Share

28. Ola

Penulis: Yuli F. Riyadi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sebenarnya Resta bingung dengan keberadaannya di rumah besar ini. Rasa sungkan kembali menyerang. Sama seperti pertama kali datang ke rumah ini beberapa waktu lalu. Hampir-hampir dia tidak ingin turun dan menunggu di mobil saja, tapi si otoriter Gyan tentu saja tidak membiarkan itu terjadi. Yang ada dia diseret sampai ke pintu.

"Saya tau kamu juga lapar. Di perjalanan perut kamu bunyi terus. Putus cinta nggak bikin nafsu makan kamu hilang kan? Laper mah ya tetep."

Lama-lama kok nyebelin ya? Gyan terus menerus menyinggung soal putus cinta. Namun Resta tidak bisa membalas, lebih tepatnya malas menimpali. Jadi dia memutuskan diam dan hanya mengikuti lelaki itu.

Acara makan siang di rumah Daniel sudah kelar ketika mereka datang. Hanya ada Delotta di ruang tengah yang terlihat sedang membolak-balik sebuah majalah.

"Siang, Mam," sapa Gyan seraya menghampiri ibunya itu.

"Mas, kenapa baru datang sih? Kami kan nungguin kamu lama." Dengan punggung menegak Delotta menerima ciuman pipi dari putra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Bos Galak   29. Tidur

    "Resta, tolong kam—"Gyan berhenti bersuara ketika melihat Resta sudah terkapar di atas meja. Pria itu melirik jam di sudut layar laptop. Pukul 12 malam. Napasnya berembus kasar, lantas punggungnya bergerak rebah di sandaran kursi. Ditatapnya wanita yang sudah sebulan menjadi asistennya itu selama beberapa saat sebelum dia bangkit dari kursi.Langkah Gyan mendekat ke meja Resta. Berdiri sejenak di dekat wanita itu sebelum mengguncang sedikit bahunya."Resta," panggilnya pelan.Tidak ada reaksi. Panggilan kedua, Resta cuma menggeliat. Sama sekali tidak ada tanda-tanda wanita itu akan terjaga.Dengan gerakan pelan, Gyan akhirnya berinisiatif memindahkan Resta dari kursi. Tidur di kursi dengan kepala di atas meja tentu sangat tidak nyaman. Pelan dia menarik badan Resta, melingkarkan satu lengan wanita itu ke pundak. Lalu membopong tubuh asistennya itu. Resta sudah seperti orang mati. Sama sekali tidak bereaksi ketika tubuhnya diangkat."Berat juga," gumam Gyan seraya memandang lelah waja

  • Pesona Bos Galak   30. Lasak

    Rasanya begitu nyaman bisa memeluk ayahnya lagi. Resta merasakan rindu yang luar biasa. Sudah bertahun-tahun ayah meninggalkannya. Meski hanya lewat mimpi Resta senang bisa menggapainya lagi.Dalam tidur senyum Resta terukir. Dia makin mengeratkan pelukan. Bahkan sempat bergumam. "Aku kangen."Namun tiba-tiba suara alarm yang berasal dari ponsel mengganggu kencannya bersama sang ayah. Resta tersentak dan terbangun seketika. Kesadarannya kembali ke alam nyata. Dia makin terkejut kala mendapati dirinya dalam kondisi memeluk Gyan. Lengan kanannya melingkari dada Gyan sementara kakinya membelit pinggang lelaki itu. Nyaris saja dia menjerit kalau saja tidak ingat itu hanya akan membuatnya malu. Gyan tak boleh melihatnya dalam keadaan begini.Maka dengan pelan dia menjauhkan lengan dan kakinya dari lelaki itu. Berharap Gyan tidak terganggu dan tetap terlelap. Sepertinya harapannya terkabul karena Gyan cuma menggeliat dan mengubah posisi tidur. Suara berisik ponsel pasti mengusiknya.Dengan

