Share

Part 80

Penulis: Ummi Salmiah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-25 10:00:00

Ibu mertua tak berkutik. Semua yang ikut makan malam nampak tegang.

"Ku ingatkan kepada kalian semua, bahwa nyonya di rumah ini adalah istriku bukan yang lain." Aku mendekati Reza untuk menenangkannya. Karena tak tahan Ibu mertua langsung masuk ke kamarnya.

"Farhan kenapa dia mulai bertingkah?" tanya Reza yang sedikit geram malam ini.

"Gara-gara kartu kredit yang tuan blokir."

"Jika dia berulah lagi, pastikan dia keluar dari rumah ini. Aku tidak ingin istri dan anakku tidak nyaman di rumah ini," sambung Reza. Wajahnya kali ini sangat serius, beda ketika kami berdua di kamar.

"Miss Dora pastikan jika ada pelayan yang menjadi penyusup atau mata-mata. Langsung pulangkan saja tanpa diberi pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
padahal part unboxing nya d tunggu²...TPI ternyata zonk...langsung selesai............
goodnovel comment avatar
Aam Aminah
akhirnya malam pertama yg tertunda bertahun tahun itu terjadi juga
goodnovel comment avatar
THIKA Sary
syg'y mlem pertama'y ga di uraikan wkwkwk, tau2 cuma hbis kejadian smlem gitu hehe krg geemeezzz
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dari Desa   Part 81

    "Ih, masak. Sejak kapan Reza Adytama ngorok sayang.""Sejak semalam, sampai aku tidak bisa tidur." Ku jewer pipinya agar dia segera bangun.Terima kasih untuk tadi malam," ucapnya sambil spontan mencium pipiku. Ih, ini orang bisa saja."Boleh nambah lagi kan?""Oh, tidak sayang tadi malam saja ehm ....""Ehm apa?" Ih, ini orang bikin malu saja. Dia malah nyengir. Lucu kali lihat istrinya yang malu.Kami salat subuh be

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-25
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 82

    ***Tak terasa sudah satu minggu berada di rumah ini, Shaka sudah bisa beradaptasi meski ibu tirinya Reza masih suka nyeletuk, tapi aku hanya membalas dengan senyuman."Jangan terlalu merasa menjadi nyonya," ucapnya sambil membawa tas. Mungkin dia akan berangkat shoping."Kupastikan jika Reza tiada nanti, kamu akan kubuang dari rumah ini karena tidak berguna," sambungnya lagi.Benar-benar monster itu orang."Non, kenapa dia semakin lama semakin mengerikan," ucap Fatia yang tiba-tiba ada di belakangku."Kita lihat saja sampai kapan dia akan kuat tanpa uang.""Kabarnya dia suka berjudi, non. Dengan teman sosialitanya.""Besar kemungkinan, Fatia. Lumayan bikin hati tak nyaman itu orang. Kadang aku mikir kenapa dia tidak diusir saja.""Sama, Non. Mungkin ada alasan tuan secara dia masih istri kedua dari almarhun daddy nya tuan."Duaaar .... Terdengar seperti

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-25
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 83

    Kupandang wajahnya yang sedang terlelap tidur, wajah yang membuat siapa saja candu. Tanpa sengaja kubelai wajahnya, merasakan dari dekat rasa ini. Ah, sepertinya aku juga sudah bucin padamu sayang. Tiba-tiba dia juga ikut memegang tanganku. Dia memang sangat pandai membuatku malu. Entah mengapa juga meski sudah sah menjadi suami istri rasanya masih tetap malu jika ketahuan terlihat bucin olehnya. "Ada apa? Mau nambah lagi, sayang." Tu kan, sifat reseknya masih saja sering muncul. "Ogaah ...." "Gak usah malu sayang, kita ini suami istri sudah sah lahir bathin." Ih, dia pakai adegan mengacak-acak rambutku.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 84

