Setelah pertemuannya dengan Andy beberapa waktu yang lalu. Ternyata Andy malah semakin sering menghubungi Dyara. Disaat istrinya sedang bekerja Andy sering mencuri waktu untuk menelfon bahkan video call dengan Dyara.Lama-kelamaan Dyara merasa risih, dia malas meladeni keinginan Andy. Sampai akhirnya Andy menghentikan kebiasaannya menghubungi Dyara karena kata-kata Dyara yang menyinggung perasaannya.Dyara sendiri tidak menyadari jika ucapannya membuat Andy tersinggung dan marah. Tapi hal ini justru membuat Dyara merasa lega karena terhindar dari bayang-bayang Andy yang selalu mengikutinya.Dyara memang pernah mengatakan kalau Andy bukanlah orang yang bisa menepati janji karena sering membohonginya. Ternyata ucapannya mengena dihati Andy, dia merasa tercubit karena dulu juga dia pernah meninggalkan Dyara tanpa sebab dan berbohong dengan sikapnya untuk menutupi kesalahannya.Kini Dyara sudah tenang karena Andy sudah jarang mengirimkan pesan lagi padanya. Bagi Dyara itu menguntungkan di
Sepanjang perjalanan pulang Lisda hanya terdiam. Arga melirik istrinya dengan curiga, "Kamu kenapa sayang, kok jadi pendiem gini? "Lisda hanya menggelengkan kepalanya pelan. Dia masih terus melihat jalan yang mereka lalui. Dia tidak menyangka jika akhirnya menerima pinangan Arga. Meskipun awalnya sempat ragu, apalagi mendengar cerita teman-temannya bagaimana sepak terjang Arga dahulu.Namun karena cintanyalah akhirnya dia bisa menjalani bahtera rumah tangganya bersama Arga sampai 2 tahun. Hanya satu yang menjadi ganjalannya selama ini, yaitu keturunan. Sampai kini Lisda masih mengikuti program hamil bersama Arga."Mas, bisa minta tolong sebentar. Lampu di kamar mandi kami mati dan krannya bermasalah? " Tiba-tiba terdengar suara Kania membuyarkan lamunan Lisda. Tarikan nafas kasar Lisda terdengar sangat jelas ditelinga Arga.Sekilas Arga melirik Lisda, dan Kania akhirnya menyadarinya. Namun dia pura-pura tidak tahu. Berbagai cara sudah Kania lakukan untuk menarik perhatian Arga, namun
Edy bersiap menjemput Kania dari rumah bi Parni. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan mertuanya, Subroto. Edy tidak mau mengulangi lagi kesalahan yang sama, dia akan berusaha sekuat tenaga untuk meraih hati istrinya, Kania."Kamu mau kemana mas, pagi-pagi begini sudah rapi dan wangi sekali." Arum menatap suaminya dengan curiga. Namun Edy tidak menoleh atau menjawab sedikitpun. Dia masih melanjutkan kesibukannya menyimpulkan tali sepatunya."Ah..akhirnya selesai juga. " Edy bangkit sambil menyambar kunci mobilnya. Dia melewati Arum yang terpaku melihat kelakuan suaminya yang baru saja sah beberapa jam yang lalu. "Mas..!! Kamu tuli ya? Aku tanya kamu mas, malah pergi begitu saja? "Ternyata mereka baru saja mengikrarkan janji pernikahan, namun bukannya mendapatkan perlakuan mesra dari suaminya sebagai pengantin baru malah dia ditinggalkan tanpa perasaan.Arum menghentakkan kakinya dengan kesal, dia benar-benar tersinggung karena didiamkan oleh Edy. Awalnya Arum bahagia kar
