Carver yang sedang memegang kantong kertas belanjaan terdiam, sesekali melirik ke arah Thomas yang masih berada di belakangnya.Bobby segera berlari menuju mobil untuk membuka pintu sebelum mendapat luapan amarah dari Violeth, meninggalkan secangkir kopi yang baru saja dibelinya.Carver meletakkan apa yang dibawanya, lalu membantu Violeth masuk ke dalam mobil dan menutup pintu."Haruskah kita langsung pulang?" tanya Bobby setelah masuk ke kursi pengemudi mobil."Ya," jawab Violet.Mobil itu bergerak mundur keluar dari barisan beberapa mobil yang diparkir dengan rapi. saat Bobby berkendara di seberang jalan, Carver melihat sekilas sebuah mobil yang tampak familiar baginya.Sebuah BMW hitam dengan plat nomor yang sama dengan milik seseorang yang dikenalnya"Mobil itu? Bukankah itu milik Richard!" Carver bertanya-tanya dalam hati sambil melirik ke samping beberapa kali sebelum mobil yang dikendarainya melaju pergi.'Aku bisa mendapat masalah jika Richard tahu aku bersama Violeth, dia pas
Thomas berhenti berjalan. "Betul pak. Mau beli? Bisa tanya ke pegawai saya.""Aku ingin membeli semua produk yang kamu jual," kata Richard.Thomas tersenyum. "Aku tidak akan menjualnya kepadamu jika ada tujuan yang ingin anda ingin ketahui."Thomas menolak mengatakan yang sebenarnya tentang status Carver kepada pria yang terlihat seperti mata-mata. Dia takut dia akan mengatakan yang sebenarnya bahwa jika Carver dan Violeth adalah sepasang kekasih, Thomas mengkhawatirkan keselamatan Violeth.Namun Richard tidak menyerah untuk mendapatkan data tentang kehidupan Carver saat ini, karena itu adalah pekerjaan Richard saat ini sebagai detektif yang memata-matai keberadaan Carver."Bagaimana kalau satu juta dolar?" Richard menawarkan.Sebenarnya Thomas tertarik dengan tawaran itu, satu juta dolar bukanlah jumlah yang kecil karena dia akan menghasilkan banyak uang hari itu dengan menjual semua produknya, tapi sejujurnya dia tidak akan pernah menginginkannya demi keselamatan Violeth, karena Edw
"Ayolah, Carver! Aku akan jadi gila jika kamu menolak." Violeth sedikit membuka pintu dan hanya memperlihatkan kepalanya setelah tubuh indahnya tidak tertutup sehelai benang pun.Carver memandang Violeth yang berada di kamar mandi hanya dengan kepalanya yang terlihat."Ayolah sayang. Aku mohon padamu." Violeth tampak memohon.Tidak ada jawaban, Violeth tidak bertanya lagi, dia menutup pintu dengan rapat. Terdengar suara air mengalir di kamar mandi di kamar mandi.Carver melirik ke belakang di mana Violeth menutup pintu dan sedang mandi dengan tergesa-gesa.Aroma tubuh Violeth yang menempel di selimut begitu manis dan menyegarkan."Aromanya enak sekali."Carver mengingat kembali saat mereka berada di ranjang tanpa mengenakan benang. Memandangi tubuh indah istrinya yang sempurna dan menyusuri tubuh telanjang Violeth yang memiliki aroma nikmat. "Ah... tidak-tidak. Aku tidak bisa membayangkan sesuatu yang aneh!" Carver mencoba melupakan dan memikirkan hal-hal positif.Beberapa menit kemu
Carver merasa tersinggung, Carver mengembalikan sesuatu yang dituangkan ke dalam gelasnya setelah mendengar perkataan ibu mertuanya yang membuatnya merasa seperti parasit di dalam rumah. Hampir seperempat gelas, Carver menghentikan aliran gelasnya. Minuman di gelas itu sama sekali tidak tersentuh. "Bu, kenapa ibu bicara seperti itu pada Carver? Dia suamiku, Bu!" Violeth mengingatkan ibu tirinya. Sophie melirik Violeth sambil mencicipi makanan di mulutnya. "Aku tidak menyukai suamimu, Violeth. Carver berasal dari kelas bawah yang sangat miskin." "Maaf, aku disini karena aku suami Violeth. Aku bisa pergi bersama Violet, meninggalkan rumah ini dan tinggal di rumah kontrakan," kata Carver yang terus menerus dimarahi oleh Sophie. "Tidak! Aku tidak akan membiarkan Violeth meninggalkan rumah ini bersamamu dan tinggal di rumah kontrakan kecil. Kamu tinggal di sini bersama Violeth, Carver! Jangan pedulikan apa kata orang!" katanya dengan tegas. "Jika itu yang ayah inginkan, aku tidak akan