  • Pesona Bos Galak   31. Gara-gara Kancing

    Gyan baru saja keluar dari kamar mandi ketika Resta memasuki ruangan. Pria itu sudah berganti pakaian dengan kemeja navy lengan panjang. Hanya saja keningnya yang berkerut membuat Resta heran. Ekspresi Gyan seperti orang yang sedang punya masalah besar. "Ada masalah, Pak?" tanya Resta mendekat. Pria yang pagi ini tidak memakai pomade itu mengangkat wajah. Dia terlihat bingung dan menunjukkan sesuatu kepada Resta. "Kancing kemejanya copot."Ya Tuhan, perkara kancing lepas saja mukanya sudah kebingungan begitu. "Sebentar, sepertinya saya punya solusinya." Resta memutar badan dan kembali ke mejanya. Di posisinya Gyan menunggu wanita yang kini tengah mengaduk-aduk tas dengan alis terangkat. Solusi kancing lepas itu menjahitnya kembali bukan? Memangnya Resta punya—"Ini dia!" seru Resta seraya mengacungkan sebuah kantong kecil dengan senyum lebar. "Apa itu? Jimat?" Resta kembali mendekat. "Jimat. Orang modern seperti Anda bisa-bisanya mikir ini jimat." Dia mengeluarkan sesuatu dari ka

  • Pesona Bos Galak   32. Bill Basco

    Gelisah. Beberapa kali Resta mengusap wajah, berkacak pinggang, mengusap wajah lagi, lalu mengembuskan napas. Beberapa kali juga dia merutuki dirinya sendiri. Sudah setengah jam lebih dia meninggalkan ruangan dan masih saja bolak-balik di dalam toilet wanita. Rasanya tak punya muka lagi untuk menghadap bosnya. Dia terus memikirkan apa yang akan dia katakan saat menghadap Gyan nanti pasca ciuman panas mereka yang dilakukan dalam keadaan sadar sesadar-sadarnya."Kenapa gue jadi tolol gini sih?" tanyanya sambil menghadap cermin wastafel. Dia bisa mengelak, pura-pura tak ingat saat kejadian mabuk waktu itu. Tapi sekarang? Resta tak bisa lari lagi jika Gyan membahas itu.Resta yang tengah galau terperanjat ketika pintu toilet dibuka dari luar. Sosok Sella lantas masuk dengan tatapan bertanya ketika menemukan wanita itu."Lo ngapain di sini, Bambang? Dicariin Pak Gyan tuh. Lo nggak bawa ponsel?""Pak Gyan nyariin gue?"Mungkin di mata Sella dia terlihat tolol sekarang. Bukankah hal wajar ka

  • Pesona Bos Galak   33. Skakmat

    "Skakmat."Pria bermata cokelat di depan Resta tercengang. Lalu tertawa melihat kekalahannya sendiri untuk kedua kalinya. Tawanya begitu menggelegar. Sampai-sampai Gyan yang duduk di antara mereka mengerutkan dahi. Sementara Resta sendiri hanya tersenyum santai."Apa yang akan saya dapatkan jika saya menang sekali lagi, Sir?" tanya Resta ketika tawa Bill Basco mereda."Apa pun. Apa pun yang kamu mau akan saya kabulkan, Miss," sahut pria berusia 50-an itu."Really?""Yeah. Seorang Bill Basco tidak pernah ingkar dengan perkataannya sendiri."Resta tersenyum senang. Pandangannya lantas melirik Gyan yang duduk di antara mereka. Dan kalau tidak salah lihat, pria itu ikut berbinar saat tatapan mereka bertemu."Kali ini saya pasti bisa mengalahkan kamu, Miss," ucap Bill dengan raut serius. Dua tangannya saling tertaut. Satu kali gerakan menekan, tulang-tulang sendi pada jemarinya saling gemeretakkan.Di hadapan pria itu, Resta memberi tatapan tajam. Salah satu sudut bibirnya terangkat. Dua k

