Share

Rencana Aksa

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-07 13:02:37

“Tidak usah berlebihan dan mendramatisir!” Aksa tak habis pikir dengan Ilham yang dianggapnya lebay.

“Kamu pria, seharusnya kamu bisa lebih tegas,” imbuh Aksa lagi.

Ilham hanya diam.

“Sudah, tidak usah terlalu berpikir jauh. Jalani saja. Kalau memang jodoh dan cinta, nantinya juga bersama,” ujar Aksa menasihati. Dia tidak ingin Ilham larut dalam kesedihan lalu mengganggu pekerjaan.

Ilham tetap tidak bersemangat karena masih kecewa sebab Kaira tidak jujur sejak awal.

“Jika memang kamu sudah memutuskan yang terbaik, ajak bicara Kaira secara baik-baik,” ucap Aksa memberi nasihat.

Ilham hanya mengangguk.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Kaira ya yg datang ???
goodnovel comment avatar
Voni Oktavia93
kaira kah yg ada didepan lobby
goodnovel comment avatar
Wida
kaira kah dsna
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Harus Klarifikasi

    Aksa menatap datar ke luar lobby, sedangkan Ilham tak menyangka akan ada kegaduhan seperti ini. “Maaf, Pak. Saya sudah melarang mereka, tapi mereka kekeh bertahan di sini,” ucap satpam yang berjaga di lobby. Aksa tak membalas. Dia memilih berjalan keluar hingga para wartawan yang sudah menunggunya langsung menyodorkan mic ke arah Aksa. “Kami dengar Anda memiliki hubungan dengan Karissa, model cantik yang sedang naik daun. Apa itu benar?” “Apa Anda bisa memberi sedikit klarifikasi atas berita ini?” Ilham mencoba menghalangi para wartawan agar tidak mendekat. Dia dibantu satpam mengamankan Aksa, tetapi tiba-tiba Aksa berhenti sebelum mencapai mobil. “Aku tidak memiliki hubungan apa pun dengannya.” Aksa bicara dengan nada tegas dan ekspresi wajah datar. “Saya dengar, Anda dan Karissa dekat sejak masih sekolah, apa Anda tidak ada berniat menjadikannya istri? Kalian sangat cocok,” celetuk salah satu wartawan. “Wah, benar sekali,” timpal yang lain. “Kami tidak memiliki hubu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Patah Hati

    Ilham baru saja sampai di apartemen. Dia keluar dari lift yang baru saja terbuka di lantai unitnya berada dan terkejut ketika melihat Kaira yang sudah menunggunya di depan pintu. Ilham tidak mungkin menghindar.“Kenapa kamu mengabaikan semua pesan dan panggilanku?” tanya Kaira langsung menatap pada Ilham yang baru saja datang.Ilham menatap datar. Dia tidak menjawab pertanyaan Kaira dan memilih melangkah menuju pintu unitnya.“Aku ingin menjelaskan padamu,” kata Kaira saat Ilham sama sekali tak menatapnya.Ilham masih tidak merespon apa yang dikatakan Kaira. Saat dia hendak membuka pintu, Kaira mencekal tangannya.“Aku minta maaf,” ucap Kaira sambil menatap begitu dalam pada Ilham.Ilham akhirnya menatap pada Kaira, tetapi masih tidak merespon.“Tidak ada yang perlu dimaafkan,” ucap Ilham datar. Bahkan dia melepas tangan Kaira yang memegang tangannya.Ilham mau masuk, tetapi Kaira kembali menghalanginya.“Kamu marah karena aku bohong? Aku ingin jujur, tapi keduluan ada Papa. Aku juga

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Rendah Diri

    Aksa baru saja dari ruang kerjanya setelah mengecek beberapa berkas. Saat masuk kamar, dia melihat Alina yang duduk melamun, bahkan sampai tidak sadar kalau Aksa masuk kamar.Aksa menghampiri Alina, lalu memeluk dari belakang sampai membuat Alina terkejut.“Kenapa kamu tidak tidur? Sedang memikirkan apa?” tanya Aksa.Alina melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya lalu menggeser posisi hingga bisa saling berhadapan dengan Aksa.“Kenapa wajahmu tegang?” tanya Aksa.“Aku sepertinya tidak yakin dengan konferensi pers yang kamu rencanakan,” kata Alina.Aksa tidak membalas. Dia menatap pada Alina yang memandangnya. Alih-alih membalas perka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Terjadi Sesuatu?

