“Hehee. Iya, iya. Kan Abang cuma canda doang, jangan ngambek gitu," Joandra tertawa setelah mengisengi Jessica, dan itu kembali membuat tuan Andi terkekeh.
Akhirnya mereka bertiga terlihat terkekeh sambil meneruskan berbincang hal yang lainnya. Terlihat sangat kompak dan dekat.
Tampak Joandra memperkenalkan ayah mertuanya pada para pelayannya yang ada di bawah sana. sedangkan penjaga di depan sana semuanya sudah dikenalkan semalam saat mereka baru pulang dari kediaman Kakek Raharja.
Tuan Andi terlihat terharu ketika Joandra memperlakukannya dengan begitu baik, terlebih saat mendengar Joandra mengatakan jika mereka semuanya harus memberikan pelayanan terbaik padanya.
“Terima kasih, Nak Joandra.”
Saat mereka akan mulai sarapan terlihat tuan Andi menyampaikan kalimatnya yang ditujukan pada menantunya.
“Terima kasih untuk apa, Ayah?”
“Untuk semuanya,” tuan Andi kembali mengembangkan senyumnya.
“Nggak dong. Ajak Ayah duduk dan minum dulu. Sebentar lagi Abang selesai.”Joandra segera menelepon dan meminta diantarkan 3 gelas milo susu hangat.Tak sampai 3 menit, minuman itu sudah langsung diantarkan ke dalam ruangan Joandra.Joandra terus melanjutkan pekerjaannya yang hanya tinggal sedikit, dan fokus dengan apa yang sedang dibacanya saat ini.Begitu selesai dengan pekerjaannya, Joandra meminta sekeretaris mengambil dokumen-dokumen itu untuk di proses.Selesai dengan pekerjaannya, Joandra tampak bergabung dengan istri dan juga ayah mertuanya.“Kita makan siang dulu. Setelah itu, bagaimana jika kita langsung ke Jakarta Timur?”“Ngapain? Abang ada pekerjaan di sana?” tanya Jessica cepat.“Em, sedikit. Apa Ayah tak keberatan?”Joandra yang sebenarnya tak memiliki kegiatan dan pekerjaan di pabrik waletnya itu, langsung memiliki ide cemerlang ketika melihat semangat yang terpancar dari sinar wajah ayah mertuanya yang diperlihatkannya sejak tadi. Joandra memiliki rencananya tersendir
Joandra sungguh tak menyangka akan melihat hal seperti ini hari ini.“Dan kalian? Apa kalian semuanya memang tak memiliki pekerjaan, sehingga kalian punya waktu untuk bertadang ke sini?! Andai saya memanggil polisi saat ini juga, maka kalian semuanya tak akan ada yang lolos sama sekali,” ujar Joandra mulai memancing yang lainnya, yang sejak tadi terlihat santai dan biasa-biasa saja.“Anda itu siapa? Berani-beraninya ingin menasehati kami! Dan ingat, kami main judi seperti ini tak meminta uang pada ayah Anda. Apa lagi ibu Anda! Hahaa!”Salah satu dari 4 orang teman bermain kartu Gito di dalam sana mulai mencecer Joandra, yang belum menampakkan jati diri aslinya.Yah, berpenampilan memakai jas dan kemeja lengan panjang lengkap seperti itu memang sudah umum saat ini, dan siapa pun bisa memakai seperti itu. Hanya saja, karena orang-orang yang ada di dalam sana tak mengenal jelas jenis dan merek pakaian terbaik di Dunia, makanya mereka
Jessica yang sangat bingung dan panik segera ikut berjalan sambil berlari kecil. Tapi, baru saja mereka berlari beberapa langkah, di depan sana tampak serombongan anggota Polisi berpakaian lengkap berjalan masuk ke dalam sana.Cklek!Terdengar suara pintu yang terbuka, tapi Joandra tak menghiraukannya sama sekali. Melihat saja tidak dilakukannya.Joandra yang sejak tadi sudah merasa semakin panas dan amarahnya yang sudah terlampiaskan, langsung menendang kelima dada lawannya dengan gerakan tendangan maut pamungkasnya.Bruk! Brak! Bruk!Kelima tubuh lawannya langsung terlempar ke berbagai arah.Rintihan dan teriakan kesakitan terdengar memenuhi ruangan itu.Begitu kelima lawannya terlihat sudah tak berdaya dan terkapar berserakan di sana, Joandra yang masih begitu marah dan geram dengan Gito sang manager penangung jawab pada pusat pabrik waletnya itu, langsung berjalan menuju ke arahnya.Joandra menarik kerah kemeja Gito yang terlihat sedang menahan kesakitan dengan wajah ketakutannya,
“Ayo Jessica, Ayah. Temani Joan meeting dulu sebentar.”Joandra yang sudah berdiri dari duduknya mulai mengatakan niatnya.“Tak apa, kalian pergi saja. Biar Ayah tunggu di sini. Nanti kehadiran Ayah malah hanya mengganggu saja,” tolak tuan Andi.“Tidak sama sekali, Ayah. Ayo.”“Sini Jessica rapikan dulu.”Jessica yang melihat dasi yang digunakan oleh suaminya kurang rapi yang mungkin diakibatkan oleh perkelahiannya tadi, langsung merapikan kerah dan juga dasi Joandra.Joandra kembali tersenyum dan membiarkan Jessica merapikan kemeja serta jas yang sedang dikenakannya.“Apa dadamu tidak sakit akibat pukulan orang gila itu tadi, Sayang?”Jessica yang tadi melihat hal itu langsung teringat saat sedang merapikan dasi yang ikatannya sedikit berantakan itu.“Sedikit.”Tuan Andi yang tadi sudah ikut berdiri mulai berjalan ke arah pintu dengan l
