Share

Adikku yang Malang

"Monica, kamu kenapa?" tanya bunda yang lamgsung masuk. Monica sedang duduk di bawah ranjang.

"Kepalaku pusing, Bund," jawab Monica.

Aku pun ikut masuk, tak ada kulihat abang Brayen. Pintar sekali mereka akting. Kususuri semua ruangan, tak ada jejak abang Brayen.

"Monica, Abang pamit. Nanti kita balik lagi setelah acaramu," jelasku. Monica hanya mengangguk.

Mataku kesana kemari mencari sosok yang bersembunyi, tapi nihil abang Brayen tidak ada. Bagaimana cara dia keluar, masih membuatku penasaran.

"Ayo turun, abang Brayen juga mau berangkat," ucap bunda mengajak Monica.

Setidaknya kondisinya masih aman. Kami turun bersama, ternyata sudah ada abang Brayen. Bagaimana bisa dia keluar. Apa ada jalan tikus dari kamar Monica ke kamarnya. Dibuat pusing saja oleh mereka berdua.

"Aku pamit seminggu, ya, Dad. Semoga kalian merindukanku." Abang Brayen pamit, Monica hanya menunduk. Semoga air matanya tidak jatuh ketika pamitan lagi. Dia bahkan membalik badannya menghindari abang Brayen tentuny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status