Arwah Dany melihat Misya bersanding dengan Delvan menangis, ternyata terjadi juga pernikahan itu. Istrinya benar-benar lugu. Dia tidak mengetahui peristiwa yang akan terjadi dibalik pernikahannya.Dany hanya menatap sedih, istri tercintanya sudah ditipu mentah-mentah oleh Delvan. Dia hanya bisa menjaganya dari kejauhan saja, namun Dany juga tidak mau melepas Misya karena khawatir.***Mendengar cerita Sita, Misya hanya bisa menyesali pernikahan yang terjadi antara dirinya dengan Delvan."Misyaaaa....!! " Teriakan itu langsung menghentikan langkahku yang akan masuk ke tempat makanan seafood kesukaanku. Aku berbalik dan mendapati sahabatku Sita sedang bersiap memelukku.Aku tentu saja kaget bertemu dengan sahabatku disini, karena setahuku Sita tinggal lama dipulau sebelah. Aku langsung memeluk Sita dengan perasaan bahagia.Tidak lama kemudian ada seorang anak laki-laki kecil menyusul langkah Sita dan menarik bajunya, "Mama jahat, kok ninggalin aku sih! " Bibirnya langsung mencebik mengg
Arwah Dany yang selalu mengikuti Misya akhirnya tersenyum. Setelah melihat pertengkaran mereka, kini Dany bisa pergi meninggalkan mereka. Cukup dengan melihat mereka berseteru membuatnya yakin jika Misya tidak akan mau bertahan lama dalam pernikahannya dengan Delvan.Dany sudah puas dan kembali lagi ke alamnya, kini dia tidak perlu mengikuti Misya lagi. Delvan harus merasakan bagaimana pedihnya ditinggalkan orang yang disayanginya. Seharusnya dia tahu kalau Delvan sebagai kakak kandungnya tidak pernah tulus menyayanginya.Dany tidak rela jika Misya menjadi milik Delvan untuk selamanya. Dany yakin Misya akan berusaha melepaskan dirinya dari jeratan Delvan. Misya tidak akan sudi hidup bersama Delvan setelah tahu hubungan Sita dengannya meninggalkan seorang anak.Senyum kemenangan sudah menghias wajah pucatnya, namun rasa lega kini menyelimutinya. Dany kini bisa pergi dengan tenang dan tidak lagi mengkhawatirkan Misya.Delvan sudah ketakutan luar biasa, dia tidak mau Misya meninggalkanny
Kini Misya bersama Sita berada dirumah sakit untuk menyerahkan persyaratan melakukan tes DNA, rasanya Misya sudah tidak sabar ingin cepat mengetahui hasilnya. Mereka masih harus menunggu beberapa hari untuk mendapatkan hasil tes tersebut.Sebenarnya, Delvan ingin segera melakukan perjanjian kerjasama dengan Misya secepatnya. Dia tidak ingin Misya meninggalkannya sebelum usia perkawinannya menginjak 2 tahun, karena hal itu dijadikan syarat oleh ayahnya jika dia ingin mendapatkan warisan keluarganya.Namun rupanya Delvan tidak bisa memaksa buru-buru kepada Misya, karena dia khawatir akan diadukan kepada orangtuanya. Misya memang pandai mengambil hati orangtua Delvan hingga mereka enggan meninggalkan rumah anak menantunya.Ibu Delvan sangat kerasan tinggal dirumah anaknya, apalagi menantu kesayangannya pandai memanjakannya. Akhirnya mereka memperpanjang masa menginapnya sampai satu minggu ke depan.Hal ini membuat Misya senang karena tidak lagi khawatir atas sikap Delvan. Tentu saja Delv
Akhirnya hasil tes DNA yang ditunggu-tunggu Misya dan Sita keluar juga. Hati Misya sudah berdebar kencang, beda dengan Sita yang memang yakin kalau Desta adalah darah daging dari Delvan.Sita hanya tersenyum melihat tangan Misya bergetar saat melihat hasil tes nya, Misya membelalak lebar matanya. Hasil tes menunjukkan hasilnya 99℅ memang Desta adalah anak kandung Delvan.Misya tersenyum menyeringai, kini rencananya pasti akan berhasil membuat Delvan tidak berkutik. Delvan harus menikahi Sita sahabatnya, sedangkan dia ikhlas akan mundur merelakan Delvan untuk sahabatnya.Masalah warisan dia tidak mau tau lagi. Ada rasa iba sebenarnya dihati Misya kepada mertuanya yang begitu baik. Namun Misya juga tidak bisa menutup mata begitu saja melihat penderitaan sahabatnya.Sita tidak tahu apa yang akan direncanakan oleh Misya tapi yang jelas Sita tidak akan merendahkan dirinya meminta dinikahi oleh Delvan meskipun ada Desta diantara mereka."Misya, tolong katakan padaku. Apa yang sedang kamu re