  • Pesona Bos Galak   34. Buat Jadi Serius

    Bukannya berniat lari dari masalah. Tapi Resta belum siap menghadapi kenyataan. Dia tidak ingin bertindak bodoh atau ceroboh untuk masalah satu ini. Ya, meskipun wanita itu belum tahu pasti apa yang akan Gyan bahas. Resta sudah GR dan baper gara-gara pria itu, tapi mendapatkan sikap Gyan yang terlalu datar dia merasa belum siap menerima klarifikasi dalam bentuk apa pun. Dengan dalih perut mules Resta berhasil kabur. Selama lebih dari tiga puluh menit dia nongkrong di kamar mandi sambil memikirkan bagaimana cara keluar dari apartemen. Gyan sampai harus menggedor pintu berulang. "Resta, kamu baik-baik aja di dalam?!" seru lelaki itu dari luar kamar mandi. "Kenapa lama sekali? Kamu nggak lagi bersihin kamar mandi kan?" Di dalam Resta memutar bola mata. Ya kali gue gosokin WC sambil mikir. "Keluar cepat, Resta. Kita perlu bicara." Ya Tuhan, tolong usir dia. Teriakan Gyan di luar bikin Resta beneran mules. Dia mengusap dahi berulang saking bingungnya. "Kamu nggak mati di dalam kan?"

  • Pesona Bos Galak   35. Berantakan

    Resta mondar-mondar di depan Joana yang tengah sibuk merapikan daun bonsai. Dua tangannya terayun gelisah, sesekali menggigit ujung kuku dengan gusar. Joana sampai sebal sendiri melihat kelakuan wanita itu. Pasalnya sudah hampir satu jam Resta bertindak bodoh seperti itu tanpa bicara apa pun. Joana sengaja tidak bertanya lantaran saat menjemput wanita itu di apartemen Gyan, wajah Resta seperti orang linglung dan kehilangan gairah hidup. Namun, kali ini dia sudah tidak bisa tinggal diam. Joana gemas setengah mati. Wanita berambut lurus itu meletakkan gunting dan beranjak menatap sahabatnya itu. "Lama-lama gue beneran jadiin lo bonsai deh, Res." Resta berhenti mondar-mondar dan dengan tampang galau bergerak menghampiri Joana. "Ada apa lagi sama bos galak lo?" tanya Joana bosan. "Kalau mulutnya bikin lo sakit hati, cipok aja lagi." Refleks Resta menggigit bibir. Dia belum bercerita tentang insiden kancing lepas dan memang tidak niat melakukannya. Jika ingat saja dia malu sendiri. Lal

  • Pesona Bos Galak   36. Ajakan Pesta

    "Memang Pak Gyan nggak bisa datang sendiri aja? Atau ajak siapa kek gitu asal bukan saya." Gyan yang sedang menekuri laptop mengangkat wajah. Alisnya menanjak sebelah. "Kenapa saya harus datang sendiri kalau ada kamu?" "Saya ini cuma asisten, ya masa acara privat kayak gitu harus ikutan." "Memang itu masalah? Saya bebas mengajak siapa pun termasuk kamu." Paling malas kalau Gyan sudah ngotot begini. Ujung-ujuungnya Resta bakal kalah debat. Kali ini perkara dinner di ulang tahun salah satu teman pria itu. Menurut Resta, itu acara yang tidak sembarang orang bisa datang. Sementara dirinya siapa? Dia tidak mengenal siapa pun di sana. Kalau nekat datang itu sama saja menjerumuskan diri ke lubang kematian. Ya Tuhan! teman-teman Gyan itu kalangan jetset semua. Berada di tengah mereka ibarat debu yang sekali tiup langsung terbang. Melihat wajah gusar Resta, Gyan beranjak berdiri dan keluar dari rongga antara meja dan kursi. Pria itu melepas kacamata. "Kamu hanya perlu datang bersama saya.

