Beruntung tidak ada yang tahu bahwa pelaku penculikan Violeth adalah Garvin dan Melvin yang di dalangi oleh Sophie.
Hingga akhirnya Violeth kabur sebelum Garvin menyentuhnya. Namun saat itu Garvin memakai atribut dan topeng lengkapnya, Violeth tidak mengetahui identitasnya.
PLAAK!!!!
PLAAK!!!!
Sophie menampar Garvin dan Melvin karena geram dengan kebodohan kedua putranya yang tidak bisa menjalankan misi tugasnya dengan baik.
"Cepat atau lambat, kita harus menyingkirkan menantu sampah itu! Carver hanyalah parasit di rumah ini, tapi dia sangat berbahaya dengan menjadi suami dari pewaris sah keluarga Fletcher!" Tatapan Sophie tertuju pada kedua putranya.
Garvin dan Melvin menyetujui rencana selanjutnya.
"Sepertinya kita harus memasang jebakan untuk membasmi parasit yang tiba-tiba datang di rumah ini!" Tatapan Sophie tajam.
"Ya, ibu, kita benar-benar harus menyingkirkan parasit itu, jangan sampai menghalangi kita untuk mendapatkan kekayaan keluarga Fletcher," kata Melvin penuh dendam.
Sophie menyilangkan tangan di dadanya yang sedikit menonjol. "Aku mau keluar sebentar. Aku pusing karena menantu sampah itu masih ada!"
"Ibu mau kemana?" Garvin bertanya. "Apakah kamu akan menemui Paman Jones?"
"Kamu sudah tahu jawabannya, Garvin! Jones jauh lebih menyenangkan daripada si tua Edward yang menyebalkan!" Sophie menjawab tanpa menoleh ke arah kedua putranya yang berada di belakang.
Hari kedua ….
Carver meninggalkan kediaman Fletcher untuk mencari udara segar dan melihat seperti apa keadaan di luar.
Korek api putih terang membakar ujung rokok di mulutnya.
Meskipun Carver adalah pria yang baik dan tidak pernah aneh seperti pria lain yang suka mabuk dan bermain dengan wanita malam, Carver memiliki kebiasaan merokok setidaknya sekali sehari.
Kepulan asap membumbung tinggi. Aroma tembakau bercampur dengan rasa manis rokok begitu nikmat.
Pagi itu Carver belum makan sarapan, pertama kali dia makan bersama Fletcher dia dihina sebagai menantu sampah.
Carver duduk sebentar di kursi panjang di trotoar. Makan sepotong roti cokelat dan menyeruput sebotol air yang dibelinya di toko.
Entah kenapa, Carver selalu membayangkan kecantikan dan keindahan tubuh Violeth yang memiliki kulit putih bersih tanpa kotoran sedikitpun. Bahkan wanita yang kini telah menjadi istrinya, memiliki aroma tubuh yang sangat khas.
Apalagi senyum dan wajah cantik Violeth selalu membuat hatinya berdebar, meski menikah dadakan tanpa cinta. Carver juga tidak tahu apakah Violeth juga mencintainya atau dia hanya seorang pria untuk memuaskan nafsunya.
Carver berharap dia tidak memandangnya dengan sinis dan tidak memandang rendah dirinya.
Dalam lamunannya melihat jalan raya yang begitu padat dengan kendaraan yang lalu lalang, sebuah mobil BMW hitam glossy tiba-tiba berhenti di jalan tepat di depannya.
Carver berhenti dan meletakkan semua makanannya, memperhatikan seorang pria berkacamata hitam mengenakan jas hitam keluar dari pintu mobil di sebelah kanan.
Pria berjas dan berkacamata itu melangkah ke arah Carver. Rambut pria itu berkilau dengan kumis tipis yang tampak berkharisma layaknya seorang petinggi di sebuah perusahaan.
Carver berdiri saat pria itu berjalan mendekat.
"Tuan Muda?" Pria itu melepas kacamata hitamnya dan berjalan lebih jauh sambil berkata.
"Maaf, Anda siapa? Saya sama sekali tidak mengenal Anda," jawab Carver.
"Tuan Muda Carver, kami sudah lama mencarimu, akhirnya kami bisa menemukan keberadaanmu," jawab pria itu.
