“Andra ....” Merasa dipanggil, Andra pun menoleh pada sang pemilik suara.“Ya, Bu?” sahut Andra, lalu kembali sibuk membuat minuman untuk April. Kini mereka berdua telah sampai di apartemen.“Jangan panggil aku bu terus, aku bukan ibumu,” ucap April sedikit ketus.Andra mengernyit heran. “Tapi kan Anda atasan saya, sudah sewajarnya bukan kalau saya memanggil Anda seperti itu?” tanyanya seraya memberikan segelas coklat hangat untuk April.April menerima coklat hangat dari Andra, lalu meletakkannya di atas meja. “Ya, tapi aku tidak suka. Lagi pula ini di luar jam kantor, jadi kamu tidak perlu memanggilku dengan sebutan itu.”“Lalu?” Andra duduk di samping April seraya meletakkan minumannya di sebelah gelas April. “Anda mau dipanggil apa?”“Terserah kamu, yang penting jangan bu.”Andra tampak berpikir. “Hmm ... bagaimana kalau ... mi amor?” tawar Andra dengan menyunggingkan senyumnya.April menautkan alisnya, seraya menatap Andra dengan pandangan penuh tanya. “Mi amor? Apa itu
“Papi, Mami, ada suatu hal yang ingin aku bicarakan. Ini tentang ... April,” kata Zac membuka pembicaraan saat sedang berkumpul bersama di ruang keluarga.“Ada apa dengan adikmu, Zac? Dia baik-baik saja, kan?” tanya bu Annie dengan wajah cemas.Akhirnya Zac pun bercerita tentang kedekatan April dengan asisten pribadinya yang membuat Stefan kesulitan untuk mendekati wanita itu, sehingga meminta Zac agar bisa membantunya untuk mendekati April.“Jadi seperti itu ceritanya.” Pak Arsene mengangguk paham akan situasi yang tengah di alami putrinya saat ini. “Papi jadi penasaran, seperti apa wajah asistennya itu? Sampai April menganggap dia seperti Alan.”“Aku juga belum pernah bertemu, Pi. Stefan bilang memang sedikit mirip tapi dengan penampilan yang sangat berbeda,” terang Zac dengan membetulkan posisi duduknya.“Lalu masalahnya apa sekarang? Kalau memang April menyukai asistennya itu ya biarkan saja, mungkin dia memang pria yang baik sampai bisa membuat April jatuh hati,” ungkap bu
Luna kembali teringat akan percakapannya dengan Andrew sebelum dirinya pulang.“Luna ... tolong katakan,” pinta Andrew seraya memegang kedua bahu Luna, menatap dengan intens wanita itu seraya menunggu jawaban yang akan keluar dari bibir calon istrinya itu.“Sebenarnya aku ... aku sangat mencintaimu, Andrew,” ucap Luna dengan memaksakan senyumnya.Andrew menelisik wajah Luna yang terlihat jelas sedang berbohong padanya, namun akhirnya pria itu mengalah dan memeluk calon istrinya itu seakan tak ingin wanitanya pergi jauh dari sisinya.“Aku tahu kamu berbohong Luna, ada sesuatu yang tengah kamu sembunyikan dariku. Cepat atau lambat aku pasti akan segera mengetahuinya,” batin Andrew sambil mengecup puncak kepala Luna.**“Selamat siang Bu April, permisi ... ada yang ingin bertemu dengan Andra,” ujar Patricia dengan menunduk sekilas sambil tersenyum ramah. Gadis itu tengah berdiri di ambang pintu untuk menunggu jawaban Sang CEO.April mengalihkan pandangan dari tumpukan berkas yang
“Beri aku satu pelukan, kumohon ...” pinta Stefan dengan menangkupkan kedua tangan di depan dada. “Anggap saja pelukan persahabatan,” lanjutnya.April tersenyum, Stefan pun ikut tersenyum seraya merentangkan kedua tangan bersiap memeluk April.“Baiklah,” kata April kemudian mendekat pada Stefan dan memeluk pria itu.“Terima kasih,” ucap Stefan. “Terima kasih telah memberiku kesempatan, aku berjanji akan menjadi sahabatmu yang baik.”“Ya Stefan, terima kasih juga telah berbesar hati menerima semua keputusanku,” ucap April dengan menepuk-nepuk pelan punggung Stefan.Stefan hanya membalas dengan senyuman sambil mengeratkan pelukan mereka.**Andra baru saja tiba di kantor Alson Company, pria itu sedikit berlari kecil menuju ruangan April yang terletak di lantai lima gedung bertingkat itu. Tak sabar untuk segera bertemu dengan wanita itu untuk memberitahunya tentang sebuah kebenaran yang akan mengubah hidup mereka nantinya.Andra mengatur kembali napasnya setelah berlarian kecil u