"Carver, aku akan membawamu ke kantor hari ini," ucap Edward. Edward sangat yakin dengan perkataan dan keputusannya untuk memperkenalkan Carver kepada seluruh karyawannya sekaligus memperkenalkan jika suatu saat Carver akan menjadi calon penerus CEO Perusahaan Fletcher.Seperti menjatuhkan bongkahan emas dari langit untuk Carver. Yang dulu hanya seorang miskin, kini menjadi menantu orang kaya dan suatu saat akan mendapat posisi CEO di perusahaan mertuanya."Tapi ayah, aku..." Carver bingung harus menjawab dan menjawab apa."Tetapi Carver dan aku akan pergi ke pesta ulang tahun seorang teman hari ini," kata Violeth.Carver akhirnya pergi bersama Edward ke Perusahaan Fletcher.Kembali ke kamar tidur, Violeth mendandani Carver untuk membuatnya sangat tampan dan menjadi menantu orang kaya.Violeth memasangkan jam tangan Rolex berlapis berlian di pergelangan tangan kiri Carver."Aku sengaja mendandanimu agar kamu terlihat sempurna dan tidak mempermalukan nama baik keluarga Fletcher di dep
Tanpa basa-basi Bobby membuka pintu Land Rover dan duduk di kursi belakang. Disusul Bobby yang ketakutan hingga beberapa kali kunci di tangannya terjatuh. "Nona Violeth, saya pergi untuk mengantar Nyonya Sophie dulu," kata Bobby, ia kemudian segera masuk ke dalam mobil untuk mengantar Sophie ke tempat tujuannya. Mobil pun melaju kencang, kini Violeth hanya ada di rumah bersama Pearly. “Nona Violeth, saya pergi berbelanja dulu,” kata Pearly sambil membawa tas yang biasa digunakan untuk berbelanja. Pearly shopping hanya tinggal jalan kaki sebentar karena lokasi belanjanya tidak jauh. Kedua mobil sport yang biasa terparkir di parkiran itu telah hilang, itu tandanya Garvin dan Melvin sudah tidak ada lagi di kediaman keluarga Fletcher. Rumah itu sangat sunyi tanpa seorang pun kecuali Violeth. "Sial, sepi sekali." Violet melangkah ke kamarnya. Violeth melepaskan semua pakaiannya, lalu berdiri di depan cermin menatap tubuh polosnya. Tangannya meremas dua bongkahan dadanya, sesekali dia
Carver berusaha menghilangkan keragu-raguannya menghadapi begitu banyak karyawan dan hal ini belum pernah terjadi seumur hidupnya, apalagi semua karyawan di depannya adalah pelanggan kopi dan makanan ringan saat ia masih menjadi pedagang kaki lima."Mungkin Tuan Carver masih canggung untuk mengatakan sesuatu. Dia terlalu muda untuk menjadi seperti kita, Tuan," potong sang manajer berjas hitam ketika melihat Carver yang terlihat ragu untuk berbicara."Tidak pak. Saya hanya...." Carver masih terdiam lagi tak mampu berkata apa-apa bahkan menyapa seluruh karyawan layaknya tuan rumah."Ayolah Carver! Tidak apa-apa," bisik Edward meyakinkan.Carver melirik Edward, lalu memandang sekeliling perusahaan, menarik napas perlahan dan menghembuskan napas perlahan untuk menenangkan dirinya."Tidak apa-apa, Tuan Carver. Bicaralah pelan-pelan," kata manajer berjas hitam itu."Ya, Tuan," jawab CarverSeorang manajer yang sedari tadi terdiam, tampak tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya saat pand
