Share

Keputusan Pasti

last update Last Updated: 2024-12-28 19:05:41

Kaira menatap pada Alina yang terlihat tenang dan biasa saja meski baru saja menghadapi pria aneh yang mendadak muncul di depan mereka. Kini Kaira dan Alina berada di kafe untuk makan siang sebelum belanja.

“Kamu baik-baik saja? Sebenarnya siapa pria tadi? Penggemarmu?” tanya Kaira karena itulah yang dia tangkap dari ucapan Alina tadi pada Gabriel.

“Bukan penggemar, tapi ya begitulah. Bukankah sudah seharusnya aku tegas?” Alina menjawab seraya mengaduk minumannya.

Kaira mengangguk-angguk. Dia menatap pada Alina yang fokus ke ponsel, apalagi Alina tersenyum.

“Aksa menghubungimu?” tanya Kaira mencari tahu.

Alina mengalihkan pandangan dari ponsel pada Kaira, lalu membalas, “Iya, dia bilang kapan pulang. Padahal baru juga ditinggal satu jam.”

Alina tersenyum lagi seraya membalas pesan Aksa.

Kaira memperhatikan Alina yang tampak begitu bahagia, sepertinya dia tidak perlu cemas lagi karena Alina berkata ingin tetap bersama Aksa dan Arlo.

“Sepertinya kita harus segera makan lalu berbelanja d
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Ais Intan
kaiii bentar lg km punya anak, pasti lah luluh ayahmuu
goodnovel comment avatar
Wida
kira ayow lunakkan hati ayahmu
goodnovel comment avatar
eva nindia
huuh kai coba pulang moga x nii pak dimas luluh...gpp ngalah demi ortu mah heheh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mirip Anak Kecil

    Alina pulang setelah mengantar Kaira. Sesampainya di rumah, Alina melihat Aksa duduk di ruang keluarga sambil memegang ponsel. “Kamu tidak istirahat? Sudah makan siang?” tanya Alina langsung menyapa. Dia meletakkan buah yang dibelinya di meja, lalu duduk di samping Aksa. Aksa memasang wajah datar sambil menatap pada istrinya itu. “Kenapa? Kenapa ekspresi wajahmu begitu, hm?” Alina gemas sampai mengapit kedua pipi Aksa dengan telunjuk dan jempol, lalu menggerakkannya. “Aku belum makan siang karena tidak berselera,” jawab Aksa setelah pipinya dilepas Alina. Alina tersenyum kecil. Dia menatap Aksa yang tampak menggemaskan, mirip anak kecil yang sedang merajuk karena ditinggal sendirian di rumah. “Baiklah, aku ambilkan dan suapi biar kamu bisa berselera makan. Atau mau makan di ruang makan saja?” tanya Alina menawari. Kedua sudut bibir Aksa tertarik kecil, tentu dia bahagia jika Alina perhatian setiap hari seperti ini. Alina menyiapkan makan siang untuk Aksa. Sebelum pergi dia suda

    Last Updated : 2024-12-28
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Harusnya Memaafkan

    Aksa menatap Alina yang sedang membantunya mengancingkan manik piyama. Alina melakukannya dengan sangat hati-hati dan penuh perhatian.“Kenapa menatapku seperti itu?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa.“Menatap istri sendiri pun salah?”Alina tertawa kecil. Dia sudah selesai mengancingkan, lantas menatap pada Aksa.“Iya tidak salah, tapi natapnya tidak seperti itu juga,” balas Alina lantas mengambil penyangga untuk kembali dipasang.Aksa terus memperhatikan Alina yang sedang memasang alat penyangga.“Kaira tadi mengirim pesan. Dia bilang mau menemui papanya,” ujar Alina setelah selesai memasang penyangga.“Itu bagus, setidaknya mereka bisa menyelesaikan masalah,” balas Aksa.Alina menatap pada Aksa.“Bagaimana denganmu?” tanya Alina.“Aku? Kenapa?” tanya Aksa.“Bukankah hubunganmu dan Mama tidak baik. Kamu tidak mau memperbaiki hubungan kalian?” tanya Alina dengan senyum penuh arti.Aksa menghela napas pelan, lalu membalas, “Sejak kecil hubungan kami juga kurang bagus. Aku sudah be

    Last Updated : 2024-12-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Saling Menerima

