Share

Sabar

Bab 22

Mataku menohok ke wajah pias kak Desi, kesabaranku sudah hilang selalu dia bilang aku tukang pelet. Dia sendiri yang tidak bisa ngambil hati Mertua, kok aku yang dimusuhi.

"Entah salah dimana aku mendidik mu, sehingga kau jadi manusia yang tidak punya kasih, Aku malu atas semua sikap dan sifat mu pada Eriska, sekarang minta maaf kalau pernikahan ini masih mau berlanjut." Bang Tigor menatap tajam kak Desi, dengan amarah yang tak terbendung.

"Puas Kau kan, gara-gara kau suamiku mengancam Aku? Mau kamu apa? Kau mau merayu suamiku dengan pelet mu itu hah?" Kak Desi kalap dan mengangkat tangan ingin menamparku.

Tapi aku langsung menangkis tangannya, lalu kupegang pergelangannya dan ku putar tangannya hingga berbunyi. Dia pikir Aku tidak bisa melawan dia, singa kok dibangunkan.

"Aku tidak menginginkan ini terjadi, tapi karna kakak selalu bilang Aku tukang pelet lah, mau merayu mertua lah, apa pantas seorang Kakak bicara seperti itu kepada adiknya? Kakak pikir Aku takut untuk berontak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status