Share

Part 75

Author: Ummi Salmiah
last update Last Updated: 2023-05-23 14:00:00

Ayah berteriak, tapi kami tidak peduli. Entah bagaimana ceritanya ayah menggunakan Pluit agar kami naik ke atas. Ya Allah capek rasanya. Bukannya menyesal kami malah tertawa lepas.

"Ya Allah Nina, lihat wajahmu kayak apa!" Ibu ikut  teriak.

"Gitu sudah punya bos buciiin!" Farhan tak mau kalah meledek bosnya.

"Kalian ini, memang benar-benar." Ayah mau marah, tapi Reza jahil dia tempelin lumpur ke hidung ayah. Bukannya marah ayah ikut mengambil lumpur menaruh di wajahnya Reza. Ya salam benar-benar somplak semuanya.

"Ayah nyerah, kalian tidak bisa dipisahkan."

"Yeeee! Nina I Love you ...." Ya ampun si Abang tak sadar berteriak di tengah sawah, Farhan hanya geleng-geleng kepala melihat tuannya. Ibu juga kulihat tak dapat menahan tawanya.

Kelakuan abang Reza memang!

****

Pulang dari sawah, aku langsung membersihkan diri. Reza pun demikian. Ayah sudah menyerahkan yang menanam padi pada ahl
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
hanya istri bawahan aja sudah sombong...tuh bos nya datang...mau ngomong apa sekarang ha??
goodnovel comment avatar
Aam Aminah
Abang Reza emang paling keren gak bakalan mau dia kalah sama yg lain
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Istri Dari Desa   Part 76

    Setelah mengatakan itu, entah mengapa reuninya terasa beda. Ada yang mau mendekatiku, tapi malu karena Reza terus menempel. Kami duduk berduaan merasakan atmosfer cinta yang bersemi di hati kami. Ini sih, bukan reuni, tapi kencan dadakan abang dan adek. Uhuuk."Siapa Feri itu sayang?" tanya Reza."Katanya sih dulu suka sama adikmu yang manis ini," jawabku sambil memamerkan senyuman termanisku."Wah, main-main kalau dekati istriku.""Namanya juga masa SMA sayang, banyak masa lalu lah, memang abang gak ada yang suka?" tanyaku semoga tidak cemburu saja. Biasanya wanita yang bertanya-tanya, dikasitahu eh, ujung-ujungnya tetap saja cemburu."Ada, bahkan tiap hari tas abang penuh dengan surat

    Last Updated : 2023-05-23
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 77

    "Welcome Miss Adytama," ucapnya sambil langsung memelukku."Perkenalkan ini adalah nyonya Adytama kalian penuhi segala kebutuhan beliau," sambut Miss Dora ke semua pelayan yang ada.Shaka dibawa langsung oleh Fatia, sementara aku menyiapkan keperluan Reza yang akan segera berangkat kerja. Suasana tentunya beda dengan pertama kali aku berkunjung ke rumah ini, untuk pertama kalinya aku menyiapkan kebutuhan Reza layaknya suami istri."Jangan capek ya, sayang. Happy saja di rumah ini. Jika ada sesuatu yang adik dengar dan menjadi pikiran, cepat laporkan abang.""Siap sayang.""Jangan terlalu percaya dengan seseorang seratus persen, apa pun yang kiranya merasa janggal jangan disembunyikan dari abang," ucapnya lagi. Aku sibuk merapikan dasinya."Di meja rias ada ponsel yang sudah abang beli. Langsung ada sim card nya juga, nanti kalau kangen langsung telpon abang, oke."