    Pelayan rumah Dimas pergi ke kamar pria itu. Dia mengetuk pintu sebelum masuk, wanita paruh baya itu berjalan ke arah ranjang Dimas.“Tuan.” Pelayan itu memanggil dengan suara pelan agar tidak mengejutkan Dimas yang masih tidur.Pria itu membuka mata. Dia melihat pelayan yang ada di sisi ranjang.“Aku belum memanggil,” ucap pria itu.“Begini, Tuan. Non Kaira datang.” Pelayan itu menyampaikan dengan rasa cemas.Saat mendengar nama Kaira, terlihat jelas ekspresi wajah Dimas yang tampak tegang. “Non Kaira ingin melihat Anda,” ucap pelayan itu.Dimas terlihat bingung. Dia seperti ingin melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan. Saat Dimas ingin bangun atau tidak, dia mendengar suara Kaira..“Pa.”Tatapan Dimas langsung tertuju ke arah suara. Pelayan yang ada di sana akhirnya meninggalkan kamar itu.Dimas menatap pada Kaira yang baru saja datang bersama Ilham. Dia hanya menatap pada Kaira dengan posisi masih berbaring.“Papa sakit?” tanya Kaira sambil mendekat dengan pe

    Last Updated : 2024-12-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Diterima

    Alina masuk kamar membawa piring berisi potongan buah. Dia melihat Aksa yang sedang mengecek berkas meski tangan satunya masih sakit.“Butuh bantuan?” tanya Alina seraya mendekat. Dia meletakkan piring yang dipegangnya di meja, lalu memperhatikan apa yang dilakukan Aksa.Aksa menoleh pada Alina, lalu membalas, “Tidak usah, nanti merepotkanmu.”“Merepotkan apanya, hm?” Alina mengambil berkas dari tangan Aksa. “Kalau merepotkan, aku sudah kabur sejak kemarin,” imbuhnya seraya menoleh Aksa dengan senyum lebar.“Aku hanya sedang membaca berkas itu sebelum aku tandatangani, tidak ada yang penting,” ujar Aksa.“Oh, kupikir kamu sedang menganalisis sesuatu,” balas Alina lantas mengembalikan berkas itu pada Aksa.Alina mengambil potongan buah, lalu menyuapi Aksa.“Sepertinya aku rela sakit terus seperti ini asal mendapat perhatian darimu dan kamu pribadi yang merawatku,” ucap Aksa lalu mengunyah potongan apel yang masuk mulut.“Dih, itu maumu. Kalau aku terus merawatmu, siapa yang akan merawa

    Last Updated : 2024-12-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mulai Dari Awal

    [Aku dan Papa sudah berdamai. Papa meminta kami tinggal di rumah lagi dan Ilham sudah setuju.]Alina tersenyum membaca pesan dari Kaira. Dia lega karena sahabatnya itu akhirnya bisa berdamai dengan masa lalu.[Aku sudah menyelesaikan urusanku, lalu bagaimana denganmu? Kamu masih tidak mau jujur pada Aksa? Bukankah akan lebih melegakan kalau kamu jujur?]Alina diam membaca pesan itu. Dia bingung dan sebenarnya ingin menjaga perasaan Aksa. Jika suaminya tahu kalau dia sudah ingat semuanya, akankah Aksa merasa sangat bersalah?Saat Alina masih melamun. Dia mendengar suara pintu kamar mandi terbuka yang membuatnya menoleh ke arah Aksa yang baru saja keluar dari kamar mandi.“Kenapa kamu terkejut seperti itu?” tanya Aksa sambil menatap heran pada Alina.“Tidak,” jawab Alina seraya menghampiri Aksa. Dia mengajak Aksa duduk di sofa.“Kamu mau minum jus atau makan sesuatu?” tanya Alina menawari.“Tidak,” jawab Aksa.Alina mengangguk-angguk pelan, lalu berkata, “Kaira baru saja menghubungiku.

    Last Updated : 2024-12-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kata Kunci

    Aksa memeluk Alina dengan satu tangan, sesekali dia menciumi pucuk kepala Alina, melimpahkan kelegaan yang tiada tara karena akhirnya bisa mendapatkan maaf sepenuhnya dari Alina.“Pantas dua hari masakannya berbeda, aku ingin bertanya tapi takut menyinggung,” ucap Aksa lalu menghela napas lega.“Berbeda bagaimana?” tanya Alina seraya melirik Aksa.“Aku sangat hafal dengan rasa masakanmu, aku yakin makanan yang disajikan beberapa hari ini adalah masakanmu, tapi aku tidak berani menanyakannya,” ucap Aksa.Alina bangun dari sandaran bahu Aksa, lantas menatap pada pria itu.“Padahal sudah tiga tahun kamu tidak merasakan masakanku, bagaimana bisa kamu masih hafal?” tanya Alina penasaran.“Karena aku tidak pernah bisa menikmati makanan selain masakanmu. Jadi ketika aku kembali makan masakanmu, aku merasa kembali mendapatkan selera makanku,” jawab Aksa menjelaskan.Alina melebarkan senyum, lalu kembali bersandar pada bahu Aksa.“Al.”“Hm ….”“Apa kamu benar-benar tidak marah dan tidak akan p