    Keesokan harinya. Alina bangun dengan tubuh yang terasa lelah, sampai-sampai dia malas untuk membuka mata dan memilih menikmati pelukan hangat suaminya yang sedikit posesif.“Aksa, ini sudah pagi. Kamu tidak bangun?” tanya Alina dengan suara berat, kelopak matanya masih terpejam.Hanya terdengar suara napas Aksa. Dia mempererat pelukan, lalu mencium pundak Alina yang terbuka.Alina menoleh, berusaha membuka mata lalu menggeser tubuhnya agar bisa berhadapan dengan Aksa. Dia menatap wajah bantal suaminya, meski dalam kondisi tidur, suaminya itu tetap terlihat tampan, kan?“Ini sudah jam enam, kamu yakin tidak mau bangun?” tanya Alina.“Lima menit lagi,” jawab Aksa dengan suara parau dan masih

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Pengawal Pribadi

    “Apa kamu benar-benar masih belum percaya kalau aku tidak akan kabur?” tanya Alina sambil menatap Aksa yang sedang mengikat dasi.“Tidak,” jawab Aksa tanpa menoleh pada Alina.Alina memanyunkan bibir. Dia mendekat pada Aksa, lalu meraih dasi yang akan diikat. Sambil membantu mengikat Alina berkata, “Lagian aku tidak bisa kabur, masa kamu masih tidak percaya?”Aksa menatap Alina yang bicara sambil mengikat dasi. Dia tidak membalas perkataan istrinya sampai Alina mendongak menatapnya.“Tetap ikuti aturanku jika kamu mau keluar!” Aksa kekeh pada keputusannya.Alina menghela napas kasar, pasrah.Aksa mengajak Alina turun ke bawah, ternyata sudah ada Bams menunggu mereka.“Mulai sekarang, Bams akan menjagamu. Ke mana pun kamu pergi, dia akan ikut,” kata Aksa.Alina memperhatikan wajah Bams, lalu dia ingat jika Bams pernah menolongnya dari amukan wanita waktu itu. Dia melirik Aksa, jadi apa benar jika Aksa sebenarnya memang sudah menjaganya sejak lama?Alina tiba-tiba saja merasa berbunga-b

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Aksa Yang Mengatasi

    Alina sudah siap pergi untuk mengecek tokonya. Dikarenakan harus menunggu jam buka mall, Alina tidak bisa datang ke sana pagi-pagi.“Anda sudah siap?” tanya Bams ketika melihat Alina menuruni anak tangga.Alina mengangguk.Mereka keluar dari rumah menuju mobil yang sudah disiapkan. Bams bahkan membuka pintu mobil bagian belakang untuk Alina.Alina terkejut. Dia merasa kurang nyaman dengan cara Bams.“Lain kali, tidak usah membukakan mobil untukku,” ucap Alina karena tidak terbiasa dengan itu.“Tapi ini sudah jadi bagian dari pekerjaan saya,” balas Bams.“Ya, anggap saja kamu sudah melakukannya tapi biarkan aku yang melakukannya,” ucap Alina.Bams bingung. Ya sudahlah, daripada dia salah.Mereka sudah masuk mobil. Alina duduk di kursi belakang, ini benar-benar membuatnya sedikit aneh, tetapi Alina juga harus mulai membiasakan diri.“Sejak kapan kamu bekerja dengan Aksa?” tanya Alina saat melihat Bams fokus menyetir.“Sudah sejak lama,” jawab Bams.Alina mengangguk-angguk, lalu bertanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Make Over

    Aksa melihat Alina yang hanya mematung di tempatnya. Dia berdiri lalu menghampiri Alina.“Aku mengundangnya untuk sedikit mengubah penampilanmu,” ucap Aksa sambil menggandeng tangan Alina.“Ap-apa? Mengubah bagaimana maksudnya?” tanya Alina bingung.Aksa memanggil penata rias terkenal untuk me-makeover Alina. Ini agar Alina terlihat lebih menawan saat di depan kamera.“Ya, menata penampilanmu,” balas Aksa.“Tidak, tidak usah,” tolak Alina sambil menarik tangan dari Aksa.Aksa mengerutkan alis.“Kenapa tidak usah?” tanya Aksa.Alina

