Share

Dibalik Bayang Bayang Emir

Penulis: Borneng
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-12 15:51:10
Tiba-tiba, Emir menyadari bahwa Talita sedang menatapnya. Ia menoleh, dan mata mereka bertemu.

Waktu terasa berhenti.

Jantung Talita berdetak lebih cepat tanpa alasan yang jelas. Wajah Emir begitu dekat, dan sorot matanya mengingatkan Talita pada seseorang yang dulu ia cintai.

Namun, Talita buru-buru mengalihkan pandangannya. Ia mengutuk dirinya sendiri. Kenapa aku berpikir seperti ini?

Emir, di sisi lain, hanya bisa menghela napas diam-diam. Betapa inginnya ia mengungkapkan kebenaran... tapi belum saatnya.

Tak lama kemudian, Hasan menarik tangan Talita. "Bunda, ayo ke kasir!"

Talita tersenyum, mengelus rambut Hasan. “Iya, sayang.”

Mereka menuju kasir, dan seperti yang dikatakan Emir, lelaki itu membayar semuanya.

Saat mereka keluar dari minimarket, Emir masih menggendong Hasna yang kini benar-benar tertidur pulas.

Melihat pemandangan itu, Talita merasakan sesuatu yang aneh di hatinya.

Rasanya seperti... keluarga.

Setelah kembali ke apartemen, Talita akhirnya berhasil menidurkan Hasan
Borneng

Jangan lupa berikan dukungan ya,dengan cara like, komen dan berikan hadiah terimakasih.

| Sukai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Bersikap Seperti Seorang Ayah

    Setelah berbicara cukup lama, Emir akhirnya berdiri. “Kamu harus istirahat. Aku akan berjaga malam ini.”Talita menatapnya ragu. “Tapi... kamu juga pasti lelah.”“Aku baik-baik saja.”Talita masih terdiam Kenapa pria ini selalu membuatnya merasa aman?Akhirnya, ia berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Namun, sebelum masuk, ia menoleh ke arah Emir yang masih berdiri di dekat sofa.“Terima kasih... untuk semuanya,” ucap Talita lirih.Emir tersenyum kecil. “Tidurlah, Talita.”Talita mengangguk, lalu masuk ke dalam kamar.Saat pintu tertutup, Emir akhirnya menghela napas berat.Ia mengusap wajahnya, mencoba menenangkan hatinya yang berkecamuk.Talita... aku akan selalu menjagamu. Sampai kapan pun.Di balik pintu kamar, Talita duduk di tepi tempat tidur. Ia memegang dadanya yang masih berdebar.Kenapa aku merasa... jatuh cinta?Diapartemen Emir hanya ada dua kamar, ia berpikir satu kamar tidak akan buat untuk mereka semua.“Pakai kamar saya juga tidak apa-apa, kami bertiga bisa tidur di s

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Apakah Aku Jatuh Cinta Lagi?

    Setelah Desi dan Nur kembali Talita pergi keluar untuk mencari keperluan anak-anaknya. Saat ia melangkah ke luar, Emir menghampirinya.“Mau aku antar?” tanya Emir dengan suara pelan, namun dalam.Talita menatap Emir, tidak tahu kenapa, tetapi hatinya terasa lebih tenang saat mendengar tawaran itu.“Iya, kalau begitu.”Mereka berjalan bersama menuju mobil. Di sepanjang perjalanan, tidak ada kata-kata banyak yang terucap antara mereka. Hanya ada ketenangan dalam diam.Tapi entah kenapa, Talita merasa kedekatannya dengan Emir membuatnya merasa lebih aman sama seperti dulu. Tanpa sadar, ia merasakan kenyamanan yang dulu pernaha dia dapatkan dari Emir.Kenapa aku merasa seperti ini?Emir, di sisi lain, merasa perasaan yang sama. Setiap detik di dekat Talita membuatnya semakin sulit untuk berpura-pura. Ia merasakan ada sesuatu yang lebih besar yang menghubungkan mereka. Tapi, apakah ini bisa berhasil?“Talita, kalau ada sesuatu yang membuatmu khawatir, katakan saja. Aku akan bantu,” kata Em