    Last Updated : 2024-12-29
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tidak Mau Resign

    Alina benar-benar ikut Aksa ke perusahaan. Dia tidak akan pernah membiarkan suaminya bekerja sendiri padahal masih dalam kondisi sakit.Saat sampai di perusahaan. Alina berjalan di samping Aksa yang terus menggandeng tangannya.Ilham yang melihat juga sampai keheranan, tidak menyangka Alina akan ikut ke perusahaan.Para staff semuanya syok dan langsung menunduk. Mereka seperti melihat hantu ketika Alina berjalan di samping Aksa.“Mereka sepertinya ketakutan, apa mengira aku ini arwah gentayangan?” Alina berbisik di telinga Aksa.“Ilham juga awalnya mengira kamu arwah gentayangan. Tapi tidak masalah, meski jadi arwah pun kamu tetap cantik.”Alina melotot mendengar balasan Aksa, bisa-bisanya suaminya itu berkata demikian.Aksa menahan senyum, dia melirik Alina yang memasang wajah cemberut karena ucapannya.Mereka sudah sampai di ruang kerja. Seperti biasa Ilham akan membacakan jadwal Aksa meski tidak sepadat biasanya karena masih sakit.“Apa ada yang ingin Anda ubah, Pak?” tanya Ilham s

    Last Updated : 2024-12-30
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan    Daniel Duda?

    Naya pulang bersama Bams karena Daniel berkata ingin melakukan sesuatu sebelum pergi ke rumah Aksa.“Kamu dan Daniel belum pernah bertemu, kan? Lalu, bagaimana kalian kenal? Dan, sejak kapan Daniel jadi adik iparnya Pak Aksa? Apa Nona Mira sudah menikah dengan Pak Aksa tanpa sepengetahuanku?” tanya Naya begitu bingung.Bams menoleh sekilas pada Naya, lalu kembali fokus ke jalanan.“Bu Alina belum memberitahumu, ya. Nanti saja kalau ketemu dia, kamu akan mendengar semua,” balas Bams.“Jadi benar kalau Nona Mira menikah dengan Pak Aksa?” tanya Naya merasa tebakannya benar.Bams hanya memulas senyum tipis. Dia tidak banyak bicara.“Tapi, sejak kapan kamu kenal sama Daniel? Apa kalian dulu pernah mengenal? Bukankah kalau begitu kamu juga sudah mengenal Nona Mira sejak awal? Tapi … ah, kenapa aneh dan aku pusing?” Naya merasa bingung.“Sudah, jangan dipikirkan. Nanti Bu Alina akan menceritakan semuanya padamu agar tidak bingung. Yang jelas, aku mengenal Daniel sebagai Dani, duda muda karena

    Last Updated : 2024-12-30

Latest chapter

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tanda Terima Kasih

    Akhirnya kisah Alina dan Aksa berakhir. Jika ada kekurangan dalam kisah ini, aku mohon maaf sebesar-besarnya buat pembaca sekalian karena aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. Next aku bakal rilis buku baru, jadi tunggu karyaku yang lain, ya. Terima kasih banyak atas semua dukungan kalian selama ini. Drop komen sebagai penyemangat buat aku, ya. Kalian yang terbaik.(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 5

    Semua berjalan dengan baik. Setiap orang dengan kebaikan kini hidup dengan damai.Ini sudah lima bulan setelah Jia melahirkan. Sore itu semua orang berkumpul di rumah Alina hanya untuk bercengkrama bersama sebagai satu keluarga.Alina memandang putranya dan yang lain bermain. Dia menghela napas pelan, lalu menoleh pada suaminya.“Sepertinya kita bisa membuka sekolah khusus karena punya anak-anak sebanyak ini,” ujar Alina dengan nada candaan.Semua orang langsung menoleh saat mendengar ucapan Alina.“Sepertinya itu ide bagus. Apa mau direalisasikan?” Kaira menanggapi serius ucapan Alina.Alina tertawa, lalu membalas, “Siapa yang mau jadi gurunya? Bisa-bisa tekanan darahnya naik duluan lihat keaktifan mereka. Belum lagi ini.”Alina memandang anak Jia yang ada di stroller.“Sudah benar di sekolahkan, jangan memberi ide membuat sekolah sendiri,” balas Jia.Semua yang di sana tertawa bersama.Alina melihat Aksa yang hanya diam. Dia menggenggam telapak tangan suaminya itu.“Memikirkan apa?”