"Tuan Muda Carver, ayo masuk ke mobil. Aku akan mengantarmu pulang!" kata pria itu sambil membuka pintu mobil sisi penumpang.
"Tunggu sebentar Pak! Siapa Anda? Saya sama sekali tidak mengenal Anda," tanya Carver, tidak ingin masuk ke dalam mobil pria itu.
"Aku orang kepercayaan ayahmu!"
"Ayahku sudah meninggal ketika aku masih kecil, kamu jangan mengarang cerita konyol!" Carver memandang pria itu dengan serius.
"Kamu akan percaya begitu kamu mengikuti kami untuk menemui ayahmu, Tuan Muda Carver," kata pria itu dengan nada tenang.
"Ayolah, Tuan Muda. Aku akan kehilangan pekerjaanku jika tidak segera membawamu pulang. Ayahmu bisa memecatku," tambah lelaki itu.
"Baik. Tapi awas jika kamu berani berbohong padaku." Carver merasa antara kesal karena pria itu akan kehilangan pekerjaannya, jadi dia akhirnya menurut dan mengikutinya kemanapun dia pergi dengan BMW-nya.
Carver bahkan meninggalkan barang belanjaannya di kursi tempatnya semula memakan sepotong roti.
Tidak lama kemudian, mobil yang dikemudikan Carver berbelok menuju sebuah gedung raksasa, dan beberapa kendaraan berjajar rapi di tempat yang digunakan sebagai tempat parkir.
"Tuan Muda Carver, ini dia," kata pria itu saat memasuki tempat parkir.
Tapi Carver tidak mendengar apa yang dikatakan pria itu, karena tanpa sadar dia melirik supercar merah yang sepertinya paling dekat dengan gedung perusahaan.
"Tuan Muda Carver, ini perusahaan ayahmu!" Pria itu segera keluar dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Carver.
Carver keluar dari mobil. Tak lama kemudian, beberapa orang di luar memusatkan perhatian pada Carver yang keluar dari mobil bersama pria kepercayaan CEO perusahaan tempat mereka bekerja.
"Perusahaan Leopard Enterprise?" Carver berbicara dengan ragu.
"Benar. Bukankah nama 'Leopard' adalah nama belakang Tuan Muda?" tanya pria itu.
"Ya, itu benar. Tapi...." Carver sendiri sepertinya tidak percaya dengan apa yang terjadi, tapi entah kenapa dia tidak bisa menolak ajakan pria yang mengaku sebagai orang kepercayaan ayahnya.
"Ayo, Tuan Muda Carver, aku akan membawamu ke ruang kerja ayahmu," kata lelaki itu, menggunakan telapak tangannya untuk menggiring Carver mengikutinya.
Sesampainya di depan pintu sebuah ruangan, pria itu mengetuk.
Carver menunggu di luar karena pria berpakaian formal itu tidak langsung mengajaknya masuk.
"Ada apa, Richard? Apakah kamu sudah mendengar tentang putraku?"
"Benar, Tuan."
Di luar ruangan, Carver mengetahui bahwa pria yang membawanya ke tempat itu bernama Richard.
Beberapa detik kemudian, seorang pria bernama Richard memanggil Carver dari dalam ruangan.
"Tuan Muda Carver, silakan masuk."
Carver melangkah masuk ke dalam ruangan itu.
"Carver? Akhirnya aku bisa bertemu denganmu lagi." Pria bersetelan jas itu berkata sambil mendekat dan memeluk Carver.
Pria berjas itu adalah Jackson Leopard, Presiden Direktur perusahaan Leopard Enterprise.
Carver tidak tahu apa-apa tentang pria itu, jadi dia hanya diam dan tidak berkata apa-apa.
"Carver, ayah sangat merindukanmu."
"Maaf, tapi ayah saya sudah tidak ada sejak saya masih kecil. Ibu saya selalu mengatakan bahwa ayah saya meninggal karena mabuk."
Duarr!!!
Seperti disambar petir di hari yang cerah. Jackson Leopard terdiam mendengar perkataan putranya yang baru kembali setelah belasan tahun berpisah.
Richard diam, tidak berani ikut campur dalam masalah ini. Dia melangkah keluar dari pintu kamar tidur untuk menunggu di luar.
