Aldo sudah memantapkan hatinya ingin melamar Ica menjadi istrinya. Saat ini dia sedang makan bersama Ica dan Nino disebuah restoran. Aldo juga sudah menyiapkan semua kata-kata dan bunga untuk Ica. Sampai akhirnya tiba juga waktu melamar setelah mereka selesai makan."Ica..ada yang ingin aku katakan padamu. Kali ini aku tidak akan melepaskanmu lagi, maukah kamu menerima lamaranku? " Ica yang tidak mengetahui ada acara lamaran saat ini tentu saja terlonjak kaget."Maksudmu apa Aldo, kenapa kamu jadi melamar aku?" Ica masih shock saat mengetahui Aldo mengajak serius menjalani hubungan dengannya. "Ca, aku tuh dari dulu udah cinta sama kamu. Tapi kamunya ngga tahu atau pura-pura ngga tau hemmm.."Ica hanya terdiam dan tertunduk malu, meskipun dalam hatinya membenarkan rasa itu tapi dia tidak berani mengambil kesimpulan jika dia juga menyukai Aldo. Ica ingin menjawab saat itu dan menerima lamarannya tapi apakah orangtua Aldo akan merestui keinginan anaknya.Aldo seorang pengacara sukses dan
Ternyata semua itu ulah keluarga Aldo, seseorang yang masih ada hubungan keluarga dengannya diminta untuk mengancam Ica agar tidak mendekati Aldo lagi.Keluarga Aldo memang mengetahui tentang Ica dari orang suruhan keluarganya dari pencarian informasi semua kegiatan Aldo. Setelah mendapat ancaman tentu saja Ica segera membawa anaknya pindah ke rumah ibunya dikampung.Ica juga mengajukan pengunduran diri dari tempatnya bekerja. Sharen yang menanyakan keberadaan Ica dikantornya mendapat kabar jika Ica sudah mengundurkan diri tentu saja kaget.Sharen juga menanyakan alasan Ica mengundurkan diri. Ternyata Ica mengatakan akan pulang kampung, kabar ini segera dia sampaikan kepada Aldo. Kini Aldo bersiap-siap menjemput Ica dikampungnya.Dulu Aldo pernah diajak Ica untuk main ke kampung halamannya, tentu saja Aldo masih ingat arah jalannya. Dia akan mencari keberadaan Ica sekalian menjemput dan meminta restu orangtuanya untuk menikahi anaknya.Ayah Aldo menyeringai puas setelah mengetahui Ica
Bima pergi meninggalkan Ica dan tamunya dengan perasaan tidak menentu. Dia penasaran dengan tamu Ica kali ini, rasanya Bima pernah bertemu dengannya tapi kapan dan dimana Bima sudah lupa.Keinginannya untuk menjadikan Ica istrinya ternyata tidak semudah bayangannya. Bima sudah mendekati Ica dan berkali-kali memberikan kode untuknya namun Ica masih belum juga menanggapinya.Bima belum memiliki keberanian untuk bicara langsung dengan Ica. Bahkan Bima juga belum tau alasan kepulangannya bersama Nino. Namun perasaannya mulai khawatir disaat tadi sempat melihat kemesraan mereka.Aldo kini menatap Ica dengan serius, "Ca, aku ingin kita menikah. Aku kesini sekalian ingin meminta kamu pada orangtuamu sekaligus memohon restu kepada mereka." Kata-kata Aldo tentu saja membuat kaget Ica, dia tidak menyangka jika Aldo mendatanginya sekaligus ingin melamarnya.Namun didalam hati Ica kini berkecamuk hebat, dia masih ketakutan karena ada ancaman agar menjauhi Aldo. "Al, aku takut. Jika aku menerima l
Aldo tersenyum menatap Ica yang kini sudah resmi menjadi istrinya, dia bersyukur karena keluarga Ica tidak mempersulitnya. Acara pernikahan berjalan dengan lancar dan khidmat. Semua sanak saudara mendoakan mereka agar langgeng dan bahagia.Ica Bunga Lyana teman masa kecilnya yang dulu dia panggil Bunga dan dipertemukan kembali saat mereka kuliah lalu berpacaran dan akhirnya putus karena Ica dijodohkan orangtuanya. Kisah cintanya yang berliku membuatnya tidak ingin kehilangan lagi orang yang dicintainya.Disudut hati yang terdalam sebenarnya Aldo merasa sedih karena kedua orangtuanya tidak hadir dalam acara yang sakral ini. Namun jika mereka diberitahu bukan tidak mungkin jika acara ini bisa kacau sebelum terlaksana.Ica menatap Aldo yang kini sudah sah menjadi suaminya, ada rasa haru dibarengi bahagia karena cinta pertamanya sudah menjadi miliknya. Namun terlihat kesedihan disana, ada kabut dalam pandangan orang terkasihnya kini.Ica tau kalau Aldo sedang memikirkan keluarganya, dia s