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 4

    Saat siang hari. Daniel dan Jia menjemput Anya di sekolah.Anya sangat senang melihat Daniel dan Jia menjemputnya secara bersamaan. Anya sampai berlari kecil agar bisa segera menghampiri kedua orang tuanya itu.“Kok Mama dan Papa jemputnya barengan?” tanya Anya.“Ya, biar Anya senang,” jawab Daniel, “Anya senang?” tanyanya kemudian.Anya mengangguk-angguk.Jia dan Daniel saling pandang, lalu mengajak Anya segera masuk mobil.“Tadi Anya dapat nilai seratus waktu ulangan,” ucap Anya menceritakan kegiatannya seharian ini di sekolah.“Benarkah?” Jia menoleh pada Anya dengan senyum semringah. “Sepertinya Anya harus diberi apresiasi, benar tidak?” Jia kini menatap pada Daniel.“Tentu saja,” jawab Daniel, “Anya mau apa?” tanya Daniel seraya memandang pada bayangan Anya melalui pantulan kaca spion tengah.“Anya mau makan es krim,” jawab Anya penuh semangat.Jia dan Daniel mengangguk bersamaan. Mereka pergi ke kedai es krim.Mereka sudah duduk di kedai menikmati es krim yang dipesan. Jia dan D

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 3

    Jia dan Daniel melakukan inseminasi buatan setelah melakukan beberapa prosedur yang dokter jadwalkan.Hari ini, tepat dua minggu setelah inseminasi buatan dilakukan. Jia berada di kamar mandi seraya memegang testpack yang baru saja dicelupkan pada urine. Jia duduk di atas closet dengan perasaan cemas, hingga samar-samar garis merah mulai muncul di testpack.Satu, dua. Akhirnya dua garis merah muncul di alat itu. Jia sampai membungkam mulut karena terkejut dan masih tak percaya. Bahkan bola matanya kini terlihat berkaca-kaca.“Jia, bagaimana?”Jia mendengar suara Daniel di luar kamar mandi. Suaminya itu pasti tidak sabar dan cemas dengan hasilnya. Jia segera keluar dari kamar mandi. Dia melihat Daniel yang terlihat panik.“Bagaimana?” tanya Daniel karena melihat bola mata Jia berkaca-kaca.Jia awalnya memasang ekspresi biasa, tetapi setelahnya tersenyum lebar.“Berhasil, aku hamil.” Jia memperlihatkan testpack pada Daniel.Daniel memandang dua garis di alat itu. Dia benar-benar tak m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 2

    Keesokan harinya. Daniel dan Jia menemui dokter untuk berkonsultasi. Mereka mendengarkan penjelasan dokter soal inseminasi buatan yang ingin Jia lakukan.“Jika kalian memang yakin untuk melakukan ini. Kita harus melakukan beberapa proses termasuk mengecek kondisi rahim dan kesehatan kalian masing-masing. Akan banyak tes yang harus dilakukan sebelum inseminasi, untuk memastikan prosesnya berjalan dengan lancar,” ujar dokter menjelaskan.Daniel dan Jia sudah mendengarkan tahapan yang harus mereka lakukan. Selain mengecek kondisi rahim, sperma pun harus dites, baru kemudian menentukan waktu ovulasi yang tepat.“Iya, Dok. Kami siap melakukannya,” ucap Jia penuh semangat. Dia berharap cara ini bisa mengobati kekecewaan Daniel.Daniel menatap pada Jia yang sangat antusias. Bukankah sudah seharusnya dia pun harus bersemangat karena yang mereka lakukan demi kebahagiaan mereka juga.“Baiklah. Saya akan menjadwalkan waktu tesnya. Saya sangat berharap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian hara