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Dijauhkan dari Dimas

    Talita dan anak-anaknya tinggal di apartemen Emir, itu semua demi keselamatan keluarganya, Emir juga meminta dua anak buahnya untuk mengawasi mereka. Malam saat mereka semua sedang tidur Talita tidak bisa memejamkan mata, ia beberapa kali menelepon ke rumah sakit bertanya tentang keadaan Dimas.“Pak, bagaimana keadaan Mas Dimas?” tanya Talita pada ayah Dimas.“Dia belum sadar, kamu fokus sama anak-anak saja, kalau dia sudah sadar nanti saya Kabarin,” tutur Pak AntoDengan berat hati Talita setuju, “baik Pak” jawabnya dengan suara lemah, karena mata tidak bisa terpejam ia keluar dan duduk di balkon apartemen.Ternyata Emir merasakan hal yang sama, saat kedua anak kembar itu sedang tidur di tempat tidurnya, Emir duduk diam menatap mereka.“Apa kamu bisa melihat mereka, Hanum? Hasan sangat mirip denganku saat masih kecil … Hasna anak yang sangat cantik, ia mirip dengan Talita, mereka berdua semakin hari semakin mirip,” ujar Emir ia bicara sendiri , mengajak almarhum istrinya bic

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Fitnah Itu Kejam

    Dikatakan, iblis tidak mencobai orang yang jahat karena di sudah jadi anggotanya, ia akan mempermainkan hidup orang-orang yang beriman agar mereka lemah dan meninggalkan Tuhannya, begitu katanyaUcapan itu ada benarnya juga, Talita wanita yang baik dan soleha, ia tidak pernah menyakiti hati orang lain, selalu menjalankan ibadahnya dengan taat. Tetapi cobaan hidup silih datang menghampiri hidupnya untuk melemahkan wanita soleha tersebut.Setelah kakak perempuannya meninggal, ia dipaksa menikah dengan abang ipar, walau hatinya menolak, karena orang tuanya yang meminta ia mau menikah. Lalu Emir meminta berpura-pura menikah dengan mantan kekasihnya Dimas. Tetapi kali ini, takdir hidupnya sangat menyesakkan dada, Dimas kecelakaan dan belum sadarkan diri, di kalah hatinya rapuh tak berdaya.Cobaan itu datang menimpah hidupnya lebih berat lagi. Setelah dua minggu Dimas belum sadarkan diri, ibu Dimas tidak memperbolehkannya menjenguk Dimas, lebih parah ia dipaksa menandatangani surat per

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Aku Disini Untukmu

    Hujan rintik-rintik mulai turun, membasahi jalanan yang sudah gelap. Lampu-lampu kendaraan berpendar di antara derasnya lalu lintas.Emir menatap Talita yang masih terisak di dalam pelukannya. Dadanya naik-turun, masih dipenuhi amarah bercampur rasa takut yang tadi sempat meluap saat melihat wanita itu berdiri di tengah jalan, seolah siap menyerahkan dirinya kepada maut. Tubuh Emir masih gemetar karena takut.‘Bagaimana kalau tadi aku tidak datang ke sini. Kenapa dia menyerah begitu? Kemana Talita kuat yang dulu aku kenal’ ucap Emir dalam hati. Ingin rasanya ia mengakui semuanya pada Talita saat melihat wanita itu terpuruk. Namun, ia berpikir panjang lagi.Arjuna dan semua antek-anteknya sedang dalam proses dan diselidiki. Semua orang yang terlibat dalam konpirasi dalam kasus Emir di selidiki. Mereka semua saling menjatuhkan demi menyelamatkan diri masing-masing."Kamu gila!" bentak Emir lagi, suaranya serak, napasnya masih tersengal karena berlari mengejar Talita.Talita tidak menja

