Beranda / Romansa / Pervert Boss becomes Husband / Bertemu pria menyebalkan

Share

Bertemu pria menyebalkan

Penulis: Himesama
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-12 22:36:42

Helen benar-benar tidak pulang, dia menginap di hotel tanpa memberitahu Davin. Esoknya dia keluar dari kamarnya dan melakukan Check out untuk akhirnya pergi ke kampus. Didalam lift Helen melamun, kekacauan didalam kepalanya membuatnya tidak fokus, sampai akhirnya seseorang menyapanya.

"Nona," panggil seorang pria dalam lift, seketika lamunan Helen buyar, dia kemudian menoleh ke arah suara yang memanggilnya itu. 

Ia mendapati beberapa orang pria berpakaian rapi dengan Jas hitam, "Ya? Apakah kita saling mengenal?" Tanya Helen, memperhatikan dengan teliti beberapa pria berjas berdiri di belakangnya itu, dimana yang salah satunya nampak tidak asing.

Terhenti sejenak, orang yang memanggilnya tersenyum canggung sementara Helen menaruh tangan di dagunya dan berusaha mengingat orang yang tak asing itu.

"Nona, beliau Tuan Ken. Beberapa hari yang lalu kami pernah membawa Nona pulang ke kediaman Tuan, apakah sudah ingat?" Tanya pria di sebelah Ken, kini Helen dapat mengingatnya.

Ken melirik sinis Helena, "Masih muda sudah pikun, benar-benar deh anak muda jaman sekarang," cibir Ken dengan tatapan dingin, "Ada di hotel pagi-pagi pula, ampun deh," tambahnya.

Helen mengkerutkan alisnya, "Tuan! Memangnya kenapa kalau saya ada di hotel, toh saya bukan anak SMA. Dan juga saya di sini tidak melakukan hal yang tidak senonoh ya," balas Helen tak mau kalah. 

"Oh benarkah? Coba saya lihat bagian leher kamu, pasti banyak tanda yang tertinggal 'kan. Heh!" Ia tersenyum merendahkan membuat Helen semakin kesal. 

"Baik, lihat saja! Mana ada tanda!" Balas Helen, dia kemudian membuka kerah bajunya dan menunjukan bagian lehernya pada Ken, tidak ada apapun disana.

Gluk!!

Ken malah menelan ludah ketika melihat leher putih nan ramping menggairahkan itu, tak dia mendapati sesuatu dibagian belakang, "Tunggu ... Apa ini?" Tanya Ken sambil menyibakan rambut Helen dan melihat sebuah bekas luka di bagian tengkuk.

"Apa? Tanda lahir?" Helen malah balik bertanya. 

Ken sedikit menjauh dari Helen sambil berkata, "Heh! Kalau anak perempuan baik baik mana ada bekas luka seperti itu. Apa kau main dengan om gengster?" celetuknya. 

"Terserah deh, mau om gengster ataupun Paman mafia terserah anda," balas Helen, karna penasaran dia pu menyentuh bekas luka itu, "tapi aku ... Benar-benar tidak ingat bagaimana aku mendapatkan luka itu," balas Helen dengan nada rendah. Ken terperangah mendengar pengakuan Helen. 

Tak lama pintu lift terbuka dan mereka sampai di lobby kemudian Check out bersama-sama. Helen tidak menanyakan lebih lanjut tentang kenapa mereka bisa berada di hotel, sebagai seorang pengusaha mungkin karna urusan bisnis. Tapi mungkin juga karna hal lain.

Setelah itu, Ken menawarkan tumpangan namun Helen menolak. Yang kemudian mengakhiri pertemuan hari itu dengan saling bertukar nomor ponsel, "Aku pergi, sampai jumpa," ucap Helen seraya meninggalkan mereka.

Ken tak berkedip memandang kepergian Helen, "Dio, cari semua informasi tentang wanita itu. Malam nanti aku ingin melihat laporan lengkapnya," ucap Ken pada sekretaris Dio.

"Baik, Tuan."

"Tanda itu, apakah dia orangnya? Jika memang benar, aku tidak akan pernah melepaskannya lagi, tidak akan pernah!" Gumam Ken dalam hati.

Menjelang sore, selesai kelas Helen langsung pulang ke rumah. Sejak pagi ponselnya terus berbunyi, didalamnya terselip nama ibu Davin dan itu membuatnya merasa tidak enak.