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Terpesona

    Karissa berada di rumah. Dia sedang memandangi pelayan yang berada di kamarnya, membuatnya kesal karena keputusan ayahnya.Saat Karissa sedang diam tak bisa berbuat apa-apa, dia mendapat telepon dari seseorang.“Apa kamu sudah tahu?”Karissa mengerutkan alis mendengar suara orang kepercayaannya.“Tahu apa?” tanya Karissa.“Aksa akan melakukan konferensi pers untuk memberitahu kalau dia sudah menikah dengan wanita itu.”Bola mata Karissa membulat sempurna.“Apa maksudmu?” tanya Karissa dengan ekspresi tidak senang.“Ya, akhirnya Aksa akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Daniel : Memberi Hadiah

    “Apa itu penting?”Pertanyaan Daniel membungkam Karin. Dia mengulum bibir dan menggeleng.Daniel sendiri tidak mau bersikap baik, jangan sampai sikap baiknya disalahartikan.Daniel melihat Karin yang diam tertunduk. Dia pun memutuskan untuk pergi daripada terlalu lama berinteraksi dengan Karin.“Tunggu, kamu tidak jadi mencari aksesoris? Aku bisa menunjukkan beberapa barang yang mungkin cocok dengan yang kamu inginkan,” ucap Karin membujuk seraya meremat jari.Daniel diam sejenak, tetapi setelahnya mengangguk. Dia mengikuti Karin menuju display khusus aksesoris anak-anak.“Anak itu biasanya suka apa? Bando, jepit rambut, kalung, atau gelang mungkin?” tanya Karin mencoba mengajak bicara Daniel.Daniel tak menjawab pertanyaan Karin. Dia lebih memilih fokus memperhatikan aksesoris yang terpajang di sana, hingga tatapannya tertuju pada gantungan ponsel yang lucu dan menggemaskan.“Itu lucu,” ucap Karin.Daniel tetap tak bicara pada Karin.Karin diam memperhatikan Daniel yang begitu dingin,

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sama-sama Mau Perhatian

    Siang itu, Aksa masih berada di ruang kerjanya dengan banyaknya tumpukan berkas di meja. Dia sedang membaca beberapa perencanaan bisnis untuk mengembangkan perusahaannya.“Masih sangat sibuk?”Aksa terkejut mendengar suara Alina. Dia langsung menoleh dan melihat istrinya ternyata sudah berada di ruangannya. Aksa tersenyum lebar, karena terlalu fokus bekerja, membuatnya sampai tidak menyadari kalau Alina datang.“Aku tidak mendengar kamu mengetuk pintu,” ucap Aksa langsung berdiri dari tempat duduknya untuk menghampiri Alina.“Aku memang tidak mengetuk pintu,” balas Alina.Aksa mengajak Alina duduk. Alina membawa paper bag berisi makan siang seperti yang dijanjikannya pagi tadi.“Arlo tidak rewel tahu kamu akan ke sini dan tidak diajak?” tanya Aksa.“Oh, dia pergi bersama Naya dan Bams. Katanya mau main ke rumah Anya. Nanti aku ke sana setelah dari sini,” jawab Alina seraya mengeluarkan kotak makanan dari dalam paper bag.“Ternyata dia mau lepas darimu karena Anya?” Aksa keheranan.“Iya