Alan mengangguk, kemudian ikut menangis. “Iya, ini aku ... istriku,” katanya seraya memegang wajah April dengan satu tangannya, mengusap wajah itu dengan penuh kelembutan.Tanpa bisa ditahan, tangis keduanya pun semakin pecah. April dan Alan saling berpelukan, saling menyampaikan rindu yang selama ini mereka pendam satu sama lain melalui sebuah pelukan. Keduanya saling berpelukan dengan sangat erat seakan tak ingin berpisah lagi. Tak ada kata yang dapat mewakili perasaan April saat ini, meski sejak lama ia telah mengetahui bahwa Andra sebenarnya adalah Alan. Namun ia tetap memendam semua itu sendiri, wanita itu menunggu sampai sejauh mana suaminya itu bertahan untuk tidak memberitahu dirinya.April masih menangis tersedu dalam dekapan hangat sang suami, bersamaan dengan itu pula matahari telah tenggelam dan senja telah berganti malam. Di malam yang indah ini telah menjadi saksi, air mata April berganti menjadi tangis kebahagiaan. Pengakuan Alan menjadikan pelangi tersendiri dalam ke
“Dua minggu lagi pernikahan Andrew dan Luna, kalian tidak pergi ke London kan bulan ini?” tanya Emily pada Zac yang sedang membaca majalah di sampingnya.Zac menutup majalah yang sedang dibacanya, meletakkannya di atas meja samping tempat tidurnya lalu berbalik menghadap sang istri yang tengah menunggu jawaban darinya. “Iya, untuk itu bulan ini kami tidak ke London dulu karena April yang akan kemari. Jadi satu minggu sebelum pernikahan Andrew dan Luna, kami akan mengadakan rapat di kantor Xander,” terangnya.Emily mengangguk paham. “Akhirnya, adik kita akan pulang juga. Rindu sekali rasanya satu tahun lebih tidak bertemu dengannya juga Alana,” ungkapnya antusias.“Miq juga sangat merindukan Alana, dia pasti sangat senang karena sebentar lagi akan segera bertemu dengan adiknya itu.”“Oh ya, bagaimana dengan perjodohan April dan Stefan?” tanya Emily seraya menyandarkan kepala pada bahu suaminya.Zac mengelus rambut Emily dengan lembut. “Entahlah, Stefan bilang ... April tidak ingin
“Hmm ... ya baiklah. Oh ya, besok lusa aku dan Alana akan kembali ke Jakarta. Kamu akan ikut bersama kami, kan?” tanya April dengan menatap lekat wajah suaminya. Alan menggeleng pelan, seraya mengelus kepala April dengan lembut. “Tentu tidak Cintaku, kalau aku ikut rencana kita bisa berantakan nanti. Mama dan papa pasti akan mengenaliku.”“Hmm ... iya juga, lalu kamu akan tetap di sini? Tapi, Stefan bilang dia juga diundang itu artinya kami akan berangkat bersama. Aku tidak mau, Alan ...” rengek April seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.“Tenanglah Cintaku, tidak papa kalian berangkat bersama. Ada Alana, dia tidak akan berani berbuat macam-macam. Aku akan menjaga perusahaan di sini ya,” tutur Alan lalu mengecup puncak kepala April. “Aku juga akan meminta dua penjaga untuk mengikuti kalian diam-diam, jadi kamu tidak perlu khawatir ya kalian akan aman,” lanjutnya.Akhirnya April pun mengangguk pasrah. “Baiklah, segera temukan bukti kejahatan Stefan ya. Aku tidak sabar kita akan k
