Share

Pertemuan Yang Berkesan

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-06 21:03:09

Operasi ektopik dan pengangkatan ovarium Kayla berjalan dengan lancar. Dan sekarang Kayla juga sudah sadar.

Sebelum operasi tadi, dokter memberi opsi, anestesi spinal atau anestesi umum. Kayla menjatuhkan pilihannya pada opsi kedua. Selesai operasi, Kayla dipindahkan ke ruang pemulihan. Setelah dokter memastikan everything goes well, barulah Kayla dibawa ke kamar perawatan.

Perlahan tapi pasti, pengaruh anestesi mulai hilang. Siksaan demi siksaan pasca operasi pun dimulai.

Kayla meringis kesakitan saat merasakan bekas jahitan di perutnya berdenyut nyeri. Belum lagi punggung dan kepalanya yang terasa menusuk-nusuk. Tidak cukup sampai disitu, rasa mual juga belum mau pergi.

"Sabar, yang!" Hanya itu yang bisa dikatakan Radit. Bahkan dia merasa garing dengan kata-katanya sendiri.

"Kapan kita bisa pulang?" rengek Kayla sambil merintih.

"Kamu jangan mikirin pulang. Yang penting kamu pulih dulu."

"Aduh, nyeri banget bebbb ...... "

Radit mengusap-usap kepala Kayla penuh cinta. Sumpah, dia t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
vpi
Berharap kayla dan radit punya anak…kasian soalnya mereka sebatang kara,tega nih authornya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perselingkuhan Yang Manis   Percakapan Di Tempat Tidur

    Sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit hingga sampai ke rumah, Nabil menekuk wajah. Hatinya sungguh sakit oleh kata-kata Radit tadi. Oke, jika memang Kayla tidak mencintai dan terpaksa menikah dengan Nabil. Tapi tidak pernahkah Radit berpikir apa yang akan terjadi jika waktu itu Nabil tidak menikahi Kayla? Mungkin perempuan itu sudah menggembel di jalanan. Coba bayangkan, waktu itu Kayla tidak punya keluarga, tidak punya uang, tidak punya pekerjaan dan tidak punya tempat tinggal. Lalu Nabil hadir sebagai pahlawan. Jika memang Kayla tidak mencintai dan terpaksa menikah seharusnya simpan saja di dalam hati dan tidak perlu diucapkan, karena itu hanya akan membuat Nabil tersakiti."Bil ... " Dea menyentuh punggung Nabil yang berbaring resah membelakanginya.Nabil membalikkan badan hingga mereka saling bertatapan."Iya," jawabnya dengan suara berat."Ada masalah apa? Kenapa kamu diam saja sejak pulang dari rumah sakit tadi?" tanya Dea menggali informasi.Nabil menatap wajah Dea yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Perselingkuhan Yang Manis   Menang Banyak

    "Beb, diluar tadi ngomong apa aja sama Nabil?" Kayla menodong dengan pertanyaan begitu Radit masuk."Ngomong biasa aja, yank," jawab Radit sambil duduk di pinggir tempat tidur."Tapi kayaknya Nabil tersinggung sama kata-kata kamu.""Tersinggung kenapa?""Aku nggak tahu, makanya tanya sama kamu.""Aku juga nggak tahu," jawab Radit sambil mengangkat bahu."Kamu jangan bohong, beb, aku tahu persis karakter Nabil seperti apa. Tadi aku ngeliat wajahnya berubah, terus dia buru-buru pulang.""Sayang, aku beneran nggak tahu. Serius. Eh, kaki kamu masih pegal-pegal nggak? Mau aku pijitin lagi?" ujar Radit mengalihkan pembicaraan."Nggak usah, rasanya udah agak mendingan," tolak Kayla."Yang, geser sana dong.""Ini tempat tidurnya cuma muat untuk satu orang, beb. Kamu tidur disana aja," Kayla menunjuk sebuah sofa yang berada di sudut ruangan."Ah, nggak mau. Aku maunya tidur sama kamu," Radit langsung merebahkan badan disamping Kayla.Kayla menggeser posisinya. Ada rasa hangat mengalir saat mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Perselingkuhan Yang Manis   Olahraga Malam