Sesampainya dia membuka pintu dengan perlahan. Dia mengira mungkin Davin masih di kantor, tapi ternyata sudah pulang dengan membawa seseorang pula, "Annie ... Kau disini?" Tanya Helen pada dua orang yang tengah terduduk dengan beberapa berkas diatas meja.

Mereka barulah menyadari kedatangan Helen, Annie tersenyum sambil berkata, "Ya, ada beberapa berkas yang harus di selesaikan hari ini." 

Helen berasumsi, mereka pasti bermalam bersama saat tak ada dirinya. Dia menanggapi perkataan Annie hanya dengan anggukkan kepala, "Aku ke kamar dulu," ucapnya lalu pergi.

Terdiam, terlihat kekhawatiran dimata Davin saat melihat Helen berlalu pergi dari hadapannya. Annie menyadari hal itu, "Davin, sampai kapan kau akan seperti ini?" Tanyanya. 

Davin menghela napas kasar, "Entahlah, aku hanya tidak ingin terus merasa bersalah padanya," balas Davin.

Annie merasa tidak puas dengan jawaban Davin, "5 tahun lalu, bahkan dia sudah tidak ingat apapun lagi kenapa kau harus merasa bersalah? Itu hanya kecelakaan. Dan lagi, tidakkah kau merasa dengan ikatan pernikahan ini justru malah saling menyakiti saja?" 

"Cukup Annie, yang aku mau saat ini menebus apa yang terjadi dulu dan membuatnya bahagia. Jika aku berusaha ... Aku pasti bisa mencintainya, tapi tidak untuk saat ini ...," ucapnya terhenti dengan nada rendah, "... Mungkin." 

"Lalu bagaimana denganku?"

Davin tersentak mendengarnya namun malah memalingkan wajahnya, "Annie, pulanglah. Terima kasih, aku akan menemui Helen dulu," ucap Davin sambil beranjak dari sofa dan kemudian pergi untuk menemui Helen.

Beberapa saat kemudian tiba di depan pintu kamar Helen, Davin mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu namun dia ragu untuk melakukannya, "Helen, boleh masuk?" Tanya Davin diluar kamar.

"Masuk saja, tidak dikunci," balas Helen.

Davin pun membuka pintu kamar dan melihat Helen yang tengah fokus pada laptopnya. Dia melangkah perlahan mendekati Helen, ada sesuatu yang ingin dia katakan padanya namun terasa sangat sulit untuk mengatakannya.

"Annie sudah pulang?" Tanya Helen dengan tetap fokus pada pekerjaannya.

"Hm," balas Davin, karna tidak ingin mengganggu Helen Davin pun duduk di tepi ranjang dan menemani Helen menyelesaikan tugasnya.

"Perusahaan RB group atau Moon group yang paling bagus? Bagaimana ini?" Helen bergumam sendiri.

Davin yang mendengar hal itu lantas menaikkan alisnya, "Ada apa? Ada apa dengan RB group dan Moon group?" Tanya Davin sambil mendekatkan diri. 

Helen memutar kursinya hingga menghadap Davin, "Ah itu, Aku ada tugas magang di perusahaan, menurutmu ... Mana yang lebih bagus dari RB dan Moon group?" Tanya Helen.

"Kenapa harus dua perusahaan itu? Linkai group juga termasuk yang terbaik di kota, aku bisa bantu kamu magang di situ," balas Davin.

"Tidak, kamu Direktur utamanya, kalau begitu berarti aku masuk lewat jalur belakang," ucap Helen menolak.

"Kalau begitu aku suruh Annie bantu kamu masuk," ucapnya lagi. 

"Tidak mau, aku tidak mau mengandalkan orang lain," lagi-lagi menolak sambil kembali memutar kursinya. Davin terdiam, sampai akhirnya dia pergi dari kamar tanpa sepengetahuan Helen. Helen kembali murung, Davin bahkan tidak bertanya dimana Helen bermalam. 

Sementara itu di waktu yang sama. 

Didalam ruangan sunyi dan tenteram dengan wangi parfum yang ditinggalkan oleh seseorang ditempat itu, seseorang datang, "Tuan, saya membawa laporan tentang Nona Helen, seperti yang anda minta," ucap sekretaris Dio.

"Masuklah," balas Ken.

