Share

Part 96

Penulis: Ummi Salmiah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-28 12:00:00

"Shaka ...." Aku memanggilnya yang sedang berlari kesana kemari dengan Fatia. 

"Unda sini," panggil Shaka. Untuk menghilangkan beban, aku ikut berlari kesana kemari dengannya. 

Anak kecil memang lebih mudah mengobati kegelisahan orang dewasa. 

"Unda, kenapa?" tanyanya, entah mengapa air mataku keluar. Aku merasa hidup terasa tak adil bagiku. Ibarat roller coaster sebentar merasa di puncak sebentar merasa paling rendah. 

"Yang sabar, Non," ucap Fatia. Entah mengapa aku ingin balas dendam dengannya yang tidak jujur sebagai asisten ayah. Kudiamkan saja dia.

"Jan cemberut dong, nona manisku," ucapnya lagi.

"Adiknya abaaang Ezaaa." Eh, dia mulai merayuku.

"Tu kan manis kalau senyum," sambungnya lagi.

"Mbaaak ...!" teriakku. Kupukul lengannya. Kesal dikerjain olehnya yang ternyata dia asisten ayah. 

Dia berlari, kukejar dia kesana kemari entah apa y
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Sahariah Ambo Dali
up lg thor
goodnovel comment avatar
Sahariah Ambo Dali
semoga Reza cepat ingat ....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dari Desa   Part 97

    Aku tidak berharap kau mengingatku total, tapi aku berharap kau masih merasakan hangatnya pelukan dan belaian yang pernah kita lalui. Menikmati indahnya tegukan cinta dan rindu yang bersemi di hati kita. Merasakan setiap helaian yang pernah kita lalui tanpa sekat diantara kita.****Aku menyuapinya. Entah dia lapar atau doyan dengan masakan yang kubawa. Dia begitu lahap. Meski tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua. Ingin memulai, takut dicuekin lagi olehnya."Kapan kita menikah?" tanyanya. Kali ini suaranya lebih lembut tidak setajam yang kemarin."Tiga tahun yang lalu."Hening.Aku masih menyuapinya dengan lembut.&

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 98

    Kami saling memandang, Reza terus menatapku dengan lekat membuatku salah tingkah. Bagai sepasang kekasih yang sedang dilanda kasmaran. "Aku merasakan hatiku berdebar didekatmu," ucap Reza sambil membelaiku. "Iya, kah." "Apa aku bucin dulu?" tanyanya lagi. "Dikiit," jawabku, yang membuat dia bersemu merah. Apa begini rasanya orang yang sedang kasmaran. Aku merasa lucu berada di dekatnya. Dia pun terlihat malu-malu berada di sampingku. "Sepertinya aku dulu bucin, entah mengapa ada yang kurang jika aku tak memarahimu, membuatmu kesal. Namun, ada yang hila

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 99

    Selesai makan kami berkumpul lagi di ruang keluarga. Brayen mengajak Shaka untuk bermain di luar. Sementara ayah dan Reza sedang berbincang-bincang meski dia selalu mencuri pandang padaku. Pesona gadis desa memang tiada duanya 'kan abang Reza!"Tak menyangka Nina jika miss Dora adalah ajudannya ayah," ucapku. Miss Dora terlihat tersipu malu. Saatnya aku menyerang mumpung hanya kami berlima di ruang keluarga."Apalagi tu Fatia. Ih, benar-benar kompak memang ajudannya ayah yang dua ini." Hahaha ... Ibu justru yang tak berhenti tertawa melihat tingkahku yang lucu.Setelah cerita panjang lebar, kami kembali ke kesibukan masing-masing. Reza menuju kamarnya dan langsung istirahat. Meski kami masih sungkan untuk memulai, tapi aku terus melakukan tugasku sebagai istrinya.Dia memejamkan mata sepertinya dia benar-benar lelah walau hanya ke ruang tamu saja. Menurut dokter Gunawan, jangan terlalu paksa dia untuk berfikir karen

