Ternyata Dyara mencoba memanfaatkan momen meninggalnya mama, karena selama ini dia bertahan berumah tangga bersama Arsya karena keinginan mamanya. Kini dia merasa kini tidak ada lagi yang menghalanginya.Apalagi kondisi ini didukung dengan situasi yang membuatnya jengkel kembali pada keluarga Arsya. Saat mamanya sedang berada di rumah sakit bukannya simpati yang dia dapatkan dari keluarga suaminya malah membuatnya semakin kesal dengan ulah suami adik iparnya."Mas, aku mau pinjam mobilmu ya? " Ku dengar percakapan mas Arsya dengan adik perempuannya. Dyara mengernyit heran, padahal dia tau kalau Dyara sedang bolak balik menggunakan mobil itu untuk kepentingan ke rumah sakit."Memangnya kamu mau kemana sih, kok pake pinjam mobil segala." Mas Arsya masih menanyakan kepentingan adik perempuannya itu sampai pinjam mobil padanya. "Kita mau ke Bamdung mas, jalan-jalan sekalian mampir ke saudara ipar di sana."Dyara yang mendengar alasan iparnya itu langsung geram. Bukannya ikut berduka mend
Syena sudah mulai melupakan Arkan, meskipun awalnya kesulitan dia harus bisa. Semua keperluan Zahira akhirnya harus diatasinya sendiri, karena Arkan benar-benar lepas dari tanggungjawabnya.Kadang Syena harus pontang-panting dan meminta bantuan dari keluarganya demi kelangsungan hidupnya. Bahkan pekerjaan apapun dia lakukan asal itu halal dan bisa memenuhi kebutuhan mereka berdua.Sedangkan Dyara melanjutkan hidupnya hanya demi Alea, karena sudah tidak ada lagi tujuan akhir hidupnya. Apalagi Farel juga sudah tidak mau dihubungi lewat telfon, mereka berkomunikasi hanya melalui pesan tertulis saja.Beruntungnya Dyara masih memiliki pekerjaan sehingga masih bisa membuatnya terkadang melupakan masalah rumah tangga yang dihadapinya. "Bu Dyara, kita cari makan diluar yuk? "Saat itu istirahat di kantornya lumayan lama sehingga Dyara mengikuti ajakan temannya. Tidak disangka dia bertemu dengan cinta semasa kecilnya, Bastian ditempat mereka sedang makan."Dyara, apa kabar?" Bastian mendekatin
Bastian menarik nafasnya panjang, dia cukup lelah dengan kecemburuan istri keduanya Niar, baru saja mereka bertengkar karena Niar menemukan percakapannya dengan Dyara.Bastian memang lupa menghapusnya, ada foto Dyara yang dia screen shoot untuk disimpan seperti biasanya di album tersembunyi. Kadang saat sendiri diam-diam menatap foto Dyara sambil mengusap foto itu lembut."Aku sayang kamu Dyara, dari dulu sampai sekarang. Meskipun kamu sudah menikah tapi aku tau dari sorot matamu saat kita bertemu, kamu juga masih menyimpan rasa padaku."Bastian kembali tersenyum dan mengecup foto diponselnya. Sambil memejamkan matanya kilas balik peristiwa yang dialaminya dulu, kini berputar kembali.Dyara adalah cinta pertama baginya, dia senang bisa mengenal Dyara. Meskipun dia cantik dan pintar, Dyara tidak sombong. Dyara memang terkesan pendiam dibandingkan dengan teman-teman yang lainnya.Mereka tidak satu sekolah, Dyara sekolah di Negeri sedangkan Bastian di sekolah Swasta. Perkenalan mereka me
Dyara tidak perduli jika Bastian tidak menghubunginya, dia hanya berharap dan mendoakan Bastian sehat-sehat saja. "Neng, sekarang Aa sedang berobat pakai akupuntur. Jantung Aa lagi ngga beres nih! "Saat itu Dyara sempat terkejut karena pemberitahuan Bastian tentang penyakitnya. "Sejak kapan Aa sakit jantung? "Bastian tersenyum getir, "Sudah lama, tapi baru belakangan ini sering terasa neng." Dyara bingung harus merespon apa, "Neng, mau ke sini ngga nemenin Aa berobat? "Lagi-lagi Dyara tersentak, "Eh, aduh maaf ya A. Bukannya ngga mau nemenin tapi nanti gimana dengan istri Aa? "Kini Bastian yang baru menyadari kalau dia tidak bisa memaksa Dyara untuk menemaninya. "Maaf, Aa suka lupa kalau sudah punya istri lagi."Dyara terkekeh, "Masih merasa jadi duda ya A ?" Kini Bastian yang malu karena melupakan istrinya. "Memangnya sudah berapa lama Aa menikah dengan istri yang sekarang? "" Berapa tahun ya, mungkin 12 tahun." Dengan wajah tanpa dosa Bastian terkekeh geli. Dyara tentu saja ter