Sekretaris Dio masuk kemudian menyerahkan berkas laporan informasi tentang Helen. Dengan sesekali meneguk secangkir teh hangat, Ken membuka lembar demi lembar berkas itu.

"Helen Aurora ...."

Bab terkait

  • Pervert Boss becomes Husband    Si pengirim pesan

    "Helen Aurora, mahasiswa Universitas Mada, anak bungsu dari pasangan Herles dan Ami. Apa hanya informasi seperti ini saja?" Tanya Ken dengan nada sedikit kesal dan melemparkan lembar berkas itu ke atas meja."T-tuan, saya mendapat informasi dari sebuah rumah sakit yang mengatakan bahwa dia mengalami amnesia sejak 5 tahun lalu karna suatu tragedi yang di alami oleh Nona Helen, sepertinya sebuah penculikan yang membuatnya trauma. Dan satu tahun ini, Nona Helen sudah menikah," beber Dio menambahkan informasi tentang Helen.Tak lama Ken memasang senyum seringai, "Tidak disangka bisa bertemu dengannya lagi. Dio, Universitas Mada ada tugas magang di perusahaan, undang Helen untuk interview dan pastikan terima dia di perusahaan. Beri dia posisi asisten pribadi," ucap Ken memberi perintah pada Dio."Baik, Tuan," balas Dio.Sudah ditemukan, gadis SMA yang 5 tahun lalu Ken cari sudah hampir berada di dalam genggamannya dan Ken tidak ingin melepaskannya lagi. Tidak

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-12
  • Pervert Boss becomes Husband    Tidak ada kesempatan

    "Kau! Siapa kau?" Tanya Helen pada pria asing di depannya itu."Perkenalkan, saya Erwin Bryan, wakil Direktur RB group. Senang bertemu dengan Nona Helen, kami mendengar bahwa Uni Mada menugaskan magang bagi mahasiswanya sebagai gambaran dan percobaan bergelut di bidang perkantoran. Anda mendapatkan nilai terbaik dan kami sangat tertarik. Ini berkas kontrak, silahkan diperhatikan baik-baik kemudian mohon tanda tangan," ucap Erwin, wajahnya asing namun terlihat sangat familiar.Helen jadi gugup, "Tuan, saya ingin memulainya dari posisi biasa saja seperti divisi pemasaran," ucap Helen bernegosiasi."Oh jangan khawatir, justru posisi ini yang terbaik sebagai bahan pembelajaran. Di lembar kertas terakhir, isilah nominal gaji yang Nona inginkan. Dan juga, berhubung magang ini hanya berlangsung beberapa bulan saja, lebih baik Nona tidak menyia-nyiakan kesempatan ini," ucap Erwin bersikeras.Helen membuka lembar demi lembar berkas kontrak yang harus ia tand

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-12
  • Pervert Boss becomes Husband    Boss menjengkelkan

    "Tuan sudah pulang?" tanya bibi sesaat setelah Davin tiba dirumah siang itu. Davin tidak banyak bicara dan melangkah pergi ke lantai atas menuju kamarnya. Bibi terus menatap Davin seperti ada yang ingin dia katakan padanya, "Tuan ... Semalam Nona Helen menunggu Tuan pulang," ucap bibi.Davin berhenti sejenak, dia sedikit menoleh sambil melempar tatapan dingin, "Setiap malam dia selalu menungguku pulang, dia juga tahu aku jarang pulang ke rumah 'kan." Katanya, kemudian melanjutkan langkahnya."T-tapi Tuan, semalam Nona memasak banyak makanan untuk merayakan diterimanya dia bekerja. Nona ... Nona juga Berdandan dan menunggu Tuan pulang, tapi Tuan tidak pulang," ucap bibi."Nanti aku jelaskan ke dia, bibi jangan khawatir," balas Davin terdengar acuh tak acuh. Seiring menghilangnya Davin dari pandangan, bibi menghela napas kasar.Sementara itu.Hari pertama bekerja Helen akan melakukan yang terbaik, dia sudah mempunyai nama sebagai ma

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-17
  • Pervert Boss becomes Husband    Kita bercerai saja

