Pesona Istri Season 3 POV Atma Aku mengantar Zitni ke kampusnya. Lalu, memutar haluan ke arah pesantren. Memang berlawanan arah, tapi aku khawatir kalau Zitni membawa mobil sendiri seperti kebiasaannya sebelum menikah. Tidak akan aku biarkan Zitni melakukan itu. Sangat beresiko untuk kehamilannya.Setiba di halaman parkir, aku kembali dihadapkan pada situasi sulit lainnya. Datang siang salah, datang pagi pun harus bertemu Ustadzah Fatimah. Mengapa hidupku aku diperhadapkan pada situasi sulit? Aku tak ingin mengkhianati Zitni walau hanya sekadar memandangi wajah wanita lain. Karena itu, aku menunggu Ustadzah Fatimah selesai memarkir motornya, lalu melewati mobilku. Ia melangkah lambat sekali seperti keong. Memang anggun, tapi ... dibandingkan Zitni, istriku itu sangat atraktif, dan aku menyukainya. Ah, apa yang aku lakukan? Meski membandingkan hal bagus, tetap saja aku tak boleh membanding-bandingkan istriku, kan?Aku segera turun setelah wanita itu sudah tak terlihat pandanganku. R
Pesona Istri Season 3POV Atma Ketika akan keluar dari dalam kantor, pemilik pesantren tiba-tiba muncul. Beliau memang sudah pulang dari tanah suci. Tumben sekali. Biasanya aku jarang melihatnya di kantor. "Mau ke mana buru-buru, Atma?" tanya Kyai Bashori, menghampiri, lalu meneliti dari atas sampai bawah."Begini, Pak Kyai ... saya sudah janji sama istri saya buat jemput makan siang."Haji Bashori mengangguk. "Bisa kagak kamu tunda dulu? Ana ada urusan sama Nak Atma.""Haduh, urusan apa itu, Pak Kyai?""Nanti ikut sama saya, ya. Ustadzah Fatimah juga."Haduh celaka! Niat hati menghindar, sekarang kenapa aku dijebloskan lagi dalam situasi sulit?Aku melirik Ustadzah Fatimah sekilas. Terlihat ia berdiri sambil membereskan barang-barangnya. Aku menarik napas, lalu mengembuskannya perlahan. "Saya telepon istri dulu, Pak Kyai.""Ya, ya."Aku ingat memang Ustadzah Fatimah memiliki hubungan yang dekat dengan Kyai Bashori. Lalu untuk apa mereka berdua ingin bicara denganku. Panggilanku d
Pesona Istri Season 3 POV AtmaMenggoda Zitni tidak membuatnya menjadi baik-baik saja ternyata. Ia masih kesal. Ketika kami pulang ke rumah, ia mengunci pintu kamarnya.Apa lagi sekarang?Aku langsung mengiriminya teks WhatsApp. Ia membalasnya dengan hanya 'apa' dan emot kesal. Kembali aku menjawabnya dengan bertanya 'kamu kenapa', tapi ia tak lagi membalas. Zitni keluar dari kamar membawa bantal dan selimut, lalu memberikannya kepadaku. "Tidur di sini, aku mau sendiri dulu!"Aku cepat-cepat menahan lengannya ketika berbalik pergi. "Cerita sama Abang apa yang kamu rasakan? Aku nggak paham, dan akan berusaha paham kalau kamu ngomong."Zitni menurut. Ia mengharapkan wajahnya, lalu tersenyum tapi kecut. "Aku memang cemburu, Bang. Di mana-mana wanita itu muncul, bahkan di kampus aku juga muncul dia. Mana bareng Abang lagi perginya!" Dia mengulang apa yang tadi dia katakan di kantin."Bareng Pak Kyai." Aku meralatnya agar dia lebih objektif."Ya, tapi tetap kalian bareng, kan?" Dia menge
Pesona Istri Season 3Beberapa hari terakhir merupakan hari tenang untukku. Hal ini disebabkan banyaknya pekerjaan. Aku harus mengajar beberapa kelas di pesantren karena Ustadz Husein sakit. Sampai jam dua, aku harus memenuhi permintaan rektor di kampus Zitni untuk mengajar satu mata kuliah di sana. Jadi, sehari-harinya aku tak sempat masuk ke kantor. Bahkan untuk mampir ke kantin saja tidak bisa. Untung Bi Asih sudah kembali dari kampung halamannya. Hanya saja Ibu dan Ayah belum, sepetinya mereka menikmati liburannya. Aku juga sudah memberi usulan kepada Kyai Bashori mengenai ruangan kantor ustadz dan ustadzah. Katanya, memang belum ada ruangan lain untuk hal itu. Lagi pula bukankah sangat jarang ustadz dan ustadzah berkumpul di ruang kantor bersamaan. Aku ingin menjawab, justru karena itu aku jadi sungkan. Namun, aku terpaksa menelan kata-kataku itu. Lagipula jarak meja satu dengan yang lain cukup jauh. Memang tak semudah itu membangun gedung baru. Tidak semua santri di sini diken
