Share

Akta Cerai

Author: Viens Aisling
last update Last Updated: 2022-11-25 18:19:31

Suara decitan roda mobil dan juga bau badan terbakar membuat gendingnya berkerut dan berkedut berulang kali. 

“Axton,” panggil seseorang pada pria yang tadi sedang mengingat sesuatu sambil memejamkan matanya. 

“Ada apa?” Axton membuka matanya, tapi dia tidak menggerakkan kepalanya sama sekali, hanya memberikan tatapan dengan cara melirik. 

“Apa kau sama sekali tidak ingin pergi ke acara pesta itu?” Pria itu bernama David, dia salah seorang teman Axton yang bisa sabar menghadapi sikap Axton. 

“Tidak. Mereka pada dasarnya juga tidak dekat denganku, jika aku datang ke sana, rasanya sangat memuakkan.” 

Axton akhirnya membenarkan posisi duduknya. Dia melihat ke arah berkas lain yang ada di mejanya. 

“Kau ini seharusnya bersosialisasi dengan orang lain menghadiri pesta itu bisa meningkatkan relasi.” 

Axton mengibaskan tangannya beberapa kali, dia benci sekali mendengar ucapan itu. Telinganya terasa panas. 

“Padahal banyak wanita yang menantikan kehadiranmu di sana.”

“Aku tidak peduli,” jawab Axton dengan cepat. Dia kembali menyibukkan dirinya sendiri pada pekerjaannya dan mengabaikan David yang mengoceh. 

Dia tidak membutuhkan wanita yang hanya menginginkan hartanya. Jika dia bukan siapa pun para wanita itu pasti tidak akan mendekati dirinya.  

***

Setelah satu bulan berlalu, Geva pesawat terkejut sekali dengan apa yang ada di tangannya. Dia tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi, karena dia berpikir kalau perceraian itu melibatkan dua belah pihak.

“Ba-bagaimana bisa ini terjadi?” Dengan tangan bergetar hebat ya mengambil amplop putih di depannya, dia melihat ke arah Damas dan meminta penjelasan. 

“Aku sudah mengatakan padamu kalau aku akan menikahi Indah. Jadi, kau seharusnya paham dengan hal itu. Untuk apa Aku mau pelihara istri yang tidak berguna? Ya, jadi pergilah dari sini.” 

Damas mengatakannya dengan sangat dingin sekali. Berulang kali Geva menolak Damas menikah dengan Indah, tapi mereka berdua bakat telah tidur di satu kamar yang sangat menyakitkan hati Geva. 

“Tapi tidak mungkin keputusan bercerai telah didapatkan. Aku sedang mengandung anakmu Dan aku tidak pernah mendapatkan surat panggilan dari pengadilan.” 

Lina dan Warda tertawa mendengar kalimat Geva. Mereka memberikan tatapan yang sangat tajam pada wanita di depan merek. 

“Untuk apa juga kau menghadiri pengadilan? Kau itu harus tahu diri dan sekarang pergilah dari sini.” Lina melihat ke arah Warda yang segera menghilang dari hadapan mereka. 

Indah baru saja masuk ke rumah mereka dan mendengar percakapan tentang perceraian yang telah selesai dia memeluk Damas dari belakang. 

“Damas,” panggilnya dengan suara yang manja. Lalu dia melirik Geva dengan tatapan menjijikkan. “Akhirnya kau telah bercerai juga darinya.” 

“Ya, sudah selesai semua dan sekarang dia harus segera meninggalkan rumah ini. Jika dia tidak berguna sama sekali lebih baik mengusirnya dengan segera.” 

Indah mengangguk berulang kali dengan sangat manja. 

“Ini tidak bisa dilakukan, aku tidak pernah menandatangani sudah perceraian dan ini sebuah penipuan!” 

Brak! 

Tepat setelah dia mengatakan itu, Warda melemparkan karung di di depannya dengan kasar. 

“ini seluruh barang-barangmu yang tidak berguna itu dan pergilah dari sini.” 

Geva menatap ke arah Warda tidak percaya, dia menatap Damas kita juga semua orang yang ada di sini, tidak ada satu mereka yang menatapnya dengan lembut. Mereka menginginkan Geva segera pergi dari rumah mereka. 

Indah maju, dia menyentuh dagu milik Geva dan tersenyum. 

“Selamat tinggal wanita tidak tahu diri,” ucapnya dengan suara yang sangat mengejek, lalu dia mendorong Geva hingga terjatuh ke belakang. 