    Malam hari, Davin turun kelantai bawah untuk menyantap makan malam. Setibanya dia tidak melihat Helen disana kemudian dia meminta menghampiri bibi dan berkata, "Panggil Nona untuk makan malam," perintahnya.Alih-alih menjalankan perintah Davin, bibi malah diam dengan raut wajah ragu seperti ada ingin dia katakan, "Tuan ... itu ... Sebenarnya Nona---""Aku tidak makan dirumah," ucap Helena yang tiba-tiba muncul dengan gaun yang sangat cantik dan riasan wajah cantik membuat Davin terpesona seketika saat melihatnya. Ditentengnya tas kecil sembari berjalan anggun dengan sepatu heelsnya.Davin menatapnya dari ujung kaki sampai ujung kepala lalu bertanya, "Kemana kau akan pergi?"Helen sedikit mengabaikan pertanyaan Davin yang diajukan untuknya, dia berjalan pergi, "Aku ada makan malam bareng atasan, jadi tidak makan dirumah. Tidak pulang larut malam juga kok," ucap Helen kemudian pergi begitu saja.Gaun cantik yang sedikit terbuka membuat Davin se

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21
  • Pervert Boss becomes Husband    Pria dengan mulut wanita

    Satu jam kemudian mereka sampai di rumah, Davin menggendong Helen yang tertidur dan membawanya ke kamar. Dibaringkannya tubuh ringan Helen, Davin menatap Helen cukup lama pada wajah yang sudah kehilangan senyumnya saat bersama dengannya."Helen ... Andai peristiwa itu tidak pernah terjadi, kita mungkin tidak akan seperti ini. Tidak akan saling menyakiti," ucapnya pada Helen yang tengah tertidur. Tak lama Davin menaruh tangannya di kepala Helen, kemudian mengelusnya lembut, "Tapi hal itu juga tidak luput kesalahanku, Helen maafkan aku," tambahnya.Malam berlalu, Davin menemani Helen tertidur. Sebenarnya dia sendiri tidak bisa memahami perasaannya pada Helen. Jika mengatakan Davin mencintai Helen itu sangat naif, faktanya Davin menikahi Helen hanya karna rasa bersalah atas peristiwa 5 tahun lalu yang telah menimpa Helen.Sesuatu yang sangat ia simpan rapat-rapat dan menyembunyikannya dari Helen. Bersyukur Helen mengalami amnesia sejak saat itu, jika tidak, entah s

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-21
  • Pervert Boss becomes Husband    Kelinci yang tidak patuh

    Dengan menggunakan segala cara dan juga bujukan, Helen akhirnya lolos dari hukuman dan omelan sang Boss, disayangnya dia harus merelakan bekal makan siangnya, "Ah bekal makan siangku ... Huhuhu ...," gumamnya dalam hati sembari menemani Ken menyantap sarapannya.Meski lolos dari hukuman berat, Ken tetap menyuruh Helen untuk berdiri di dekat pintu sebagai peringatan untuknya. Tak butuh waktu lama, Ken menyikat habis makan siang milik Helen tersebut, "Lumayan," ucap Ken sambil menyeka bibirnya menggunakan tisu."Ja-jadi ... Apa saya sudah bisa duduk sekarang?" tanya Helen."Tidak, belum. Kemarilah." pintanya, Helen tidak tahu apa yang dia inginkan namun dia memilih untuk mematuhinya dan mulai berjalan menghampirinya. Entah apa yang sedang Ken pikirkan didalam kepalanya dengan senyum menyeringainya itu, menanti kedatangan Helen.Merasa ada yang tidak beres dan mencurigakan dari sikap Ken, Helen menghentikan langkahnya untuk berjaga-jaga. Seekor kelinci

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-24
  • Pervert Boss becomes Husband    Melupakan sesuatu

    "Tch ... Dasar pria mesum, mencari kesempatan dalam kesempitan," gerutu Helen saat keluar dari ruangan Direktur saat jam pulang tiba. Dia menggerutu soal Ken yang dengan semena-mena menciumnya.Untuk meminta maaf Ken menawarkan tumpangan untuknya namun Helen menolak, yang membuatnya berjalan dengan tergesa karna tidak ingin jika Ken sampai menyusul.Sampai didepan lift Helen pun berdiri menunggu pintu lift terbuka, sementara itu dia berpapasan dengan Sekretaris Dio yang datang dengan tergesa dan wajah yang panik. Helen tidak sempat menyapanya.Dan tak lama sekretaris Dio masuk ke ruangan Direktur, "Tuan Ken, ada apa?" tanya sekretaris Dio."Dio, cari informasi tentang orang tua dan juga saudara laki-laki Helen di negara J, selengkap mungkin. Bila perlu, utus seseorang untuk menyelidikinya langsung. Lalu ... Kelompok mafia Lordi itu, taruh mata-mata kita disana," ucap Ken pada Sekretaris Dio."Baik, Tuan," balas Dio kemudian berlalu pergi.Ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-24
  • Pervert Boss becomes Husband    Tamu tak diundang

