Beranda / Pernikahan / Pesona Istri Yang Kuabaikan / Seratus Delapan Puluh Dua

Share

Seratus Delapan Puluh Dua

Pesona Istri Season 3

POV Atma

Selapas Maghrib, aku baru sampai rumah. Gara-gara berhati sebentar berbicara dengan Ustadz Fatimah, membuat perjalanan sampai ke rumah sedikit terlambat. Bahkan satu menit saja bisa merubah banyak hal. Tadi, setengah perjalanan, azan Maghrib berkumandang sehingga aku memutuskan untuk menepi di sebuah masjid dan solat Maghrib terlebih dahulu.

"Abang!" Sapaan Zitni menyambangi pendengaran saat aku membuka pintu kamar.

Dengan penuh rasa rindu, langkahku terayun mendekat padanya yang tengah bersandar di kepala ranjang. Tangannya yang tadi memegang ponsel, terangkat menyambut suaminya ini pulang. Aku langsung pergi ke rumah mertua karena tadi Zitni bilang sudah pulang diantar Hulya.

"Abang kenapa tinggalin aku di kamar sendirian, sih," rengeknya, bibirnya terlihat mengerucut.

"Maaf, Sayang, ada hal darurat terjadi di pesantren," ucapku sambil memeluk tubuh yang selayaknya candu bagiku itu. Aroma manis dan menenangkan saat mendekap raganya, menjadi penawar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status