Rasa sakit dirasakan oleh Geva di sekujur tubuhnya. Dia kesulitan untuk bergerak karena rasa sakit tersebut dan di sekelilingnya dipenuhi suara tawa yang menyiksa dirinya. 

“Mas ...,” panggilnya dengan suara yang begitu lemah. Namun Damas tidak bergeming sama sekali, dia menatap dengan mata rendah. 

“Dengarkan aku, aku dan kau itu sudah bercerai dan sekarang kau tidak berhak tinggal di rumah ini lagi.”

“Tapi ini adalah rumahku, Mas. Aku yang membelinya dulu.” 

Geva mencoba mengingatkan mereka tentang rumah ini yang dibelinya ketika ayahnya masih hidup. Dia membelinya karena Damas menginginkannya, dan sekarang dia harus diusir dari rumahnya dengan akta cerai yang ada di tangannya? 

“Rumahmu? Dasar tidak tahu diri!” hardik Warda tidak terima dengan ucapan itu. 

“Keluar sekarang sebelum kau semakin tidak tahu diri!” Lina marah, dia menarik tangan Geva dengan kuat dan itu dibantu oleh Damas. Dia dikeluarkan dari pintu belakang, mencegah agar tidak banyak orang yang melihat hal itu. 

Walaupun berulang kali Geva berusaha masuk ke dalam rumahnya, dia tidak bisa melakukan hal itu. Akta cerai di tangannya adalah bukti mereka sudah bercerai, dan Damas akan menikahi Indah. 

Hal pertama yang dia lakukan adalah mencari pertolongan yang mengingat Santi yang selalu memperlakukannya dengan baik. Dia mengetuk pintu rumah Santi dengan pelan beberapa kali, dan akhirnya Santi muncul dan menatapnya sangat terkejut. 

“Apa yang terjadi padamu, Gev!?” tanyanya dengan panik, dia memegangi tubuh Gev dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. 

Karung yang diseret Geva membuat Santi begitu khawatir. Saat Geva duduk, Geva langsung mengeluarkan sesuatu yang selama ini dia simpan dengan hati-hati agar tidak diketahui oleh orang lain. Itu adalah cincin emas 7 gram, dia menyembunyikannya untuk jaga-jaga biaya melahirkan anaknya, itu pun dia tidak percaya menemukannya di selipan berkas miliknya dulu. 

Cincin yang dia beli ketika ayahnya masih hidup, dan dia meletakkannya di tangan Santi. 

“Mbak, hanya ini yang aku punya. Aku mau pinjam uang, Mbak untuk hidupku. Nanti aku akan mencari pekerjaan ....” Geva menangis ketika bicara, dia sendiri sangat tidak fokus ketika mengatakannya. Membuat Santi sedikit bingung dengan apa yang terjadi pada Geva. 

“Gev, tenang dulu. Sebenarnya apa yang terjadi padamu?” Santi sangat khawatir sekali. Dia menelan ludahnya dan bersiap mendengar cerita Geva. 

Geva mengangkat kepalanya dan melihat Santi. 

“Aku sudah dicerai oleh, Damas. Dia memalsukan dataku dan sekarang bahkan akta cerai pun aku sudah mendapatkannya.” 

Geva memberikan amplop pada Santi dan membuat Santi membacanya sendiri. Matanya melebar, ini sungguh sangat sulit dipercayai. 

“Sialan mereka. Bisa-bisanya mereka melakukan hal ini padamu.” Santi memegang kedua pundak Geva, dia menatap dengan tatapan mata yang begitu dalam, dia ingin segera menenangkan Geva. 

“Gev, aku akan membantumu. Cincinmu disimpan saja, kau bisa hidup tanpa mereka dengan sangat baik, Gev. Percayalah pada dirimu sendiri.” 

Geva menatap Santi, walaupun dia tahu Santi telah berusaha sangat keras sekali untuk membuatnya tenang tetap saja menangis dengan kuat. 