    Aku langsung menghubungi Fatia agar mengajak Shaka bermain. Sementara aku menuju ke ruang kerja Reza sesuai perkataan Brayen tadi.Reza masih terlihat sangat sibuk, tapi dia terlihat sangat tegang berbicara denganku. Banyak hal yang kami bicarakan sebagai antisipasi kedepannya.Sedang asyik berdiskusi. Suara teriakan ibu Ratih--Ibu tirinya Reza membuat kami langsung menjeda diakusi kami."Oke, Reza. Aku akan pergi dari rumah ini!" Suaranya berteriak memenuhi isi rumah."Keluar kamu, Za. Demi istrimu dari desa itu kamu berani melawanku sekarang!" teriaknya lagi.Kami segera menuju sumber suara ternyata dia sudah membawa kopernya. Reza justru melipat tangannya mendengar ibu tirinya marah-marah."Tak masalah kamu blokir kartu kreditku Reza Adytama. Tapi ingat saja, aku pastikan hari ini kamu menyesal!" Serunya. Matanya melotot membuatku bergidik ngeri."Hei Nina gadis kampung, lihat saja ak

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 85

    Aku bersiap untuk melakukan plan B seperti yang dikatakan Reza. Namun, lagi -lagi kami di kepung oleh wartawan di rumah. Aku tidak bisa kemana-mana secepat itu berita tersebar. Luar biasa memang zaman digital ini."Non, ramai sekali di luar." Luar biasa efek media. Bagaimana aku bisa keluar jika di depan penuh dengan wartawan. Semua pengamanan dikerahkan agar mereka tidak bisa masuk.Satu panggilan masuk mengejutkanku."Halo ....""Bagaimana nyonya besar? Masih berani memilih Reza. Reza itu pembunuh!" Dia langsung go the point. Astagfirullah suaranya benar-benar mengerikan."Aku akan bersihkan nama suamimu asalkan kamu serahkan saham kepemilikan Shaka kepadaku." Ow, benar -benar in

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 86

    Reza memberiku kesempatan untuk membersihkan diri sekaligus menidurkan Shaka yang terlihat sangat mengantuk sekali. Setelah itu kami kumpul berempat membahas tentang masalah yang tiba-tiba ada di media tadi. Kuceritakan bahwa bu Ratih menelponku karena menginginkan saham yang dimiliki oleh Shaka."Memang sesuai perjanjian dan wasiat dari daddy, ibu Ratih hanya diberikan lima persen saja sementara anak yang lahir dari istri abang sebesar dua puluh lima persen sisanya diperuntukkan buatku semua." Reza menjelaskan kepada kami."Perusahaan ini memang sangat menguntungkan karena pendapatannya paling besar dari yang lain. Kalau Rena jelas dia sudah memiliki warisan yang lain. Nah, ibu tiriku ini menganggap dia dizholimi karena mendapatkan bagian sedikit. Padahal sering aku katakan padanya bahwa belanja bulanannya tetap dan itu cukup kalau sekedar untuk dipakai shoping.""Emang satu bulan berapa belanjanya?" tanyaku yang penasaran.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 87

    Bergegas kami menemui Farhan. Mata kami terbelalak melihat ibu tiri sedang menangis tersedu-sedu. Aktingnya memang luar biasa."Reza itu anak durhaka, padahal aku merawatnya setelah ibunya tiada." Dia mulai akting menangis."Bayangkan dia menikah dengan gadis yang tidak jelas asal usulnya dari desa, sudah kutolak tapi dia ngotot menikahi gadis itu di desa tanpa mengajakku dan mengundang relasi. Pernikahan macam apa yang diam-diam tanpa mengabari semua orang kalau memang itu pernikahan yang pasti kalian tahu lah," ucapnya lagi.Reza geleng-geleng kepala."Padahal Brayen sangat butuh kasih sayang darinya, memang Reza itu tidak pernah mendengar apa yang aku ucapkan."Dan banyak lagi hinaan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-27
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 88