    "Bil, kok saya pengen banget ya makan buah matoa?"Nabil yang sedang memasang tali sepatu, mengerutkan dahi. Ia pernah mendengar nama itu, tapi belum pernah melihatnya di daerah sini."Emangnya ada yang jual disini?" "Saya tidak tahu, tapi saya pengen banget," jawab Dea sambil mengusap-usap perutnya.Nabil menatap Dea dengan heran. Aneh. Tidak biasanya Dea seperti itu. Bahkan selama mereka menikah, Dea tidak pernah meminta apa pun padanya. Yaaaa, kecuali yang itu."Kamu ngidam ya?" tanya Nabil curiga."Saya tidak tahu, Bil. Tapi rasanya pengen banget."Nabil tersenyum. Dari tanda-tandanya, sepertinya Dea memang ngidam, layaknya wanita hamil pada umumnya."Iya, nanti pulang kerja saya beliin ya," janji Nabil."Harus ada ya, Bil," ucap Dea penuh penekanan."Iya, nanti saya usahain," jawab Nabil ragu. Ia merasa sedikit terbebani oleh kata-kata "harus ada" yang diucapkan Dea.Aduh ... Mau dicari dimana buah matoa yang diminta Dea?Nabil belum pernah melihat wujudnya secara langsung. Ia

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Perselingkuhan Yang Manis   Demi Kamu

    Keinginan Dea untuk makan buah matoa masih berlanjut. Dan pagi itu ia kembali meminta Nabil untuk mencarikannya.Berhubung hari ini tanggal merah, Nabil punya lebih banyak waktu untuk "membolang". Tapi ia bingung harus mencarinya mulai darimana."Mendingan kamu ikut sekalian ya," ajak Nabil pada Dea. Jadi nanti Dea bisa membuktikan sendiri betapa sulit perjuangannya mendapatkan buah itu.Dea tidak menolak ajakan Nabil. Ia pun bersiap-siap, mandi, lalu berdandan senatural mungkin."Kita kemana dulu?" tanya Nabil meminta pendapat setelah mereka berada di dalam mobil."Terserah kamu aja," jawab Dea pasrah.Nabil memutar otak. Rasanya hampir semua toko, swalayan, pasar, bahkan penjual buah pinggir jalan sudah ia datangi. Dan hari ini ia memutuskan untuk mendatangi kembali tempat-tempat yang sudah pernah ia kunjungi sebelumnya. Semua semata-mata agar Dea percaya dan bisa melihat dengan matanya sendiri."Ini mas-mas yang kemarin kan?" kata seorang SPG saat Nabil mengunjungi sebuah swalayan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Perselingkuhan Yang Manis   Terjebak Dalam Kenangan

    "Aduh, capek banget," keluh Dea sambil merebahkan tubuh di kasur begitu mereka sampai di rumah.Nabil ikut berbaring disamping Dea. Jika dibandingkan dengan Dea, ia lebih lelah sebenarnya."Sekarang kamu istirahat ya.""Kamu mau kemana?" Dea bertanya saat melihat Nabil hendak beranjak."Saya mau mandi, gerah," jawab Nabil sambil membuka baju."Nanti aja ya, bareng saya," larang Dea menarik tangan Nabil.Nabil kembali berbaring di sebelah Dea. "Kenapa kamu suka sekali menggoda saya?" ujarnya kemudian."Sama suami sendiri apa salahnya? Daripada suami orang."Nabil tersenyum tipis, lalu memejamkan mata, berusaha untuk tidur."Bil, saya masih mau matoa." Suara Dea yang terdengar jelas di telinganya membuat Nabil kembali membuka mata. "Sayang, kita harus cari kemana lagi?""Saya juga nggak tahu, Bil, tapi saya pengen banget." "Nggak bisa diganti yang lain ya? Mangga atau rambutan misalnya.""Nggak bisa, saya maunya matoa." Suara Dea yang terdengar seperti rengekan membuat Nabil jadi fru

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Perselingkuhan Yang Manis   Menggantung harapan.