Santi memeluknya dan mengusap punggungnya berulang kali, menjadi Geva adalah hal yang berat. Dia juga tidak menyangka akan ada orang yang sangat kejam seperti ini pada orang lain. 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jimmy Merlin
typo nya banyak Kali Thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Brondong Hebatku   Pertemuan Kembali

    Geva seperti sebelumnya terjatuh tertidur di rumah Santi, ketika dia membuka matanya, dia telah disajikan dengan makanan yang enak. Santi menatapnya dengan lembut. “Maafkan aku karena membuat mbak lagi-lagi memasak seperti ini.” Geva mengusap tengkuknya dengan malu. Dia tidak nyaman dan takut sekali sudah berbuat sesuatu yang tidak sopan pada Santi. “Aku pernah mengatakannya padamu kalau kau adalah tamuku.” Geva diam saja datang pikiran yang masih tidak nyaman. Dia sudah banyak menerima kebaikan seperti ini dari orang yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan dirinya. Hal ini bisa membuatnya tampak seperti orang yang tidak tahu diri karena tidak bisa membalas kebaikan yang diberikan oleh Santi. “Untuk sekarang Lebih baik kau tinggal di sini saja,” ucap Santi sambil meletakan telur di piringnya dan piring Lala. “Tapi, Mbak, aku tidak bisa tinggal di sini karena kita akan menyusahkan, Mbak. Apalagi suami Mbak sebentar lagi kembali.” Geva menunduk, jika harus ada wanita lain d

    Last Updated : 2022-11-25
  • Pesona Brondong Hebatku   Bukan Aku, Tapi Dia

    Baru kali ini Santi dipanggil oleh bosnya. Dia sangat khawatir sekali dengan apa yang akan dia dapatkan nanti. Bisa saja dia mendapatkan masalah karena bos yang memanggilnya adalah pria dingin yang selalu menjaga sikapnya, garis batas antara bos dan karyawan akan sangat terasa sekali jika berhadapan dengan Axton. Wajahnya yang tegas terlihat tampan, para wanita akan terpesona dengan wajah itu tapi mereka kemudian akan menangis setelahnya. “Apa hubunganmu dengan wanita tadi?” Pertanyaan yang sangat mengejutkan membuat kening Santi mengerut secara langsung. Dia menatap Axton dengan bibir yang terbuka kecil. Dia ... apa tidak salah dengar sama sekali?“Kau mendengarku, kan?” ucap Axton dengan tegas membuat Santi gelagapan. “A-ah! Ya, Presdir. Saya mendengar dengan baik.” Santi kembali memikirkan kembali secara perlahan wanita mana yang dibicarakan. Satu-satunya wanita yang dia temui yang dia pikirkan hanyalah Geva. “Maksud Presdir itu wanita hamil yang mendatangiku, kan?” tanyanya a

    Last Updated : 2023-01-01
  • Pesona Brondong Hebatku   Tamu Mengejutkan

    Santi membelalakkan matanya. Dia tahu kalau tampaknya bosnya ini mengenal Geva, dan sudah meminta untuk ditemukan dengan Geva padanya. Tapi dia sangat terkejut sekali karena saat para karyawan telah pulang, Santi dicegat oleh Axton. “Presdir, apa ada pekerjaan saya yang belum selesai?” Santi bertanya dengan senyuman yang lembut. Dia menjaga sikapnya agar tetap sopan di hadapan pria yang dingin ini. “Masuklah,” titahnya dengan suara yang rendah. Santi tampak ragu-ragu mendengar ucapan itu. Belum pernah dia masuk ke dalam mobil presdirnya. Satu-satunya orang yang pernah berada di samping Axton adalah Egar—Sekretaris pribadinya. Axton melirik sebelahnya, hal itu telah menjadi penegasan untuk Santi segera masuk ke dalam mobil Axton. Dengan menguatkan dirinya, Santi masuk dan duduk dengan canggung di sebelah Axton. Sang sopir tetap tenang, dia juga sangat terkejut dengan tindakan tuannya ini. Seorang wanita masuk ke dalam mobil tuannya yang selalu menolak wanita, apakah itu tidak sala

    Last Updated : 2023-01-02
  • Pesona Brondong Hebatku   Tuduhan

    Suasana itu sangat canggung walaupun Axton berulang kali ingin mencairkan suasana. Geva sangat waspada, dia menjaga sikapnya dalam memperlakukan Axton karena dia menghormati Axton yang merupakan sepupu Santi. Sedangkan Axton mengamati Geva, dia memastikan cerita Santi dan merasa perih melihat Geva yang seperti ini. “Kalau begitu aku pulang dulu. Lain kali aku akan main ke sini lagi, Mbak Santi.” Axton berdiri sambil melihat Santi, dia tidak ingin kalau Santi melarangnya dan penanganannya tadi telah membuat Santi paham dengan sangat jelas. Geva juga berdiri, dia ikut mengantar Axton yang berjalan ke luar rumah bersama Santi walaupun terlihat sekali kalau dia melakukannya dengan sangat kikuk sekali. “Ibu, mereka keluar.” Warda yang dengan sengaja duduk di luar dengan cepat berteriak pada ibunya. Dia merasa sangat penasaran sekali dengan sosok pria yang ada di rumah Santi. Saat dia melihat Geva secara tidak sengaja, ekspresinya langsung keras. Dia membenci Geva dan ingin menjambak r

