Home / Romansa / Pesona Brondong Hebatku / Ditangkap Atau Dipukuli

Share

Ditangkap Atau Dipukuli

Author: Viens Aisling
last update Last Updated: 2023-06-19 08:45:49

“Berhenti! Dasar preman sialan. kalian tidak mengerti perkataanku?” tanya Gion dengan lantang. Dia tengah menahn bahu Damas dan lalu mendorong Damas ke Axel.

“Apa maksudmu? Kau tidak bisa menangkap kami.” Celetuk preman bertubuh paling besar.

“Aku bisa. Penipuan, pemerasan, kekerasan dan pelindungan pelakun pelecehan. Aku punya semua buktinya!” Jelas Gion yang lalu mengambil ponselnya dan menunjukkan video mereka memukuli Damas di gang sempit di belakang gedung BCS.

“Beri tahu aku apa yang kalian lakukan pada tersangka pemalsuan dokumen ini?” tanya Gion yang lalu menatap Damas yang sudah di jaga Axel. “Kalian tidak dengar kah? Aku bilang aku ingin memberikan kalian ikan, para kucing garong!”

Gion lalu menarik pakaian Damas dan berjalan ke arah preman yang sedang menatap mereka. Dia lalu melempar Damas hingga tersungkur di depan mereka,

“Kalian lebih suka ikan itu mati tak berdaya atau masih hidup?” tanya Gion lagi.

Sementara Axel yang berada jauh dari mereka hanya melongo, dia bingung
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pesona Brondong Hebatku   Di Hari Yang Sama Sial

    Geva membawakan air minuman dan suguhan di ruang tamu. Di sana Egar datang dengan sangat nyetrik, mengenakkan baju dan topi pantai. Dia datang seperti orang baru yang tak pernah mereka kenali sebelumnya.Ada Axton di sofa yang lain tengah menggendong Delvin di pangkuannya. Dia datang bersama mainan baru yang dia janjikan pada Delvin. Axton tak bisa berbicara dengan Geva karena konflik terakhir kali mereka, yang bisa dia lakukan hanya mengambil hati Delvin dan memenangkan hati Geva dengan pemandangang itu.“Maaf membuatmu menunggu, Gar. Apa kabarmu? Bagaimana liburanmu?” Tanya Geva. Dia lalu memangku nampan di atas pangkuannya dan duduk di sisi sofa lain.“Yah seperti inilah,” Egar menunjukkan kulitnya yang menjadi gelap dan eksotis setelah beberapa hari berjemur menggelapkan diri. Egar tertawa, dia melebarkan senyuman dan menunjukkan ekspresi sumringah, “Sangat bahagia tanpa harus menyentuh laptop dan menunggu telepon! Khahaha!” kekehnya dengan gembira.“Ehem!” Axton membuat suara se

    Last Updated : 2023-06-19
  • Pesona Brondong Hebatku   Indah Yang Dijebak

    Lelaki besar dan botak itu melempar tubuh Indah ke lantai di bawah kaki tiga orang pria. Indah mengerang kesakitan, tapi melihat kaki yang dia kenal sepatunya membuat Indah murka. Dia mendongakkan kepala dan melihat tiga orang yang sudah menipunya. Lebih tepatnya orang-orang penipu yang pernah di kenalkan BAgas padanya.“Siapa Kalian sialan!” teriak Indah.Plak!Tamparan dari Tony melayang ke wajah Indah, dia duduk di samping Indah dan tertawa. “Bisa-bisanya wanita bodoh sepertimu berbicara begitu padaku. Tidak sopan sekali, inilah kenapa aku tidak suka wanita.” Tony beranjak berdiri dan berkacak pinggang, “Cuih!” dia meludah di samping Indah dengan jijik.Tony melempar sebuah yang mana itu adalah kertas kontrak, “Tanda tangani itu!” perintah Tony.“Kontrak apa ini?!” tanya Indah lagi.“Baca saja bodoh,” celetuk Boby di seberang sofa. Sementara Tom hanya meghisap vapenya, dia tertawa seperti orang yang sakau dan menampakkan giginya yang berjejer berwarna emas. Tom menatap Indah dari

