Share

19. Mencari Alasan

Elsaki memandang secangkir kopi yang masih sedikit mengepulkan asap di depannya. Ia duduk di balkon kamar, membiarkan tubuhnya meresapi hangatnya sinar matahari pagi yang pelan-pelan menyentuh kulitnya. Namun, hangatnya sinar itu tak mampu mengalihkan pikirannya yang terus melayang entah ke mana. Pandangannya tetap terpaku pada kopi di hadapannya, seolah secangkir cairan hitam itu menyimpan teka-teki yang tak mampu ia pahami.

"Aku mulai peduli? Benarkah begitu?" gumam Elsaki nyaris tak terdengar.

Ia kembali teringat pada momen beberapa saat yang lalu, ketika tanpa sadar ia bertanya, "Mau ke mana sepagi ini?" Pertanyaan yang seharusnya tak perlu ia tanyakan. Baginya, ke mana pun Yuvika pergi seharusnya bukan urusannya. Mereka hanya terikat oleh pernikahan yang diatur, tanpa cinta, tanpa keinginan untuk saling peduli. Namun, entah mengapa pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutnya. Spontan, tanpa pertimbangan. Ada dorongan di dalam dirinya yang tak ia pahami, seakan-akan nalurinya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status