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Persidangan

    Emir sangat marah saat orang tua Dimas ingin merebut si kembar dari Talita. Mereka beralasan kalau Talita tidak bisa menjaga si kembar. Menuduhnya selingkuh .“Mereka anakku, tidak ada hubungannya dengan orang tua Dimas,” ujar Emir.“Aku merasa ada ikut campur dr. Irfan di sini,” ujar Reimon.“Dia masih belum menyerah, dari dulu dia sudah menginginkan anak-anakku,” ucap Emir geram. “Aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi.”Talita memilih pilihan yang sulit atas tekanan keluarga Dimas, dengan berat hati menandatangani surat perjanjian kalau ia akan menjauhi Dimas selamanya.Team kuasa Emir dan Talita dapat membantah tudingan keluarga Dimas, kedua pengasuh anak-anak mereka ikut memberi kesaksian, kalau Dimas dan Talita selama tinggal satu rumah tidak pernah bertengkar.“Bun … Dimas masih belum sadarkan diri, bagaimana mungkin Bunda mau memisahkan kami, harus ada tanda tangan Dimas dan di sini.”“Tak usah mengajari kami Talita, kami sudah membicarakan ini dengan pengacaraku, ini

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Pergi Karena Terpaksa

    Setelah selesai persidangan Emir dan duduk bersama ayah Talita.Semua orang tua akan bersedih jika anak-anakk mereka berpisah.“Aku tidak ingin mereka seperti ini,” ucap laki-laki itu dengan wajah sedih.“Dimas juga pasti tidak ingin si kembar dipisahkan dari ibunya Pak,” jawab Emir.“Aku tidak tahu nasib apa yang dialami putriku Pak Diego dia dan kakaknya wanita yang baik-baik, anak-anak yang soleha, tapi nasib mereka sangat malang,” ujar ayah Talita ia curhat pada Emir.‘Aku tahu Yah, kedua anak perempuanmu anak-anak yang baik’ Emir membatin.“Pasti ada hikmah di balik setiap masalah Pak dan kita juga rahasia Sang Pencipta untuk hidup kita”“Kamu benar Nak ,” ujar lelaki tua itu mengusap butiran air di sudut matanya.Ayah Talita selalu terlihat kuat dan tegar selama ini, ia jarang menunjukkan kesedihannya di depan anak-anak, tetapi kali ini, sisi kelamahan itu ia perlihatkan pada Emir, menantu yang menyamar jadi Diego.‘Sabar Yah, semua akan baik-baik saja’ ucap Emir dalam hati.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Cinta yang Tak Terkatakan

    "Apa kamu masih memikirkan Dimas?"tanya Emir akhirnya.Talita menarik napas dalam. "Bukan karena perasaan. Aku hanya merasa bersalah... Aku pergi saat dia masih koma. Aku ingin dia tahu yang sebenarnya. Dia sudah banyak membantuku.”Emir menatap Talita dalam-dalam. "Kalau begitu, kita temui dia."Talita membelalakkan matanya. "Apa maksudmu?"Emir tersenyum kecil. "Dimas sudah sadar."Dimas duduk di atas ranjang rumah sakit, wajahnya pucat tetapi matanya sudah kembali bersinar. Saat pintu kamar terbuka, ia menoleh dan melihat Talita berdiri di sana.Hatinya bergetar."Talita..."suaranya serak, nyaris berbisik.Talita berjalan mendekat dengan hati-hati. "Mas Dimas, bagaimana perasaanmu?"Dimas menatapnya lama sebelum berkata, "Kenapa kamu tidak pernah menjengukku?"Talita terdiam.Dimas melanjutkan, "Aku dengar semua yang terjadi... Keluargaku mencoba merebut anak-anakmu, menuduhmu selingkuh... Aku tidak percaya itu. Aku tidak percaya apa pun yang mereka katakan. Tapi... kenapa kamu tet