    Last Updated : 2023-01-03
  • Pesona Brondong Hebatku   Rumah Untuk Geva

    Egar datang ke kantor dengan wajahnya yang terlihat sangat mengantuk, dia telah berhasil mendapatkan apa yang diinginkan Axton dengan mengorbankan waktu tidurnya yang sangat minim.“Pagi, Tuan Egar.” Beberapa karyawan menyapanya dengan ramah, Egar mengangkat tangannya sambil tersenyum cepat dan mengubah ekspresinya lagi kesemula—datar seperti kisah cintanya.. Dia menegakkan tubuhnya dengan benar, masuk ke dalam lift sambil melihat lampu lift berganti dengan cepat hingga mencapai lantai tertinggi gedung ini. Saat pintu lift terbuka, Egar seperti biasa mempersiapkan semuanya dengan cepat. Dia tidak mau kalau Axton akan membuat perintah dengan ekspresi yang menakutkan. Setelah beberapa puluh menit dia melakukan persiapan pekerjaan untuk hari ini, orang yang dia tunggu telah tiba dengan ekspresi yang senang. Seolah-olah ada bunga yang bermekaran di sekitarnya. Dia tampak lebih tampak dan hangat seperti matahari pagi dengan cahaya keemasan yang indah. “Selamat pagi, Tuan Axton. Saya i

    Last Updated : 2023-01-04
  • Pesona Brondong Hebatku   Apa Yang Dia Sukai?

    Geva sangat geram sekali mendengar ucapan Damas. Tidak cukup selama ini Damas menyakitinya. Bisa-bisanya pria yang tidak tahu malu itu mengatakan kalau dia sok suci? Dia bahkan tidak membiarkan Geva untuk melalui rasa sakit sebelumnya. Brak!Geva membanting tumpukan sampah yang ada di tangannya tadi, dia melihat Damas dengan nyalang. “Aku di sini yang korban. Kau memilih wanita lain dibandingkan aku, kau yang berbuat buruk tapi sekarang kau mengatakan aku sok suci? Apa otakmu itu rusak, Damas?”Geva mengatakannya dengan tatapan yang tajam. Damas terkejut, hatinya snagat tidak tenang sekali mendengar ucapan Geva yang bahkan tidak memanggilnya mas seperti dulu. “Kau hanya sok polos saja. Pantas saja ibu mengatakan kalau anak di dalam kandunganmu itu mungkin saja bukan anakku. Kau bahkan sudah bersama dengan pria lain.” Damas menyeringai. Dia menekankan setiap kalimatnya pada Geva yang sedang memegang perutnya. “Satu keluargamu bermulut sampah, Damas. Aku bahkan tidak pernah keluar

    Last Updated : 2023-01-05
  • Pesona Brondong Hebatku   Perwakilanku

    Kedua orang itu menatap Geva dengan tatapan mata yang tenang, walaupun di dalam hati mereka sama sekali tidak senang. Mereka berdua sangat tahu apa yang terjadi pada Geva. Matanya membengkak, yang membuat mata berwarna coklat indah itu nyaris hampir tidak terlihat. Geva tersenyum, berusaha dengan sangat keras sekali untuk menguatkan dirinya yang rapuh. “Keluarga sialan itu lagi-lagi melukaimu? Mereka melakukan apa lagi ketika aku tidak ada, Gev?” tanya Santi sangat khawatir dalam lubuk hatinya. “Bagaimana dengan yang aku katakan tadi, Gev?” tanya Axton menunjukkan senyumannya. Dia ingin menghancurkan suasana tidak menyenangkan ini. Geva tidak boleh berlarut dalam kesedihan yang bisa sangat berbahaya sekali untuk dirinya. “Tapi apa aku tidak perlu membayarnya?” Geva menatap Axton, matanya yang terlihat sayu itu membuat tubuh Axton berdesir. Dia tidak menyukai ini dan ingin segera menghapuskan rasa sakit itu. Tetapi sesuatu tidak bisa dihilangkan begitu saja apalagi mereka berdu

