkan," ucap Bobby dengan wajah bergurau. "Maksudmu apa? Jangan membicarakan hal yang sangat menjijikkan
Setelah seorang pegawai itu pergi, Carver mencoba membuka ruangan sekretaris Cheri dengan pelan. Di ruangan yang sejuk itu, Carver tidak menemukan keberadaan seorang wanita pemilik ruangan itu. Suhu dingin nan sejuk menyeruak mengisi seluruh ruangan itu. Terasa berbeda dengan suhu luar karena di dalam rungan itu terpasang dua pendingin ruangan yang berlawanan arah. Di meja yang tidak lain adalah meja kerja sekretaris Cheri, tertata rapi setumpuk kertas yang membumbung tinggi. Tanpa sengaja, tangannya menyenggol tumpukan kertas yang berada di atas meja. Seketika tumpukan kertas itu terjatuh dan berhamburan di lantai. Carver segera memunguti kertas-kertas itu dan meletakkan kembali ke atas meja. Tapi, ternyata
"Tentu saja, Sayang. apapun yang kamu minta, aku akan memberikan asal rencana kita berhasil." Jones: baiklah, Sophie sayang. Telepon di matikan oleh Jones, lelaki selingkuhan Sophie yang umurnya tidaklah jauh dari Sophie, memiliki gairah yang sangat tinggi dengan wanita. Tak jarang Sophie merasakan kesakitan di tubuhnya tanpa mendapatkan kenikmatan setelah ditiduri oleh Jones, tapi Sophie selalu ketagihan dengan sensasi yang diberikan oleh Jones. Di ruangan kerja, Violeth berbincang-bincang dengan ayahnya. "Oiya, aku sampai lupa, bagaimana bulan madumu yang hanya berlangsung beberapa hari saja? apa kamu cukup puas, atau kamu masih ingin ke resort
Tapi Carver hanya memincingkan mata ketika melihat siapa lelaki paruh baya yang menyapa mertuanya di tempat itu. "Halo, Tuan Carver." sapa Jones. Carver membalas dengan menundukkan kepala dan tersenyum. Tersenyum bukan karena hormat, tapi tersenyum karena ada sosok lelaki yang menjadi selingkuhan Sophie bekerja di perusahaan Fletcher Company. "Oh iya, Carver, perkenalkan, dia adalah pak Jones, kepercayaanku yang selalu setia bersamaku." Edward memuji seorang kelaki yang sebenarnya adalah pengkhianat. "Dari sekian banyaknya karyawan perusahaan yang berbuat curang, hanya Pak Jones yang selalui jujur selama bertahun-tahun lamanya. Carver hanya menganggukkan kepala saja, sedangkan Jones menatap Carver dengan sen
Carver meninggalkan beberapa tanda kepemilikannya di tubuh istrinya. "Buka pakaianmu sekarang! Aku ingin kamu melayaniku saat ini juga," ucap Carver sembari menyentil dan menarik lembut salah satu puncak bukit kembar Violeth yang menjumbul sangat padat. "Carver, jangan nakal." Violeth merasakan geli dan terangsang di bagian puncak dadanya yang tersentuh Carver. "Mana bisa aku ...." Dengan keadaan tubuh masih diperban, Violeth tak bisa bermain ranjang sebentarpun. Tapi kedua matanya melebar ketika Carver menurunkan rok panjang sampai bagian kain dalamnya. "Jangan, Carver! Jangan!" Carver tersenyum dan kembali men
"Nah, seperti itu, Bibi. Tapi maaf, aku tetap memanggil Bibi dengan Bibi Pearly saja." Ketika berbicara, Carver menghentikan mengaduk bahan makanannya. "Tidak apa-apa, Bibi memang seharusnya dipanggil dengan sebutan itu," ucap bibi Pearly. Wanita itu pun membantu Carver membuat makanan. Bibi Pearly sangat pandai menciptakan makanan lezat, dengan bahan apapun jika dimasak oleh wanita itu, akan menghasilkan makanan yang sangat lezat. Di dalam kamarnya, Violeth membuka kedua matanya setelah memejam beberapa menit menikmati empuknya ranjang di kamarnya. Dia membuka mata karena mencium aroma masakan selezat ini. "Ternyata Carver pintar memasak? Kukira dia hanya bisa membuat udang tepung saja," g
Carver menurunkan Violeth di atas tempat tidur, tak lupa memberikan kecupan hangat di wajah wanita yang memiliki wajah cantik paripurna. Tapi ada satu hal yang membuat Carver terdiam sesaat. Violeth adalah anak dari rahim seorang wanita yang kini bekerja sebagai pembantu di keluarga Fletcher, dari benih Tuan rumah keluarga Fletcher, yaitu Edward Fletcher. Carver mengetahui jika Violeth adalah anak dari hubungan tanpa pernikahan, tapi Violeth sendiri tak mengetahui tentang itu. Bahkan Edward sendiri sudah memberitahu kepada Carver untuk tidak mengatakan kepada Violeth tentang identitas itu, bahkan Edward memberitahunya untuk tidak mengatakan siapa pemberi donoran darah yang golongan da