    Setelah beberapa hari di rumah sakit, sekarang Kayla sudah kembali berada di rumah. Kondisinya berangsur pulih walau belum 100%.Sesekali ia meringis apabila merasa nyeri di bekas jahitan di bagian perutnya. Dan yang paling menyiksa adalah ketika ia batuk atau pun bersin."Yang, besok aku udah harus kerja. Aku udah lama nggak masuk kantor," kata Radit malam itu sambil menggenggam tangan Kayla."Santai ajalah, beb, kamu kan bossnya," timpal Kayla melihat wajah Radit yang gusar."Iya, sih. Tapi aku kan punya tugas dan tanggung jawab juga.""Ya udah, besok kamu bisa kerja. Aku akan baik-baik aja kok," ujar Kayla seolah mengerti kekhawatiran Radit.Walaupun Kayla sudah meyakinkannya, tapi Radit tetap merasa khawatir. Gimana nanti kalau Kayla butuh sesuatu dan ia tidak bisa sendiri? Atau gimana kalau tiba-tiba saja rasa sakit itu kembali menyerangnya?"Beb, kayaknya ada tamu deh," ujar Kayla pada Radit saat mendengar bunyi bel.Radit segera beranjak, keluar dari kamar menuju ruang depan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Perselingkuhan Yang Manis   Kayla & Nabil Balikan

    Keesokan harinya, Nadin datang ke rumah Kayla. "Kejutan .... " seru Nadin saat Kayla baru saja membuka pintu."Haiii, tumben kesini, ayo masuk!"Nadin mengikuti langkah kecil Kayla masuk ke dalam rumah."Gimana, masih nyeri?" tanya Nadin setelah mereka duduk di sofa ruang tengah."Kadang-kadang emang masih terasa. Tapi udah agak lumayan.""Lama-lama juga bakalan hilang kok. Sabar ya, Kay."Nadin kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong yang dibawanya."Aku bawa ini nih, avocado cappuccino kesukaan kamu.""Wahhhh, makasih, Nad," ujar Kayla riang, tidak menyangka Nadin masih mengingat kesukaannya.Nadin mengangguk sambil menyeruput minumannya."Eh, kamu baru pulang kerja ya?" tanya Kayla.Nadin tersenyum tipis. "Iya, tadi aku langsung dari kantor. Ryo udah kasih tau kan kalo kita bakalan sekantor lagi?'"Udah, kemarin dia kesini. Nggak kebayang deh, kita bakalan bisa ngerumpi kayak dulu, gosipin cogan, trus hang out bareng. Aku kangen banget semua kebiasaan yang kita lakukan du

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Perselingkuhan Yang Manis   Mengungkap Kebenaran

    “Beb …. Radit …. Sayang … “ Kayla memanggil Radit yang menelungkupkan mukanya.Melihat Radit yang bergeming Kayla menjadi khawatir. Ia menggoyang-goyangkan tubuh suaminya itu.“Beb, kamu kenapa?” Kayla mulai panik melihat Radit yang tak meresponnya. Matanya berkaca-kaca.Radit mengangkat muka, lalu menatap Kayla yang mencemaskannya.“Yang, kemungkinan besar Nabil itu kakakku. Dan, orang tuanya juga orang tuaku,”ujar Radit dengan suara bergetar.“Jadi dugaan aku tadi benar?” “Mungkin,” Radit menjawab dengan nada lemah.Detik itu juga wajah Kayla tidak kalah pucat dari muka Radit yang pasi."Beb, apa semua bukti itu sudah kuat?""Aku nggak tau, yang. Tapi seandainya memang benar, kenapa dia pake tanggal lahir aku sebagai pin ATM-nya dia? Bukankah dia nggak pernah sayang sama aku?""Beb, mungkin kamu hanya salah paham. Nggak ada orang tua yang nggak sayang sama anaknya. Jika memang benar papa Nabil adalah papa kamu, berarti dia sangat sayang sama kamu. Buktinya dia sampai jadiin tangga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08