    Last Updated : 2023-01-06
  • Pesona Brondong Hebatku   Serbuk Peri

    Dia baru saja keluar dari kamarnya, hal mengejutkan telah membuatnya tidak mampu berkata-kata. Dia ingin menyalahkan hormon kehamilannya yang selalu membuatnya mengantuk, tapi dia tidak bisa mengatakan itu adalah salah kehamilannya. Ada perasaan yang sangat tidak menyenangkan pada dirinya jika dia menyalahkan kehamilannya yang telah membuatnya begini. Rasanya, seperti dia ikut membuat anaknya sedih. “Kau tidak duduk, Geva? Duduklah, jadi kita bisa sarapan bersama.” Axton berkata sambil tersenyum. Ini pemandangan yang indah. Selain wajahnya yang tampan luar biasa, tapi ada banyak menu sehat di atas meja yang terlihat sangat enak. Wanginya saja telah membuat mulut Geva berliur, dia ingin segera merasakan makanan yang ada di atas meja. Tubuhnya seolah terdorong untuk duduk begitu saja. Dia duduk di kursi dan memandang Axton yang masih memandangnya sambil tersenyum. Dia seperti tersihir sejenak, lalu menggelengkan kepalanya setelah dia menyadari sesuatu. “Ah, maaf ... tampaknya di ha

    Last Updated : 2023-01-07

Latest chapter

  • Pesona Brondong Hebatku   Penetapan Hati

    Setelah seharian Delvin diberi perawatan di IGD, akhirnya dia sadar ketika di ruangan itu hanya ada mereka bertiga. Geva terus duduk di samping Delvin, wanita itu tersenyum dan terus menggegam tangan mungil Delvin.“Delvin, putra ibu … apa kau merasakan sakit nak?” tanya Geva dengan lembut. Dia melebarkan senyumannya, tak membiarkan matanya terlihat jelas merah dan sembab.Sementara Axton dan Xavel duduk di kursi penunggu di sudut ruangan yang dingin. Mereka berdua duduk saling berhadapan dan diam satu sama lain. Sesekali mereka saling menatap tajam dan lalu membuang wajah dengan cepat. Di hari sebelumnya, Xavel sudah berusaha meminta maaf pada Geva. Dan Ibu muda itu sudah memaafkan Xavel, dia bahkan tak menganggap itu adalah kesalahan Xavel. Tapi lelaki pemilik restoran itu menyadari keteledorannya karena dia sendiri yang menentukan setiap menu makan malam dan sarapan mereka. Sementara Axton yang sudah pernah melihat Xavel ingin menggagalkan lamarannya membuat dia menjadi tidak me

  • Pesona Brondong Hebatku   Bersitegang

    Geva mondar mandir di depan ruang pemeriksaan, sementara Axton sedikit menjauh dari Geva dengan ponselnya. Untuk beberapa saat Axton mengerutkan dahinya, dia menekan suaranya ketika berbicara dari balik telepon. Geva mulai menggigit ujung jarinya, matanya berkaca-kaca, pandangannya fokus melihat Delvin dari balik kaca kecil di pintu rawat darurat. Setelah beberapa saat, sang dokter yang memeriksa Delvin keluar menghampiri Geva yang sudah memasang wajah khawatir. Axton meliriknya sekilas sebelum akhirnya dia mematikan ponselnya sepihak dan ikut berdiri di samping Geva. Lelaki itu dengan lembut menaruh tangannya di sisi pundak Geva dan mengelusnya dengan pelan, mencoba menenangkan ibu muda itu.“Dok, apa yang terjadi dok? Putra saya tidak apa-apa kan?” tanya Geva yang terburu-buru. Geva tak mengindahkan penenangan Axton, melihat sang dokter baru keluar dari ruangan, dia langsung menghampirinya dan memasang wajah cemas. Sang dokter mengangkat alisnya, dia memberikan isyarat pada Geva