    Malam tiba, setelah makan malam Helen bersiap untuk menemani kakak ipar dan Fillo bermain di ruang tengah. Namun di dalam kamar dia sangat gugup, ia terduduk di depan meja rias dan menghadap ke cermin sedangkan Davin baru saja keluar dari kamar mandi dan sedang mengeringkan rambut dan tubuhnya.Karna malam ini Helen akan tidur dengan Davin, dia memakai piyama tidur yang tertutup dimana piyama itu berlengan dan celana panjang. Dia menyisir rambutnya sampai akhirnya mengikatnya tinggi.Tak lama Helen berdiri dari posisinya. "Aku ... kebawah duluan," ucap Helen sembari beranjak pergi, berusaha sebisa mungkin untuk tidak melihat Davin yang tengah bertelanjang dada.Brak!Pintu tertutup, sejenak Helen terdiam didepan pintu kamar sembari menundukkan kepalanya. Helen menutup mata kemudian menghela nafas panjang. Lalu melangkahkan kakinya turun ke lantai bawah untuk menemui kakak iparnya.Setiap langkah Helen merasa lebih tenang dari sebelumnya, ruma

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-30

Bab terbaru

  • Pervert Boss becomes Husband    Bubu

    Esok hari di kamar Helen, Ken dan yang lainnya datang pagi-pagi sekali untuk membahas rencana lebih lanjutnya, dan untungnya team susulan sudah datang tepat waktu yang terdiri dari Dio, Alice, Yohan dan Mike. Mereka duduk lesehan diatas karpet dengan posisi melingkar untuk mendiskusikan rencananya."Dengarkan, hanya aku yang memiliki kartu undangan disini dan sesuai aturan bahwa aku bisa pergi dengan seorang pendamping wanita nanti. Tapi rencanaku adalah, Erwin akan pergi menggantikanku dengan Helen sebagai pendamping wanitanya," ucap Ken."A-apa? Kenapa aku?" kaget Erwin, yang lainnya hanya mengangguk-anggukan kepala mereka tanda setuju sedangkan Helen nampaknya masih linglung."Kau dan aku seperti saudara kembar, tidak ada yang mengenali apakah itu aku atau kau. Biar aku jelaskan, mereka mengetahui bahwa Jackly juga mengundangku di acara itu dan mereka pasti tidak akan tinggal diam. Mereka akan mengira kau sebagai aku dan perhatian mereka akan selalu tertuju p

  • Pervert Boss becomes Husband    Salah siapa?

    Rumah Davin.Malam hari seseorang menekan bel pintu rumah Davin, Davin yang tengah terduduk di ruang tengah nampaknya memang sedang menunggu seseorang itu datang. Segera setelah itu dia pun beranjak dan membukakan pintu.Disana berdiri Annie dengan dress cantik, dia menghampiri dan langsung memeluk Davin. "Selamat malam, Davin," ucapnya. Davin terdiam, Annie kemudian mendekatkan wajahnya hendak mencium Davin namun Davin menghindar."Bukankah Helen tidak dirumah?" tanya Annie.Davin melepaskan tangan Annie yang tengah bertengger di lehernya. "Aku memintamu datang karna ada urusan kantor," ucap Davin seraya masuk ke dalam rumah."Aku tahu, tapi bukankah ini sudah terlalu lama? Kau juga baru kembali, 'kan." Annie kembali memeluk Davin dari belakang."Annie jaga sikapmu, ada orang lain dirumah ini," peringat Davin dengan nada datar, dia kembali melepaskan tangan Annie dan mereka pergi ke ruang kerja untuk membahas pekerjaan.Seperti perus