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 100

    Abang Reza sudah siap, aku pun demikian, kali ini kami bersatu melawan penjahat. Kemampuan bela diriku lumayan, tapi sepertinya abang Reza juga demikian."Melawan musuh jangan panik, kita harus tenang agar strategi yang kita pakai pas." Begitu katanya, sebenarnya ingin mengomel karena dia kemarin terluka sampai lupa ingatan karena salah strategi."Jangan kebanyakan gaya kalian, mari lawan kami, kalau bisa!"Tanpa di prediksi abang Reza luar biasa, gerakan tangannya begitu cekatan. Apa dulu ia ikut latihan kung fu begitu mudahnya dia melawan musuh. Setiap yang ingin melawanku dengan sigap dan cekatan dia lawan. Luar biasa abang Reza benar-benar di luar prediksiku.Aku tidak terlalu berperan karena para preman sewaan sepertinya hanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 101

    Pagi menjelang, Reza terus tersenyum. Entah apa yang dipikirkan setiap melihatku. Aku juga begitu berbinar, sebenarnya masih malu untuk bertemu dengannya. Kami baru saja melaksanakan ibadah pagi-pagi. Ekhem.Setelah salat subuh, aku membantu ibu di dapur. Miss Dora dan Fatia juga sudah bangun. Ayah sedang mengobrol dengan Farhan. Firasatku rasanya tidak enak melihat Farhan dan ayah yang sangat serius sekali."Nin, bisa ikut bergabung sebentar?" tanya ayah."Reza dimana?" tanyanya lagi."Tadi sedang baca majalah baru kayaknya, yah, di kamar.""Ini penting, Nin. Perusahaan Reza lagi ada masalah." Ayah begitu serius, aku justru yang berdebar-debar.&

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 102

    Deretan video Reza yang koma menyebar. Siapa yang menyebar video Reza? Apa ada orang dalam yang melakukan hal ini. Otakku terus berfikir tak menentu. "Mbak siapa yang membocorkan ini?" "Aku juga tidak tahu, Non." Ibu juga terlihat panik, Rena yang akan kembali keluar negeri minggu depan juga terkejut melihat berita hari ini. "Sudah masuk berita nasional, ini berarti perusahaan diambang kritis." Rena dengan serius ikut bersama kami membicarakan perusahaan Reza. Ayah sudah berangkat sejak pagi, Reza memang terhitung hampir dua minggu lebih tidak masuk ke kantor, jika terus ditutupi pasti akan menjadi pertanyaan semua orang. Sekarang aku mulai gelisah lagi, apa, iya aku harus mewakili perusahaan. "Kak, apa kakak dulu yang menggantikan kak Reza?" tanya Rena padaku. Aku justru menggeleng. "Kakak tidak bisa dek. Gak ada bakat disini." Rena terlihat diam. "Apalagi ade

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 103

    "Ayo bersiap, ikutlah denganku. Mari kita perjuangkan masa depan kita." Kali ini aku tidak bisa menyembunyikan rasa penasaranku. Aku harus menanyakan Reza langsung apa sebenarnya dia sudah sadar atau belum. "Apakah abang sudah ingat semuanya?" tanyaku. Dia cukup lama untuk menjawabnya. "Aku tidak tahu ini ingat atau tidak, aku berusaha mengingat kembali memori yang ada. Namun, semakin aku mengingatnya rasa pusing ini tak tertahankan. Aku merasakan semuanya seperti spontan kulakukan. Semoga saja ini hanya geger otak biasa yang butuh pemulihan." Aku berfikir sejenak, tak ingin memaksa Reza lebih jauh lagi. Kemungkinan beberapa memori dalam dirinya kembali, semoga seiring berjalan waktu memorinya kembali normal.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-30
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 104