  • Pesona Brondong Hebatku   Pilihan Hati

    Hari di mana mereka akan hiking tiba, Geva tak membawa banyak barang karena dia menyewa pemandu yang juga membawakan barangnya. Jadilah dia bisa menggendong Delvin seorang, tanpa gangguan. Tapi sejak semalam dia menghindari pembicaraan dengan semua orang“Perjalan ini tak akan panjang kan? Aku benci berjalan kaki,” celetuk Feya. Sementara Santi menyadari gelagat aneh Geva. Dia memelankan langkahnya yang awalnya berada di tengah kini mundur menjadi paling akhir, dia membiarkan yang lainnya berjalan lebih dulu. Di depan mereka tim reparasi tengah asik sendiri mengobrol dengan seru. “Gev, kau kenapa?” tanya santi. “Sudah lelah?” tanyanya lagi dengan khawatir.“Tidak kok mba, Delvin juga tidak begitu berat. Aku memang ingin jalan paling belakang agar bersama dengan pemandu, lebih dekat dengan barang-barang delvin,” ujarnya memberi alasan.“Lalu kemana Axton dan Xavel? Kenapa mereka tidak ikut dengan kita sekarang? kudengar mereka memilih menyusul sebenarnya apa yang terjadi?” tanya San

  • Pesona Brondong Hebatku   Dua Cincin

    Geva tersenyum dengan perlakuan manis Xavel. Di saat yang bersmaaan, Axton menatap Geva dan Xavel. “Xavel!” teriaknya. Suaranya terdengar sangat marah ketika dia melihat Xavel berjongkok di depan Geva. Dia mengahampiri Xavel dan menarik kerahnya, “apa kau mencoba mengambil gadisku?” tanay Axton dengan keras di depan Geva. Geva yang masih bersama Delvin seketika bingung, “Axton! Delvin masih di sini, jangan mempertontonkan kekerasan padanya!” Geva mengucapkannya dengan tegas. Saat tengah bertengkar begitu, Axton tak sengaja menjatuhkan sebuah kotak cincin di dekat Geva. Geva yang melihat itu sempat bingung tapi kemudian dia mengajak Delvin pergi dari sana. dia memilih mengabaikan Axton dan Xavel yang ingin bertengkar dan memukul satu sama lain. Xavel tertawa kecil, “Jadi kau berniat menembak Geva? Bagaimana jika kita bersaing? Aku sejak tadi memang memikirkan hal yang sama, aku memang tak punya cincin untuk Geva tapi aku bisa memberikan ini padanya.” Xavel menunjukkan kalungnya. “I

  • Pesona Brondong Hebatku   Sisi Manis Xavel

    Di malam pertama mereka merayakan hari kebahagiaan dan kemenangan itu, Geva mengajak mereka semua makan malam dan istirahat di hotel Xavel. Keesokan harinya baru mereka akan melakukan pendakian kecil sampai ke tempat di mana mereka akan membuka tenda untuk camp dan barbeque.Di saat semaunya tengah berkumpul, Geva dan Axton berada di kursi yang bersebelahan, di sebelah lainnya ada Santi dan putrinya. Lalu Di samping Santi ada Xiao Ling dan Egar. Di sisi lain meja ada tim reparasi dan Xiao Ling termasuk ke dalam sisi lain itu. Di saat mereka tengah menunggu karyawan restoran menyiapkan semua makan malam mereka, Xavel datang. Axton awalnya terkejut, lalu dia menatap ke arah Geva, “Kau mengundangnya juga?” tanya Axton. Padahal dia belum selesai dengan rasa cemburu ketika beberapa jam lalu Geva menjelaskan mereka bertemu hari itu tanpa sengaja.“Hi Gev, terima kasih sudah mengundangku!” seru Xavel dengan wajah sumringah. Geva buru-buru berdiri dan menyambut Xavel. “Hi! Untung kau datang

  • Pesona Brondong Hebatku   Tim Reparasi

    Geva dan Axton turun dari mobil Van bersamaan ketika ketiga Van lainnya sampai. Tapi Van hitam terlihat sangat aneh, mereka memarkirkan mobil mereka jauh dari parkir yang ada, mereka parkir di dekat jalan masuk toilet luar atau umum. “Itu mobil yang tadi kan?” celetuk Geva dan Xiao Ling secara bersamaan.“Kau melihatnya juga Gev? Mereka seperti orang gila. Mengebut dengan kecepatan itu di jalanan yang tidak sepi. Aku akan mendatanginya dan melapor ke polisi terkait yang kulihat tadi.” Xiao Ling memprotes dan mulai berjalan ke arah mobil Van hitam itu.Dan saat Geva dan Xiao Ling mendekati mobil van itu, seorang wanita duduk di tanah di depan kap mobil van itu. “A-ada apa?!” tanya Geva yang sedikit terkejut dengan kondisi Feya, dia belum tahu bahwa itu adalah tim reparasi teman dari Egar. Yangg Geva lihat dia wanita yang seperti membutuhkan pertolongan. Jadilah Geva langsung menghampirinya dan hendak ingin menolongnya. Tapi saat Geva berlutut di depan wanita yang terlihat ngos-ngosan

