“Andi, Donna. Ayah ingin bertanya. Sejak kapan kalian menikahkan Joandra dengan Jessica?”Pertanyaan itu langsung terlontar begitu saja. Kakek Raharja mengundang mereka semuanya memang bertujuan untuk masalah inti ini. Sebagai seorang ayah, Kakek Raharja sangat kecewa karena dia tak mengetahui tentang pernikahan Joandra dan Jessica.Madam Donna menelan salivanya kasar. Tak menyangka jika ayahnya akan bertanya tentang hal itu di hadapan semuannya. Bagaimana mungkin dia akan mengakui dan menceritakan segala apa yang sudah dilakukannya beberapa waktu ini.“Ayah, i-itu ... k-kami,” ujar Madam Donna terbata-bata.Entah bagaimana harus menjelaskan, Madam Donna merasa pusing sendiri. Apa lagi ini di hadapan semuanya. Andai pula jika ayahnya mengetahui dia sudah memaksa dan akan menikahkan Jessica dengan Kenrick saat itu, bagaimana pula ayahnya akan murka padanya. Tidak, pada mereka. Karena kedua adiknya juga membantunya menyusun rencana penculikan itu.“Apa? Kenapa suaramu tersendat seperti
Kakek Raharja terlihat amat marah melihat perdebatan antara putri dan menantunya.Semua masih diam, bahkan Madam Donna yang sejak tadi berteriak kencang sekarang tak berani berkutik sama sekali.“Kamu juga, Donna. Jangan asal ucapkan kata cerai dan talak! Apa kamu tak ingin syurga untuk akhiratmu nanti?!”“Terserah Donna saja, Ayah. Kalau maunya Donna seperti itu, besok Andi akan mengurusnya.”Bagai sedang mendengar suara petir dari kilatan cahaya yang sudah sambar-menyambar sejak tadi, Jessica langsung berdiri dari tempat duduknya.“Ayah? Ibu? Jangan berkata seperti itu. Jessica mohon.”Jessica yang begitu terkejut tak sanggup untuk berdiam diri lagi. Wanita itu berdiri dan langsung mengucapkan kalimatnya dengan nada memohon dan penuh harap.“Kalian dengar? Sudah tua begini masih pakai acara bertengkar segala. Sudah! Ayah tak ingin mendengar hal ini lagi. Dan untuk Cucu Kakek, Joandra dan Jessica. Kalau memang sudah seperti ini adanya, artinya kalian harus menikah ulang di depan peng
Joandra langsung merasa menyesal. Dia ikut sedih melihat gadis pujaan hatinya kini sedang tersedu-sedan di dalam dekapan Kakek Raharja.‘Harusnya aku tak menanyakan hal itu sekarang, hingga membuat momen seperti ini tercipta.’Joandra membatin sambil bangkit dari duduknyja. Menepuk pelan pundak Jessica dan juga Kakek Raharja dengan sayangnya.Joandra melihat ketulusan Kakek Raharja. Dan itu sudah sejak awal malam itu. Malam yang membuatnya bisa membawa Jessica terus berada di sampingnya.“Sudahlah. Kenapa kalian berdua ini mirip sekali, Kakek? Joandra tak menyangka ternyata Kakek dan Jessica sangat mirip. Kalian berdua ternyata sama-sama suka menangis,” ujar Joandra dengan nada bercandanya, membuat Kakek Raharja dan juga Jessica yang sedang menangis haru itu langsung tertawa dalam tangisan.Momen itu membuat banyak sekali pendapat yang timbul dalam benak masing-masing. Jika Madam Donna melihat itu sebagai cara ayahnya mengambil hati Joandra, berbeda dengan Tuan Andi yang melihat ketu
Semuanya diam dan mendengarkan apa yang menjadi perencanaan Joandra dan juga Kakek Raharja. Joandra bahkan sudah mencatat pembahasan serta model ruangan yang dianggap Kakek Raharja akan lebih high class, dan juga membuat ruang butik sekaligus toko perhiasan fashionable mereka nanti akan dilihat lebih berkelas dari sudut penataan. Lebih unik, Butik itu akan menjual berbagai model setelan dan perhiasan fashionable wanita dan juga pria.Malam semakin larut, dan kini Joandra serta Jessica sudah berjalan ke luar bersama yang lainnya.Pembicaraan mereka sudah selesai, dan mereka semuanya akan pulang ke kediaman mereka masing-masing.Jessica melihat ke arah ayah dan ibunya saling bergantian. Kedua posisi tubuh itu saling berjauhan. Tampaknya keadaan ayah dan ibunya memang sedang tak baik-baik saja, dan itu membuat Jessica menjadi sedikit takut.“Ayah dan Ibu sepertinya benar-benar sedang bertengkar.”Saat Joandra akan membukakan pintu mobil me