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Aksa dan Ilham

    Aksa sudah sampai di perusahaan. Seperti biasa Ilham akan langsung menemani masuk ruangan lalu membacakan jadwal harian Aksa.“Ada yang mau Anda ubah, Pak?” tanya Ilham setelah selesai membacakan laporannya.Aksa tak langsung menjawab. Dia malah menatap Ilham.“Ada apa, Pak?” tanya Ilham panik karena tatapan Aksa. Apa dia membuat kesalahan?Aksa menghela napas pelan, lalu menyandarkan punggung.“Apa kamu benar-benar tidak mau mengubah keputusanmu untuk mengambil alih perusahaan mertuamu? Bukankah ini menguntungkan untuk kariermu?” tanya Aksa sekali lagi setelah berulang kali Ilham berkata akan tetap menjadi sekretarisnya.Aksa hanya tak ingin dianggap menghambat Ilham berkembang. Meski dia juga berat melepas Ilham yang sudah bertahun-tahun ikut dengannya dan menjadi pekerja terbaiknya, tetapi Aksa juga ingin masa depan Ilham semakin baik.Namun, bukannya mendapat jawaban, Ilham malah membalas, “Anda mau memecat saya?”Pertanyaan Ilham tentu saja membuat Aksa sampai menegakkan badan.“

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bodyguard Kecil

    Hari berikutnya. Alina dan yang lain sarapan seperti biasanya. Rumah itu sekarang begitu ramai dan semakin hangat dengan banyaknya orang yang menempati rumah itu.“Aku lupa bilang,” ucap Daniel di sela sarapan.Semua orang menatap pada pria itu sekarang.“Lupa bilang apa?” tanya Alina penasaran.Daniel menatap ke semua orang lalu membalas, “Waktu itu aku bicara dengan Paman, dia menawariku untuk mengelola perusahaan di sini. Karena Kak Alina akan tinggal di sini, jadi kurasa aku juga akan tetap di sini.”Alina cukup terkejut. Namun, dia juga senang karena adiknya tidak akan jauh darinya.“Itu bagus, aku setuju,” balas Alina.Lagi pula Daniel sekarang pandai mengelola bisnis, perusahaan sang paman pun dipimpin dengan baik.Daniel mengangguk-angguk lega dan senang melihat Alina setuju dengan niatnya.“Kamu akan tinggal di sini? Kalau iya, aku akan meminta orang menyiapkan kebutuhanmu termasuk ruang kerja,” ujar Aksa.“Tidak, aku mau mencari apartemen saja,” balas Daniel.Alina tidak menc

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Gagal

    Malam itu Daniel berkumpul dengan Aksa dan Alina di rumah. Mereka berada di ruang keluarga membahas soal Edwin.“Edwin memang ditangguhkan penahanannya, tapi proses hukum tetap berjalan. Pengacaraku juga sudah mengajukan semua berkas laporan dan bukti untuk menjerat pria itu agar mendapatkan hukuman maksimal. Tidak akan kubiarkan dia mendapat hukuman hanya setahun dua tahun,” ujar Aksa.“Ya, pria itu memang layak mendapat hukuman yang berat. Banyak sekali tindak kejahatan yang dilakukannya,” timpal Alina.“Ini juga bagus untuk mempercepat proses perceraian Jia karena kelakuan buruk Edwin semuanya sudah terekspos,” ujar Aksa lagi.Alina mengangguk-angguk. Dia kemudian menoleh pada Daniel yang sejak tadi tak bersuara.“Kamu sedang memikirkan apa?” tanya Alina.Daniel terkejut. Dia baru menyadari kalau kakak dan kakak iparnya kini sedang menatapnya.“Tidak,” jawab Daniel seraya menggeleng pelan.Alina menaikkan kedua sudut alis.“Apanya yang tidak? Aku perhatikan seharian ini kamu banyak

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Akhirnya Baik-baik Saja

    Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit. Akhirnya Jia sudah diperbolehkan pulang. “Papamu sudah menunggu di rumah lama kalian, jadi kami akan mengantarmu ke sana,” ucap Daniel.“Iya, terima kasih,” balas Jia.Akhirnya Jia harus kembali ke rumah keluarganya karena dia tidak mau tinggal di apartemen atau rumah milik Edwin yang penuh dengan kenangan pahit.Alina datang menemani Jia keluar dari rumah sakit sekalian membantu Daniel.“Apa sudah semua?” tanya Alina.Daniel mengangguk.Alina mendorong kursi roda yang Jia duduki. Mereka pergi menuju pintu depan lobby rumah sakit karena mobil yang akan membawa mereka sudah menunggu di sana.“Seharusnya kamu tidak perlu repot-repot menjemput,” ucap Jia.“Apanya yang repot? Aku tidak pernah merasa repot,” balas Alina, “kita sudah kenal lama, bahkan dulu kamu membantuku memasarkan desainku, jadi anggap saja kita ini saling melengkapi dan menguntungkan,” imbuh Alina.Mereka sampai di depan lobby. Jia dibantu Alina dan Daniel masuk mobil, lalu