  • Pervert Boss becomes Husband    Helen tidak peka

    Beberapa hari kemudian, Helen akhirnya mendapatkan ijin dari Davin. Meski begitu, malam itu tidak ada hal lain yang terjadi diantara mereka. Lebih cepat lebih baik, siang nanti mereka sudah akan pergi ke negara S.Ken, Erwin dan Helen pergi ke bandara diantar oleh beberapa pekerja lainnya, mereka menaruh harapan besar pada mereka bertiga. Untuk pertama kalinya juga Helen akan pergi ke luar negeri."Suaminya memberikannya ijin untuk pergi, Davin mungkin bersikap abai pada Helen tapi jika menyangkut reputasinya dia tidak akan dengan mudah memberikan ijin pada Helen untuk pergi bersama pria lain. Itu berarti mungkinkah ...." Segera Ken menoleh ke arah Helen. Hah?" kaget Ken, dia menghentikan langkahnya.Erwin dan Helen terheran, namun Ken kemudian memegang tangan Helen dan memutar badan Helen seperti sedang memeriksa sesuatu, "Helen apakah dia menyentuhmu?" tanya Ken membuat mereka terkejut."A-apa yang kau katakan.""Katakan padaku apa dia menyentuhm

  • Pervert Boss becomes Husband    Malam ini temani aku

    Esoknya, di kantor.Jam kerja sudah masuk 5 menit lebih namun Helen belum juga sampai di ruangan, hal itu membuat Ken kesal. Ken terus menghubungi nomor Helen namun Helen tidak mengangkat telponnya. "Wanita ini sudah berani kah?" kesalnya menggenggam erat ponselnya.Brak!Tetiba pintu terbanting dan berdiri Helen disana dengan napas terengah. "Maaf aku terlambat," ucap Helen kemudian menutup pintu lalu berjalan menuju meja kerjanya."Bonus minum 5 juta karna telat, minum 5 juta sudah membanting pintu ruangan Derektur," ucap Ken."Ya, terserah bos saja," balasnya acuh tak acuh. Ken tidak tahu apa yang terjadi pada Helen pagi itu. Biasanya jika menyangkut uang Helen akan heboh sendiri, namun kali ini dia terlihat tak acuh.Ada yang Helen lupakan, Ken berdiri dan beranjak dari tempat duduknya untuk menagih kopi paginya. Suara langkah kaki terdengar sangat jelas, namun Helen tidak menghiraukan hal itu.Brak!Ken menggeb

  • Pervert Boss becomes Husband    Mimpi di siang bolong

    Beberapa saat kemudian, Dio datang dengan membawa banyak makanan dan camilan serta beberapa minuman untuk mereka.Dio menatap Ken dengan menaikkan alisnya, tersirat sebuah kalimat yang ia tanyakan pada Ken. Kemudian Ken membalasnya dengan tangan berbentuk 'OK' dengan senyuman nakal di bibirnya."M-mereka bersekongkol," gumam Helen yang mengetahui hal itu. Tak lama setelah itu ponsel Ken berdering, dia beranjak dan pergi untuk mengangkat telpon."Ya Erwin? Bagaimana?" tanyanya."Kak, aku sudah dapat informasinya, tapi akan lebih jelas jika dibicarakan secara langsung. Aku akan pulang malam ini dan membahasnya denganmu," balas Erwin dalam telpon."Baiklah, tapi bisa beritahukan secara garis besarnya?" tanya Ken yang merasa penasaran dengan hasil penyelidikan Erwin."Baiklah. Orang tua Helen tinggal dengan baik disini bersama seorang pria muda yang kemungkinan adalah Kakak Helen, dia CEO dari suatu perusahaan di negara J," tutur Erwin."

  • Pervert Boss becomes Husband    Yang lebih manis dari pada Teh

    Bang!Bang!"Tidaaaaaaak!! Marck tolong aku!" teriak Sean tak kala tubuhnya diseret oleh monster yang sangat besar, sementara Marck terus menembak monster itu dengan pistol di tangannya."Sean! Jangan bergerak, aku pasti akan menyelamatkanmu!" seru Marck seraya berlari menghampiri Sean, kini dia memegang sebuah bom di tangannya."Tidak! Jangan lakukan itu Marck. Tak apa, tinggalkan saja aku disini. Pergilah Marck, tetap lah hidup," ucap Sean dengan berlinang air mata, tidak ada yang bisa diselamatkan lagi, desa dan orang-orang sudah dibinasakan oleh monster itu."Sean ... kita ... kita akan hidup bersama, 'kan? Kita akan mempunyai anak yang manis dan lucu, karna itu ... karna itu ... pasti akan menyelamatkanmu," ucap Marck menahan air mata."Marc, aku mencintaimu. Aku ingin kau tetap hidup, hanya kau. Pergilah Marck!" balas Sean. Tanpa disangka, Sean mengambil sebuah bom dari balik pakaiannya.Bruk! Menyaksikan hal itu membuat lutut M