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 1

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Usia Elvano sudah menginjak satu tahun. Alina dan Aksa menjaga buah hati mereka dengan sangat baik, termasuk Arlo. Tidak ada satu pun yang mereka bedakan.“Sudah tidur?” tanya Alina ketika melihat Aksa keluar dari kamar Elvano.Aksa menyentuhkan telunjuk di permukaan bibir, memberi isyarat agar Alina tidak bicara atau Elvano akan bangun. Dia menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangan Alina dan mengajaknya naik ke lantai atas.Alina menahan senyum. Dia mengikuti langkah Aksa menuju ke kamar.“Akhirnya.” Aksa tiba-tiba menghela napas lega. Dia kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina tersenyum sambil mengusap lengan Aksa.“Dulu merawat Arlo sendiri tidak secapek ini, kenapa sekarang capek?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya.Aksa menghela napas pelan, lalu mempererat pelukan.“Dulu aku merawat sendiri, harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Jadi, karena sekarang ada kamu, aku ingin mengeluhkan semua lelahku pada

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kebahagiaan

    Semua orang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Alina.Sasmita dan Nenek Agni begitu antusias menyambut kelahiran anak kedua Alina, setelah sebelumnya mereka harus menyambut dengan tangis, tetapi sekarang semuanya berbalut kebahagiaan.“Di mana bayinya?” tanya Sasmita saat masuk ruang inap Alina.“Itu.” Aksa menunjuk ke baby box yang berada tak jauh dari ranjang Alina.Aksa menemani Alina di ranjang, sedangkan Sasmita dan Nenek Agni langsung menghampiri bayi mungil anggota baru keluarga Radjasa.“Tampannya dia.” Sasmita mengambil bayi Alina dari baby box. “Benar laki-laki, kan?” tanya Sasmita memastikan karena bayi itu tampan meski sedikit terlihat cantik.“Iya, Ma.” Alina yang menjawab.“Kita punya dua cucu laki-laki, ya.” Mirza ikut senang karena setidaknya Aksa memiliki dua putra, bukan satu seperti dirinya.Aksa dan Alina memulas senyum. Aksa tak beranjak dari sisi Alina karena fokusnya sekarang memperhatikan kondisi sang istri.Sasmita menimang bayi tampan itu. Dia memandangi ba

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Melahirkan

    Aksa begitu cemas ketika membawa Alina ke rumah sakit. Bahkan dia tidak melepas genggaman saat Alina dibawa ke IGD. “Istriku mau melahirkan, Sus.” Aksa berdiri di samping ranjang pesakitan seraya menggenggam erat telapak tangan Alina. Suster yang ada di sana langsung mengecek kondisi Alina, lalu beberapa saat kemudian memanggil dokter untuk memeriksa. “Aku baik-baik saja, ini hal wajar,” ucap Alina seraya menahan rasa sakitnya karena kontraksi. Aksa menatap pada Alina. “Tapi tetap saja, kamu kesakitan,” balas Aksa tidak mau tahu. Aksa trauma dengan persalinan Alina yang dulu. Saat itu dia sangat panik dan ketakutan melihat Alina yang akan melahirkan secara prematur, hingga dibuat kehilangan yang benar-benar tak bisa membuatnya melupakan semua kejadian itu. Sekarang Alina kembali merasakan sakit seperti itu. Siapa yang tidak cemas? Alina mencoba memahami kecemasan yang Aksa rasakan. Dia membalas genggaman tangan Aksa. Dia yang kesakitan, tetapi sepertinya suaminya yang ketakut

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Melahirkan?

    Dua bulan berlalu dengan cepat. Usia kandungan Alina sudah masuk sembilan bulan, dia baru saja jalan-jalan pagi bersama Nenek Agni yang memang beberapa hari ini menginap di rumah. “Kapan perkiraan lahirnya?” tanya Nenek Agni saat berjalan bersama Alina menuju rumah. “Harusnya minggu ini, Nek.” Alina berjalan pelan, satu tangannya mengusap perut. “Doakan lahirannya lancar,” ucap Alina kemudian. “Tentu saja, nenek pasti akan selalu mendoakan yang terbaik buatmu dan cicit nenek.” Nenek Agni mengusap lembut perut Alina. Mereka sudah sampai di teras. Alina duduk bersama Nenek Agni untuk beristirahat setelah jalan-jalan pagi. “Lho, kamu tidak ke kantor?” tanya Nenek Agni ketika melihat Aksa keluar dari rumah hanya memakai kaus polos dan celana panjang. “Tidak, aku ambil cuti. Tapi tetap kerja dari rumah,” jawab Aksa lalu duduk di samping Alina. Nenek Agni menatap pada Aksa yang sedang mengusap perut Alina. Dia sangat lega karena akhirnya Aksa bisa merasakan kebahagiaan bersama Alina.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status