Cristal membuka matanya perlahan, dia menatap nanar orang-orang yang ada disekitarnya. Ada mami dan papinya yang sedang bicara dengan seseorang, sontak air matanya langsung meluncur tak tertahankan, "Kak Oscar..!! Kapan kakak datang? "Oscar terkejut mendengar suara adiknya, seketika itu juga mereka bertiga mendekati Cristal. Oscar menatap adiknya yang semakin kurus dan pucat, dia tidak menyangka jika dampaknya begitu hebat bagi Cristal.Setelah mendengar cerita dari mami dan papinya, Oscar tidak bisa juga menyalahkan Aldo sepenuhnya. Aldo berhak menentukan pilihannya juga. Namun melihat kondisi Cristal seperti ini juga dia tidak bisa hanya berpangku tangan saja."Tadi malam dek, kenapa kamu seperti ini. Jangan sia-siakan hidupmu untuk orang yang tidak peduli padamu. Carilah penggantinya dek! " Cristal hanya terdiam kemudian air matanya meluncur satu persatu. Sambil terisak Cristal menggelengkan kepalanya."Aku tidak bisa kak, aku sudah mencoba menjalin hubungan dengan Mario namun kan
Arga masih mondar-mandir gelisah, setelah dia menangis dipelukan Kania tadi sore. Arga ingin sekali mengajak Kania makan malam diluar, namun Arga tidak siap jika ditolak. Setelah penolakan Intan tempo hari padanya, kini dia tidak mau mengalami hal yang sama dengan Kania."Tok.. Tok..! Assalamualaikuum! " Akhirnya Arga memberanikan diri ke rumah Bi Parni untuk mengajak Kania pergi makan malam. Kania masih kaget dengan kedatangan Arga, dia pikir Arga masih bergelut dengan kesedihannya."Kania, mas mau ngajak kamu makan malam di restoran yang terkenal enak makanannya. Kamu mau ya nemenin mas? " Arga benar-benar memohon kepada Kania untuk menerima ajakannya.Lagi-lagi Kania terpana, selain melihat penampilan Arga yang semakin tampan dengan balutan kemeja biru dongkernya dengan lengan baju digulung keatas membuatnya nampak muda dan segar diusianya yang sekarang ini.Arga memang sudah tidak muda lagi namun usianya yang sudah matang mencerminkan kepribadiannya yang semakin dewasa. Akhirnya K
Kania akhirnya mengungkapkan isi hatinya kepada Arga. "Maafkan aku mas, bukannya aku menolak lamaranmu, tapi aku masih belum mau buru-buru menikah! " Sambil memainkan ujung roknya Kania menunduk tidak berani menatap Arga.Hati Arga mencelos mendengar jawaban dari Kania. Padahal dia berharap melihat wajah Kania yang cerah dengan mata berbinar takjub mendengar pernyataannya. "Maksudmu gimana Nia? Kamu menolakku? "Wajah Arga sudah terlihat gusar dan tidak sabar menunggu jawaban dari bibir gadis itu. "Aku merasa ini terlalu cepat, bolehkah aku minta waktu untuk berpikir dulu? " Sekali lagi jawaban Kania membuatnya bingung."Memangnya mau sampai kapan Nia, usiaku yang tidak bisa menunggu. Coba jelaskan padaku memangnya kamu mau aku nunggu sampai kapan? " Kania tersentak mendengar nada suara Arga sudah mulai meninggi, terlihat diwajahnya rasa takut melihat Arga mulai tidak bisa mengontrol emosinya.Arga yang menyadari wajah didepannya langsung mengkerut ketakutan mulai mengendorkan amarahn
Harapan Arga tidak terkabul, sedikitpun Intan tidak pernah menunjukkan rasa cemburunya. Bahkan kemarin dia lihat ada laki-laki lain yang terlihat mencoba mendekati Intan sehingga membuatnya cemburu.Tanpa sadar Arga menggebrak mejanya, membuat teman-temannya terlonjak kaget, "Apa-apaan sih lu Ga, ngagetin aja kita!! " Arga langsung menoleh dan meminta maaf setelah sadar dimana dia kini sedang berada. Karena fikirannya dari tadi hanya fokus pada Intan.Kemarin sore saat pulang kerja, seperti biasa Arga melewati rumah Intan. Terlihat tokonya sedang ramai, kini Intan kembali meminta bantuan Yanti setelah Indri keluar dan pamit pergi membawa Dio dan Dito.Namun Intan tidak sedang melayani pembeli biasa, dia memborong banyak dagangan Intan. Bahkan mereka juga terlihat bercanda sambil sesekali ditimpali oleh Yanti. Entah apa yang mereka bicarakan, namun ada yang tercubit dihati Arga saat melihat kedekatan mereka.Sampai dirumah Arga masih juga memikirkan laki-laki yang bersama Intan tadi. P