Edy melangkah pulang dengan gontai, dia masuk rumah dengan wajah sedih dan ditekuk."Sudah pulang Mas? " Arum segera menyambut kedatangan Edy. Dalam hatinya bersorak melihat wajah terluka didepannya ini."Kamu kenapa mas, pulang-pulang kok lesu? " Edy malas menjawab pertanyaan Arum, dia melewati Arum begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Arum sedikitpun. Hal ini membuat Arum geram, tadinya dia pikir setelah suaminya keluar menenangkan diri mungkin hubungannya akan membaik dengan Edy.Melihat gelagat Edy seperti itu, Arum jadi menebak-nebak apa yang sudah terjadi pada suaminya. "Mas, ditanya kok malah diem aja! " Arum mulai tidak suka dengan sikap Edy, dia menatap tajam wajah suaminya.Tidak disangka, Arum mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan. Mendapat tatapan tajam istri mudanya, Edy tidak memperdulikannya. "Diam..!! " Bentaknya, Edy semakin pusing mendengar ocehan Arum.Arum terlonjak kaget, melihat Edy semakin murka mendengar pertanyaannya. Padahal dia hanya ingin tau alasa
Pardi terlihat kecewa karena melihat Suci lebih perhatian kepada Broto. Niatnya ingin mengajak Suci pergi bersamanya ternyata tidak bisa terlaksana karena kini dia melihat sendiri kalau Suci terlihat senang bersama Broto."Dik Suci, habis ini mau kemana nanti aku antar ya? " Pardi mencoba peruntungannya kali ini, dia ingin Suci menerima ajakannya. Namun Suci menggelengkan kepalanya, dia tersenyum sambil melirik Subroto di sampingnya."Tadi aku datang bareng mas Broto masa sekarang harus pergi dengan mas Pardi, maaf ya mas? " Broto lagi-lagi tersenyum lega mendengar penolakan Suci kepada Pardi. "Sebaiknya kamu jaga anakmu saja, agar tidak lagi mencari gara-gara terus dengan Kania! "Broto sudah menatap sengit ke arah Pardi. Kata-kata Broto jelas membuat malu Pardi. Raut mukanya langsung berubah masam, bagaimanapun anak perempuannya memang sudah sering bikin malu dia."Ngga usah ngungkit Arum, itu urusannya dia. Lagipula aku juga sudah malas dan cape ngurus dia dan ngga bisa berubah. M
Arum benar-benar ketakutan, dia khawatir dengan pembalasan Feri padanya. Sedangkan Feri membawa Arum ke luar kota, dia ingin memberi pelajaran pada Arum.Sedangkan Edy di rumah menunggu kedatangan Arum dengan gelisah. Sudah beberapa jam berlalu namun Arum belum juga pulang. Edy sudah menghubunginya berkali-kali namun tidak ada balasan.Edy semakin heran ketika matahari sudah hampir tenggelam istri keduanya itu masih juga belum tiba di rumah. Hingga akhirnya terdengar suara pintu dibuka dengan keras, "Brakk..!! Kemudian terdengar suara benda berjatuhan " Bruukk..!! "Edy segera keluar dan matanya membola seketika mendapati Arum terduduk sambil berlinang air mata. Barang belanjaannya ada disampingnya dengan kondisi berhamburan. Sekejap kemudian Arum menghambur ke pelukan Edy sambil menangis, dan tidak lama kemudian Arum pingsan.Melihat Arum pingsan dipelukannya Edy segera membopong istrinya ke kamar. "Arum..bangun.. Ruum ! " Edy menepuk-nepuk pipi Arum berkali-kali sambil mengusapkan
Subroto tidak menduga jika lamarannya berjalan dengan mulus tanpa kendala apapun. Dia benar-benar bersyukur, semuanya berjalan dengan mudah dan lancar. Kini mereka menuju perjalanan pulang, tidak lupa Broto mampir dulu ke toko perhiasan yang cukup besar di daerahnya."Turun dulu yuk sayang..! " Broto menggandeng tangan Suci dengan perlahan. Rasanya seperti tersengat listrik ribuan volt, dia hampir pingsan menahan debaran senang didadanya. Rasanya ternyata berbeda saat dia jatuh cinta pada Mirna. Kenapa ya?"Kok ke sini Mas, memangnya Mas mau beliin buat Kania ya?" Broto hanya tersenyum penuh misteri. Sambil tetap menggenggam tangan Suci yang dia rasakan semakin dingin dan gemetar. Suci sendiri sudah lama sekali tidak pernah dekat dengan laki-laki manapun setelah suaminya meninggal karena kanker.Broto yang memahaminya semakin erat menggenggam tangan Suci seolah ingin mengalirkan kehangatan ditangan kekasihnya. Wajah Suci sejak tadi sudah merona dan dia juga sedang sibuk mengkondisikan
