Share

39. Sikap Dingin Satria

[Besok aku mau ambil sepeda, kita bertemu di tempat biasanya.]

[Ambil sepeda?]

[Iya, aku ada urusan dan akan pergi menggunakan sepeda beat.]

[Iya, baiklah kalau begitu mas, sampai ketemu besok.]

[Ya.]

Suara Thika terdengar tak rela jika sepeda diambil.

Satria menutup telepon dan berkata, "aku sudah menelponnya, sekarang kamu puas kan?"

"Kita lihat saja besok," jawab Shafira tenang. Jauh di lubuk hati, Shafira tak sabar menunggu hari esok, apakah Satria akan memenuhi ucapannya atau tidak.

"Ya sudah kalau begitu, kita bahas masalah lain saja,"ucap Tutik menengahi.

Disini, Tutik sebagai orang tertua sudah sewajarnya memberikan nasehat kepada Satria dan Shafira, terlebih Shafira sudah dianggap seperti anaknya sendiri. Tutik memberi kode kepada Indra agar menceritakan masalahnya kepada Satria. Dengan ragu, Indra mulai mengeluarkan unek unek di hatinya.

"Mas, aku mengundangmu kesini karena ada hal penting yang perlu aku bicarakan."

"Tentang apa itu mas?" tanya Satria heran.

"Ini tentang pe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status