    Last Updated : 2023-06-19
  • Pesona Brondong Hebatku   Indah Dilepaskan

    Indah di tempat yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya, berada di rumah bordil. Dia bangun dan tidur dengan melihat wanita keluar masuk sehabis melakukan pekerjaan mereka, dan Indah satu-satunya yang di borgol.Indah hanya tinggal menunggu waktu dia akan di gunakan oleh mucikari yang amat galak itu. Sepanjang hari dia hanya menangis, dan itu adalah hari ketiga Indah di kurung di rumah bordil. Dia tidak menyentuh makanan dan minumannya, sampai sang mucikari yang kesal memanggil Tony.Kini Tony berdiri di depan Indah, “Kau ingin keluar dari sini?” tanyanya dengan santai.Indah yang sudah lelah menangis dan dehidrasi hanya mengangguk lemah, dia hanya ingin keluar dari sana, tidak menginginkan hal selain itu. “Ku-mo-hon …” ucapnya terbata. Kaki Indah di borgol sepanjang dia hanya bisa menuju ke toilet yang berada di sudut ruangan kamarnya, Dia tidur bersama wanita pekerja seks lainnya.Indah sudah lama tidak ke toilet karena dia tidak makan dan minum selama tiga hari.“Kalau dia hari

    Last Updated : 2023-06-19
  • Pesona Brondong Hebatku   Pertengkaran Hebat

    Indah merasa kesal dan mendorong pintu dengan tubuhnya, dia seperti orang gila yang sedang mengamuk. “Arghhhh! Warda! Damas! Lina!” teriak Indah menyebut semua nama yang berada di kepalanya.Tiba tiba Indah merasakan perutnya berbunyi dan mulai perih, Indah menyentuh perutnya dan merasakan lemas tiba-tiba. Dia belum makan beberapa hari, dan amarahnya membuat dia menjadi sedikit kuat. Kini tenaganya benar-benar habis.Orang-orang masih memperhatikan Indah dari kejauhan dan membicarakan Indah, sementara Indah yang kesal karena tak bisa masuk akhirnya melihat jendela di kamar Warda yang terbuka, itu satu-satunya jalan yang dia bisa lewati.“Memang cewe bodoh itu satu-satunya yang bisa membuatku masuk ke rumah. dia satu-satunya yang paling ceroboh yang tidak menutup jendela kamarnya saat keluar rumah. Dasar.” Indah mengerutu sembari memanjat jendela.Indah bahkan tak membuka sepatu dan masuk ke dalam kamar Warda, dia kesal dan menginjak kasur Warda begitu saja dengan sepatunya. Indah begi

    Last Updated : 2023-06-19
  • Pesona Brondong Hebatku   Ancaman Untuk Indah

    Lina dan Warda masuk ke dalam kamar menuju Indah dengan tatapan marah, mereka sangat dan menjambak rambut Indah. Indah ingin membela diri tapi Warda menahannya dan memegangi tangan Indah sementara Lina yang menariknya dengan paksa.“Tidak tahu diri sekali kau datang setelah seminggu kabur. Kau yang membuat putraku di penjara,” Lina memarahi Indah. Dia menarik rambut Indah dan menjatuhkan Indah ke lantai, “Sudah kau buat keluarga ku berantakan, kau kembali dan menghabiskan semua makanan di rumah ini!”“Pukuli saja wajahnya ma!” warda menyahut sambil menahan tangan Indah ke belakang tubuh Indah agar orang itu tak berani melawan atau mendorong Lina seperti terakhir kali.Plak! Plak! Plak!Suara tamparan terdengar nyaring berkali kali. Lina sekuat tenaga menampari wajah Indah dan Warda ikut menendang punggung Indah sekuat tenaga.Indah menangis, dia kesakitan, tubuhnya masih lemah setelah di kurung beberapa hari tanpa makan dan mendapatkan nutrisi lainnya. Dia tersungkur dan menangis keti