    "Bang ...." Rasanya kali ini ada rasa sesak dihatiku."Kenapa?" tanyanya, dia langsung mengecup keningku. Dia tahu aku khawatir padanya."Cepat kembali jangan lama-lama." Dia mengangguk."Hanya ini solusi yang terbaik. Untuk sementara istri abang dan Shaka menepi disini. Dan aku harus mencari solusi semua keonaran ini tidak mungkin abang hanya berdiam diri." Ternyata dia sejak semalam berusaha agar aku tidak panik, padahal sebenarnya dia mungkin justru sangat panik memikirkan Brayen.****Hari ini kami dikejutkan lagi dengan video viral ibu mertua bersama bos Atmadja. Mereka terlihat kompak bersatu untuk menuntut Reza sebagai orang yang tidak bertanggung jawab. Apa maksudnya? Apa hubungan ibu Ratih dengan bos Atmadja yang kudengar dari Fatia, dia adalah ayah dari dokter Gunawan.Kutekan tombol hijau untuk menelpon dokter Gunawan. Namun, nomornya tidak aktif, semenjak aku kembali bersama Reza,

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-27

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dari Desa   Mahir Membuat Luka

    Aku duduk ikut bergabung bersama daddy dan abang Brayen. Walau jujur tanganku gemetar melihat reaksi daddy, sementara abang Brayen tetap santai. “Monica yang memintaku dad, untuk datang menemui daddy. Dia memang tidak sabaran,” katanya begitu renyah. Astagfirullah itu orang benar-benar enteng berucap. Aku langsung melotot tak percaya, eh dia justru senyum-senyum tidak jelas melihatku.“Tanpa diminta pun aku akan tetap menemui daddy,” sambungnya lagi.“Aku tidak bisa hidup tanpa Monica dan Arvian, Dad.”“Paling kamu cuma modus anak nakal!” daddy langsung to the point. Aku kira abang Brayen akan marah ternyata dia tertawa melihat reaksi daddy. Dia memang orang yang sulit untuk ditebak.“Aku serius, Dad. Monica dan Arvian adalah hidupku. Rasanya hari-hari begitu sulit tanpa mereka.” Aku hanya menunduk ketika abang Brayen berucap demikian. Sepertinya kupu-kupu mulai berterbangan. Rasanya malu sekali, apalagi lirikan matanya yang membuat wajah ini tersipu malu.“Luka yang kamu buat begitu

  • Pesona Istri Dari Desa   Agak lain

    Sampai rumah, daddy dan bunda menunggu di teras. Di mata mereka aku masih gadis kecil, yang jika setiap keluar rumah terlalu lama mereka pasti menungguku. Begitulah orang tua, selalu tersisa rasa yang sama, meski berkali-kali pernah terluka.“Apa Monica terlalu lama?” tanyaku padanya. Tak lupa pelukan hangat dari daddy yang selalu panik jika aku keluar terlalu lama.“Anaknya bukan anak kecil, Bang,” ucap bunda yang tak berhenti tersenyum.“Iya, bukan anak kecil, tapi kadang bikin panik dengan tingkahnya,” jawab daddy. Aku langsung memeluknya, percayalah semakin tua, orang tua pasti lebih protektif pada anaknya.“Apa Arvian bahagia?” tanya daddy. Aku mengangguk.“Syukurlah ….”“Dad ….”“Kenapa?” tanyanya.“Apa daddy merestui jika aku dan abang Brayen bersama lagi?” Daddy diam, sekarang aku yang canggung. Kebahagiaan yang tadi berubah menjadi rasa tidak nyaman.“Apa dia bisa menjamin berubah, sementara sampai detik ini daddy tidak melihat kesungguhannya.”Sekarang aku yang diam. “Jang

  • Pesona Istri Dari Desa   Semua Tentang Kamu

    Berkali- kali aku menghapus air mata sedih dan bahagia tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Aku bahagia melihat senyumannya yang tak henti. Sesekali dia memandangku meski terjeda karena fokus menyetir.“Jangan mengatakan apa-apa lagi, jawabanmu membuatku tidak mau kamu mengucapkan hal yang aneh lagi.”“Tulis di sini biar aku akan tempel di sudut kamarku. Apakah kamu menerimaku atau tidak,” balasnya lagi. Dia memberikanku polpen dan selembar kertas, dia niat sekali membuatku tersipu malu. Pernyataannya bahkan seperti tahu jawabannya aku menerimanya kembali. Dasar tuan arogan.“Tulislah apa kamu menerimaku. Karena ini sangat penting bagi hidupku,” sambungnya lagi.“Anda terlalu pede tuan.”Aku langsung menyimpan di dalam tas. Dia mirip dengan daddy, dia pasti akan memaksa aku menjawab sesuai dengan maunya. Laki-laki jika ada maunya dia akan memaksa, tapi kalau sudah dapat apa yang dia mau, tak sedikit yang terkesan cuek.“Kenapa di simpan?”“Nanti pas pulang aku berikan,” balasku. Wa

