Kini Misya bersama Sita berada dirumah sakit untuk menyerahkan persyaratan melakukan tes DNA, rasanya Misya sudah tidak sabar ingin cepat mengetahui hasilnya. Mereka masih harus menunggu beberapa hari untuk mendapatkan hasil tes tersebut.Sebenarnya, Delvan ingin segera melakukan perjanjian kerjasama dengan Misya secepatnya. Dia tidak ingin Misya meninggalkannya sebelum usia perkawinannya menginjak 2 tahun, karena hal itu dijadikan syarat oleh ayahnya jika dia ingin mendapatkan warisan keluarganya.Namun rupanya Delvan tidak bisa memaksa buru-buru kepada Misya, karena dia khawatir akan diadukan kepada orangtuanya. Misya memang pandai mengambil hati orangtua Delvan hingga mereka enggan meninggalkan rumah anak menantunya.Ibu Delvan sangat kerasan tinggal dirumah anaknya, apalagi menantu kesayangannya pandai memanjakannya. Akhirnya mereka memperpanjang masa menginapnya sampai satu minggu ke depan.Hal ini membuat Misya senang karena tidak lagi khawatir atas sikap Delvan. Tentu saja Delv
Akhirnya hasil tes DNA yang ditunggu-tunggu Misya dan Sita keluar juga. Hati Misya sudah berdebar kencang, beda dengan Sita yang memang yakin kalau Desta adalah darah daging dari Delvan.Sita hanya tersenyum melihat tangan Misya bergetar saat melihat hasil tes nya, Misya membelalak lebar matanya. Hasil tes menunjukkan hasilnya 99℅ memang Desta adalah anak kandung Delvan.Misya tersenyum menyeringai, kini rencananya pasti akan berhasil membuat Delvan tidak berkutik. Delvan harus menikahi Sita sahabatnya, sedangkan dia ikhlas akan mundur merelakan Delvan untuk sahabatnya.Masalah warisan dia tidak mau tau lagi. Ada rasa iba sebenarnya dihati Misya kepada mertuanya yang begitu baik. Namun Misya juga tidak bisa menutup mata begitu saja melihat penderitaan sahabatnya.Sita tidak tahu apa yang akan direncanakan oleh Misya tapi yang jelas Sita tidak akan merendahkan dirinya meminta dinikahi oleh Delvan meskipun ada Desta diantara mereka."Misya, tolong katakan padaku. Apa yang sedang kamu re
Talia tidak terima saat mendengar Fiki akan kembali pada mantan terindahnya. Informasi ini dia dapatkan dari Stella yang bekerja diperusahaan suaminya.Meskipun kesalahan awal dia yang melakukannya, perselingkuhannya dengan Arman tercium oleh Fiki saat dia sedang menginap di sebuah hotel di kota Hujan.Perjalanan kantornya dengan Arman mantan pacarnya dimasa lalu terkuak saat Fiki juga ternyata sedang menyelesaikan pekerjaannya meeting di hotel yang sama.Fiki tidak berkata apapun saat bertemu bahkan melihat Talia menggandeng mesra Arman. Fiki seolah melihat orang asing yang berpapasan dengannya sedangkan Talia sudah kelabakan bahkan mukanya langsung pucat.Talia ingin mengejar suaminya dan menjelaskan semuanya agar Fiki tidak salah paham padanya. Namun Arman malah melarangnya dan menarik Talia dalam pelukannya.Fiki menggeram marah, melihat istrinya sedang berduaan dengan laki-laki yang dia tau teman satu kantornya. Talia memang bekerja diperusahaan property, kemarin memang ijin kepa
Setibanya dirumah Talia langsung menumpahkan air mata yang sudah dari tadi ditahannya. Arman benar-benar sudah menipunya, Talia tidak akan membiarkannya bahagia. Rasa dendam mulai merasuki jiwanya. Tubuhnya terguncang cukup keras karena tangisannya.***Fiki mulai membereskan kekacauan yang terjadi dikantornya. Hari ini dia merasa sangat lelah, ternyata Stella adalah biang keroknya. Fiki juga akan menyelidiki secara tuntas alasan Stella melakukan perbuatan itu.Kini Nadya mulai tenang, karena kondisi dikantorpun mulai pulih. Semua kembali fokus pada pekerjaannya, dan tidak ada lagi yang membahas tentang gosip yang sudah merendahkan Nadya.Penyelidikan Fiki melalui orang suruhannya akhirnya membuahkan hasil. Fiki terhenyak tidak percaya jika dalang peristiwa kemarin adalah Talia mantan istrinya.Fiki sampai geleng-geleng kepala, jadi ternyata selama ini Stella memata-matainya demi Talia. Sudah segila itukah mantan istrinya, bukankah Talia sudah bahagia dengan selingkuhannya?Fiki tidak