    Last Updated : 2023-06-19
  • Pesona Brondong Hebatku   Indah Yang Lari

    Lina hanya mengangguk-angguk, dia tidak mengerti tapi dia mendengar jelas maksud Damas dan dia berusaha mencerna perkataan Damas. Yang dia tahu, Damas di periksa karena kasus pemalsuan dokumen nikah dengan Indah. Itulah mengapa Lina tahu, Damas harus memaksa Indah membantunya atau Lina sendiri yang harus membuat Indah menggantikan posisi Damas di penjara.Sementara di luar Warda merengut, memasang wajah kusut, dia sengaja menekuk wajahnya di depan Lina. Tepat ketika Lina keluar Warda menggerutu, “kenapa ibu mengatakan aku bodoh? Membela anak ibu yang tidak berguna itu. bukannya menghasilkan uang untuk kita bulan depan, dia malah harus di tangkap dan masuk penjara!” gerutu Warda yang melipat kedua tangannya di dada. “Kau yang bodoh dan tidak berguna!” Lina berceletuk. Lina tak bisa memberitahukan maksud dan tujuan dia masih berbaik hati, biasnaya dia akan bersikap egois. “Jika aku bisa menggunakan kedua anakku untuk menjadi mesin penghasil uang, makan akan aku lakukan sebisa mungkin u

    Last Updated : 2023-06-21
  • Pesona Brondong Hebatku   Tim Reparasi Beraksi

    “Tidak bisakah kau menurunkanku di dalam gang sana?” tanya Indah pada sang supir. Sang supir yang mengemudi sambil mengantuk hanya berdehem, dia melirik Indah dari balik kaca di depan kemudia. Tapi sang supir tak mengindahkan permintaan Indah, “Ini sudah lebih baik, turunlah dan bayar sesuai dengan tarifnya.” Supir itu tengah tertidur di pangkalan sebelum Indah menelpon dan memaksanya untuk buru-buru datang, hal itu membuat moodnya memburuk malam itu. Dan sepanjang jalan dia mengantar Indah, dia harus mendengar wanita itu menggerutu karena sedikit keterlambatan dan sekarang wanita itu memintanya untuk mengantar lebih jauh dari yang seharusnya dia bisa. “Apa kau tuli?!” tanya Indah seketika menyentak. “Kubilang antar aku ke dalam gang!” Dia sudah menahan emosinya sejak sejam lalu, dia mengomel di jalanan karena menutupi rasa khawatirnya. Indah selalu teringat bagaimana perlakuan Lina dan Warda, dia berencana balas dendam dan akan membuat Warda menderita, dia ingin mendatangi rumah

    Last Updated : 2023-06-21
  • Pesona Brondong Hebatku   Axton Dan Levias

    Axton tengah menyetir mobilnya, hari ini dia sedikit terlambat dan berangkat lebih siang. Padahal dia memiliki rapat satu jam lagi, tapi Axton tak perduli akan hal itum toh Egar yang biasa menjadi perwakilannya sudah pulang dari liburan. Dari balik telepon yang dia sematkan melalui earphone, Axton berbicara, “lalu bagaimana perkembangannya?” “Semuanya sudah beres, surat sidang sudah di keluarkan dan akan dilaksanakan seminggu kemudian. Bukti dan saksi sudah di kumpulkan. Tinggal satu, notaris yang membantu membalikkan nama surat tanah rumah “itu” tidak di temukan. Catatan terakhir kerja miliknya, dia adalah pekerja di kantor pemerintah, lalu pensiun dan membuka kantor notaris swasta tapi sejak saat itu kantornya tutup dan dia menghilang.” Egar menjelaskan dengan seksama. Sama dengan Axton, Egar sendiri bangun terlalu siang karena dia tidur larut malam setelah menyelesaikan pekerjaan Axton yang terbengkalai. Setelah liburan berlalu, dia kembali pada rutinitas di mana dia harus beker