Setelah pertemuannya dengan Andy beberapa waktu yang lalu. Ternyata Andy malah semakin sering menghubungi Dyara. Disaat istrinya sedang bekerja Andy sering mencuri waktu untuk menelfon bahkan video call dengan Dyara.Lama-kelamaan Dyara merasa risih, dia malas meladeni keinginan Andy. Sampai akhirnya Andy menghentikan kebiasaannya menghubungi Dyara karena kata-kata Dyara yang menyinggung perasaannya.Dyara sendiri tidak menyadari jika ucapannya membuat Andy tersinggung dan marah. Tapi hal ini justru membuat Dyara merasa lega karena terhindar dari bayang-bayang Andy yang selalu mengikutinya.Dyara memang pernah mengatakan kalau Andy bukanlah orang yang bisa menepati janji karena sering membohonginya. Ternyata ucapannya mengena dihati Andy, dia merasa tercubit karena dulu juga dia pernah meninggalkan Dyara tanpa sebab dan berbohong dengan sikapnya untuk menutupi kesalahannya.Kini Dyara sudah tenang karena Andy sudah jarang mengirimkan pesan lagi padanya. Bagi Dyara itu menguntungkan di
Sepanjang perjalanan pulang Lisda hanya terdiam. Arga melirik istrinya dengan curiga, "Kamu kenapa sayang, kok jadi pendiem gini? "Lisda hanya menggelengkan kepalanya pelan. Dia masih terus melihat jalan yang mereka lalui. Dia tidak menyangka jika akhirnya menerima pinangan Arga. Meskipun awalnya sempat ragu, apalagi mendengar cerita teman-temannya bagaimana sepak terjang Arga dahulu.Namun karena cintanyalah akhirnya dia bisa menjalani bahtera rumah tangganya bersama Arga sampai 2 tahun. Hanya satu yang menjadi ganjalannya selama ini, yaitu keturunan. Sampai kini Lisda masih mengikuti program hamil bersama Arga."Mas, bisa minta tolong sebentar. Lampu di kamar mandi kami mati dan krannya bermasalah? " Tiba-tiba terdengar suara Kania membuyarkan lamunan Lisda. Tarikan nafas kasar Lisda terdengar sangat jelas ditelinga Arga.Sekilas Arga melirik Lisda, dan Kania akhirnya menyadarinya. Namun dia pura-pura tidak tahu. Berbagai cara sudah Kania lakukan untuk menarik perhatian Arga, namun
Edy bersiap menjemput Kania dari rumah bi Parni. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan mertuanya, Subroto. Edy tidak mau mengulangi lagi kesalahan yang sama, dia akan berusaha sekuat tenaga untuk meraih hati istrinya, Kania."Kamu mau kemana mas, pagi-pagi begini sudah rapi dan wangi sekali." Arum menatap suaminya dengan curiga. Namun Edy tidak menoleh atau menjawab sedikitpun. Dia masih melanjutkan kesibukannya menyimpulkan tali sepatunya."Ah..akhirnya selesai juga. " Edy bangkit sambil menyambar kunci mobilnya. Dia melewati Arum yang terpaku melihat kelakuan suaminya yang baru saja sah beberapa jam yang lalu. "Mas..!! Kamu tuli ya? Aku tanya kamu mas, malah pergi begitu saja? "Ternyata mereka baru saja mengikrarkan janji pernikahan, namun bukannya mendapatkan perlakuan mesra dari suaminya sebagai pengantin baru malah dia ditinggalkan tanpa perasaan.Arum menghentakkan kakinya dengan kesal, dia benar-benar tersinggung karena didiamkan oleh Edy. Awalnya Arum bahagia kar
Edy melangkah pulang dengan gontai, dia masuk rumah dengan wajah sedih dan ditekuk."Sudah pulang Mas? " Arum segera menyambut kedatangan Edy. Dalam hatinya bersorak melihat wajah terluka didepannya ini."Kamu kenapa mas, pulang-pulang kok lesu? " Edy malas menjawab pertanyaan Arum, dia melewati Arum begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Arum sedikitpun. Hal ini membuat Arum geram, tadinya dia pikir setelah suaminya keluar menenangkan diri mungkin hubungannya akan membaik dengan Edy.Melihat gelagat Edy seperti itu, Arum jadi menebak-nebak apa yang sudah terjadi pada suaminya. "Mas, ditanya kok malah diem aja! " Arum mulai tidak suka dengan sikap Edy, dia menatap tajam wajah suaminya.Tidak disangka, Arum mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan. Mendapat tatapan tajam istri mudanya, Edy tidak memperdulikannya. "Diam..!! " Bentaknya, Edy semakin pusing mendengar ocehan Arum.Arum terlonjak kaget, melihat Edy semakin murka mendengar pertanyaannya. Padahal dia hanya ingin tau alasa