"Astaga, aku lupa. Untung kamu mengingatkanku, kalau aku lupa tidak pulang tepat waktu di acara itu, semua orang akan mengira aku gila," kata Vivy sambil tertawa.Violeth terdiam lagi saat dia meminum minumannya. Hingga saat ini ia belum banyak menjawab Vivy karena telinganya sudah kembali menikmati alunan penyanyi pria di panggung kecil."Violeth, kulihat suasana hatimu sedang buruk. Biasanya kamu tidak seperti itu. Atau mungkin...." Vivy memikirkan sesuatu."Jangan berasumsi sendiri," kata Violeth.“Kamu gagal pada malam pertama sampai sekarang?” tanya Vivy sambil menekan hidung Violeth dengan genit.Violeth langsung mengelak dan menampar tangan Vivy dengan keras. “Sudah kubilang, jangan menduga yang tidak-tidak!”Vivy kembali tertawa sambil menyeruput minuman dingin itu."Bagaimana dengan Carver? Menurutmu Carver itu tampan atau bagaimana?" goda Vivi."Jangan bertanya terus! Aku tidak suka pertanyaanmu yang terkesan memperlakukanku seperti anak kecil!" Violeth melahap lebih banyak
Carver meninggalkan beberapa tanda kepemilikannya di tubuh istrinya. "Buka pakaianmu sekarang! Aku ingin kamu melayaniku saat ini juga," ucap Carver sembari menyentil dan menarik lembut salah satu puncak bukit kembar Violeth yang menjumbul sangat padat. "Carver, jangan nakal." Violeth merasakan geli dan terangsang di bagian puncak dadanya yang tersentuh Carver. "Mana bisa aku ...." Dengan keadaan tubuh masih diperban, Violeth tak bisa bermain ranjang sebentarpun. Tapi kedua matanya melebar ketika Carver menurunkan rok panjang sampai bagian kain dalamnya. "Jangan, Carver! Jangan!" Carver tersenyum dan kembali men
"Nah, seperti itu, Bibi. Tapi maaf, aku tetap memanggil Bibi dengan Bibi Pearly saja." Ketika berbicara, Carver menghentikan mengaduk bahan makanannya. "Tidak apa-apa, Bibi memang seharusnya dipanggil dengan sebutan itu," ucap bibi Pearly. Wanita itu pun membantu Carver membuat makanan. Bibi Pearly sangat pandai menciptakan makanan lezat, dengan bahan apapun jika dimasak oleh wanita itu, akan menghasilkan makanan yang sangat lezat. Di dalam kamarnya, Violeth membuka kedua matanya setelah memejam beberapa menit menikmati empuknya ranjang di kamarnya. Dia membuka mata karena mencium aroma masakan selezat ini. "Ternyata Carver pintar memasak? Kukira dia hanya bisa membuat udang tepung saja," g
Carver menurunkan Violeth di atas tempat tidur, tak lupa memberikan kecupan hangat di wajah wanita yang memiliki wajah cantik paripurna. Tapi ada satu hal yang membuat Carver terdiam sesaat. Violeth adalah anak dari rahim seorang wanita yang kini bekerja sebagai pembantu di keluarga Fletcher, dari benih Tuan rumah keluarga Fletcher, yaitu Edward Fletcher. Carver mengetahui jika Violeth adalah anak dari hubungan tanpa pernikahan, tapi Violeth sendiri tak mengetahui tentang itu. Bahkan Edward sendiri sudah memberitahu kepada Carver untuk tidak mengatakan kepada Violeth tentang identitas itu, bahkan Edward memberitahunya untuk tidak mengatakan siapa pemberi donoran darah yang golongan da
Seketika adu tinju perkelahian antara dua pihak berhenti. Semua menatap ke arah petugas keamanan yang tampak tegas namun juga lemah dengan tubuh yang hanya sebesar para lelaki suruhan Jones. Melihat para pengawal berhadapan dengan petugas keamanan, Carver mendekat karena tak ingin kedua pengawalnya masuk ke dalam masalah besar jika sampai menyangkut ke pihak keamanan kota. "Apa yang kalian lakukan? Kenapa berkelahi di area rumah sakit? Apa yang kalian lakukan sangat membayahakan orang-orang yang beraktivitas di area rumah sakit!" Petugas keamanan memelototkan mata memberanikan diri memarahi beberapa orang yang telah melanggar aturan ketertiban. "Maaf, Pak. Tapi ini bukanlah perkelahian sungguhan, hanya berlatih karena mereka adalah para anak buahnya," ucap