    Last Updated : 2023-05-24
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 78

    Hampir ketahuan, setelah mengatur nafas aku langsung balik badan ternyata yang menarikku adalah Fatia. Syukur, aku kira siapa yang menarikku. Jantung ini masih belum beraturan."Nona, kenapa teledor sekali." Fatia memarahiku karena dia juga sambil menarik nafas agar tidak ketahuan.Kami langsung mengambil Shaka dan membawanya ke kamar. Fatia terlihat panik juga. Degup jantung ini benar-benar berirama. Kami langsung mengunci pintu kamar agar tidak ada yang mendengar percakapan kami."Non, ternyata di rumah ini ada monster berbulu domba," ucap Fatia. Ada-ada saja Fatia ini. Serigala berbulu domba, sih, iya."Memang apa yang mbak tahu?" tanyaku yang mulai penasaran."Ibu tiri tuan ternyata

    Last Updated : 2023-05-24
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 79

    Dia memangku Shaka layaknya seorang saudara kandung. Tak ada sama sekali dihatinya terlihat iri dan dengki, padahal bisa saja dia berfikir daddy nya tidak sayang lagi dengannya. Kuakui dia anak yang cerdas."Miss, aku sudah tahu kok kalau aku bukan anak Daddy," ucap Brayen. Deg, kulepas mainan Shaka yang sedang kurapikan."Tau darimana?" tanyaku."Oma, maminya daddy bilang begitu. Katanya kalau aku mau aku bisa menuntut daddy atas kematian ibuku." Astagfirullah, anak kecil pun di cuci otaknya."Lalu, apa tanggapan Brayen?" tanyaku kembali."Brayen sadar diri, Miss. Tak ada orang yang sebaik daddy. Aku juga baru sadar daddy sering ganti pengasuhku dulu karena mereka semua berkomplotan dengan oma." Satu lagi fakta yang aku ketahui. Ternyata ibu tirinya Reza benar-benar monster yang ingin menguasai semua lini."Brayen .... Miss yakin walau Brayen masih terlalu kecil untuk tahu ini dan itu, tapi ketulusan tida

    Last Updated : 2023-05-24
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 80

    Ibu mertua tak berkutik. Semua yang ikut makan malam nampak tegang."Ku ingatkan kepada kalian semua, bahwa nyonya di rumah ini adalah istriku bukan yang lain." Aku mendekati Reza untuk menenangkannya. Karena tak tahan Ibu mertua langsung masuk ke kamarnya."Farhan kenapa dia mulai bertingkah?" tanya Reza yang sedikit geram malam ini."Gara-gara kartu kredit yang tuan blokir.""Jika dia berulah lagi, pastikan dia keluar dari rumah ini. Aku tidak ingin istri dan anakku tidak nyaman di rumah ini," sambung Reza. Wajahnya kali ini sangat serius, beda ketika kami berdua di kamar."Miss Dora pastikan jika ada pelayan yang menjadi penyusup atau mata-mata. Langsung pulangkan saja tanpa diberi pe

    Last Updated : 2023-05-25
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 81

    "Ih, masak. Sejak kapan Reza Adytama ngorok sayang.""Sejak semalam, sampai aku tidak bisa tidur." Ku jewer pipinya agar dia segera bangun.Terima kasih untuk tadi malam," ucapnya sambil spontan mencium pipiku. Ih, ini orang bisa saja."Boleh nambah lagi kan?""Oh, tidak sayang tadi malam saja ehm ....""Ehm apa?" Ih, ini orang bikin malu saja. Dia malah nyengir. Lucu kali lihat istrinya yang malu.Kami salat subuh be

    Last Updated : 2023-05-25
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 82

    ***Tak terasa sudah satu minggu berada di rumah ini, Shaka sudah bisa beradaptasi meski ibu tirinya Reza masih suka nyeletuk, tapi aku hanya membalas dengan senyuman."Jangan terlalu merasa menjadi nyonya," ucapnya sambil membawa tas. Mungkin dia akan berangkat shoping."Kupastikan jika Reza tiada nanti, kamu akan kubuang dari rumah ini karena tidak berguna," sambungnya lagi.Benar-benar monster itu orang."Non, kenapa dia semakin lama semakin mengerikan," ucap Fatia yang tiba-tiba ada di belakangku."Kita lihat saja sampai kapan dia akan kuat tanpa uang.""Kabarnya dia suka berjudi, non. Dengan teman sosialitanya.""Besar kemungkinan, Fatia. Lumayan bikin hati tak nyaman itu orang. Kadang aku mikir kenapa dia tidak diusir saja.""Sama, Non. Mungkin ada alasan tuan secara dia masih istri kedua dari almarhun daddy nya tuan."Duaaar .... Terdengar seperti

    Last Updated : 2023-05-25
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 83