  • Pesona Istri Dari Desa   Pasti Ada Jalan

    "Bunda ...." Arvian memanggilku. Cepat sekali anak ini sampai padahal baru saja ayahnya menelponku. Apa sebenarnya mereka ada di sekitar sini."Hai, jagoan. Sama siapa ke sini?” tanya daddy menghampiri langsung Arvian."Sama ayah, Opa. Tapi dia menunggu di luar,” balas Arvian jujur. Apa abang Brayen yang mengajarkan Arvian untuk jujur.Daddy seketika diam. Bunda pun langsung memecahkan suasana agar tidak terlihat canggung. Aku hanya bisa menghela napas dalam-dalam, takut jika daddy kambuh lagi dengan tidak menginginkan kami kembali."Bersiaplah, Mon,” ujar bunda.Meski ragu, aku pun bersiap untuk berangkat dengan Arvian. Layaknya anak muda yang mau ketemuan aku sampai bingung menggunakan baju yang mana. Astagfirullah, kelakuanku makin aneh seperti abege labil. "Mon, lama sekali, kasihan Arvian lama menunggu." Bunda tiba-tiba datang ke kamar. Baru terasa malunya. Ada-ada saja kelakuanku yang makin aneh ini."Kamu kek anak muda saja, Mon. Milih baju saja lama sekali,” ledek Bunda."Haha

  • Pesona Istri Dari Desa   Berharap Kita Bersama Lagi

    Beharap untk kembali Aku dilema bukan karena tidak ingin menerima abang Brayen kembali, tetapi ada rasa trauma takut merasakan kekecewaan lagi. Manusiawi kurasa jika Aku tidak mau kecewa lagi untuk kedua kalinya."Bund, apa Aku harus menerima abang Brayen lagi?" tanyaku pada bunda yang sedang duduk merawat tanamannya. Aku merasa hidup bunda Lebih baik dibanding denganku. Hidupnya tenang di masa tuanya, sementara aku seperti mencari kepastian."Perasaan Monica bagaimana?" tanya bunda."Dilema, Bund. Apa kesempatan kedua itu memang benar adanya?""Jangan pernah mendahului takdir sayang, jika kamu yakin kembalilah bersamanya. Namun, apabila kamu ragu mintalah pada sang pemberi harap yang tidak pernah membuat hambanya kecewa," balas bunda.Entah mengapa setetes bening jatuh di pipiku, dengan banyak hal yang telah kulalui rasanya tidak mudah sampai di titik ini."Dan mintalah restu pada daddymu, barangkali dengan keikhlasannya bisa membuatmu semakin yakin," sambung bunda memberiku nasihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Aku Ingin Kalian Bersatu

    POV ARVIANKali ini Aku merasa ada harapan melihat reaksi bunda yang mulai melirik ayah. Siapa yang tidak bahagia, setelah sekian lama harapan itu nampak di depan mata. Aku sama halnya dengan anak yang lain ingin orang tua yang utuh. Ingin keluarga bahagia yang tiap bangun tidur melihat mereka di depanku. "Kamu kenapa Arvian?" tanya Bani temanku yang biasa mendengar keluh kesahku."Doakan, ya, bunda dan ayahku bersatu lagi.""Bukannya daddy Aksenmu ada?" tanya Bani penasaran. "Mereka sudah lama pisah, Ban.""Semoga orang tuanmu bersatu lagi, Arvian.""Aamiin.""Kalau pun, tidak ada harapan aku harap kamu tetap jadi Arvian yang baik." Bani jauh lebih di atas tingkat dariku, dia sudah SMP. Namun, dia tidak mau dipanggil kakak. Bani adalah anak dari salah satu rekan dokter ayah.Aku bukan anak yang kuat, kadang Aku depresi melihat bagaimana teman-temanku bisa bahagia di usianya yang begitu indah. Main timezone dengan kedua orang tua lengkap, sementara Aku hanya bisa gigit jari melihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Dasar Aneh