    Turun dari mobil didampingi oleh ayah, sementara Farhan berada di mobil bersama Reza. "Siap mental, tampil seanggun mungkin, apa pun yang diucapkan oleh mereka jangan didengarkan." Reza mengingatkanku. Ketika turun mereka hanya menyalami ayah, tanpa menganggapku ada. Aku semakin penasaran dengan semua ini. "Selamat datang pak Ketua, kami sangat senang pak ketua turun tangan mengatasi masalah pada perusahaan Adytama." Ayah hanya mengangguk tanpa tersenyum. Meski bisik-bisik mulai terdengar. "Aku jadi semakin yakin untuk menarik investasi di perusahaan ini," ucap salah satu dari mereka. Untung Reza mengaktifkan alat perekam di ponselku yang terhubung langsung ke ponselnya. Jadi dia bisa mendengar suara yang meremehkanku. "Bukan backgroundnya untuk memimpin perusahaan ini." Lagi, keluar kata-kata dari mereka. Entah mengapa kali ini aku semakin tertantang. "Santai saja, nak." Ayah

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-30

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dari Desa   Reza Parah?

    Reza dilarikan ke rumah sakit karena ternyata Reza lemas dan mengalami sesak nafas. Kemungkinan yang terjadi karena Reza sempat emosi dan kepikiran Monica sehingga jantungnya kumat."Daddy kenapa, Bund.""Tiba-tiba lemas, padahal paginya daddy segar sekali.""Nafasnya naik turun, ya Allah bunda takut daddymu kenapa-kenapa." Nina menangis dipelukan Shaka. Monica yang mengira hanya chek up biasa ikut panik ketika dikabari abangnya jika Reza masuk ICU. Reza sampai tidak sadarkan diri menambah deretan kepanikan keluarganya."Bukannya tadi bunda bilang hanya chek up saja.""Iya, ternyata daddy lemas untung segera dilarikan ke rumah sakit.""Ya Allah Monica kira tidak separah ini." Terdengar suara serak Monica yang menangis mendengar Reza tidak sadarkan diri."Abang Brayen sudah menuju ke sana.""Iya, Dek. Kamu cepat ke sini," ucap Shaka yang meminta Monica langsung ke rumah sakit. Sementara Brayen shock melihat keadaan Reza, bayangan bersama ketika kecil membuat hati Brayen terenyuh dadd

  • Pesona Istri Dari Desa   Mencari Restu

    Misiku kali ini bukan lagi untuk bersatu dengan abang Brayen, tapi memikirkan bagaimana agar abang Brayen bersama daddy seperti dulu lagi. Terkadang kita dipaksa kuat oleh keadaan dan dibuat ikhlas oleh kenyataan, jadi pandai-pandailah menjaga perasaan kita sendiri, karena disaat kita terpuruk, susah dan sedih tidak semua orang akan peduli. “Ikuti saja kata bunda, Dek. Sejauh mana kamu melangkah jika dia jodohmu pasti dia akan kembali mengejarmu.”“Iya, Bang.”“Abang yakin kamu bisa melewatinya, Dek. Demi daddy,” kata abang Shaka.“Makasih, Bang. Demi kalian semua.”Segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya. sakitnya daddy pasti jalan agar abang Brayen dan daddy bersatu kembali. Aku juga harus sadar jika usia daddy tidak muda lagi. Aku mau daddy di hari tuanya bahagia tanpa beban."Belajar untuk tidak terlalu berharap kepada siapapun kecuali Allah, karena harapan yang berlebihan kepada manusia hanya akan menyakiti perasaanmu sendiri," ucap ababg Shaka memberi nasehat. "Saatnya kamu le

  • Pesona Istri Dari Desa   Biarkan Dia Berjuang

    Reza kembali kumat, ternyata selama ini Reza ada riwayat jantung sehingga harus dikontrol minum obat setiap hari. Nina pun sadar semakin hari usia mereka sudah tidak muda lagi sehingga gampang sekali terkena penyakit.“Kasitahu anak-anak, Bang, kalau jantungmu sedang tidak baik-baik saja,” kata Nina pada Reza yang terbaring. Nina sadar semenjak Monica gagal menikah lagi, suaminya–Reza sering sakit-sakitan. Dia merasa gagal sebagai orang tua.“Bang, coba diubah pola pikirnya bahwa tidak semua keinginan kita selalu sejalan.”“Iya, Sayang. Daddy baik-baik saja, Bund.”“Baik-baik bagaimana, kata dokter abang harus berobat intensif.” “Tenang saja, Bund. Semua pasti baik-baik saja,” kata Reza. Jauh dari lubuk hatinya sebenarnya dia menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Shaka sudah bahagia dengan Gendhis. Sementara Monica masih dilema.“Apa abang memikirkan Monica?” tanya Nina. Dia penasaran akhir-akhir ini suaminya lebih pendiam.“Jangan dipendam, salah satu sumber penyakit adalah