“Beliau adalah Ayah mertua saya, Tuan Besar Andi. Beliau akan menjadi Manager baru penanggung jawab di sini, dan semua pekerjaan Beliau akan dibantu oleh kalian bertiga. Dandy, Herman, dan Tomo. Kalian bertiga yang akan menjadi penanggung jawab setelah mendapatkan ACC dari tuan Andi. Jika ada kesalahan sekecil apa pun itu, maka kalian yang akan bertanggung jawab penuh pada pekerjaan dan tugas bagian kalian masing-masing nantinya,” Joandra menjeda pembicaraannya, ketika melihat wajah kaget ketiga orang yang tadi sudah mendapatkan kecaman itu.“K-kami?” tanya salah satu dari mereka, dengan mata yang terbelalak dan terlihat tak percaya.Semua yang ada di sana sudah tampak mengembangkan senyuman mereka, karena langsung bisa menangkap perkataan tuan presdir mereka dengan bijak. Ya, benar sekali. Siapa yang suka berbuat onar, maka dengan memberikan tugas dan tanggung jawab berat itu secara tak langsung akan mendidik mereka menjadi lebih baik dan bertanggung jawab sepenuhnya pada pekerjaan.
Madam Donna membatin di dalam benaknya, merasa sungguh kesal karena pada kenyataannya saat ini semua pemuda kaya terlihat begitu terpikat dengan Jessica. Putri pungut yang tak seharusnya mendapatkan kesempatan seperti itu, karena kepolosan dan tentunya pendidikannya yang masih di bawah tingkat pendidikan yang sudah diraih oleh putri sulungnya, Claudia.Sementara itu. Claudia yang sejak tadi hanya diam mulai ikut bersuara."Bagaimana nanti jika Tuan Kent tak menepati semua yang sudah Tuan janjikan? Kita tak melakukan perjanjian secara tertulis agar semuanya menjadi lebih jelas?"Claudia melontarkan pertanyaannya ketika dia mulai merasa was-was akibat melihat Kenrick yang tampangnya terlihat tak begitu meyakinkan.Terlebih jika dia tak memiliki pegangan, tentu bisa saja nanti dia akan kembali masuk ke dalam penjara. Dan dia tak ingin itu sampai terjadi.“Tenang. Itu hal gampang dan bisa dibicarakan.”“Katakan apa yang kamu rencanakan
Beberapa pelayan yang sedang melihat hal itu terlihat membesarkan bola mata mereka. Melihat pemilik hotel raksasa tempat mereka bekerja ini sedang mengejar dan merayu istrinya, membuat mereka begitu terkejut sekaligus terpana.Itu memang sebuah penampakan yang sangat langka dan belum pernah mereka lihat selama bekerja di sana!“Ngomong-ngomong Jessica mau ke toilet kan, Honey?”Joandra yang sejak tadi ingin mengatakan sesuatu tapi merasa tak enak hati mulai bertanya santai.Hening. Jessica masih tak ingin menjawab pertanyaan Joandra.“Jawab dong Sayangku?”“Udah tau nanya!” kesal Jessica dengan suara ketusnya.“Oh beneran mau ke toilet ya. Tapi, sejak tadi kita sudah melewatinya Honey.”Joandra menjawab santai sambil terus melangkahkan kakinya.Mendengar itu Jessica langsung menghentikan pergerakannya. Diam berdiri tegak tak lagi berjalan cepat. Memutar tubuhnya menghadap ke arah Joandra, dan menatap suaminya dengan pandangan horornya.“Kenapa baru bilang sekarang?!” t
Leonal kembali berkata menyindir Ricko yang terus saja menghindar, padahal dalam kenyataannya dia melihat jika Ricko masih berharap dengan mantannya tersebut.“Serah Lu ah! Mending makan.”Ricko yang melihat cemilan yang tadi dipesannya sudah dihidangkan ke atas meja mereka, langsung memfokuskan dirinya untuk menyantap pesanannya yang terlihat sangat menggiurkan.“Lu pikir, kalau tuan Presdir itu pernah makan cemilan kayak gini gak sih, Bro?!” tanya Ricko tiba-tiba, entah segaja untuk megalihkan pembicaraan atau memang pikirannya benar-benar sedang memikirkan hal tersebut.“Emang kenapa? Gak ada sangkut pautnya juga makan kentang garing kayak ini sama hidup kita, kan?! Apa lagi tuan Presdir!” jawab Leonal terdengar keki, heran dengan pertanyaan sahabatnya barusan yang terdengar sedikit aneh dipendengarannya.“Bukan. Gua kayaknya gak pernah liat tuan Presdir kita makan yang kayak ginian. Ah, entahlah,” jawab Ricko sendiri akhirnya, dan itu membuat Leonal langsung terpingkal.“Pikiran L