Seketika adu tinju perkelahian antara dua pihak berhenti. Semua menatap ke arah petugas keamanan yang tampak tegas namun juga lemah dengan tubuh yang hanya sebesar para lelaki suruhan Jones. Melihat para pengawal berhadapan dengan petugas keamanan, Carver mendekat karena tak ingin kedua pengawalnya masuk ke dalam masalah besar jika sampai menyangkut ke pihak keamanan kota. "Apa yang kalian lakukan? Kenapa berkelahi di area rumah sakit? Apa yang kalian lakukan sangat membayahakan orang-orang yang beraktivitas di area rumah sakit!" Petugas keamanan memelototkan mata memberanikan diri memarahi beberapa orang yang telah melanggar aturan ketertiban. "Maaf, Pak. Tapi ini bukanlah perkelahian sungguhan, hanya berlatih karena mereka adalah para anak buahnya," ucap
Ketika mobil yang dikemudikan oleh mertua Carver berjalan memotong jalan dan berlalu menuju ke kediaman rumahnya, keempat lelaki itu keluar dari persembunyiannya. Keempat lelaki itu berlari menuju ke motor cross mereka yang terparkir sekitar dua puluh meter dadi parkiran mobil. "Mau kemana kalian?" Tiba-tiba muncul dua lelaki berperawakan tinggi besar dengan tubuh yang dipenuhi otot kekar, salah satu dari kedua lelaki bertubuh besar itu bertanya sampai membuat keempat lelaki yang memakai masker setengah wajah tampak terkejut. "Bukan urusanmu, dasar gendut!" balas salah satu lelaki yang memakai masker setengah wajah. "Jika kalian akan berbuat ulah, itu adalah urusanku!" Dengan ma
"Tidak perlu khawatir, bukankah semasa muda kita begitu dekat? Sampai membuahkan anak yang begitu cantik jelita." Edward memandang ke depan dengan ucapan yang tampak berkharismatik. "Kuharap Tuan tidak membicarakan hal itu lagi, aku sangat malu karena memiliki anak tanpa ikatan pernikahan," ucap bibi Pearly penuh penyesalan. "Tak perlu disesali, Pearly. Bukankah aku sudah menawarimu untuk menikah denganku? Tapi kamu menolak permintaanku," ucap Edward. "Iya, Tuan." Bibi Pearly menganggukkan kepala. "Baiklah, aku akan mengantarmu kembali ke rumah. Tapi kurasa selama beberapa hari ke depan kamu istirahat saja, Pearly. Tak perlu memasak atau membersihkan rumah. Biarkan Sophie saja yang me
Carver kembali ke rumah sakit, entah berapa lama Carver meninggalkan Violeth sendirian di kamar rawat. Padahal Edward meminta dirinya untuk tetap disana dan menjaga Violeth yang masih terbaring tak sadarkan diri. "Aku sudah membalaskan rasa sakit yang kamu terima Violeth. Meski Sophie hanya merasakan sedikit sakit, tapi suatu saat mungkin rasa sakit yang jauh lebih mengerikan akan ku berikan pada wanita tua itu," ucap Carver sambil mengepalkan kedua tangannya. Disaat berada di rumah tadi, Carver ingin sekali memukul Sophie, tapi itu tidak bisa dia lakukan karena Sophie adalah ibu mertuanya, sekali seorang wanita. Tapi untuk Jones, Carver sempat memukul karena lelaki itu ingin bertindak dari belakang. Andai saja Carver lupa pada rencana awal untuk memb
Disaat jantung Sophie hampir berhenti berdetak, Carver menghentikan Jones untuk menusukkan pisau itu ke tubuh Sophie. "Aku tidak suka teriakanmu, Sophie! Bisakah kamu diam?" Sophie hanya diam, tubuh wanita itu berlumuran keringat dingin. "Apa kamu takut ditusuk menggunakan pisau?" tanya Carver. "Apa apa kamu sudah tidak waras? Semua orang pasti tidak akan mau dilukai dengan benda tajam seperti ini!" balas Sophie dengan nada agak tinggi. "Baiklah, aku akan memberi keringanan hukuman untukmu," ucap Sophie. Pisau yang berada di tangan Jones diambil kembali ole
"Lakukan seperti apa yang kamu lakukan terjadi istriku!" perintah Carver. Jones hanya diam saja sambil memegangi pisau lipat itu, dia tak mampu melawan karena nasibnya saat ini dipegang oleh Carver. "Tapi, ini sama saja pembunuhan," jeda Jones. "Terserah kamu, bukankah apa yang kamu lakukan terhadap istriku juga sebuah pembunuhan?" ucap Carver yang sudah tidak mau tahu. "Tapi, bagaimana jika Sophie sampai tewas? Rumah kamupun akan menjadi terdakwa, dan rumah ini akan dipenuhi polisi yang membuat nama baik Fletcher menjadi buruk akibat adanya pembunuhan di kediaman keluarga Fletcher." Jones terus mengatakan berbagai alasan.