  • Pesona Istri Dari Desa   Mahir Membuat Luka

    Aku duduk ikut bergabung bersama daddy dan abang Brayen. Walau jujur tanganku gemetar melihat reaksi daddy, sementara abang Brayen tetap santai. “Monica yang memintaku dad, untuk datang menemui daddy. Dia memang tidak sabaran,” katanya begitu renyah. Astagfirullah itu orang benar-benar enteng berucap. Aku langsung melotot tak percaya, eh dia justru senyum-senyum tidak jelas melihatku.“Tanpa diminta pun aku akan tetap menemui daddy,” sambungnya lagi.“Aku tidak bisa hidup tanpa Monica dan Arvian, Dad.”“Paling kamu cuma modus anak nakal!” daddy langsung to the point. Aku kira abang Brayen akan marah ternyata dia tertawa melihat reaksi daddy. Dia memang orang yang sulit untuk ditebak.“Aku serius, Dad. Monica dan Arvian adalah hidupku. Rasanya hari-hari begitu sulit tanpa mereka.” Aku hanya menunduk ketika abang Brayen berucap demikian. Sepertinya kupu-kupu mulai berterbangan. Rasanya malu sekali, apalagi lirikan matanya yang membuat wajah ini tersipu malu.“Luka yang kamu buat begitu

  • Pesona Istri Dari Desa   Agak lain

    Sampai rumah, daddy dan bunda menunggu di teras. Di mata mereka aku masih gadis kecil, yang jika setiap keluar rumah terlalu lama mereka pasti menungguku. Begitulah orang tua, selalu tersisa rasa yang sama, meski berkali-kali pernah terluka.“Apa Monica terlalu lama?” tanyaku padanya. Tak lupa pelukan hangat dari daddy yang selalu panik jika aku keluar terlalu lama.“Anaknya bukan anak kecil, Bang,” ucap bunda yang tak berhenti tersenyum.“Iya, bukan anak kecil, tapi kadang bikin panik dengan tingkahnya,” jawab daddy. Aku langsung memeluknya, percayalah semakin tua, orang tua pasti lebih protektif pada anaknya.“Apa Arvian bahagia?” tanya daddy. Aku mengangguk.“Syukurlah ….”“Dad ….”“Kenapa?” tanyanya.“Apa daddy merestui jika aku dan abang Brayen bersama lagi?” Daddy diam, sekarang aku yang canggung. Kebahagiaan yang tadi berubah menjadi rasa tidak nyaman.“Apa dia bisa menjamin berubah, sementara sampai detik ini daddy tidak melihat kesungguhannya.”Sekarang aku yang diam. “Jang

  • Pesona Istri Dari Desa   Semua Tentang Kamu

    Berkali- kali aku menghapus air mata sedih dan bahagia tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Aku bahagia melihat senyumannya yang tak henti. Sesekali dia memandangku meski terjeda karena fokus menyetir.“Jangan mengatakan apa-apa lagi, jawabanmu membuatku tidak mau kamu mengucapkan hal yang aneh lagi.”“Tulis di sini biar aku akan tempel di sudut kamarku. Apakah kamu menerimaku atau tidak,” balasnya lagi. Dia memberikanku polpen dan selembar kertas, dia niat sekali membuatku tersipu malu. Pernyataannya bahkan seperti tahu jawabannya aku menerimanya kembali. Dasar tuan arogan.“Tulislah apa kamu menerimaku. Karena ini sangat penting bagi hidupku,” sambungnya lagi.“Anda terlalu pede tuan.”Aku langsung menyimpan di dalam tas. Dia mirip dengan daddy, dia pasti akan memaksa aku menjawab sesuai dengan maunya. Laki-laki jika ada maunya dia akan memaksa, tapi kalau sudah dapat apa yang dia mau, tak sedikit yang terkesan cuek.“Kenapa di simpan?”“Nanti pas pulang aku berikan,” balasku. Wa