Talia tidak terima saat mendengar Fiki akan kembali pada mantan terindahnya. Informasi ini dia dapatkan dari Stella yang bekerja diperusahaan suaminya.Meskipun kesalahan awal dia yang melakukannya, perselingkuhannya dengan Arman tercium oleh Fiki saat dia sedang menginap di sebuah hotel di kota Hujan.Perjalanan kantornya dengan Arman mantan pacarnya dimasa lalu terkuak saat Fiki juga ternyata sedang menyelesaikan pekerjaannya meeting di hotel yang sama.Fiki tidak berkata apapun saat bertemu bahkan melihat Talia menggandeng mesra Arman. Fiki seolah melihat orang asing yang berpapasan dengannya sedangkan Talia sudah kelabakan bahkan mukanya langsung pucat.Talia ingin mengejar suaminya dan menjelaskan semuanya agar Fiki tidak salah paham padanya. Namun Arman malah melarangnya dan menarik Talia dalam pelukannya.Fiki menggeram marah, melihat istrinya sedang berduaan dengan laki-laki yang dia tau teman satu kantornya. Talia memang bekerja diperusahaan property, kemarin memang ijin kepa
Setibanya dirumah Talia langsung menumpahkan air mata yang sudah dari tadi ditahannya. Arman benar-benar sudah menipunya, Talia tidak akan membiarkannya bahagia. Rasa dendam mulai merasuki jiwanya. Tubuhnya terguncang cukup keras karena tangisannya.***Fiki mulai membereskan kekacauan yang terjadi dikantornya. Hari ini dia merasa sangat lelah, ternyata Stella adalah biang keroknya. Fiki juga akan menyelidiki secara tuntas alasan Stella melakukan perbuatan itu.Kini Nadya mulai tenang, karena kondisi dikantorpun mulai pulih. Semua kembali fokus pada pekerjaannya, dan tidak ada lagi yang membahas tentang gosip yang sudah merendahkan Nadya.Penyelidikan Fiki melalui orang suruhannya akhirnya membuahkan hasil. Fiki terhenyak tidak percaya jika dalang peristiwa kemarin adalah Talia mantan istrinya.Fiki sampai geleng-geleng kepala, jadi ternyata selama ini Stella memata-matainya demi Talia. Sudah segila itukah mantan istrinya, bukankah Talia sudah bahagia dengan selingkuhannya?Fiki tidak
Talia sudah lelah menanti Arman, dia bangkit mengambil kunci mobilnya segera keluar menuju rumah madunya.Talia sudah tidak tahan lagi, hatinya sudah tidak kuat dipermainkan.Didepan rumah mungil nan asri ini, Talia mematung melihat adegan mesra suaminya dengan istri tuanya. Mereka tertawa bahagia, saling memeluk dan mengecup bagian-bagian tubuh mereka sambil bercanda.Talia sudah menahan sesak di dadanya, selama ini Arman sudah tidak pernah memberinya nafkah lahir, bahkan membiarkan dirinya untuk menghidupi dirinya sendiri.Kini nafkah batinpun enggan diberikan Arman kepada Talia, sambil menahan airmatanya Talia menggigit bibirnya agar suara tangisnya tidak terdengar.Arman yang merasa diperhatikan tiba-tiba berbalik dan membeku, "Talia..!! " Arman tidak sadar berteriak dan terkejut melihat kedatangan Talia dengan penampilan yang asal bahkan bukan seperti Talia yang biasanya tampil selalu paripurna dihadapannya meskipun hanya dirumah.Spontan Arman melepaskan pelukannya dari Naima, n
Naima mengerjapkan matanya, melihat sekeliling kamar yang berwarna putih. Perlahan netranya menutup kembali, kenapa ada rasa sakit didadanya. Badannya terasa lemah dan tak berdaya, Naima mulai mengingat lagi kejadian yang baru saja dialaminya.Netranya mulai memanas, dadanya kembali sesak dan nafasnya mulai naik turun dengan cepat. Kini isak tangisnya mulai terdengar, Naima tidak mengerti alasan suaminya mendua. Tadinya Naima berfikir rumah tangganya dalam kondisi baik-baik saja.Naima tidak tahu sudah berapa lama suaminya berselingkuh, karena tidak terlihat gelagatnya sama sekali kalau suaminya sudah memiliki wanita lain tanpa sepengetahuannya."Aku salah apa sampai Mas Arman memilih menduakanku selama ini ? " Ternyata Arman sudah berdiri dibalik pintu dan mendengar curahan hati istrinya. Mulutnya mengumpat menyalahkan dirinya yang sudah membuat istrinya menderita.Entah perasaan apa yang kini membuat Arman tidak mau jauh dari Naima. Padahal selama ini dia yang menginginkan berpisah