Bab terbaru

  • Perselingkuhan Yang Manis   Dont Look Back in Anger

    Kayla sangat kaget melihat Radit memukuli orang yang tidak dikenalnya dan ia tidak tahu siapa dan apa masalahnya.“Dit, udah, Dit …. “ Kayla mencegah Radit yang terus memukuli Chicco tanpa ampun. Mukanya kelihatan panik.Kalau bukan istrinya yang melarang, Radit tidak akan berhenti. Namun Radit tidak melepaskan mangsanya begitu saja. “Berdiri!” bentaknya lagi pada Chicco yang sudah terkapar tidak berdaya.Dengan sisa-sisa tenaganya Chicco berusaha bangkit. Sekujur tubuhnya terasa remuk akibat serangan dari Radit. Kepalanya pusing dan pandangannya berkunang-kunang.“Aku bisa bunuh kamu sekarang kalo mau,” desis Radit tajam.Kayla bergidik mendengarnya. Tidak pernah ia melihat suaminya semarah itu. Matanya yang berkilat dan memerah akibat api amarah membuat Kayla ketakutan.“Katakan siapa dalang dibalik semua ini?” Radit kembali mencekal kerah baju Chicco sambil menatapnya dengan pandangan menusuk.Chicco menatap Radit takut-takut. Ia bagaikan sedang melihat malaikat maut yang akan m

  • Perselingkuhan Yang Manis   Tertangkap

    Kayla mengusap-usap perutnya yang mulai membesar sambil tersenyum sendiri. Ia sudah membayangkan kebahagiaannya jika menjadi seorang ibu nanti. Repot sudah pasti. Namun pasti sangat menyenangkan. Rasanya ia sudah tidak sabar menantikan saat-saat itu datang. Tangannya tidak bisa menunggu ingin menggendong dan mendekap bayi mungil darah dagingnya sendiri. Buah cintanya bersama Radit. Bahkan di telinganya sudah terngiang-ngiang suara tangisan seorang bayi. Kayla sudah semakin tidak sabar jadinya. Pasti ia akan menjadi wanita paling bahagia sedunia.Membayangkan dirinya akan menjadi seorang ibu, Kayla langsung terkenang pada wanita yang melahirkannya. Tiba-tiba Kayla menjadi begitu merindukannya. Kayla ingin mengunjungi pusaranya dan mendoakannya disana.Dan begitu Radit pulang kerja, Kayla langsung mengutarakan keinginannya. “Dit, apa kamu tau letak makam ibuku?”“Aku nggak tau. Kenapa, yang?” Radit menjawab sambil membuka kaos kaki.“Rasanya pengen banget ziarah ke makam ibuku, Dit

  • Perselingkuhan Yang Manis   Love If You Dare

    Selesai mengantar Keyzia pulang, Nabil langsung menuju rumahnya. Ia harus bersiap-siap untuk memenuhi undangan makan malam dari orang tua Keyzia. Tadi Keyzia sudah memberitahu alamat restoran tempat mereka dinner nanti.Sampai di rumah, Nabil langsung mandi dan membersihkan diri. Tidak ada waktu untuk istirahat, karena waktunya sudah mepet. Andai saja tadi ia tidak berlama-lama di kantor Putri, mungkin sekarang ia bisa sedikit meluruskan badan.Nabil memandang wajahnya di cermin. Five o’clock shadow membuatnya terkesan macho dan membuktikan kalau dirinya adalah laki-laki sungguhan. Dua perempuan yang pernah hadir dalam hidupnya sangat menyukai itu. Entah dengan Keyzia.Nabil mengambil nafas dalam-dalam. Ada sedikit rasa kurang percaya diri. Nabil takut orang tua Keyzia akan menolaknya. Dan Nabil harus siap dengan segala kemungkinan itu. Siap diterima artinya juga harus berani ditolak.Baru saja Nabil keluar dari komplek rumahnya Keyzia sudah menelepon. “Bil, jangan sampai telat ya,”