    Last Updated : 2023-06-21

Latest chapter

  • Pesona Brondong Hebatku   Penetapan Hati

    Setelah seharian Delvin diberi perawatan di IGD, akhirnya dia sadar ketika di ruangan itu hanya ada mereka bertiga. Geva terus duduk di samping Delvin, wanita itu tersenyum dan terus menggegam tangan mungil Delvin.“Delvin, putra ibu … apa kau merasakan sakit nak?” tanya Geva dengan lembut. Dia melebarkan senyumannya, tak membiarkan matanya terlihat jelas merah dan sembab.Sementara Axton dan Xavel duduk di kursi penunggu di sudut ruangan yang dingin. Mereka berdua duduk saling berhadapan dan diam satu sama lain. Sesekali mereka saling menatap tajam dan lalu membuang wajah dengan cepat. Di hari sebelumnya, Xavel sudah berusaha meminta maaf pada Geva. Dan Ibu muda itu sudah memaafkan Xavel, dia bahkan tak menganggap itu adalah kesalahan Xavel. Tapi lelaki pemilik restoran itu menyadari keteledorannya karena dia sendiri yang menentukan setiap menu makan malam dan sarapan mereka. Sementara Axton yang sudah pernah melihat Xavel ingin menggagalkan lamarannya membuat dia menjadi tidak me

  • Pesona Brondong Hebatku   Bersitegang

    Geva mondar mandir di depan ruang pemeriksaan, sementara Axton sedikit menjauh dari Geva dengan ponselnya. Untuk beberapa saat Axton mengerutkan dahinya, dia menekan suaranya ketika berbicara dari balik telepon. Geva mulai menggigit ujung jarinya, matanya berkaca-kaca, pandangannya fokus melihat Delvin dari balik kaca kecil di pintu rawat darurat. Setelah beberapa saat, sang dokter yang memeriksa Delvin keluar menghampiri Geva yang sudah memasang wajah khawatir. Axton meliriknya sekilas sebelum akhirnya dia mematikan ponselnya sepihak dan ikut berdiri di samping Geva. Lelaki itu dengan lembut menaruh tangannya di sisi pundak Geva dan mengelusnya dengan pelan, mencoba menenangkan ibu muda itu.“Dok, apa yang terjadi dok? Putra saya tidak apa-apa kan?” tanya Geva yang terburu-buru. Geva tak mengindahkan penenangan Axton, melihat sang dokter baru keluar dari ruangan, dia langsung menghampirinya dan memasang wajah cemas. Sang dokter mengangkat alisnya, dia memberikan isyarat pada Geva

  • Pesona Brondong Hebatku   Pilihan Hati

    Hari di mana mereka akan hiking tiba, Geva tak membawa banyak barang karena dia menyewa pemandu yang juga membawakan barangnya. Jadilah dia bisa menggendong Delvin seorang, tanpa gangguan. Tapi sejak semalam dia menghindari pembicaraan dengan semua orang“Perjalan ini tak akan panjang kan? Aku benci berjalan kaki,” celetuk Feya. Sementara Santi menyadari gelagat aneh Geva. Dia memelankan langkahnya yang awalnya berada di tengah kini mundur menjadi paling akhir, dia membiarkan yang lainnya berjalan lebih dulu. Di depan mereka tim reparasi tengah asik sendiri mengobrol dengan seru. “Gev, kau kenapa?” tanya santi. “Sudah lelah?” tanyanya lagi dengan khawatir.“Tidak kok mba, Delvin juga tidak begitu berat. Aku memang ingin jalan paling belakang agar bersama dengan pemandu, lebih dekat dengan barang-barang delvin,” ujarnya memberi alasan.“Lalu kemana Axton dan Xavel? Kenapa mereka tidak ikut dengan kita sekarang? kudengar mereka memilih menyusul sebenarnya apa yang terjadi?” tanya San