Broto pulang ke rumah dengan perasaan bahagia. Dia ingin mempersiapkan semuanya secepatnya. Meskipun Kania kini masih di rumah bibinya, Broto berharap Kania mau membantunya."Kania, ayah ingin kamu tau kalau ayah sedang bahagia. Maafkan ayah disaat kamu sedang tidak baik-baik saja, ayah justru menemukan pendamping yang bersedia menjadi istri ayah." Kania terkejut menerima kabar dari ayahnya yang akan menikah lagi.Traumanya belum hilang sebenarnya, tapi dia juga tidak boleh egois. "Wah, Alhamdulillah, syukurlah Kania ikut senang ayah. Siapa perempuan yang beruntung mendapatkan ayah? "Broto tentu saja senang mendapat tanggapan positif dari anaknya. "Minggu depan kamu pulang ya nak, calon ibu kamu nanti ayah kenalkan." Parni yang ikut mendengar kakaknya akan menikah lagi akhirnya bersyukur, dia mendoakan semoga calon istrinya yang sekarang lebih baik dari pada Mirna.Kondisi Mirna sediri belum ada kemajuan sampai kini, bahkan Mirna sudah sering mencoba bunuh diri di rumah sakit jiwa. H
Kegigihan Irgi mendekati Cristal patut diacungi jempol. Oscar senang melihat adiknya kini mulai merespon kehadiran Irgi. Mendapat sambutan yang cukup baik dari Cristal tentu saja membuat Irgi semakin semangat membuat Cristal jatuh cinta padanya.Akhirnya setelah sekian lama berjuang Irgi mendapatkan apa yang dia inginkan. Cristal menerima cintanya dan mau dijadikan kekasihnya. Bahkan mereka juga akhirnya menjalani hubungan dengan serius.Perjalanan cinta mereka diakhiri dengan pernikahan, rupanya jodoh Cristal akhirnya dengan Irgi. Cristal juga mencoba untuk melepas bayangan masa lalunya. Dia juga tidak akan mengganggu lagi rumah tangga Aldo yang sudah bahagia bersama keluarganya.Sedangkan Arga kini mulai menata hidupnya bersama Lisda meskipun ternyata Lisda mengalami masalah di rahimnya. Bagi Arga tidak menjadi masalah karena dia juga sudah memiliki Nino.Dyara sahabat Arga akhirnya terus hidup bersama Arsya dan Alea putrinya. Dia tidak bisa meninggalkan Alea meskipun tidak mencinta
Ica merasa lega setelah kepergian Cristal, begitu juga dengan Aldo. Sedangkan Cristal pulang dengan wajah ditekuk, dia benar-benar geram karena semua rencananya digagalkan oleh Nino.Cristal tidak menyangka kalau Nino ternyata ada di situ, awalnya Cristal pikir Nino sedang bersama Arga. "Kamu sudah pulang Cristal? " Suara Bariton Oscar terdengar menyapanya. Mata Cristal membelalak melihat Oscar ada di rumah."Sejak kapan kakak ada di sini? " Oscar tersenyum mendengar pertanyaan yang menurutnya aneh dari Cristal. "Bukankah sebentar lagi kamu akan menikah? Tentu saja aku tidak akan melewatkan momen bahagia adikku! "Cristal terhenyak, tubuhnya langsung luruh di kursi. "Aku ngga tau kak, pernikahanku dengan Aldo sepertinya belum bisa dilaksanakan dalam waktu dekat ini. "Kini Oscar yang melotot tidak terima, "Memangnya kenapa lagi si Aldo itu? Bikin ulah lagi ya. Sekarang apa dia mundur lagi membatalkan pernikahan karena alasan perempuan itu lagi? "Cristal mengangguk tegas, "Aku benci d