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sosok Anak

    Anya masih berada di rumah sakit bersama Daniel. Dia ingin menemani Jia sebelum dijemput Alina saat sore hari. Anya akan bersama Alina sampai Jia keluar dari rumah sakit.“Mama mau ke mana?” tanya Anya saat melihat Jia bergerak ingin menurunkan kaki.“Ke kamar mandi,” jawab Jia agak kesusahan turun karena tubuhnya yang masih kaku dan tangan masih terpasang selang infus.Anya menoleh pada Daniel yang baru saja menerima telepon.“Paman, Mama mau ke kamar mandi tapi tidak bisa bawa infusnya,” kata Anya.Jia terkejut karena Anya sampai memanggil Daniel. Dia menoleh pada pria itu yang sudah memandangnya.“Aku bisa sendiri, kamu selesaikan saja urusanmu,” kata Jia karena tak enak hati jika terus merepotkan Daniel.Namun, ternyata Daniel tetap mendekat. Dia berjalan menghampiri Jia dan Anya.Jia menatap Anya yang tersenyum lebar. Sungguh dia merasa sangat sungkan karena hampir semua bantuan yang dibutuhkannya, Daniel yang mencukupi.“Kamu bisa jalan?” tanya Daniel memastikan lebih dulu.Jia

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Agak Canggung

    Di rumah sakit. Daniel menyiapkan sarapan untuk Jia yang tadi diberikan oleh perawat.“Kamu bisa makan sendiri?” tanya Daniel memastikan karena Jia terlihat masih lemah.Jia tersenyum kecil, lalu menjawab, “Bisa, kamu tenang saja.”Daniel mengangguk pelan. Dia kembali duduk menunggu Jia sarapan, siapa tahu Jia membutuhkan bantuannya.Jia berusaha makan sendiri meski seluruh tubuhnya terasa sakit karena lebam di sekujur tubuh. Dia memasukkan suapan pertama, lalu tatapannya tertuju pada Daniel. Dia melihat pria itu hanya diam menunggunya makan, membuat Jia merasa sedikit sungkan.“Kamu tidak sarapan?” tanya Jia.Sejak kemarin Daniel terus menunggunya di sana, bahkan tak terlihat sekalipun keluar dari kamar itu, kecuali saat kedatangan orang tua Edwin.“Kak Alina bilang akan datang membawakan sarapan, jadi aku akan menunggunya,” ujar Daniel.Jia mengangguk-angguk pelan. Dia agak canggung karena makan sendiri, sedangkan Daniel hanya duduk mengamatinya.“Makanlah dan minum obatmu. Kamu har

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Izin Cuti

    Alina menemui Anya yang baru saja selesai mandi dibantu pelayan.“Biar aku saja yang membantunya ganti baju, kamu keluarlah,” kata Alina pada pelayan.Pelayan mengangguk lalu keluar dari kamar itu.Alina memulas senyum pada Anya. Dia mendekat lalu duduk di tepian ranjang dan membantu Anya memakai pakaian.“Apa tidurmu nyenyak?” tanya Alina.Semalam Anya dan Arlo tidur satu kamar atas permintaan Arlo, tetapi disediakan dua ranjang terpisah.Anya mengangguk seraya menatap pada Alina yang sedang memakaikan bajunya.“Kata Arlo, semalam kamu mimpi buruk sampai menangis. Apa benar?” tanya Alina memastikan apakah cerita putranya benar atau tidak.Anya terdiam. Dia menunduk tak menjawab pertanyaan Alina.Alina melihat ekspresi sedih di wajah Anya. Dia tidak bertanya lagi, tetapi memilih segera menyelesaikan membantu Anya memakai baju. Setelah itu dia juga menyisir rambut Anya.“Bagaimana kabar Mama?” tanya Anya.“Mama sudah baik. Hari ini kita ke sana untuk menjenguknya, ya.” Alina bicara ser

DMCA.com Protection Status