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15

Bab terbaru

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Akhir yang Bahagia

    Pernikahan Dila dan DimasPersiapan pernikahan Dila dan Dimas dimulai dengan adat Minang yang kaya tradisi. Tahapan awal, yang disebut Meresek, dilakukan oleh keluarga besar kedua mempelai untuk membicarakan rencana pernikahan. Pada tahap ini, pihak keluarga saling berdiskusi mengenai tanggal, adat yang akan dijalankan, dan persiapan lainnya.Setelah itu, dilanjutkan dengan Menimang dan Batimbang, di mana orang tua memberikan nasihat dan doa restu kepada kedua mempelai. Suasana haru menyelimuti prosesi ini, karena kedua orang tua menyampaikan pesan penuh makna kepada anak-anak mereka yang akan memulai hidup baru.Tahapan berikutnya adalah Mananta Sirih, yaitu prosesi di mana keluarga calon pengantin pria datang menemui ninik mamak (tetua adat) dan keluarga besar calon pengantin wanita untuk menyampaikan maksud baik mereka. Pada prosesi ini, sirih menjadi simbol penghormatan dan persetujuan dari kedua belah pihak.Kemudian, Babako-Babaki menjadi tahap penting dalam adat pernikahan Mina

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Perjodohan yang Berhasil

    Beberapa minggu setelah pertemuan keluarga itu, hubungan Dila dan Dimas semakin dekat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, entah sekadar berjalan-jalan di taman atau menikmati kopi di kafe kecil favorit Dila. Seiring berjalannya waktu, keduanya mulai menemukan kenyamanan satu sama lain.Suatu sore, Dimas dan Dila duduk di tepi danau, menikmati semilir angin yang menyejukkan. Dila menatap Dimas dengan lembut, lalu berkata, " Bang Dimas, aku tahu perjodohan ini mungkin terasa mendadak untukmu. Aku ingin kamu tahu bahwa aku tidak ingin memaksakan apa pun. Aku hanya ingin kita jujur dengan perasaan masing-masing."Dimas tersenyum dan menggenggam tangan Dila dengan hangat. "Dila, awalnya aku memang ragu, tapi semakin lama aku mengenalmu, aku merasa lebih nyaman dan percaya bahwa mungkin ini memang jalan yang terbaik. Aku ingin kita menjalaninya dengan hati yang lapang."“Dulu kamu tidak pernah melihatku sebagai wanita, dimatamu hanya ada Talita. Apa kamu yakin bisa melupakannya?”“Se

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Rencana Perjodohan

    Talita dan Emir duduk berhadapan dengan Pak Brata di ruang tamu rumahnya yang luas dan elegan. Pria paruh baya itu menatap mereka dengan ekspresi penuh tanya, sementara secangkir teh hangat tersaji di hadapannya."Jadi, ada hal penting yang ingin kalian bicarakan, datang ke rumah saya Emir" tanya Pak Brata sambil menyilangkan tangan di dadanya.Talita tersenyum lembut, sedikit ragu sebelum akhirnya berkata, "Pak Brata, kami datang dengan niat baik. Kami ingin membicarakan tentang Dila dan Dimas. Kami merasa mereka berdua bisa menjadi pasangan yang cocok, dan kami ingin tahu pendapat Bapak tentang ini."Pak Brata mengangkat alisnya, tampak terkejut. "Dila dan Dimas?" Ia menghela napas pelan lalu tersenyum kecil. "Dila memang sudah lama mengagumi Dimas, dan laki-laki itu sudah menolak menikah dengan Dila. Saya tidak ingin memaksakannya lagi. Dimas sangat tergila-gila padamu Talita.”Emir menimpali dengan suara tenang, "Dimas sudah mulai menerima kenyataan. Kami yakin, jika diberi kesem