"Carver, ayah masih hidup! Mungkin kamu lupa wajah ayah, tapi aku tidak akan pernah melupakan wajahmu meskipun kita berpisah sejak kamu berumur 5 tahun. Ayah menyuruh Richard untuk mencarimu dengan foto ini!" Jackson menunjukkan foto Carver saat dia berumur 5 tahun.
Carver tidak berubah sejak dia berumur 5 tahun. Sudah memiliki hidung mancung dan tampan dengan kulit putih bersih."Lalu mengapa kamu meninggalkanku ketika aku masih kecil? Apakah kamu tidak mencintaiku dan ibuku?" Carver mulai marah."Aku berharap kamu tahu, Carver. Aku meninggalkanmu di rumah bersama ibumu karena aku pergi ke luar negeri. Aku sedang mencari pekerjaan, dan setiap bulan aku mengirim uang ke ibumu di rumah," jawab Jackson.Carver merasa seolah-olah dia telah ditempa oleh sebongkah besi besar yang menghantam tubuhnya. Merasakan kebalikan dari apa yang dikatakan ibunya, kepalanya tiba-tiba menjadi pusing saat dia menerima fakta yang berlawanan dengan apa yang sudah dia ketahui.Ibunya selalu mengatakan kepadanya bahwa ayahnya meninggal karena terlalu banyak minum. Dan ibunya memilih untuk menikah dengan pria baik lainnya, kemudian memiliki seorang putri yang saat itu menjadi saudara adik Carver.Namun apa yang dia jalani sebelum menikah dengan Violeth, dia hidup seperti
"Tolong beri aku waktu untuk menjelaskan." kata Jackson rendah. "Aku hanya ingin mengatakan bahwa saya akan memberimu posisi kepemimpinan perusahaan Leopard Enterprise, Carver.""Jika kamu masih belum siap untuk bertunangan dengan Clara, ayah tidak akan memaksamu," tambah Jackson.Tapi itu tidak akan mengubah pola pikir dan kehidupan Carver. Dimana Carver terikat sebagai suami Violeth. Carver tidak akan mengkhianati Edward Fletcher yang menyelamatkannya dari hutang dua juta dolar.Carver memberi alasan untuk menjawab ayahnya."Tidak, aku tidak mau menerima itu. Aku sudah bekerja dan tidak bisa meninggalkan pekerjaan begitu saja karena aku sudah terikat kontrak." Carver berbohong meski butuh ide bagus agar ayahnya tidak curiga."Ayah akan mengurus tempat kerjamu agar cepat menjadi CEO perusahaan Leopard Enterprise. Jangan sampai pekerjaan sampah dengan gaji kecil membuatmu kehilangan posisi sebagai CEO," ujar Jackson."Tapi aku tidak mau dijodohkan dengan Clara, karena aku sudah..."Ca
Kembali ke rumah kediaman keluarga Fletcher...."Carver, dari mana saja kamu?" tanya Sophie sambil menunjuk jam tangan di pergelangan tangan kirinya.Carver menyadari bahwa hari sudah siang, dia melihat jam di dinding, sudah jam sepuluh pagi.Dia menyadari bahwa semua belanjaannya tertinggal di pinggir jalan."Aku belum selesai bertanya, kamu pergi" teriak Sophie yang melihat Carver pergi tanpa menjawab sama sekali.Kebetulan di bawah ada supir pribadi keluarga Fletcher, dia adalah Bobby. Bobby memperhatikan bahwa Carver tampaknya akan pergi lagi. Bobby menawarkan untuk mengantarkan Carver, tetapi Carver menolak.Meskipun Carver sudah miskin sejak kecil dan tidak pernah memiliki mobil, namun ia pernah mengendarai mobil tua milik tetangganya saat berusia 15 tahun, setidaknya jika tidak terlalu ramai, ia berani menyetir sendiri. Tapi Carver lebih suka berjalan sendirian.Tanpa menunggu lama, Carver bergegas menuju tempat belanjaannya tertinggal.Benar saja, ternyata semua belanjaannya