  • Pervert Boss becomes Husband    Dua sahabat

    "Tidak, Helen tidak sedang hamil," balas dokter.Setelah kesalahpahaman selesai, mereka pun masuk ke dalam ruangan dan melihat Helen yang tengah berbaring. "Direktur Ken, ada yang ingin aku bicarakan denganmu secara pribadi," ucap Davin menghampiri Ken, mereka pun pergi.Davin pergi ke halaman dari rumah sakit dan diikuti oleh Ken, kemudian mereka terduduk di sebuah kursi."Apa yang terjadi pada Helen? Kenapa kalian bisa bersama?" tanya Davin."Aku memang mengajaknya bermain di taman hiburan hari ini, tapi tidak hanya Helen, aku ajak adikku dan dia ajak temannya. Dan soal yang terjadi ... itu ... aku yang membuatnya seperti ini," aku Ken."Katakan dengan jelas," pinta Davin."Aku bertanya padanya tentang 5 tahun lalu," balas Ken membuat Davin terkejut, bagaimana mungkin ada seseorang yang mengetahui tentang kejadian 5 tahun lalu."Apa yang kau tahu tentang 5 tahun lalu? Kenapa menanyakan hal itu pada Helen?" tanyanya mulai emosi. 

  • Pervert Boss becomes Husband    Robekan kecil luka masa lalu Helen

    Hari yang sangat menyenangkan. Seingat Helen, itu pertama kalinya dia datang ke taman hiburan dengan temannya. Grey, Erwin maupun Ken merasa senang bisa melihat Helen yang tertawa ria menikmati hari bersama mereka."Hey, temani aku beli ice cream," ajak Erwin pada Grey, Grey menyetujui ajakan Erwin dan pergi meninggalkan Helen dan Ken.Kesenangan yang membuatnya lupa waktu, karna adanya Jane disana membuat Helen merasa tidak enak telah menelantarkan suaminya, dia kemudian mengambil ponselnya di dalam tas."Ayo duduk disana sambil tunggu mereka," ajak Ken menarik tangan Helen. Terduduklah mereka berdua.Helen membuka ponselnya dan mengirim pesan pada bibi. "Bi ... Jangan lupa buatkan makan siang untuk tuan. Aku akan pulang sebentar lagi." Begitu isi pesan yang Helen kirim. Helen terdiam, menunggu balasan dari bibi."Helen, ayo naik Bianglala," ajak Ken."Tunggu Grey dan Erwin kembali dulu, lagian aku takut ketinggian, sendiri saja ya," Helen

  • Pervert Boss becomes Husband    Cerita Grey

    "Hei!" bentak Grey saat Ken membawa Helen pergi, namun geraknya terhenti oleh Erwin yang menahannya. Dilihatnya Helen, dia mengisyaratkan sesuatu bahwa dia akan baik-baik saja, jadi Grey tidak perlu khawatir.Entah apa yang Ken pikirkan, dia membawa Helen ke parkiran dan memintanya masuk ke dalam mobil. "Bukankah disini taman hiburannya?" tanya Helen diam terpaku di luar mobil."Masuk!" Ken mendorongnya masuk. Raut wajahnya serius, namun ada rona merah di pipinya, matanya juga tampak sedang gelisah. Helen tidak mungkin menolak permintaan Ken, dia kemudian masuk ke dalam mobil."Sekarang apa? Ampun deh bos satu ini," gumamnya dalam hati."Kau melupakan sesuatu," ucap Ken."Bos, kenapa kita berada disini? Aku tidak enak meninggalkan Grey disana," ucap Helen mengalihkan pembicaraan. Ken terdiam sejenak, merasa heran Helen pun meliriknya. "Ada apa? Apa kau demam?" tanya Helen.Ken menoleh kearah Helen, menatap dengan tatapan mendalam. Dia kemudi

DMCA.com Protection Status