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Ternyata Ibuku Menghancurkan Semuanya

    Pak Anto baru saja pulang dari perjalanannya ke luar kota ketika ia mendengar suara Dimas yang meninggi dari dalam rumah. Langkahnya terhenti di ambang pintu ruang keluarga, matanya yang tajam menangkap ekspresi penuh emosi dari anak sulungnya."Apa yang sedang terjadi di sini?" suaranya dalam dan berwibawa, memecah ketegangan di ruangan itu.Bu Yani terlonjak, sementara Farida menggigit bibir, gelisah. Dimas menoleh ke arah ayahnya, wajahnya masih dipenuhi kemarahan dan kekecewaan."Ayah, lebih baik Ayah duduk. Aku punya sesuatu yang harus Ayah dengar," kata Dimas dengan suara bergetar.Pak Anto mengerutkan dahi tetapi tetap berjalan menuju kursi dan duduk. Dimas menghela napas panjang sebelum menekan tombol di ponselnya, memutar rekaman suara yang baru saja membuat ibunya pucat pasi.Suara Ibu Irfan dan Bu Yani memenuhi ruangan. Kata-kata itu begitu jelas, begitu nyata, hingga tak ada ruang bagi penyangkalan. Rekaman itu berisi percakapan yang membuktikan bahwa Bu Yani berkomplot u

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Gagal Balas Dendam

    Dimas duduk termenung di kamar apartemennya. Kata-kata Emir terus terngiang di kepalanya. Ia tidak bisa percaya bahwa ibunya, wanita yang selalu ia hormati dan kasihi, tega melakukan hal-hal keji pada Talita. Namun, sebagai seorang tentara, ia tahu bahwa kebenaran harus diungkap. Ia tidak bisa hanya bergantung pada kata-kata Emir. Ia harus mencari bukti.“Aku tidak yakin kalau Bunda melakukan seperti yang dituduhkan Emir,” ucap Dimas sembari bergumam. Tanganya sibuk mencari nama aku media sosial Ibunya dan Farida. Ia beberapa kali memasukkan kata kunci di pencarian banyak orang yang memiliki nama yang sama seperti Ibunya.“Yang mana akun Bunda,” ucapnya sesekali mengaruk kepalanya dengan kasar. Beberapa kali mencoba tidak menemukannya, ia memilih menghentikannya ia berniat bertanya pada kerabat yang berteman di media sosial dengan ibundanya. *Besok harinya ia pura-pura berkunjung ke tempat kerjaan adik sepupunya dan ia pura-pura meminjam ponsel ingin mencari teman di media

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Cinta dan Amarah

    Setelah pertemuan yang tegang itu, Talita dan Emir mencoba kembali menata hidup mereka, meskipun ada beban yang masih menggantung. Namun, jauh di dalam hati mereka, baik Talita maupun Emir tahu bahwa Dimas belum selesai. Amarah yang membara di dalam diri Dimas belum surut.“Mas, Aku tidak melakukan kesalahan kan?” tanya Talita di saat mereka berdua menjelang tidur.“Tidak, kamu tidak salah Talita. Dimas hanya merasa kecewa, karena kita menikah tanpa memberitahunya.”“Ibu Yani yang tidak ingin melihatku Mas, dia sangat membenciku,” keluh Talita sambil mengusap-usap pipi Emir yang berbaring disampingnya.“Lupakan masala lalu dan mari kita menata masa depan. Kemarahan Dimas mungkin akan hilang seiring berjalannya waktu,” ujar Emir mengecup kening Talita dan meminta wanita itu untuk tidur.“Bagaimana kalau dia marah dan balas dendam Mas?” tanya Talita menghela nafas panjang.“Kita akan hadapi sayang, istirahatlah. Besok kita sudah mulai bekerja, liburan madu kita sudah habis.” Emir mem