  • Pesona Brondong Hebatku   Dua Cincin

    Geva tersenyum dengan perlakuan manis Xavel. Di saat yang bersmaaan, Axton menatap Geva dan Xavel. “Xavel!” teriaknya. Suaranya terdengar sangat marah ketika dia melihat Xavel berjongkok di depan Geva. Dia mengahampiri Xavel dan menarik kerahnya, “apa kau mencoba mengambil gadisku?” tanay Axton dengan keras di depan Geva. Geva yang masih bersama Delvin seketika bingung, “Axton! Delvin masih di sini, jangan mempertontonkan kekerasan padanya!” Geva mengucapkannya dengan tegas. Saat tengah bertengkar begitu, Axton tak sengaja menjatuhkan sebuah kotak cincin di dekat Geva. Geva yang melihat itu sempat bingung tapi kemudian dia mengajak Delvin pergi dari sana. dia memilih mengabaikan Axton dan Xavel yang ingin bertengkar dan memukul satu sama lain. Xavel tertawa kecil, “Jadi kau berniat menembak Geva? Bagaimana jika kita bersaing? Aku sejak tadi memang memikirkan hal yang sama, aku memang tak punya cincin untuk Geva tapi aku bisa memberikan ini padanya.” Xavel menunjukkan kalungnya. “I

  • Pesona Brondong Hebatku   Sisi Manis Xavel

    Di malam pertama mereka merayakan hari kebahagiaan dan kemenangan itu, Geva mengajak mereka semua makan malam dan istirahat di hotel Xavel. Keesokan harinya baru mereka akan melakukan pendakian kecil sampai ke tempat di mana mereka akan membuka tenda untuk camp dan barbeque.Di saat semaunya tengah berkumpul, Geva dan Axton berada di kursi yang bersebelahan, di sebelah lainnya ada Santi dan putrinya. Lalu Di samping Santi ada Xiao Ling dan Egar. Di sisi lain meja ada tim reparasi dan Xiao Ling termasuk ke dalam sisi lain itu. Di saat mereka tengah menunggu karyawan restoran menyiapkan semua makan malam mereka, Xavel datang. Axton awalnya terkejut, lalu dia menatap ke arah Geva, “Kau mengundangnya juga?” tanya Axton. Padahal dia belum selesai dengan rasa cemburu ketika beberapa jam lalu Geva menjelaskan mereka bertemu hari itu tanpa sengaja.“Hi Gev, terima kasih sudah mengundangku!” seru Xavel dengan wajah sumringah. Geva buru-buru berdiri dan menyambut Xavel. “Hi! Untung kau datang

  • Pesona Brondong Hebatku   Tim Reparasi

    Geva dan Axton turun dari mobil Van bersamaan ketika ketiga Van lainnya sampai. Tapi Van hitam terlihat sangat aneh, mereka memarkirkan mobil mereka jauh dari parkir yang ada, mereka parkir di dekat jalan masuk toilet luar atau umum. “Itu mobil yang tadi kan?” celetuk Geva dan Xiao Ling secara bersamaan.“Kau melihatnya juga Gev? Mereka seperti orang gila. Mengebut dengan kecepatan itu di jalanan yang tidak sepi. Aku akan mendatanginya dan melapor ke polisi terkait yang kulihat tadi.” Xiao Ling memprotes dan mulai berjalan ke arah mobil Van hitam itu.Dan saat Geva dan Xiao Ling mendekati mobil van itu, seorang wanita duduk di tanah di depan kap mobil van itu. “A-ada apa?!” tanya Geva yang sedikit terkejut dengan kondisi Feya, dia belum tahu bahwa itu adalah tim reparasi teman dari Egar. Yangg Geva lihat dia wanita yang seperti membutuhkan pertolongan. Jadilah Geva langsung menghampirinya dan hendak ingin menolongnya. Tapi saat Geva berlutut di depan wanita yang terlihat ngos-ngosan