April dan Alan telah mengambil keputusan bahwa mereka harus merahasiakan penyamaran Alan termasuk pada Alana, mereka khawatir gadis kecil itu akan kelepasan bicara nantinya. Untuk itu, keduanya sudah sepakat akan merahasiakan semua ini untuk sementara waktu.“Mami cama Om papi jangan tinggalkan aku lagi ya,” celoteh Alana sambil menyuap nasi goreng buatan April ke dalam mulut mungilnya. Gadis kecil itu makan dengan sangat lahap, pertanda ia sangat menyukai masakan maminya.Begitu pun dengan Alan yang sedang menikmati porsi kedua dalam piringnya, pria itu sangat merindukan masakan istrinya yang membuatnya ketagihan untuk selalu menambah tiap kali makan. “Iya Sayang, maaf ya kemarin mami dan pap— ehm ... maksudnya om papi sedang ada urusan pekerjaan, jadi Alana ditinggal sebentar. Maafkan kami ya,” ucapnya seraya tersenyum sambil mengusap kepala putri kecilnya itu dengan sayang.Alana hanya menjawabnya dengan anggukan kecil, lalu kembali menikmati makanan dalam piringnya. April menya
“Cla—Clara ....”Panggilan dari Luna membuat semua mata tertuju pada dirinya dan Clara yang mau tak mau menoleh padanya. Clara menatap Luna dengan pandangan datar dan sorot mata yang begitu menyimpan luka. Luna sangat tahu hal itu, untuk itu ia ingin meminta maaf dan memperbaiki hubungan mereka.“Clara aku ingin ... meminta maaf padamu,” ucap Luna hati-hati dengan pandangan sendunya pada Clara.Clara hanya menghela napas dalam lalu mengangguk perlahan. “Kamu ... mau memaafkanku?” tanya Luna lagi karena tak kunjung mendapat jawaban dari Clara. “Aku tahu semua ini tak mudah untukmu dan juga aku, tapi aku harap ... kamu mau berbesar hati memaafkan aku dan kita bisa bersahabat seperti dulu lagi,” ucapnya penuh harap.Clara berdiri berhadapan dengan Luna, lalu dengan sedikit canggung memeluk wanita itu membuat semua dalam ruangan tersenyum melihat mereka.“Aku bukan malaikat, tapi aku juga bukan makhluk yang tak berperasaan. Aku sudah memaafkanmu, aku juga ingin hubungan kita bisa m
Lima tahun berlalu...Ada yang pernah mengatakan bahwa waktu dapat menyembuhkan luka. Hal itu ternyata benar adanya, seiring berjalannya waktu Clara dapat menerima kenyataan bahwa suaminya memiliki anak dari perempuan lain. Kini, ia telah memaafkan dan menerima kembali Dafa untuk menjadi suaminya.Waktu benar-benar mengubah segalanya, perlahan namun pasti Luna diterima dengan tangan terbuka oleh ibu mertuanya. Bu Amelia sadar, dirinya tak bisa egois karena kekuatan cinta Andrew dan Luna dapat meruntuhkan kerasnya hati wanita paruh baya itu. Kini, mereka hidup bersama saling menyayangi satu sama lain. Ditambah dengan kehadiran buah hati Luna dan Andrew, meski bukan keturunan langsung dari keluarga mereka. Namun tetap tak mengurangi kasih sayang untuk gadis kecil yang diberi nama Anna Dawson tersebut.Sekali lagi waktu telah membuktikan bahwa dengan kesabaran dan keikhlasan untuk menerima segala ujian, dapat membuat Emily terbebas dari penyakitnya dan kini dirinya tengah mengandung a