  • Perselingkuhan Yang Manis   Aku Pernah Jadi Yang Tersayang

    Dea membeku melihat pemilik wajah yang kini berada di hadapannya. Kakinya mendadak goyah dan merasa tidak kuat lagi menopang tubuhnya. Tak sengaja, matanya tertuju pada tangan Nabil dan Keyzia yang saling menggenggam.Menyadari hal itu, Nabil melepaskan pelan jemarinya dari Keyzia yang menggenggamnya erat. Meskipun sudah menjadi mantan, namun Nabil ingin menjaga perasaan Dea. Karena ia tahu Dea masih sangat mencintainya.Hati Keyzia mencelos begitu Nabil melepaskan tangannya. Tapi ia mencoba mengerti.Radit berdehem memecahkan ketegangan yang tercipta seketika. “Duluan ya,” pamitnya sembari menepuk pundak Nabil.Nabil mengangguk kecil. Ia masih terpaku di tempatnya.“Pulang yuk, Bil!” ajak Keyzia menggamit tangan Nabil dan menyadarkan dari ketermanguan.Nabil beranjak dan mengikuti langkah Keyzia menuju mobil. Seperti biasa, ia membukakan pintu untuk Keyzia dan menutupkannya kembali. Dea menyaksikan semua itu sambil menahan perasaannya. Hatinya teriris menjadi serpihan-serpihan kecil

  • Perselingkuhan Yang Manis   He's Mine

    Seperti janjinya tadi pagi, setelah menjemput Keyzia, Nabil mampir di kantor Putri. Sebenarnya Nabil penasaran tentang sosok Alan, namun Nabil lebih memilih untuk menunggu Keyzia di mobil.Dalam keadaan mesin menyala, Nabil menggunakan waktunya untuk tidur sambil menunggu Keyzia menyelesaikan urusannya dengan Alan. Namun ternyata kepalanya tidak bisa diajak bekerja sama. Pikirannya mengembara kemana-mana. Nabil membayangkan pertemuannya dengan orang tua Keyzia. Pasti nanti ia akan diinterogasi dengan berbagai macam pertanyaan. Dan tentu saja ia harus menyiapkan jawabannya dengan sebaik mungkin. Nabil mulai mengira-ngira pertayaan apa saja yang mungkin akan diajukan orang tua Keyzia padanya.Nabil masih sibuk dengan pikirannya ketika ia mendengar suara ketukan di kaca mobil. Nabil membuka matanya yang terpejam, kemudian menggerakkan kepala kearah kanan. Ternyata Keyzia. Nabil segera membuka pintu mobil begitu memahami isyarat dari Keyzia.“Bil, turun dulu yuk, aku kenalin sama Alan.”

  • Perselingkuhan Yang Manis   Ajakan Bertemu

    Pagi ini begitu bangun tidur, Keyzia dikejutkan dengan kehadiran orang tuanya yang ternyata sudah pulang dan menunggu di meja makan.“Mama sama papa kapan pulang?” tanya Keyzia seraya menarik kursi yang berhadapan dengan kedua orang tuanya, sedangkan Putri duduk di sebelahnya.“Tengah malam tadi,” jawab mama Keyzia.“Mama sama papa bakalan lama di rumah kan?” tanya Keyzia lagi.“Cuma sehari ini aja, Key, besok papa sama mama berangkat lagi.” Kali ini papa yang menjawab. “Pekerjaan kamu lancar kan?” sambungnya.“So far lancar, Pa. Nggak bisa ya, perginya diundur, lusa misalnya.” Sungguh, Keyzia ingin menikmati kebersamaan dengan kedua orang tuanya. Jarang-jarang mereka bisa bersama karena kesibukan masing-masing.“Nggak bisa, Key, ini juga papa nyuri-nyuri waktu karena udah kangen banget sama kalian. Nanti malam gimana kalau kita dinner di luar?” kata papa memberi saran.“Usul bagus, Pa,” timpal Putri. “Sekalian aja ajak Nabil,” sambungnya lagi.Mendengar celetukan adiknya itu, Keyzia