    Kupandang wajahnya yang sedang terlelap tidur, wajah yang membuat siapa saja candu. Tanpa sengaja kubelai wajahnya, merasakan dari dekat rasa ini. Ah, sepertinya aku juga sudah bucin padamu sayang. Tiba-tiba dia juga ikut memegang tanganku. Dia memang sangat pandai membuatku malu. Entah mengapa juga meski sudah sah menjadi suami istri rasanya masih tetap malu jika ketahuan terlihat bucin olehnya. "Ada apa? Mau nambah lagi, sayang." Tu kan, sifat reseknya masih saja sering muncul. "Ogaah ...." "Gak usah malu sayang, kita ini suami istri sudah sah lahir bathin." Ih, dia pakai adegan mengacak-acak rambutku.

    Last Updated : 2023-05-26

Latest chapter

  • Pesona Istri Dari Desa   Reza Parah?

    Reza dilarikan ke rumah sakit karena ternyata Reza lemas dan mengalami sesak nafas. Kemungkinan yang terjadi karena Reza sempat emosi dan kepikiran Monica sehingga jantungnya kumat."Daddy kenapa, Bund.""Tiba-tiba lemas, padahal paginya daddy segar sekali.""Nafasnya naik turun, ya Allah bunda takut daddymu kenapa-kenapa." Nina menangis dipelukan Shaka. Monica yang mengira hanya chek up biasa ikut panik ketika dikabari abangnya jika Reza masuk ICU. Reza sampai tidak sadarkan diri menambah deretan kepanikan keluarganya."Bukannya tadi bunda bilang hanya chek up saja.""Iya, ternyata daddy lemas untung segera dilarikan ke rumah sakit.""Ya Allah Monica kira tidak separah ini." Terdengar suara serak Monica yang menangis mendengar Reza tidak sadarkan diri."Abang Brayen sudah menuju ke sana.""Iya, Dek. Kamu cepat ke sini," ucap Shaka yang meminta Monica langsung ke rumah sakit. Sementara Brayen shock melihat keadaan Reza, bayangan bersama ketika kecil membuat hati Brayen terenyuh dadd

  • Pesona Istri Dari Desa   Mencari Restu

    Misiku kali ini bukan lagi untuk bersatu dengan abang Brayen, tapi memikirkan bagaimana agar abang Brayen bersama daddy seperti dulu lagi. Terkadang kita dipaksa kuat oleh keadaan dan dibuat ikhlas oleh kenyataan, jadi pandai-pandailah menjaga perasaan kita sendiri, karena disaat kita terpuruk, susah dan sedih tidak semua orang akan peduli. “Ikuti saja kata bunda, Dek. Sejauh mana kamu melangkah jika dia jodohmu pasti dia akan kembali mengejarmu.”“Iya, Bang.”“Abang yakin kamu bisa melewatinya, Dek. Demi daddy,” kata abang Shaka.“Makasih, Bang. Demi kalian semua.”Segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya. sakitnya daddy pasti jalan agar abang Brayen dan daddy bersatu kembali. Aku juga harus sadar jika usia daddy tidak muda lagi. Aku mau daddy di hari tuanya bahagia tanpa beban."Belajar untuk tidak terlalu berharap kepada siapapun kecuali Allah, karena harapan yang berlebihan kepada manusia hanya akan menyakiti perasaanmu sendiri," ucap ababg Shaka memberi nasehat. "Saatnya kamu le

  • Pesona Istri Dari Desa   Biarkan Dia Berjuang

    Reza kembali kumat, ternyata selama ini Reza ada riwayat jantung sehingga harus dikontrol minum obat setiap hari. Nina pun sadar semakin hari usia mereka sudah tidak muda lagi sehingga gampang sekali terkena penyakit.“Kasitahu anak-anak, Bang, kalau jantungmu sedang tidak baik-baik saja,” kata Nina pada Reza yang terbaring. Nina sadar semenjak Monica gagal menikah lagi, suaminya–Reza sering sakit-sakitan. Dia merasa gagal sebagai orang tua.“Bang, coba diubah pola pikirnya bahwa tidak semua keinginan kita selalu sejalan.”“Iya, Sayang. Daddy baik-baik saja, Bund.”“Baik-baik bagaimana, kata dokter abang harus berobat intensif.” “Tenang saja, Bund. Semua pasti baik-baik saja,” kata Reza. Jauh dari lubuk hatinya sebenarnya dia menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Shaka sudah bahagia dengan Gendhis. Sementara Monica masih dilema.“Apa abang memikirkan Monica?” tanya Nina. Dia penasaran akhir-akhir ini suaminya lebih pendiam.“Jangan dipendam, salah satu sumber penyakit adalah