Bab terbaru

  • Pesona Bos Galak   Extra Part - Ada Kamu

    Tidak cuma Daniel dan Delotta yang menghadiri grand opening hot spring dan restoran milik Resta tersebut. Ibu dan Kae juga turut serta. Kae yang sedang sibuk meraih gelar profesi menyempatkan hadir mendampingi ibunya. Lalu Joana dan juga orang tuanya. Dan yang mengejutkan Aaron pun datang. Dia tidak sendiri ada wanita cantik di sebelahnya yang selalu menggandeng tangannya. "Tunangan Kak Aaron?" Resta terlihat takjub saat Aaron mengenalkan wanita itu padanya. "Doakan ya semoga bisa segera dihalalin," sahut Aaron tersenyum sambil menatap wanita di sisinya. "Pasti dong, Kak." "Akhirnya setelah sekian lama kakak gue sold out juga," celetuk Joana. Yang langsung mendapat jitakan di kepalanya dari sang kakak. "Nggak sopan, emangnya kakak kamu ini barang dagangan," gerutu Aaron membuat Joana manyun sambil mengusap kepalanya. "Mana cowok kamu? Katanya ada yang baru lagi?" "Nggak ada! Aku lagi jomblo.""Jomblo beneran ntar lo," timpal Resta menyeringai lebar. "Lah emang gue jomblo!" Aa

  • Pesona Bos Galak   Extra Part - Berat Badan

    "Good. Proposal diterima." Wajah Resta kontan berbinar setelah waswas menunggu respons suaminya perkara proposal yang dia buat lagi. Bibirnya melengkung sempurna. Saat tatapnya bertemu dengan mata biru Gyan, wanita itu langsung meloncat, dan menghambur ke pelukan sang suami. "Makasih, Gy! Makasih," serunya sambil mengecup pipi Gyan bolak-balik. Dia susah payah berdiskusi dan menyusun konsep baru bersama Joana setelah survei ke berbagai jenis cafe di ibukota bersama Gyan waktu itu. Bahkan untuk menyusun menu, Joana menyeret Marsel yang notabene memiliki beberapa chef andalan di rumahnya. Soal Marsel itu, entah tepatnya kapan Joana bisa dekat dengan pria itu. Hal ini belum sempat Resta tanyakan. Yang terpenting saat ini proposal bisnis barunya diterima Gyan. Pria bermata biru itu tersenyum seraya mengusap pinggang Resta yang berada di pangkuannya. "Lokasinya udah ada?" tanyanya. "Udah ada yang kami incar. Joana bilang akan nego sama pemiliknya.""Kamu butuh tanah yang cukup luas loh

  • Pesona Bos Galak   Extra Part - Menu

    Ketukan di pintu sama sekali tidak membuat Resta segera beranjak dari tempat tidur. Dia malah makin merapatkan selimut. Suara Gyan yang terus memanggil pun tidak dia hiraukan. Resta masih kesal. Semalam dia benar-benar memisahkan diri, dan Gyan pun tidak terlihat menyusulnya. Meski kesal luar biasa karena proposalnya ditolak, semalam dia membaca ulang proposal yang sudah dia buat itu. Resta akui Gyan benar. Konsepnya sederhana seperti kafe pada umumnya, tapi tetap saja dirinya merasa tersinggung. Entahlah, akhir-akhir ini Resta merasa gampang emosional. Tidak bisa kena senggol sedikit. Mood-nya benar-benar kacau. Resta tahu ada pergerakan pintu yang dibuka, tapi dia tetap diam. Hatinya cuma berharap tidak ada hal yang akan membuat paginya berantakan, terlebih karena disebabkan suaminya. Akan lebih baik Gyan langsung berangkat kerja saja tanpa mendekatinya seperti ini. Jujur, Resta masih malas sama lelaki itu. Gyan mendekat, dan berbaring di sisi Resta yang tidur membelakanginya. "Sa