“Terima dan akui saja kesalahan Anda, mungkin dengan begitu Anda bisa mendapat sedikit keringanan hukuman. Bukan begitu Bapak ... Stefan?” sindir Alan dengan tersenyum sinis.“Kurang ajar kamu! Kamu pasti sengaja menjebakku kan!” tuding Stefan pada Alan yang kini sedang merangkul April. “Tolong percaya padaku Pril ... ini semua tidak benar, aku tidak bersalah. Ini hanya jebakannya saja,” pintanya dengan memelas.April menggeleng pelan. “Maaf Stefan, awalnya memang aku tidak percaya kamu sejahat itu. Tapi suamiku telah menunjukkan semua buktinya, selamat menikmati masa hukuman kamu yang sudah membuatku berpisah dari suamiku selama ini,” balasnya dengan wajah datar.“Tidak Pril, kumohon tolong bebaskan aku ...” pinta Stefan dengan tatapan sendunya.“Segera bawa dia, Pak,” pinta Alan dan petugas segera memasukkan Stefan ke dalam mobil polisi.“Tidak, saya tidak bersalah! April tolong ....”Mobil pun berlalu, April dan Alan saling berpelukan. Akhirnya kejahatan Stefan telah berakhir
“Maksud kamu apa?” tanya Andrew yang tidak sengaja lewat dan mendengar pembicaraan April dengan Stefan.“Kak Andrew?” “A—Andrew?”April dan Stefan sama-sama terkejut dengan kedatangan Andrew yang tiba-tiba. Namun April merasa beruntung karena kakak iparnya itu selalu datang di waktu yang tepat. Andrew berjalan menghampiri mereka lalu mengulangi kembali pertanyaan yang ia ajukan sebelumnya pada Stefan.“Ti—tidak ada maksud apa pun hanya bercanda,” kilah Stefan dengan gugup diiringi senyuman yang dipaksakan.“Jangan kamu kira bisa seenaknya bercanda di sini ya, terlebih dengan April. Berani kamu menggodanya lagi, kamu akan berurusan denganku,” tutur Andrew dengan tatapan tajamnya.Stefan hanya bisa mengangguk tanpa membantah, kemudian pria itu pun berpamitan untuk kembali ke kamarnya.“Sudah Kak, aku rasa ini hanya salah paham. Tapi ... terima kasih sudah membelaku,” ucap April tulus.“Ingat kataku dulu? Jangan pernah ucapkan terima kasih padaku, sudah seharusnya aku melakukan
“Aku sangat merindukan istri dan putriku, apa kabar mereka sekarang ya,” gumam Alan yang baru saja pulang dari kantor polisi untuk memberikan bukti tentang kejahatan Stefan.Merasa tak mampu lagi membendung rindunya, Alan memutuskan untuk menghubungi sang istri terlebih dahulu.[Sayang ... aku sangat merindukanmu. Kapan kamu akan kembali?][Dia tidak merindukanmu, jadi teruslah saja berharap karena dia tidak akan kembali.][Apa maksudmu? Kenapa ponsel April bisa berada padamu. Ke mana dia?][Sabar, tenanglah ... dia aman bersamaku, aku dan April akan segera meresmikan hubungan kami. Jadi mulai sekarang jangan pernah ganggu April atau pun Alana lagi.]Tut!Panggilan telah dimatikan sepihak oleh Stefan begitu saja. Membuat Alan merasa geram dan khawatir tentang apa yang sedang terjadi pada istri dan anaknya.“Apa yang sebenarnya terjadi di sana? Mengapa perasaanku jadi gelisah seperti ini?” gumam Alan sambil berjalan mondar-mandir di ruang tamu apartemennya.**“Apa yang kamu
Kini anggota keluarga Dawson dan Alexander tengah berkumpul di ruang tamu—rumah milik keluarga Dawson. Semua mata tertuju pada Luna yang hanya bisa menunduk sambil menangis dengan tersedu, sementara April duduk di samping wanita itu sambil berusaha menenangkannya.“Sudah tidak perlu berakting lagi, cepat mengaku saja kepada kami. Benarkan yang diucapkan lelaki itu tadi?” tukas bu Amelia dengan pandangan yang sinis pada Luna, kedua tangannya bersedekap di depan dada.“Sabarlah Ma ... tenang dulu,” tutur pak George berusaha meredam emosi istrinya.Sementara Andrew memilih duduk di samping April, matanya enggan menatap pada Luna yang tengah diadili oleh keluarga besarnya. Pria itu juga sedang berusaha meredam amarahnya, hatinya terasa hancur saat mengetahui kekasih hatinya telah hamil dengan lelaki yang tak lain adalah teman dekatnya yang sudah dianggapnya seperti keluarga sendiri.Luna berusaha menjawab, dengan bibir bergetar menahan agar isak tangisnya tak semakin menjadi. “Maaf ..