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Kecewa Pada Talita

    Beberapa bulan kemudian Dimas akhirnya pulih, orang yang pertama yang ingin ia lihat Talita dan si kembar.“Jangan mencarinya lagi, dia meninggalkanmu setelah kamu tidak berdaya di rumah sakit,” ucap sang Ibunda.“Itu tidak mungkin Bu. Dia wanita yang baik.”Wanita itu berdiri dengan wajah geram, “ Bunda sudah katakan padamu Dimas, dia hanya mempermainkanmu. Kamu tahu sekarang dia sudah menikah dengan polisi yang selama ini membantunya, dia menikah dengan Diego!”Dimas sudah bisa menebak siapa sosok yang disebutkan sang ibunda. Diego adalah Emir. Laki-laki itu selama ini memakai topeng karet dan menyamar sebagai Diego. Ia melakukan itu setelah Arjuna dan dr. Irfan menembaknya dan ia berhasil memalsukan kematiannya.‘Emir …?’Melihat Dimas tidak bereaksi keluarganya keheranan, “Uda tidak marah?” tanya Farida.“Apa kamu sudah tahu kalau wanita selama ini selingkuh dengansi polisi itu?” sambung Ibu Yani lagi.Dimas menarik nafas dalam, ia merasa rongga dadanya terasa sesak setelah ta

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Pulang Bulan Madu

    Pagi itu, Talita terbangun dengan aroma kopi yang harum. Ia menggeliat pelan, lalu membuka matanya. Yang pertama kali ia lihat adalah Emir, berdiri di samping tempat tidur dengan nampan sarapan di tangannya."Selamat pagi, istriku," sapa Emir lembut.Talita tersenyum, masih setengah mengantuk. "Mas, apa ini?""Sarapan di tempat tidur, spesial untuk istri tercinta," jawab Emir sambil meletakkan nampan di atas selimutnya.Di atas nampan, ada roti panggang dengan telur mata sapi berbentuk hati, buah segar yang sudah dipotong rapi, dan secangkir kopi dengan foam berbentuk hati di atasnya.Talita menatap suaminya dengan penuh cinta. "Mas Emir, kamu terlalu manis," katanya sambil tersenyum lebar.Emir duduk di sampingnya. "Aku hanya ingin memastikan kamu selalu merasa dicintai."Talita meraih tangan Emir dan menciumnya lembut. "Aku selalu merasa begitu, Mas. Karena kamu."Emir mengusap pipinya dengan lembut, lalu menyuapkan sepotong roti ke mulutnya. Mereka tertawa bersama, menikmati pagi y

  • Pesona Istri yang Tak Dianggap   Bulan Madu yang Penuh Cinta

    Pagi pertama di bulan madu mereka, Talita menggeliat pelan di tempat tidur. Matahari pagi mengintip dari celah tirai, menyinari ruangan dengan cahaya keemasan yang lembut. Tangannya meraba sisi ranjang, mencari sosok Emir, tetapi tempat di sebelahnya kosong.Talita membuka matanya perlahan. Aroma harum sesuatu yang lezat menyeruak ke dalam kamar. Ia mengerutkan kening, lalu tersenyum kecil.‘Emir memasak?’Dengan rasa penasaran, Talita bangkit, mengenakan jubah tidurnya, lalu berjalan ke arah dapur tempat mereka menghabiskan bulan madu. Di sana, ia menemukan pemandangan yang membuat hatinya berdebar.Emir, dengan celemek yang melingkar di tubuhnya, sibuk di dapur. Ia mengaduk sesuatu di wajan, sesekali mencicipi saus dengan ujung sendok, lalu mengangguk puas.Talita menyandarkan tubuhnya di ambang pintu, menatap suaminya dengan senyum penuh cinta. "Aku juga tidak tahu kapan Emir bisa memasak."Emir menoleh, matanya berbinar melihat Talita yang berdiri di sana dengan rambut yang masih

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status