  • Pesona Bos Galak   Extra Part - Proposal Laknat

    Gyan menatap layar komputernya dengan mata berbinar. Kepalan tangannya sesekali diayunkan. Proyeknya berjalan sesuai apa yang dia inginkan. Pertimbangannya untuk berinvestasi tiga tahun lalu akhirnya membuahkan hasil. Baginya ini hal yang harus dia rayakan bersama sang istri. Bumi yang baru saja masuk tersenyum kecil melihat wajah sumringah bosnya. "Saya belum mendengar kabar tender baru yang berhasil. Kenapa Anda bisa sesenang ini, Pak?" tanya pria itu sambil meletakkan sebuah dokumen bersampul hitam ke meja besar bosnya. "Ini bukan soal tender." Javas menjauhkan sedikit badan dari layar komputer lalu menatap asisten pribadinya itu. "Tapi investasi Blue Jagland di proyek kota tua di Sulawesi. Selama tiga tahun berjalan, laporan itu makin membaik. Kenapa saya senang. Karena itu adalah investasi besar pertama saya yang disetujui oleh pemegang saham.""Selamat, Anda memang hebat, Pak." Gyan tersenyum lebar sambil memutar-mutar kursinya. Namun senyum lebarnya tidak berlangsung lama ke

  • Pesona Bos Galak   Extra Part - Sedikit Ujian

    Gyan membungkam segera mulut Resta yang menjerit. Lalu kekehan kecilnya mengudara. Sudah larut malam, tapi keduanya masih terjaga. Bahkan keringat membanjiri tubuh polos mereka yang hanya tertutup kain selimut. "Jangan berisik, Sayang. Kamu bisa membangunkan semua orang," bisik Gyan meletakkan telunjuk ke bibir. Resta mengangguk-angguk sehingga Gyan bisa melepaskan tangan dari mulutnya. "Habis gimana, ini terlalu enak," ujarnya nyengir. Ada kebanggaan tersendiri ketika Resta mengatakan itu. Secara tak langsung wanita itu memuji kemampuan dirinya menyenangkan istri di atas ranjang. "Masih mau lagi?" tanya Gyan tersenyum nakal. Pinggulnya bergerak pelan sengaja menggoda sang istri. "Mau.""Janji jangan teriak. Kalau di apartemen sendiri sih nggak masalah. Di sebelah ada Ola." "Nggak janji sih. Tapi aku bakal usahain nggak teriak kenceng-kenceng." Kebisingan sepasang suami istri muda di malam hari sudah terjadi beberapa malam sejak keduanya menginap di rumah Daniel. Gyan dan Resta

  • Pesona Bos Galak   Extra Part - Kado Inden

    Mata biru Gyan mengerjap ketika melihat Resta memasukan es krim ukuran magnum ke mulutnya. Wanita itu memejamkan mata, dan menggeram nikmat. Sialnya, itu dilakukan berulang sampai membuat Gyan melongo. Pria itu menelan ludah, dan mendadak peluh sebesar biji jagung meluncur dari dahinya. Cuaca hari ini lumayan panas. Beberapa kali Gyan mengipas-ngipas baju yang dia pakai. Dan lagi panas-panasnya dia melihat istrinya melakukan adegan menjilat es krim. Bikin pikiran liarnya traveling ke mana-mana. "Yang, pulang ke hotel yuk. Gerah nih," bisik Gyan sambil memperhatikan es krim yang baru lepas dari mulut Resta. "Oke." Tanpa banyak membantah, Resta menurut. Dia beranjak berdiri dan langsung menjajari langkah suaminya. "Yang, makan es krimnya biasa aja dong." Mendengar itu Resta terlihat bingung. Lah memang ada yang tidak biasa? Dia menatap es krim yang ukurannya mulai berkurang. "Aku biasa kok.""Enggak, ah. Kamu kayak sengaja banget godain aku."Hah? Hampir saja rahang Resta jatuh. Apa