Cristal benar-benar terkejut dengan perubahan Aldo. Dia masih shock setelah menerima jawaban dari Aldo. Cristal segera menyambar kunci mobilnya, dia tau pasti ada yang tidak beres dengan pekerjaan paranormal yang dia percaya untuk mengganggu ketenangan keluarga Aldo."Loh Cristal, kamu mau kemana sore-sore begini sebentar lagi mau magrib, pamali anak gadis keluar rumah. Apalagi kamu sebentar lagi mau menikah! " Mama Cristal setengah berteriak untuk melarang anaknya pergi.Tapi Cristal tidak menjawabnya, dia terus melangkah mengabaikan permintaan mamanya. Dia langsung masuk ke mobilnya untuk mendatangi paranormal tersebut. Dia tidak mau Aldo lepas darinya untuk yang kedua kalinya.Kali ini dia tidak akan diam saja. Dia ingin kembali membuat Aldo tergila-gila padanya. Namun sesampainya di sana yang terlihat adalah bendera kuning di ujung gang tempat tinggal paranormal itu.Cristal melihat anak paranormal yang pernah dikenalkan padanya sedang sibuk mengeluarkan kursi bersama seorang tet
Ica menatap tajam suaminya, dia ingin mendengar jawaban Aldo. Baginya tiada maaf jika berurusan dengan pengkhianatan. "Maafkan aku sayang, aku tidak akan mengulanginya lagi."Ica tersenyum sinis, "Aku hanya memberikan kesempatan satu kali saja mas. Jika mas tidak memanfaatkan kesempatan itu maka aku yang akan mundur." Kata-kata tegas Ica membuat Aldo tersentak."Sayang, apa maksudmu? Kita sudah memiliki dua anak lalu kamu akan meninggalkan aku? " Ica terkekeh pelan, "Kamu pikir aku tidak berani melakukannya mas, bagiku seorang laki-laki yang sudah berselingkuh dia tidak akan melakukannya hanya sekali, jika dia memiliki kesempatan pasti dia akan melakukannya lagi."Aldo lagi-lagi terhenyak, "Aku sendiri bingung sayang, kenapa aku melakukannya. Padahal aku sangat mencintaimu. " Kini Ica yang curiga dengan kata-kata Aldo. "Apa maksudmu mas? "Aldo kini terlihat bingung, " Aku tidak mencintai Cristal dari dulu. Tapi sekarang aku bingung karena mulai ingin didekatnya terus. Sampai akhirnya
Kania mulai disibukkan dengan acara pernikahan ayahnya dengan ibu Suci. Dia mulai bisa menerima Edy kembali secara perlahan. Meskipun belum bisa sepenuhnya namun Kania berusaha demi Ghania.Tidak disangka Feri juga akhirnya bisa menerima kenyataan kalau Kania sekarang sudah menjadi istri Edy dan kembali bersatu setelah rumah tangga mereka sempat diganggu oleh Arum.Kini Arum dan Pardi harus menjalani hukuman mereka karena perbuatan mereka sendiri. Sedangkan Arga masih mencoba mempertahankan pernikahannya dengan Lisda agar tidak bercerai kembali.Nino hanya bisa mendukung keputusan ayahnya. Dia juga tidak mau ikut campur karena khawatir ayahnya terluka lagi. Meskipun akhirnya Lisda kembali ke rumah namun dia masih curiga dengan hubungan Arga dengan Mona.Hingga suatu saat Lisda bertemu dengan Mona yang sedang menggandeng laki-laki lain di sebuah restoran saat dia sedang makan dengan Nino. Netranya menatap lekat ke arah Mona, hingga Nino curiga dengan pandangan ibu sambungnya.Nino hany
Edy menatap lekat wajah Kania, berkali-kali dia mengutuk dirinya. Bagaimana bisa dia mengkhianati rumah tangganya hanya demi seorang Arum?"Kania, maafkan aku? Maaf kalau selama ini aku menyakitimu dengan menikahi Arum. Maaf karena aku sudah mengabaikanmu dan Ghania. Bolehkah aku memintamu dengan sangat agar kita bisa kembali lagi bersama seperti dulu? "Kania hanya menatap Edy dengan keraguan. "Tidak ada yang perlu dimaafkan, karena semua ini mungkin takdir yang harus kujalani. Meskipun aku tak mau tapi aku harus menerimanya. Aku masih belum bisa memberikan jawaban atas permintaanmu, karena hatiku masih belum sembuh mas! "Edy hanya termangu mendengar jawaban dari Kania. Tutur kata yang disampaikan Kania benar-benar menyentuh hatinya yang terdalam, bahkan dia merasa seperti ditampar oleh kenyataan. Kali ini dia harus menerima keputusan Kania, meskipun hatinya tidak rela.Demi menyatukan kembali keutuhan rumah tangganya, Edy lagi-lagi harus menekan egonya. Dia tidak mau dijauhi oleh K