  • Perselingkuhan Yang Manis   Malam Peleburan

    Setelah berbincang panjang dengan Alan, Keyzia dan Putri pun pamit pulang. Dan begitu berada di mobil, Putri mulai menginterogasi Keyzia. Tadi sewaktu di ruangan Alan, Putri lebih banyak diam dan memilih menjadi pendengar yang baik.“Jadi Pak Fadlan itu temen kamu dulu ya, Key?”“Iya. Dia tetanggaku. Apartemenku dan apartemennya dulu bersebelahan,” jelas Keyzia sambil tetap memandang lurus ke depan karena sedang fokus menyetir.“Ooo …. “ Mulut Putri membulat.“Kamu sama dia aja, Put,” celetuk Keyzia. “Udah ganteng, tajir, baik, cerdas, lulusan S3, masih jomblo pula,” sambungnya lagi.“Kenapa nggak kamu aja yang sama dia?” timpal Putri membalikkan kata-kata Keyzia.“Aku kan udah punya Nabil.”Lagi-lagi Putri mencebik. “ Kemakan omongan sendiri kan sekarang?”Keyzia terdiam. Ia kembali teringat kata-katanya dulu dan anggapannya pada Nabil. Mengenang itu semua Keyzia menjadi malu pada dirinya sendiri juga pada Putri. Keyzia menyesal sudah bersikap sombong bahkan meragukan kredibilitas Na

  • Perselingkuhan Yang Manis   Tetangga Apartemen

    Kayla langsung melepaskan diri dari rangkulan Dea begitu merasakan perutnya kembali bergejolak. Setengah berlari Kayla menuju wastafel dan muntah disana karena tidak keburu ke kamar mandi. Dea mengikuti Kayla ke belakang. Begitu mengetahui Kayla yang muntah-muntah ia pun ikut peduli. “Kamu kenapa, Kay?” tanyanya dengan raut khawatir.Bukannya menunjukkan wajah cemas, Kayla malah tersenyum. “Aku lagi isi,” katanya kemudian.Dea tertegun selama beberapa saat dan mencoba mencerna kata-kata Kayla. Apa itu artinya Kayla sedang berbadan dua?“Maksudnya, kamu lagi hamil?” tanya Dea untuk lebih meyakinkan.Kayla mengangguk dan menampakkan senyum lebar.Lagi-lagi Dea terdiam. Kenyataan ini seakan menghempaskannya. Ucapan kasar yang keluar dari mulutnya dulu kembali terngiang di telinga Dea. Dea menyesal sudah mengata-ngatai Kayla tidak akan bisa hamil dan tidak tahu rasanya kehilangan anak. Rasa cemburunya pada Kayla membuatnya tidak mampu mengontrol diri.“Selamat ya, Kay, kamu beruntung ba

  • Perselingkuhan Yang Manis   Melukis Masa Depan

    Sudah beberapa hari Dea tinggal di paviliun Alan. Alan sangat baik padanya. Selain memberikannya tempat tinggal juga memberi dan melengkapi kebutuhannya. Alan juga membantu mengurus kuliah dan dokumen-doumennya yang hilang. Dea tidak tahu bagaimana caranya membalas kebaikan Alan. Kalau saja Alan tidak menolongnya malam itu mungkin ia sudah mati dengan menyedihkan atau terlunta-lunta di jalanan.Ada kanvas besar di sudut ruangan yang menarik perhatian Dea, lengkap dengan alat-alat untuk melukis. Mungkin itu punya Alan, pikir Dea. Selama ini Dea tidak berani menyentuhnya. Tapi hari ini Dea begitu terusik. Tangannya sudah gatal untuk menyapukan kuas di atas kanvas berukuran besar itu. Dea memang suka melukis terutama lukisan-lukisan yang termasuk ke dalam golongan aliran romantisme dan surealisme. Namun, sudah sejak lama Dea meninggalkan hobinya itu. Dea bergerak ke sudut ruangan, dan duduk di atas kursi yang ada disana. Dea menuangkan cat berbagai warna ke palet, mencelupkan kuas kes

DMCA.com Protection Status