  • Pesona Brondong Hebatku   Camping

    “Kak Xiao, bersediakah kau ikut bersamaku?” Tanya Egar dengan tatapan sendu di depan Xiao Ling.Kejadian itu seketika mengundang perhatian dua staf yang tertahan di depan pintu. Mereka berdua seperti memergoki dua sejoli yang sedang mabuk kasmaran dan karena tak ingin mengganggu, dua orang itu memilih bersembunyi dari balik dinding. Dan ketika ada staff lain yang ingin masuk, mereka menahannya. Mereka berdua malah mengajak staf lain ikut mengintip dan menguping pembicaraan intens Egar Dan Xiao Ling. “Ayo! Terima dia kak Xiao!” ujar salah satu staf dengan suara berbisik, dia setengah berteriak dan menyoraki dua orang itu yang membuat mereka ikut merona di masing-masing pipi mereka. ***“Dasar Axton sialan!” gerutu Egar di dalam mobil Van hitam yang musiknya dinyalakan. Egar mengomel sejak dua hari lalu. Sejak dua hari lalu, karena Axton yang menolak ajakan pertemuan dengan pak Kim, dia harus menerima rumor dia tengah berkencan dengan Xiao Ling. Dan yang lebih buruk adalah, Pak Kim

  • Pesona Brondong Hebatku   Terlalu Baik Dan Perhatian

    Saat mereka telah sampai di depan rumah Geva. Geva turun dan berbicara dari luar, “Jadi apa kau menemukan jawaban?” tanya Geva pada Xavel setelah turun dari mobilnya.“Ya, begitulah ternyata itu hanya kebetulan sama saja. Aku dulu Sekolah menengah pertama di distrik Biru sebelah barat. Ternyata kita tidak pernah satu sekolah.” Ujar Xavel pada Geva dari dalam. Dia tidak ikut turun karena masih ada pekerjaan yang ingin dia lakukan.Geva hanya bisa menatap punggung mobil itu semakin jauh, dan masuk ke dalam rumah. “SMP distrik Biru Barat?” Geva bergumam kecil di saat dia masuk ke rumahnya. Banyak hal yang sudah terjadi selama 33 tahun, banyak hal yang Geva coba lupakan termasuk bekas pembuliannya sejak dia masih menginjak sekolah dasar. Jika di total, mungkin ada sekitar sepuluh kali dia berpindah sekolah. Ketika SD menjadi bahan bulian para siswi yang iri pada Geva, karena dia termasuk keluarga berada. Lalu saat SMP dia yang di bully di satu bulan sekolah pertamanya, hanya karena dia

  • Pesona Brondong Hebatku   Semobil Dengan Xavel

    Xavel menunggu di samping mobilnya yang dia parkirkan tepat di depan hotelnya. Dia tengah menelpon sebelum melihat Geva keluar dari pintu utama dengan menenteng banyak makanan take away. Xavel kemudian melambaikan tangan dan menuju ke Geva. “Biar aku bantu,” ujarnya ketika dia selesai menelpon dan memasukkan kembali teleponnya di saku celana. “Ayo, mobilku di sana,” Ajak Xavel. Geva hanya termenung, “Hah? trvel ku,” gumam Geva yang sejak keluar dari tadi tak melihatnya. “Kemana sih dia?” gumamnya lagi kali ini dengan kesal. Sementara belanjaannya sudah di bawa Xavel. Geva mau tak mau mengikuti langkah Xavel, “Apa kau yang menyuruh travelku meninggalkanku?” Tanya Geva dengan nada serius. Dia memang sudah merasa bingung dengan sikap Xavel sejak tadi ketika masih di depan resepsionis restoran.“Iya,” jawabnya dengan polos. “Aku kan sudah mengatakan akan mengantarkanmu, ada yang ingin aku bicarakan,” jelasnya dengan lugas. “T-tapi aku belum membayarnya!” gertak Geva lagi setengah kesa

DMCA.com Protection Status