Begitu pagi menjelang, Jessica yang merasakan tubuhnya sulit untuk digerakkannya segera membuka matanya.Dada bidang terlihat menyambut pemandangan pertamanya, dan itu membuat Jessica langsung mendongak.Jessica mengkerutkan keningnya dengan mulutnya yang sedikit menganga, melihat suaminya sedang tidur bersama dengannya dan sedang mendekap tubuhnya begitu erat.“Sayang?!”Panggil Jessica dengan suara kesalnya.Mendengar suara itu Joandra segera membuka matanya.Wajah cantik istrinya saat ini sedang terlihat kusut. Bahkan mata itu sedang menatapnya dengan pandangannya yang begitu tajam.“Kenapa meneriaki Abang seperti ini, Honey? Abang sampai hampir jantungan,” Joandra berusaha mencari cara agar gadis pujaan hatinya itu tak marah dengannya.“Kenapa Sayang bobok di sini? Jadi Ayah tidur sendirian gitu?!” tanya Jessica dengan nada kesalnya.“Habisnya Abang gak bisa tidur tanpamu, Honey. Gimana dong? Sekarang saja jantung ini sudah hampir melompat keluar gara-gara teriakanmu. Pagi-pagi be
“Hehee. Iya, iya. Kan Abang cuma canda doang, jangan ngambek gitu," Joandra tertawa setelah mengisengi Jessica, dan itu kembali membuat tuan Andi terkekeh.Akhirnya mereka bertiga terlihat terkekeh sambil meneruskan berbincang hal yang lainnya. Terlihat sangat kompak dan dekat.Tampak Joandra memperkenalkan ayah mertuanya pada para pelayannya yang ada di bawah sana. sedangkan penjaga di depan sana semuanya sudah dikenalkan semalam saat mereka baru pulang dari kediaman Kakek Raharja.Tuan Andi terlihat terharu ketika Joandra memperlakukannya dengan begitu baik, terlebih saat mendengar Joandra mengatakan jika mereka semuanya harus memberikan pelayanan terbaik padanya.“Terima kasih, Nak Joandra.”Saat mereka akan mulai sarapan terlihat tuan Andi menyampaikan kalimatnya yang ditujukan pada menantunya.“Terima kasih untuk apa, Ayah?”“Untuk semuanya,” tuan Andi kembali mengembangkan senyumnya.
“Nggak dong. Ajak Ayah duduk dan minum dulu. Sebentar lagi Abang selesai.”Joandra segera menelepon dan meminta diantarkan 3 gelas milo susu hangat.Tak sampai 3 menit, minuman itu sudah langsung diantarkan ke dalam ruangan Joandra.Joandra terus melanjutkan pekerjaannya yang hanya tinggal sedikit, dan fokus dengan apa yang sedang dibacanya saat ini.Begitu selesai dengan pekerjaannya, Joandra meminta sekeretaris mengambil dokumen-dokumen itu untuk di proses.Selesai dengan pekerjaannya, Joandra tampak bergabung dengan istri dan juga ayah mertuanya.“Kita makan siang dulu. Setelah itu, bagaimana jika kita langsung ke Jakarta Timur?”“Ngapain? Abang ada pekerjaan di sana?” tanya Jessica cepat.“Em, sedikit. Apa Ayah tak keberatan?”Joandra yang sebenarnya tak memiliki kegiatan dan pekerjaan di pabrik waletnya itu, langsung memiliki ide cemerlang ketika melihat semangat yang terpancar dari sinar wajah ayah mertuanya yang diperlihatkannya sejak tadi. Joandra memiliki rencananya tersendir
Joandra sungguh tak menyangka akan melihat hal seperti ini hari ini.“Dan kalian? Apa kalian semuanya memang tak memiliki pekerjaan, sehingga kalian punya waktu untuk bertadang ke sini?! Andai saya memanggil polisi saat ini juga, maka kalian semuanya tak akan ada yang lolos sama sekali,” ujar Joandra mulai memancing yang lainnya, yang sejak tadi terlihat santai dan biasa-biasa saja.“Anda itu siapa? Berani-beraninya ingin menasehati kami! Dan ingat, kami main judi seperti ini tak meminta uang pada ayah Anda. Apa lagi ibu Anda! Hahaa!”Salah satu dari 4 orang teman bermain kartu Gito di dalam sana mulai mencecer Joandra, yang belum menampakkan jati diri aslinya.Yah, berpenampilan memakai jas dan kemeja lengan panjang lengkap seperti itu memang sudah umum saat ini, dan siapa pun bisa memakai seperti itu. Hanya saja, karena orang-orang yang ada di dalam sana tak mengenal jelas jenis dan merek pakaian terbaik di Dunia, makanya mereka