Violeth menghela napas sambil membimbing tangan Carver untuk meremas sepasang bukit kembarnya lebih keras.Violeth tak tinggal diam, tangannya bertumpu pada dada Carver yang bidang, beberapa kali tangannya dengan lembut menyentuh perut suaminya yang menyerupai beberapa potong roti yang tertata rapi.Padahal AC sudah dinyalakan sejak tadi, tidak ada sedikitpun rasa dingin. Di dalam ruangan, hanya terdengar rintihan dan desahan Violeth yang tampak menikmati permainan cinta, bersamaan dengan suara gesekan dua bagian tubuh kenikmatan yang basah.Violeth memiliki passion yang tinggi, hal ini membuat Carver semakin tertarik dengan Violeth.Carver, melihat Violeth kelelahan, membalikkan posisinya ke atas.Carver duduk di atas tubuh Violeth, dalam satu hentakan, batang berototnya terjun ke lubang kenikmatan. Carver memacu tubuh Violeth seperti seekor kuda betina. Carver meraba dan memainkan dua gumpalan lembak yang kenyal dari dada bVioleth dengan pelan, yang membuat Violeth melayang.Perla
Air deras mengguyur tubuh Violeth. Suara air mengalir memenuhi seluruh kamar mandi.Carver yang menjauh ke sisi dinding menelan wajah masam. Tangannya menutupi tangannya yang masih tegang.Rasa sakitnya tak terbayangkan saat pisau tajam itu mengiris pangkalnya. Mencubit satu jari saja sudah sangat menyakitkan baginya, bagaimana jika ada benda tajam yang menusuknya hingga darah mengalir dari lukanya.Carver melangkah untuk meraih handuk yang tergantung di sampingnya, tapi Violeth menyuruhnya diam."Tetap disitu!" perintah Violeth dengan tatapan tajam.Violeth menuangkan cairan pembersih dalam jumlah besar lalu mengoleskannya secara merata ke seluruh tubuhnya hingga menjadi buih harum yang kini menyelimuti seluruh tubuh wanita itu.Tangan wanita itu mengusap merata ke seluruh tubuh hingga busa hampir menutupinya begitu tebal. Beberapa kali busa tebal itu jatuh ke lantai diiringi suara air mengalir dari shower yang masih mengalir pelan.Dengan gerakan terampil, Violeth menggosok lembut d
Beberapa menit kemudian, telepon berdering.Violeth menggeram, dia disela oleh panggilan telepon. Ternyata yang meneleponnya adalah sahabat Violeth yang mengatakan bahwa Violeth harus datang ke pesta ulang tahun wanita itu."Baiklah, aku akan datang ke pesta ulang tahunmu," kata Violeth lalu melemparkan ponselnya ke segala arah.Usai menjawab telepon, Violeth merangkak ke atas tubuh Carver lagi berkata. "Ayo kita lanjutkan lagi, sayang."Carver terdiam saat Violeth mencium dada berototnya. Rasanya seperti terbang di antara bidadari cantik. Sesekali Violeth mengelus dada dan leher Carver dengan gerakan yang merangsang.Ciuman yang hangat dan lembut membuat Carver menikmati dan memejamkan mata. Ciuman itu bertahan di tubuh pria itu selama beberapa detik."Tahukah kamu apa arti ciuman ini, Carver?""Tidak," jawab Carver jujur.Violeth menekan dirinya pada Carver di sisinya. Menarik selimut putih tebal menutupi tubuh mereka.Carver mendekat saat Violeth meringkuk lebih dekat ke dalam seli
Carver menyadari kalau pakaian Violeth terlalu ketat dan terlihat sangat menggugah selera para pria, Carver sendiri sedikit tergoda melihat dari ujung kepala sampai ujung kaki istrinya.Saat memilih pakaian untuk Carver, Violeth menyadari bahwa tubuhnya menarik perhatian banyak pasang mata pria dewasa."Kenapa mereka menatapku seperti itu? Sekalipun mereka mengajakku berkencan, aku tidak akan rela karena mereka memiliki wajah dan postur tubuh yang tidak sesuai dengan seleraku," kata Violeth.“Kamu terlalu mencolok di antara semua wanita di sini.” Carver menimpali.Meski bagian bawahnya longgar seperti rok yang mencapai lutut, namun bagian atasnya sangat ketat memperlihatkan dua gundukan dada yang terisi hingga memperlihatkan separuh belahan dadanya. Dengan mengenakan sepatu hak tinggi, kaki ramping Violeth terlihat begitu menggoda dan semua pria berharap kain di tubuh Violeth akan jatuh di depan mata mereka."Mmm biarlah. Aku memang cantik dan sempurna dari semua wanita yang ada di si