  • Pesona Istri Dari Desa   Pasti Ada Jalan

    "Bunda ...." Arvian memanggilku. Cepat sekali anak ini sampai padahal baru saja ayahnya menelponku. Apa sebenarnya mereka ada di sekitar sini."Hai, jagoan. Sama siapa ke sini?” tanya daddy menghampiri langsung Arvian."Sama ayah, Opa. Tapi dia menunggu di luar,” balas Arvian jujur. Apa abang Brayen yang mengajarkan Arvian untuk jujur.Daddy seketika diam. Bunda pun langsung memecahkan suasana agar tidak terlihat canggung. Aku hanya bisa menghela napas dalam-dalam, takut jika daddy kambuh lagi dengan tidak menginginkan kami kembali."Bersiaplah, Mon,” ujar bunda.Meski ragu, aku pun bersiap untuk berangkat dengan Arvian. Layaknya anak muda yang mau ketemuan aku sampai bingung menggunakan baju yang mana. Astagfirullah, kelakuanku makin aneh seperti abege labil. "Mon, lama sekali, kasihan Arvian lama menunggu." Bunda tiba-tiba datang ke kamar. Baru terasa malunya. Ada-ada saja kelakuanku yang makin aneh ini."Kamu kek anak muda saja, Mon. Milih baju saja lama sekali,” ledek Bunda."Haha

  • Pesona Istri Dari Desa   Berharap Kita Bersama Lagi

    Beharap untk kembali Aku dilema bukan karena tidak ingin menerima abang Brayen kembali, tetapi ada rasa trauma takut merasakan kekecewaan lagi. Manusiawi kurasa jika Aku tidak mau kecewa lagi untuk kedua kalinya."Bund, apa Aku harus menerima abang Brayen lagi?" tanyaku pada bunda yang sedang duduk merawat tanamannya. Aku merasa hidup bunda Lebih baik dibanding denganku. Hidupnya tenang di masa tuanya, sementara aku seperti mencari kepastian."Perasaan Monica bagaimana?" tanya bunda."Dilema, Bund. Apa kesempatan kedua itu memang benar adanya?""Jangan pernah mendahului takdir sayang, jika kamu yakin kembalilah bersamanya. Namun, apabila kamu ragu mintalah pada sang pemberi harap yang tidak pernah membuat hambanya kecewa," balas bunda.Entah mengapa setetes bening jatuh di pipiku, dengan banyak hal yang telah kulalui rasanya tidak mudah sampai di titik ini."Dan mintalah restu pada daddymu, barangkali dengan keikhlasannya bisa membuatmu semakin yakin," sambung bunda memberiku nasihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Aku Ingin Kalian Bersatu

    POV ARVIANKali ini Aku merasa ada harapan melihat reaksi bunda yang mulai melirik ayah. Siapa yang tidak bahagia, setelah sekian lama harapan itu nampak di depan mata. Aku sama halnya dengan anak yang lain ingin orang tua yang utuh. Ingin keluarga bahagia yang tiap bangun tidur melihat mereka di depanku. "Kamu kenapa Arvian?" tanya Bani temanku yang biasa mendengar keluh kesahku."Doakan, ya, bunda dan ayahku bersatu lagi.""Bukannya daddy Aksenmu ada?" tanya Bani penasaran. "Mereka sudah lama pisah, Ban.""Semoga orang tuanmu bersatu lagi, Arvian.""Aamiin.""Kalau pun, tidak ada harapan aku harap kamu tetap jadi Arvian yang baik." Bani jauh lebih di atas tingkat dariku, dia sudah SMP. Namun, dia tidak mau dipanggil kakak. Bani adalah anak dari salah satu rekan dokter ayah.Aku bukan anak yang kuat, kadang Aku depresi melihat bagaimana teman-temanku bisa bahagia di usianya yang begitu indah. Main timezone dengan kedua orang tua lengkap, sementara Aku hanya bisa gigit jari melihat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status