Ketika mobil yang dikemudikan oleh mertua Carver berjalan memotong jalan dan berlalu menuju ke kediaman rumahnya, keempat lelaki itu keluar dari persembunyiannya. Keempat lelaki itu berlari menuju ke motor cross mereka yang terparkir sekitar dua puluh meter dadi parkiran mobil. "Mau kemana kalian?" Tiba-tiba muncul dua lelaki berperawakan tinggi besar dengan tubuh yang dipenuhi otot kekar, salah satu dari kedua lelaki bertubuh besar itu bertanya sampai membuat keempat lelaki yang memakai masker setengah wajah tampak terkejut. "Bukan urusanmu, dasar gendut!" balas salah satu lelaki yang memakai masker setengah wajah. "Jika kalian akan berbuat ulah, itu adalah urusanku!" Dengan ma
"Tidak perlu khawatir, bukankah semasa muda kita begitu dekat? Sampai membuahkan anak yang begitu cantik jelita." Edward memandang ke depan dengan ucapan yang tampak berkharismatik. "Kuharap Tuan tidak membicarakan hal itu lagi, aku sangat malu karena memiliki anak tanpa ikatan pernikahan," ucap bibi Pearly penuh penyesalan. "Tak perlu disesali, Pearly. Bukankah aku sudah menawarimu untuk menikah denganku? Tapi kamu menolak permintaanku," ucap Edward. "Iya, Tuan." Bibi Pearly menganggukkan kepala. "Baiklah, aku akan mengantarmu kembali ke rumah. Tapi kurasa selama beberapa hari ke depan kamu istirahat saja, Pearly. Tak perlu memasak atau membersihkan rumah. Biarkan Sophie saja yang me
Carver kembali ke rumah sakit, entah berapa lama Carver meninggalkan Violeth sendirian di kamar rawat. Padahal Edward meminta dirinya untuk tetap disana dan menjaga Violeth yang masih terbaring tak sadarkan diri. "Aku sudah membalaskan rasa sakit yang kamu terima Violeth. Meski Sophie hanya merasakan sedikit sakit, tapi suatu saat mungkin rasa sakit yang jauh lebih mengerikan akan ku berikan pada wanita tua itu," ucap Carver sambil mengepalkan kedua tangannya. Disaat berada di rumah tadi, Carver ingin sekali memukul Sophie, tapi itu tidak bisa dia lakukan karena Sophie adalah ibu mertuanya, sekali seorang wanita. Tapi untuk Jones, Carver sempat memukul karena lelaki itu ingin bertindak dari belakang. Andai saja Carver lupa pada rencana awal untuk memb
Disaat jantung Sophie hampir berhenti berdetak, Carver menghentikan Jones untuk menusukkan pisau itu ke tubuh Sophie. "Aku tidak suka teriakanmu, Sophie! Bisakah kamu diam?" Sophie hanya diam, tubuh wanita itu berlumuran keringat dingin. "Apa kamu takut ditusuk menggunakan pisau?" tanya Carver. "Apa apa kamu sudah tidak waras? Semua orang pasti tidak akan mau dilukai dengan benda tajam seperti ini!" balas Sophie dengan nada agak tinggi. "Baiklah, aku akan memberi keringanan hukuman untukmu," ucap Sophie. Pisau yang berada di tangan Jones diambil kembali ole
"Lakukan seperti apa yang kamu lakukan terjadi istriku!" perintah Carver. Jones hanya diam saja sambil memegangi pisau lipat itu, dia tak mampu melawan karena nasibnya saat ini dipegang oleh Carver. "Tapi, ini sama saja pembunuhan," jeda Jones. "Terserah kamu, bukankah apa yang kamu lakukan terhadap istriku juga sebuah pembunuhan?" ucap Carver yang sudah tidak mau tahu. "Tapi, bagaimana jika Sophie sampai tewas? Rumah kamupun akan menjadi terdakwa, dan rumah ini akan dipenuhi polisi yang membuat nama baik Fletcher menjadi buruk akibat adanya pembunuhan di kediaman keluarga Fletcher." Jones terus mengatakan berbagai alasan.