"Mmm, iya... sudah...."Carver hampir kesulitan menjawab pertanyaan yang sulit dan sangat tidak pantas.Saat itu, tiba-tiba seseorang datang dan menghampiri Thomas. “Tuan Thomas, bukankah kita ada pertemuan hari ini?”Thomas menoleh untuk melihat seorang pria jangkung, sedikit lebih tua, mengatakan sesuatu kepadanya."Rapat ditunda besok pagi, bantu aku memilih sesuatu untuk kedua Fletcher yang ada di depan kita!" perintah Thomas."Baik, Tuan Thomas."Pria jangkung itu mengamati Carver sambil memikirkan sesuatu. “Menurutku ada beberapa pakaian yang cocok untukmu, tapi tidak di sini."Oh iya, aku lupa. Ada beberapa pakaian termahal di sana." Thomas menunjuk ke sebuah ruangan kaca yang bagian dalamnya sangat terang dan ada beberapa pakaian yang ditempatkan secara terpisah di dalam kotak kaca.Violeth mengajak Carver keluar untuk melihatnya.Deretan kotak kaca, memajang beberapa jenis blazer dan tuxedo yang memiliki warna cantik dan terlihat lebih menarik dibandingkan pakaian yang sebelu
Carver meninggalkan beberapa tanda kepemilikannya di tubuh istrinya. "Buka pakaianmu sekarang! Aku ingin kamu melayaniku saat ini juga," ucap Carver sembari menyentil dan menarik lembut salah satu puncak bukit kembar Violeth yang menjumbul sangat padat. "Carver, jangan nakal." Violeth merasakan geli dan terangsang di bagian puncak dadanya yang tersentuh Carver. "Mana bisa aku ...." Dengan keadaan tubuh masih diperban, Violeth tak bisa bermain ranjang sebentarpun. Tapi kedua matanya melebar ketika Carver menurunkan rok panjang sampai bagian kain dalamnya. "Jangan, Carver! Jangan!" Carver tersenyum dan kembali men
"Nah, seperti itu, Bibi. Tapi maaf, aku tetap memanggil Bibi dengan Bibi Pearly saja." Ketika berbicara, Carver menghentikan mengaduk bahan makanannya. "Tidak apa-apa, Bibi memang seharusnya dipanggil dengan sebutan itu," ucap bibi Pearly. Wanita itu pun membantu Carver membuat makanan. Bibi Pearly sangat pandai menciptakan makanan lezat, dengan bahan apapun jika dimasak oleh wanita itu, akan menghasilkan makanan yang sangat lezat. Di dalam kamarnya, Violeth membuka kedua matanya setelah memejam beberapa menit menikmati empuknya ranjang di kamarnya. Dia membuka mata karena mencium aroma masakan selezat ini. "Ternyata Carver pintar memasak? Kukira dia hanya bisa membuat udang tepung saja," g
Carver menurunkan Violeth di atas tempat tidur, tak lupa memberikan kecupan hangat di wajah wanita yang memiliki wajah cantik paripurna. Tapi ada satu hal yang membuat Carver terdiam sesaat. Violeth adalah anak dari rahim seorang wanita yang kini bekerja sebagai pembantu di keluarga Fletcher, dari benih Tuan rumah keluarga Fletcher, yaitu Edward Fletcher. Carver mengetahui jika Violeth adalah anak dari hubungan tanpa pernikahan, tapi Violeth sendiri tak mengetahui tentang itu. Bahkan Edward sendiri sudah memberitahu kepada Carver untuk tidak mengatakan kepada Violeth tentang identitas itu, bahkan Edward memberitahunya untuk tidak mengatakan siapa pemberi donoran darah yang golongan da
Seketika adu tinju perkelahian antara dua pihak berhenti. Semua menatap ke arah petugas keamanan yang tampak tegas namun juga lemah dengan tubuh yang hanya sebesar para lelaki suruhan Jones. Melihat para pengawal berhadapan dengan petugas keamanan, Carver mendekat karena tak ingin kedua pengawalnya masuk ke dalam masalah besar jika sampai menyangkut ke pihak keamanan kota. "Apa yang kalian lakukan? Kenapa berkelahi di area rumah sakit? Apa yang kalian lakukan sangat membayahakan orang-orang yang beraktivitas di area rumah sakit!" Petugas keamanan memelototkan mata memberanikan diri memarahi beberapa orang yang telah melanggar aturan ketertiban. "Maaf, Pak. Tapi ini bukanlah perkelahian sungguhan, hanya berlatih karena mereka adalah para anak buahnya," ucap