  • Pesona Bos Galak   131. Honeysweet

    "Mau ke suatu tempat?" Matahari sudah tinggi, tapi sepasang pengantin itu masih enggan beranjak dari ranjang. Terlalu sayang menyia-nyiakan waktu libur jika harus bergerak cepat."Ke mana?" Resta membenarkan posisi tidur menghadap Gyan. Matanya masih terkatup rapat. Kepalanya lantas menyuruk ke dada terbuka sang suami. "Dulu papi honeymoon ke Santorini. Beberapa teman menyarankan ke Honolulu dan Maldives. Atau kamu mau ke Swiss? Rusia? Finland?"Dalam tidurnya Resta tersenyum. "Mainstrem banget.""Kamu punya rekomendasi?" "Borobudur." Gyan mengerjap. Bahkan dia sampai harus mengangkat kepala dan menyangganya dengan satu tangan. "Di antara tempat spektakuler yang aku tawarkan kamu malah pilih borobudur?" Pria itu menatap istrinya tak percaya. "Memang anti mainstrem banget sih." "Hei, borobudur itu lebih spektakuler dari tempat yang kamu sebutkan tadi tau!" Resta mendorong pipi Gyan. "Tapi itu borobudur, deket. Cuma di Jogja. Kita bisa ke sana kapan saja. Dan ini honeymoon kita, S

  • Pesona Bos Galak   130. Private Party

    Malamnya pesta masih berlanjut. Area pantai disulap menjadi beach club mengingat pihak resort sendiri tidak memiliki fasilitas itu. Pesta ini hanya dihadiri oleh teman-teman dekat saja. Mungkin cuma Resta yang tidak memiliki banyak tamu seperti Gyan. Seumur-umur di kota ini dia hanya memiliki satu sahabat, Joana. Lainnya cuma teman biasa yang tidak terlalu spesial sampai harus diundang ke private party seperti ini."Dilihat dari sisi mana pun dia tetep ganteng banget," seru Joana dengan nada tertahan. Tangannya memegang gelas cocktail, dan sebelah lainnya menyentuh dadanya yang berdebar. "Siapa?" Resta sambil lalu menanggapi. "Marsel my mine," sahut Joana cengar-cengir. Sejak putus dari pacarnya beberapa bulan lalu, wanita itu mulai keganjenan lagi. Jejak kesedihannya sudah hilang tak berbekas. Resta tahu sahabatnya itu gampang move on. Joana tidak akan sudi lama-lama bermuram durja. "Emang cowok di dunia ini cuma dia doang!" itu dalih andalannya. "No bucin-bucin club." Belum ber

  • Pesona Bos Galak   129. At Wedding Party

    Tidak seperti pernikahan Javas dan Kavia yang digelar mewah di ballroom hotel berbintang, resepsi dan pernikahan ulang Gyan dan Resta kali ini digelar cukup simpel. Pesta dengan hamparan pasir putih dan suara deburan ombak tepi pantai menjadi pilihan mereka. Tamu undangan yang hadir pun terbatas. Jadi, acaranya lebih terasa sakral dan tenang. Gyan mengecup pipi istrinya begitu selesai sesi pemotretan mahar dan buku nikah. "Sudah sah menurut agama dan negara nih, Yang." "Lalu?" "Makin tenang jungkir balikin kamu sekarang." "Please deh, Gy." Resta memutar bola mata. Gyan melebarkan mata dan memasang wajah pura-pura terkejut. "Ini kita masih harus menyapa tamu loh. Kok kamu udah plas plis aja. Sabar dulu, nanti malam juga aku puasin kok," ujar Gyan lantas tertawa melihat reaksi Resta yang spontan melotot. Resta hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kekonyolan suaminya. Makin tidak waras. Namun akhirnya dia ikut tertawa juga. Jika bukan karena menjadi asisten pribadi pria itu, Rest

DMCA.com Protection Status