Hari yang ditunggu akhirnya tiba, Alan dan timnya telah berhasil mengumpulkan bukti untuk dapat menghukum Stefan. Segera Alan memberi tahu kabar bahagia itu pada sang istri, mereka pun berencana untuk membongkar semuanya setelah acara pernikahan Andrew dan Luna selesai dilaksanakan esok hari.“Akhirnya, akan tiba hari di mana semuanya akan terbongkar. Terima kasih Tuhan, aku sangat tidak sabar untuk dapat segera bersatu kembali dengan istriku,” batin Alan tersenyum bahagia sambil menatap layar ponselnya yang menampilkan fotonya bersama dengan April dan juga putri tercinta mereka—Alana.**Keesokan paginya, acara pernikahan Andrew dan Luna akan segera berlangsung. Semuanya telah menempati tempat masing-masing, termasuk kedua calon pengantin yang tampak begitu serasi bak pasangan raja dan ratu yang akan menggelar pesta.Andrew terlihat sedikit gugup apalagi saat melihat Luna yang sedang duduk di sampingnya dengan gaun pengantin yang membuat wanita itu terlihat sangat cantik meski de
Seperti pembicaraan mereka kemarin, akhirnya April dan Alana kembali pulang ke Jakarta bersama dengan Stefan. Sementara itu, Alan memilih tetap tinggal di London untuk mencari bukti kejahatan Stefan. Diam-diam, Alan juga meminta anak buahnya agar selalu mengikuti serta menjaga April dan Alana dari kejauhan.Hampir setengah hari penuh waktu yang dibutuhkan untuk dapat sampai kembali ke tanah air. Begitu tiba di bandara, Zac telah menyambut kedatangan mereka untuk selanjutnya diantar menuju rumah keluarga Andrew.“Kita langsung berangkat ya, semuanya sudah menunggu kedatangan kalian. Kita akan menginap di kediaman keluarga Dawson untuk membantu persiapan pernikahan Andrew,” terang Zac saat mereka semua sudah berada di dalam mobil.Semuanya mengangguk setuju, terutama si kecil Alana yang sangat antusias karena tak sabar untuk segera bertemu seluruh keluarga yang sangat dirindukannya.Tak butuh waktu lama, dua puluh menit kemudian mobil mereka telah sampai di halaman rumah keluarga Da
April dan Alan telah mengambil keputusan bahwa mereka harus merahasiakan penyamaran Alan termasuk pada Alana, mereka khawatir gadis kecil itu akan kelepasan bicara nantinya. Untuk itu, keduanya sudah sepakat akan merahasiakan semua ini untuk sementara waktu.“Mami cama Om papi jangan tinggalkan aku lagi ya,” celoteh Alana sambil menyuap nasi goreng buatan April ke dalam mulut mungilnya. Gadis kecil itu makan dengan sangat lahap, pertanda ia sangat menyukai masakan maminya.Begitu pun dengan Alan yang sedang menikmati porsi kedua dalam piringnya, pria itu sangat merindukan masakan istrinya yang membuatnya ketagihan untuk selalu menambah tiap kali makan. “Iya Sayang, maaf ya kemarin mami dan pap— ehm ... maksudnya om papi sedang ada urusan pekerjaan, jadi Alana ditinggal sebentar. Maafkan kami ya,” ucapnya seraya tersenyum sambil mengusap kepala putri kecilnya itu dengan sayang.Alana hanya menjawabnya dengan anggukan kecil, lalu kembali menikmati makanan dalam piringnya. April menya