  • Pesona Brondong Hebatku   Camping

    “Kak Xiao, bersediakah kau ikut bersamaku?” Tanya Egar dengan tatapan sendu di depan Xiao Ling.Kejadian itu seketika mengundang perhatian dua staf yang tertahan di depan pintu. Mereka berdua seperti memergoki dua sejoli yang sedang mabuk kasmaran dan karena tak ingin mengganggu, dua orang itu memilih bersembunyi dari balik dinding. Dan ketika ada staff lain yang ingin masuk, mereka menahannya. Mereka berdua malah mengajak staf lain ikut mengintip dan menguping pembicaraan intens Egar Dan Xiao Ling. “Ayo! Terima dia kak Xiao!” ujar salah satu staf dengan suara berbisik, dia setengah berteriak dan menyoraki dua orang itu yang membuat mereka ikut merona di masing-masing pipi mereka. ***“Dasar Axton sialan!” gerutu Egar di dalam mobil Van hitam yang musiknya dinyalakan. Egar mengomel sejak dua hari lalu. Sejak dua hari lalu, karena Axton yang menolak ajakan pertemuan dengan pak Kim, dia harus menerima rumor dia tengah berkencan dengan Xiao Ling. Dan yang lebih buruk adalah, Pak Kim

  • Pesona Brondong Hebatku   Terlalu Baik Dan Perhatian

    Saat mereka telah sampai di depan rumah Geva. Geva turun dan berbicara dari luar, “Jadi apa kau menemukan jawaban?” tanya Geva pada Xavel setelah turun dari mobilnya.“Ya, begitulah ternyata itu hanya kebetulan sama saja. Aku dulu Sekolah menengah pertama di distrik Biru sebelah barat. Ternyata kita tidak pernah satu sekolah.” Ujar Xavel pada Geva dari dalam. Dia tidak ikut turun karena masih ada pekerjaan yang ingin dia lakukan.Geva hanya bisa menatap punggung mobil itu semakin jauh, dan masuk ke dalam rumah. “SMP distrik Biru Barat?” Geva bergumam kecil di saat dia masuk ke rumahnya. Banyak hal yang sudah terjadi selama 33 tahun, banyak hal yang Geva coba lupakan termasuk bekas pembuliannya sejak dia masih menginjak sekolah dasar. Jika di total, mungkin ada sekitar sepuluh kali dia berpindah sekolah. Ketika SD menjadi bahan bulian para siswi yang iri pada Geva, karena dia termasuk keluarga berada. Lalu saat SMP dia yang di bully di satu bulan sekolah pertamanya, hanya karena dia

  • Pesona Brondong Hebatku   Semobil Dengan Xavel

    Xavel menunggu di samping mobilnya yang dia parkirkan tepat di depan hotelnya. Dia tengah menelpon sebelum melihat Geva keluar dari pintu utama dengan menenteng banyak makanan take away. Xavel kemudian melambaikan tangan dan menuju ke Geva. “Biar aku bantu,” ujarnya ketika dia selesai menelpon dan memasukkan kembali teleponnya di saku celana. “Ayo, mobilku di sana,” Ajak Xavel. Geva hanya termenung, “Hah? trvel ku,” gumam Geva yang sejak keluar dari tadi tak melihatnya. “Kemana sih dia?” gumamnya lagi kali ini dengan kesal. Sementara belanjaannya sudah di bawa Xavel. Geva mau tak mau mengikuti langkah Xavel, “Apa kau yang menyuruh travelku meninggalkanku?” Tanya Geva dengan nada serius. Dia memang sudah merasa bingung dengan sikap Xavel sejak tadi ketika masih di depan resepsionis restoran.“Iya,” jawabnya dengan polos. “Aku kan sudah mengatakan akan mengantarkanmu, ada yang ingin aku bicarakan,” jelasnya dengan lugas. “T-tapi aku belum membayarnya!” gertak Geva lagi setengah kesa

DMCA.com Protection Status