  • Pesona Istri Dari Desa   Mahir Membuat Luka

    Aku duduk ikut bergabung bersama daddy dan abang Brayen. Walau jujur tanganku gemetar melihat reaksi daddy, sementara abang Brayen tetap santai. “Monica yang memintaku dad, untuk datang menemui daddy. Dia memang tidak sabaran,” katanya begitu renyah. Astagfirullah itu orang benar-benar enteng berucap. Aku langsung melotot tak percaya, eh dia justru senyum-senyum tidak jelas melihatku.“Tanpa diminta pun aku akan tetap menemui daddy,” sambungnya lagi.“Aku tidak bisa hidup tanpa Monica dan Arvian, Dad.”“Paling kamu cuma modus anak nakal!” daddy langsung to the point. Aku kira abang Brayen akan marah ternyata dia tertawa melihat reaksi daddy. Dia memang orang yang sulit untuk ditebak.“Aku serius, Dad. Monica dan Arvian adalah hidupku. Rasanya hari-hari begitu sulit tanpa mereka.” Aku hanya menunduk ketika abang Brayen berucap demikian. Sepertinya kupu-kupu mulai berterbangan. Rasanya malu sekali, apalagi lirikan matanya yang membuat wajah ini tersipu malu.“Luka yang kamu buat begitu

  • Pesona Istri Dari Desa   Agak lain

    Sampai rumah, daddy dan bunda menunggu di teras. Di mata mereka aku masih gadis kecil, yang jika setiap keluar rumah terlalu lama mereka pasti menungguku. Begitulah orang tua, selalu tersisa rasa yang sama, meski berkali-kali pernah terluka.“Apa Monica terlalu lama?” tanyaku padanya. Tak lupa pelukan hangat dari daddy yang selalu panik jika aku keluar terlalu lama.“Anaknya bukan anak kecil, Bang,” ucap bunda yang tak berhenti tersenyum.“Iya, bukan anak kecil, tapi kadang bikin panik dengan tingkahnya,” jawab daddy. Aku langsung memeluknya, percayalah semakin tua, orang tua pasti lebih protektif pada anaknya.“Apa Arvian bahagia?” tanya daddy. Aku mengangguk.“Syukurlah ….”“Dad ….”“Kenapa?” tanyanya.“Apa daddy merestui jika aku dan abang Brayen bersama lagi?” Daddy diam, sekarang aku yang canggung. Kebahagiaan yang tadi berubah menjadi rasa tidak nyaman.“Apa dia bisa menjamin berubah, sementara sampai detik ini daddy tidak melihat kesungguhannya.”Sekarang aku yang diam. “Jang

  • Pesona Istri Dari Desa   Semua Tentang Kamu

    Berkali- kali aku menghapus air mata sedih dan bahagia tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Aku bahagia melihat senyumannya yang tak henti. Sesekali dia memandangku meski terjeda karena fokus menyetir.“Jangan mengatakan apa-apa lagi, jawabanmu membuatku tidak mau kamu mengucapkan hal yang aneh lagi.”“Tulis di sini biar aku akan tempel di sudut kamarku. Apakah kamu menerimaku atau tidak,” balasnya lagi. Dia memberikanku polpen dan selembar kertas, dia niat sekali membuatku tersipu malu. Pernyataannya bahkan seperti tahu jawabannya aku menerimanya kembali. Dasar tuan arogan.“Tulislah apa kamu menerimaku. Karena ini sangat penting bagi hidupku,” sambungnya lagi.“Anda terlalu pede tuan.”Aku langsung menyimpan di dalam tas. Dia mirip dengan daddy, dia pasti akan memaksa aku menjawab sesuai dengan maunya. Laki-laki jika ada maunya dia akan memaksa, tapi kalau sudah dapat apa yang dia mau, tak sedikit yang terkesan cuek.“Kenapa di simpan?”“Nanti pas pulang aku berikan,” balasku. Wa