Talia sudah lelah menanti Arman, dia bangkit mengambil kunci mobilnya segera keluar menuju rumah madunya.Talia sudah tidak tahan lagi, hatinya sudah tidak kuat dipermainkan.Didepan rumah mungil nan asri ini, Talia mematung melihat adegan mesra suaminya dengan istri tuanya. Mereka tertawa bahagia, saling memeluk dan mengecup bagian-bagian tubuh mereka sambil bercanda.Talia sudah menahan sesak di dadanya, selama ini Arman sudah tidak pernah memberinya nafkah lahir, bahkan membiarkan dirinya untuk menghidupi dirinya sendiri.Kini nafkah batinpun enggan diberikan Arman kepada Talia, sambil menahan airmatanya Talia menggigit bibirnya agar suara tangisnya tidak terdengar.Arman yang merasa diperhatikan tiba-tiba berbalik dan membeku, "Talia..!! " Arman tidak sadar berteriak dan terkejut melihat kedatangan Talia dengan penampilan yang asal bahkan bukan seperti Talia yang biasanya tampil selalu paripurna dihadapannya meskipun hanya dirumah.Spontan Arman melepaskan pelukannya dari Naima, n
Naima mengerjapkan matanya, melihat sekeliling kamar yang berwarna putih. Perlahan netranya menutup kembali, kenapa ada rasa sakit didadanya. Badannya terasa lemah dan tak berdaya, Naima mulai mengingat lagi kejadian yang baru saja dialaminya.Netranya mulai memanas, dadanya kembali sesak dan nafasnya mulai naik turun dengan cepat. Kini isak tangisnya mulai terdengar, Naima tidak mengerti alasan suaminya mendua. Tadinya Naima berfikir rumah tangganya dalam kondisi baik-baik saja.Naima tidak tahu sudah berapa lama suaminya berselingkuh, karena tidak terlihat gelagatnya sama sekali kalau suaminya sudah memiliki wanita lain tanpa sepengetahuannya."Aku salah apa sampai Mas Arman memilih menduakanku selama ini ? " Ternyata Arman sudah berdiri dibalik pintu dan mendengar curahan hati istrinya. Mulutnya mengumpat menyalahkan dirinya yang sudah membuat istrinya menderita.Entah perasaan apa yang kini membuat Arman tidak mau jauh dari Naima. Padahal selama ini dia yang menginginkan berpisah
Arman tergesa mengendarai mobilnya, meskipun dia ingin meninggalkan Talia namun bukan dengan cara seperti ini. Rasa sayangnya untuk Talia belum hilang sepenuhnya. Bagaimanapun juga Talia pernah mengisi hatinya dan hari-harinya selama ini.Tak terasa air mata Arman menetes ketika terbayang kembali kebersamaannya selama ini dengan Talia. Sikap Talia yang manja terkadang membuatnya lupa jika dia sudah memiliki Naima.Kesalahan Arman adalah menikahi Talia tanpa ijin dari Naima. Namun sudah bisa ditebak jika akhirnya Naima tidak sudi lagi melihatnya. Perempuan mana yang mau suaminya juga dicintai wanita lain dan menjadikan ratu dihatinya.Sambil mengusap air matanya Arman mencoba untuk fokus menyetir mobilnya agar segera sampai ke rumah sakit tempat Talia dirawat. Langkah Arman terasa terseok-seok seolah ruang tempat Talia dirawat sangat jauh.Kondisinya memang sedang tidak baik-baik saja, fisiknya masih kelelahan setelah seharian mengurus istrinya Naima dirumah sakit. Arman berusaha tetap
Mendung mulai terlihat disana, awan kelabu yang menggumpal mulai mengiringi langit. Ketika tetesan air hujan mulai jatuh, gerimis yang semakin lama menderas membuat Misya segera memacu langkahnya.Misya kini sudah memutuskan akan meninggalkan Delvan setelah mengetahui semua kesalahan Delvan di masa lalunya dengan sahabatnya Sita. Misya meringis mengingat betapa sulitnya dia saat ingin melepaskan dirinya dari Delvan.Delvan juga akan mengancam kedua orangtua Misya jika Misya tidak mengikuti kemauannya. Delvan tidak akan melepaskan Misya sebelum mendapatkan warisan dari orangtuanya.Sambil tersenyum miris Misya kini meratapi kepergian ayahnya. Setelah Rangga meregang nyawa dipenjara karena penyakit paru-parunya semakin parah kemudian menyusul ayahnya.Ternyata Delvan mencoba membujuk ayahnya agar mau membuat Misya bertahan dengannya. Delvan melakukan segala cara sampai akhirnya ayahnya jatuh didorong oleh Delvan saat sedang lengah hingga akhirnya koma beberapa hari dirumah sakit.Tidak