Kania terlihat melirik sinis ke arah Edy. Sedangkan Edy benar-benar tidak menyangka kalau Arum yang selama ini selalu menunjukkan dirinya lemah dan tidak berdaya ternyata sekejam itu pada Kania.Arum benar-benar tidak bisa lagi berpura-pura selalu menjadi korban Kania. Selama ini Edy percaya kalau dia adalah orang yang selalu teraniaya oleh keluarga Broto. Kini dia melihat sendiri kenyataan di depan matanya."Maafkan aku Kania, maafkan karena selama ini mataku tidak bisa melihat kebenaran." Arum yang tadinya sudah menyangka kalau Edy akan memilihnya dari pada Kania, kini menunggu dengan dada berdebar penuh kecemasan."Hari ini aku sudah mendengar dan melihat permasalahannya. Aku hanya bisa berharap kamu memaafkan kebodohanku selama ini yang mau saja percaya dengan semua yang dikatakan Arum padaku. "Kedua mata Arum kini membola, dia yang awalnya sangat percaya diri kalau Edy akan memilihnya kini mulai kebingungan. Dihadapan Kania dan mertuanya Subroto akhirnya Edy menjatuhkan talak un
Pardi mulai tidak nyaman hidupnya, tatapan sinis menantunya kini dia dapatkan tanpa ampun. "Sebenarnya apa sih yang ada di otak ayah saat itu? Apakah ayah tidak memikirkan reputasi pekerjaanku? " Edy benar-benar geram mengetahui perbuatan ayah Arum yang membuatnya malu di kantor. "Edy, lihat mertuamu? Apa kamu sedang menuai apa yang kamu tanam Ed?" Rio meledeknya saat mereka bertemu kembali di tempat mereka biasa berkumpul. Edy merasa malu dan tidak punya muka untuk bertemu dengan teman-teman satu kantornya juga mereka yang tinggal didekat rumahnya. Pardi hanya terdiam mendengar pertanyaan Edy menantunya. Dia merasa bersalah telah mencoreng nama baik menantunya, bahkan Edy tidak sudi untuk membantunya mengeluarkan dirinya dari penjara. Dan akhirnya berita itu juga sampai ke telinga Arum. Bahkan Arum yang awalnya tidak percaya, kini ayahnya sudah ditemuinya di penjara membuat dia harus menerima kenyataan menyakitkan ini. "Ayah, ternyata ada sisi lain didiri ayah yang tidak pernah
Arga masih bingung menghadapi sikap Lisda yang menurutnya terlalu berlebihan. Apakah ini dikarenakan dia belum juga memiliki momongan setelah menikah dengannya? Mungkin dia khawatir dengan kondisi tubuhnya yang sampai saat ini belum juga ada tanda-tanda ke arah itu.Nino memperhatikan ayahnya yang sedang nonton TV tapi terlihat tidak fokus. Nino sebenarnya tidak mau mengganggu ayahnya, tapi karena rasa penasarannya yang tinggi akhirnya dia memberanikan diri menegur ayahnya."Apa ayah menyesal membiarkan mama Lisda pergi dari rumah?" Terlihat tatapan menyelidik dari Nino kepadanya, membuat dia jadi kikuk. "Ngga, ayah ngga mikirin itu. Memangnya kenapa No?""Nino ngga suka liat mama Lisda merajuk kaya gitu. Padahal kan, seharusnya itu tidak perlu terjadi. Dan semuanya bisa dibicarakan tanpa perlu menggunakan drama seperti tadi. "Arga hanya tersenyum menanggapi kata-kata Nino, dia tidak bisa menjelaskannya untuk saat ini. Dia hanya tidak ingin mengalami kegagalan kembali dalam rumah ta