  • Pesona Istri Dari Desa   Pasti Ada Jalan

    "Bunda ...." Arvian memanggilku. Cepat sekali anak ini sampai padahal baru saja ayahnya menelponku. Apa sebenarnya mereka ada di sekitar sini."Hai, jagoan. Sama siapa ke sini?” tanya daddy menghampiri langsung Arvian."Sama ayah, Opa. Tapi dia menunggu di luar,” balas Arvian jujur. Apa abang Brayen yang mengajarkan Arvian untuk jujur.Daddy seketika diam. Bunda pun langsung memecahkan suasana agar tidak terlihat canggung. Aku hanya bisa menghela napas dalam-dalam, takut jika daddy kambuh lagi dengan tidak menginginkan kami kembali."Bersiaplah, Mon,” ujar bunda.Meski ragu, aku pun bersiap untuk berangkat dengan Arvian. Layaknya anak muda yang mau ketemuan aku sampai bingung menggunakan baju yang mana. Astagfirullah, kelakuanku makin aneh seperti abege labil. "Mon, lama sekali, kasihan Arvian lama menunggu." Bunda tiba-tiba datang ke kamar. Baru terasa malunya. Ada-ada saja kelakuanku yang makin aneh ini."Kamu kek anak muda saja, Mon. Milih baju saja lama sekali,” ledek Bunda."Haha

  • Pesona Istri Dari Desa   Berharap Kita Bersama Lagi

    Beharap untk kembali Aku dilema bukan karena tidak ingin menerima abang Brayen kembali, tetapi ada rasa trauma takut merasakan kekecewaan lagi. Manusiawi kurasa jika Aku tidak mau kecewa lagi untuk kedua kalinya."Bund, apa Aku harus menerima abang Brayen lagi?" tanyaku pada bunda yang sedang duduk merawat tanamannya. Aku merasa hidup bunda Lebih baik dibanding denganku. Hidupnya tenang di masa tuanya, sementara aku seperti mencari kepastian."Perasaan Monica bagaimana?" tanya bunda."Dilema, Bund. Apa kesempatan kedua itu memang benar adanya?""Jangan pernah mendahului takdir sayang, jika kamu yakin kembalilah bersamanya. Namun, apabila kamu ragu mintalah pada sang pemberi harap yang tidak pernah membuat hambanya kecewa," balas bunda.Entah mengapa setetes bening jatuh di pipiku, dengan banyak hal yang telah kulalui rasanya tidak mudah sampai di titik ini."Dan mintalah restu pada daddymu, barangkali dengan keikhlasannya bisa membuatmu semakin yakin," sambung bunda memberiku nasihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Aku Ingin Kalian Bersatu

    POV ARVIANKali ini Aku merasa ada harapan melihat reaksi bunda yang mulai melirik ayah. Siapa yang tidak bahagia, setelah sekian lama harapan itu nampak di depan mata. Aku sama halnya dengan anak yang lain ingin orang tua yang utuh. Ingin keluarga bahagia yang tiap bangun tidur melihat mereka di depanku. "Kamu kenapa Arvian?" tanya Bani temanku yang biasa mendengar keluh kesahku."Doakan, ya, bunda dan ayahku bersatu lagi.""Bukannya daddy Aksenmu ada?" tanya Bani penasaran. "Mereka sudah lama pisah, Ban.""Semoga orang tuanmu bersatu lagi, Arvian.""Aamiin.""Kalau pun, tidak ada harapan aku harap kamu tetap jadi Arvian yang baik." Bani jauh lebih di atas tingkat dariku, dia sudah SMP. Namun, dia tidak mau dipanggil kakak. Bani adalah anak dari salah satu rekan dokter ayah.Aku bukan anak yang kuat, kadang Aku depresi melihat bagaimana teman-temanku bisa bahagia di usianya yang begitu indah. Main timezone dengan kedua orang tua lengkap, sementara Aku hanya bisa gigit jari melihat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status