Ketika mobil yang dikemudikan oleh mertua Carver berjalan memotong jalan dan berlalu menuju ke kediaman rumahnya, keempat lelaki itu keluar dari persembunyiannya. Keempat lelaki itu berlari menuju ke motor cross mereka yang terparkir sekitar dua puluh meter dadi parkiran mobil. "Mau kemana kalian?" Tiba-tiba muncul dua lelaki berperawakan tinggi besar dengan tubuh yang dipenuhi otot kekar, salah satu dari kedua lelaki bertubuh besar itu bertanya sampai membuat keempat lelaki yang memakai masker setengah wajah tampak terkejut. "Bukan urusanmu, dasar gendut!" balas salah satu lelaki yang memakai masker setengah wajah. "Jika kalian akan berbuat ulah, itu adalah urusanku!" Dengan ma
"Tidak perlu khawatir, bukankah semasa muda kita begitu dekat? Sampai membuahkan anak yang begitu cantik jelita." Edward memandang ke depan dengan ucapan yang tampak berkharismatik. "Kuharap Tuan tidak membicarakan hal itu lagi, aku sangat malu karena memiliki anak tanpa ikatan pernikahan," ucap bibi Pearly penuh penyesalan. "Tak perlu disesali, Pearly. Bukankah aku sudah menawarimu untuk menikah denganku? Tapi kamu menolak permintaanku," ucap Edward. "Iya, Tuan." Bibi Pearly menganggukkan kepala. "Baiklah, aku akan mengantarmu kembali ke rumah. Tapi kurasa selama beberapa hari ke depan kamu istirahat saja, Pearly. Tak perlu memasak atau membersihkan rumah. Biarkan Sophie saja yang me
Carver kembali ke rumah sakit, entah berapa lama Carver meninggalkan Violeth sendirian di kamar rawat. Padahal Edward meminta dirinya untuk tetap disana dan menjaga Violeth yang masih terbaring tak sadarkan diri. "Aku sudah membalaskan rasa sakit yang kamu terima Violeth. Meski Sophie hanya merasakan sedikit sakit, tapi suatu saat mungkin rasa sakit yang jauh lebih mengerikan akan ku berikan pada wanita tua itu," ucap Carver sambil mengepalkan kedua tangannya. Disaat berada di rumah tadi, Carver ingin sekali memukul Sophie, tapi itu tidak bisa dia lakukan karena Sophie adalah ibu mertuanya, sekali seorang wanita. Tapi untuk Jones, Carver sempat memukul karena lelaki itu ingin bertindak dari belakang. Andai saja Carver lupa pada rencana awal untuk memb
Disaat jantung Sophie hampir berhenti berdetak, Carver menghentikan Jones untuk menusukkan pisau itu ke tubuh Sophie. "Aku tidak suka teriakanmu, Sophie! Bisakah kamu diam?" Sophie hanya diam, tubuh wanita itu berlumuran keringat dingin. "Apa kamu takut ditusuk menggunakan pisau?" tanya Carver. "Apa apa kamu sudah tidak waras? Semua orang pasti tidak akan mau dilukai dengan benda tajam seperti ini!" balas Sophie dengan nada agak tinggi. "Baiklah, aku akan memberi keringanan hukuman untukmu," ucap Sophie. Pisau yang berada di tangan Jones diambil kembali ole
"Lakukan seperti apa yang kamu lakukan terjadi istriku!" perintah Carver. Jones hanya diam saja sambil memegangi pisau lipat itu, dia tak mampu melawan karena nasibnya saat ini dipegang oleh Carver. "Tapi, ini sama saja pembunuhan," jeda Jones. "Terserah kamu, bukankah apa yang kamu lakukan terhadap istriku juga sebuah pembunuhan?" ucap Carver yang sudah tidak mau tahu. "Tapi, bagaimana jika Sophie sampai tewas? Rumah kamupun akan menjadi terdakwa, dan rumah ini akan dipenuhi polisi yang membuat nama baik Fletcher menjadi buruk akibat adanya pembunuhan di kediaman keluarga Fletcher." Jones terus mengatakan berbagai alasan.