Pesona Istri Season 3Mendengar kabar bahwa kami akan gantian menginap di rumah Mama. Orang tuaku, terutama Mama sangat bahagia kedengarannya. Aku sampai memintanya bersabar sebab masih jauh hari sampai weekend tiba. Ada hari-hari menyesakkan yang harus aku lewati terlebih dahulu. Aku pergi bekerja seperti biasa. Seperti tidak ada pembicaraan apa-apa. Aku juga menghindari kantor dan kantin. Hanya makan di dalam kelas di gedung santri putra. Tentu akan aneh sekali kalau Ustadzah Fatimah mengejar sampai kelas. Memang upayaku berhasil. Aku tak bertemu dengan Ustadzah Fatimah sampai waktu harus ke kampus. Beberapa hari aman karena aku terlalu sibuk. Mungkin Ustadzah Fatimah juga. Sampai weekend tiba, aku bersama Zitni sengaja menginap ke rumah orangtuaku. Mama dan Papa menyambut kami, padahal jarak rumah Mama dan orang tua Zinti hanya beberapa langkah saja istilahnya, saking dekatnya. Tapi mereka begitu senang saat kami mengatakan akan menginap, apa begitu berartinya kami menginap di r
Pesona Istri Season 3POV Hanan Aku merasa shock dengan pengakuan yang dikatakan oleh Atma tentang dirinya. Dia disukai wanita lain dan wali atau mungkin orang yang bertanggung dengan wanita itu memintanya untuk menikahi wanita tersebut. Wanita yang merupakan salah satu rekan kerja Atma. Ingatanku langsung tertuju pada sosok Lita. Apakah benar Atma dikagumi karena sosoknya yang baik hati dan bertanggung jawab atau kah dia bermain hati dengan wanita itu sebelumnya. Seperti yang aku lakukan dengan Lita dulu. Jika dia seperti aku dulu, sedih? Tentu saja. Bagaimana bisa dia mengulang kebodohan papanya ini. Bermain hati dengan wanita lain pada saat sudah memiliki istri. Semalaman aku tak tidur karena memikirkan semua itu. Meskipun Atma mengatakan tak bermain hati sebelumnya dengan wanita itu, tentu saja aku tak bisa langsung percaya begitu saja. Apa kah benar begitu atau hanya alibinya saja setelah semuanya terjadi dan dia ingin cuci tangan dari maslah ini. Aku bahkan sempat berpikir
Pesona Istri Season 3Aku menghela nafas dalam-dalam, bukan maksudku untuk membuat situasi tak nyaman seperti ini. Aku mengingat Lita bukan untuk bernostalgia tapi untuk mengenang dosaku di masa lalu. Namun ternyata hal itu membuat Husniah tak suka, buktinya sekarang dia tampak kesal padaku."Maafkan aku, Sayang. Aku mengingat masa lalu bukan untuk bernostalgia. Apakah waktu yang sudah kita lewati begitu banyak selama ini, tak cukup membuktikan bahwa yang aku lakukan dulu hanyalah kekhilafan dan yang ada padaku saat ini hanyalah rasa sayang dan cinta kepadamu. Tak ada wanita lain di hatiku selama ini," tuturku panjang lebar.Mata Husniah langsung berbinar-binar mendengar perkataanku. Kedua sudut bibirnya tertarik ke samping membentuk sebuah senyuman. "Aku hanya bercanda, Mas. Aku tak marah padamu," ujarnya sambil tertawa. "Tapi aku cukup bahagia mendengar pengakuanmu barusan," sambungnya. Ya Allah ... ya Tuhan, kupikir dia akan marah padaku dan cemburu ternyata dia hanya mengerja
Pesona Istri Season 3POV Atma "Ustadz Husein, bisa minta tolong," pintaku di pagi yang sepi sebelum para ustadz dan ustadzah lain berdatangan.Ustadz Husein memang rekan kerja yang rajin datang pagi. Mungkin karena belum beristri juga jadi ia hanya sibuk mengajar saja. Karena itu juga aku meminta tolong kepadanya."Apa itu, Ustadz Atma?" Dia bertanya dengan penasaran."Bisa bantu cari tahu tentang Ustadzah Fatimah, dia agak aneh sikapnya. Aku tak mau terjadi hal-hal buruk sama hubunganku dengan istri.""Aneh gimana maksudnya, Ustadz Atma? Kenapa bisa ada hubungannya sama istri Ustadz?"Aku mempercayainya, jadi semua diceritakan kepadanya agar jelas. Ustadz Husein langsung tercengang. Lalu, manggut-manggut."Pantas saja beberapa hari kemarin Ustadzah Fatimah tampak begitu gelisah. Ternyata dia mencari Ustadz Atma.""Dia ada nanya tentang saya?"Ustadz Husein menggeleng. "Sebagai seorang Ustadzah, saya rasa dia juga masih memiliki malu, Ustadz.""Saya justru berharap begitu agar dia t