    Aku tak henti tersenyum hingga tak terasa kami sampai rumah. Benar-benar tidak bisa diprediksi itu orang. Bisa-bisanya dia berubah dalam sekejap. Dasar aneh!"Kamu kenapa, Nak? Wajahmu bersemu merah," ucap bunda. Wajah herannya tidak bisa disembunyikan."Mungkin dari pesan yang dibaca," balas daddy. Bisa-bisanya mereka ikut usil. Astagfirullaah Aku pun sendiri bingung dengan tingkah anehku."Apa, iya, dari Brayen? Bukannya tadi dia sedang berduka," sambung bunda lagi."Kamu kayak tidak tahu aja anak nakal itu, dia akan mengejar sampai dapat," balas daddy."Hooh, kayak abang, sih." Eh, kok mereka sekarang yang berdebat."Sudah sampai, Bund. Ayo kita masuk, Monica sudah lapar, apalagi lihat bunda dan Daddy berdebat makin buat Monica lapar." Mau bagaimana lagi, Daddy sama abang Brayen itu memiliki kemiripan. Itu tidak bisa dipungkiri jika mereka berdua susah ditebak.Aku hanya bisa menggelengkan kepala mengingat tingkah unik abang Brayen yang kurasa aneh. Entah mengapa jiwa usilku ngin

  • Pesona Istri Dari Desa   Kau Tak Akan Terganti

    "Maksudnya?" tanya daddy memperjelas."Dokter Brayen baru saja menangani operasi besar, kemungkinan tidak mengaktifkan ponselnya," jawab dokter yang jaga di depan IGD."Syukurlah ...." Bunda ikut lega karena prasangka dari Arvian tidak benar.Sekarang aku yang panik karena ponselku terus bergetar karena pesan dari abang Brayen. Ya Allah, habis aku setelah ini."Arvian cari ayah dulu, Opa," kata Arvian."Iya, cucu eyang yang panikan," balas bunda. Dari masalah ini kami jadi paham jika Arvian selama ini menyimpan luka yang tidak kami sadari. Dia begitu menyanyangi ayahnya-Abang Brayen."Mon kamu mau kemana?" tanya bunda yang melihatku berbalik arah, sebenarnya mau kabur karena pesan yang kukirim pada abang Brayen pasti akan ditagih."Pulang, Bund.""Oh ....""Ayo kita pulang, biarkan Arvian bersama ayahnya," balas daddy."Abang tidak menemui anak nakalnya." Bunda ternyata iseng juga sama daddy. Melihat daddy salah tingkah membuat aku ikut tertawa juga. Lucu ekspresi daddy."Bunda iseng

  • Pesona Istri Dari Desa   Bikin Panik!

    "Maksudmu diantar Brayen?" tanya bunda dengan penuh senyuman. Kenapa bunda bahagia? Daddy juga tidak terlihat marah. Apa aku tidak salah lihat, sementara Arvian balik dan tidak berucap. Aneh kulihat oang-orang."Iya, Bund. Dia maksa mau antar pulang," balasku jujur."Tapi kamu mau," balas daddy menatapku."Dipaksa, Dad." "Bilang saja kamu bahagia diantar oleh si anak nakal itu," sambung daddy. Kenapa aku bahagia mendengar omelan daddy. Anak nakal itu seperti ungkapan kerinduan."Abang gak marah?" tanya bunda heran. Jangankan bunda, aku pun sangat heran."Kita sudah cukup tua untuk sakit hati, biarkan mereka yang menentukan apa yang terbaik bagi mereka." Ha? Apa aku gak salah dengar daddy Reza mengatakan hal tersebut."Wow, menyala abang Reza," sahut bunda. Ada yang menghangat di hatiku, ini tidak mimpi 'kan? semua seperti mendukung kami bersama."Jangan senyum-senyum sendiri, Mon," sambung daddy.Tu kan, semua isi pikiranku hanyalah khayalan semata. Aku tetap sadar diri agar tidak te

DMCA.com Protection Status