Share

Bab 3

Author: Putri Bayu Suta
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

# Bab 3

Keesokan harinya aku terbangun dari tidur panjang yang menyedihkan, ku mulai bercermin di depan meja rias ku, ku lihat pantulan diriku yang begitu sangat menyedihkan.

Namun aku bertekad untuk tetap bangkit dan tak mau untuk terus menerus terpuruk seperti sekarang ini.

Mulai hari ini aku akan menata hidupku kembali, dan aku berencana pada hari ini aku akan melaporkan kejadian malam tadi kepada ibuku, agar ia tahu bahwa anak kesayangannya itu telah melakukan hal hina dan di luar batasannya.

Ku mulai hari ini dengan membersihkan diri ku terlebih dahulu.

Setelah aku selesai mandi, aku langsung bergegas bersiap siap akan langsung berangkat ke rumah ibuku untuk mengadukan kejadian semalam antara Kartika dan suamiku mas Roni.

Setelah siap aku langsung saja keluar dari kamarku dan akan langsung pergi berangkat ke rumah ibuku.

Ceklek..

Pintu kamar pun mulai terbuka dan aku merasa lega karena mas Roni kini sudah tak ada lagi di depan pintu kamar.

Dan dengan tenangnya aku langsung melangkahkan kakiku untuk pergi ke rumah ibuku untuk tujuan awalku.

Namun saat aku akan keluar dari rumah ini melalui pintu depan dan melewati ruang tamu, alangkah kagetnya aku bahwa sofa dan meja ruang tamu ini sudah tak ada.

"Apakah semalem ada maling yang masuk ke dalam rumah ini ?" Gumamku dalam hati.

Dan aku pun langsung menelpon pak Tarno satpam komplek yang di tugaskan oleh pak RW bertugas di komplek perumahan ini.

Ku langsung menghubungi pak Tarno dan akhirnya panggilan suara pun terhubung.

"Hallo assalamualaikum pak Tarno." Ucapku mengawali pembicaraan via telpon ini dengan mengucap salam.

"Iya waalaikumussalam bu, ada yang bisa saya bantu." Ucap pak Tarno yang menjawab salam dariku.

"Pak saya Karina, apakah bapak tahu tentang pencuri yang berkeliaran semalam ?" Tanyaku kepada pak Tarno.

"Hah pencuri ? Seperti nya semalam aman aman saja bu, tak ada pencuri." Ucap pak Tarno.

"Mana ada aman pak, sofa dan meja saya hilang pak Tarno." Ucapku sedikit kesal karena pak Tarno ini satpam yang tak bisa di andalkan pikirku.

"Hilang ? Sofa dan meja ibu gak hilang kok bu, memangnya ibu gak tahu ?" Tanya pak Tarno yang telah berhasil membuatku kebingungan.

"Hah gak hilang ? Jelas jelas meja dan sofa saya gak ada pak, terus maksud bapak saya gak tau itu gak tau apa ?" Tanyaku menjawab perkataan pak Tarno tadi.

"Meja dan sofa bu Rani itu gak hilang, tapi kemarin di bawa oleh pak Roni, dan di naikkan ke mobil pick up dan bahkan saya pun membantu pak Roni buat angkut sofa dan mejanya bu, kata pak Roni sofa dan mejanya mau di revarasi ulang karena mau di ganti warna sarung sofanya katanya bu dan untuk warna meja nya mau di pernis lagi supaya lebih bagus katanya, memangnya pak Roni bilang sama bu Rani ?" Tanya pak Tarno sepertinya ia mulai kepo.

"Enggak pak, makanya saya tadi panik soalnya takutnya semalem ada maling yang ambil sofa dan meja saya, makasih ya pak udah kasih tau saya, sepertinya suami saya mau kasih suprise deh makanya ia gak bilang sama saya." Jawabku dengan tetap membuat nama suamiku baik di hadapan semua orang.

"Oh gitu ya bu, aduh saya jadi salah dong bu, jadi ngasih tau ibu, nanti jadi gak suprise lagi dong bu." Ucap pak Tarno yang merasa bersalah.

"Eh gak apa apa pak, saya yang harusnya bilang makasih karena bapak udah ngasih tau saya, sekali lagi makasih ya pak." Ucapku berterimakasih kepada pak Tarno.

"Iya sama sama bu."

"Ya sudah kalau begitu saya tutup dulu telponnya ya pak, assalamuaikum."

"Waalaikumussalam bu Rani."

Tutt..

Panggilan pun terputus.

Setelah melakukan panggilan telpon dengan satpam komplek yang bernama pak Tarno ini, aku menjadi tak habis pikir dengan perilaku suamiku ini, ia malah membawa barang barangku.

Padahal sofa dan meja di ruang tamu itu aku beli dengan jerih payahku sendiri, untuk membeli sofa dan meja itu aku bahkan mengikuti arisan di pabrik dan membayar uang arisan itu dengan gaji ku sendiri, tapi kenapa ia tega membawanya.

Aku membatin tak tahu bagaimana jalan pikiran suamiku itu.

Jujur aku memang masih sangat mencintainya, namun sikapnya yang tak pernah menafkahiku dan ia malah berselingkuh dengan adikku sendiri, rasa cintaku menjadi sedikit berkurang kepadanya.

Di satu sisi aku tak ingin berpisah dengan nya, dan di sisi lainnya sebenarnya aku sudah sangat capek dan muak dengan semua ini.

Aku tak habis pikir, kehidupan rumah tangga yang ku impikan selama ini ternyata penuh dengan cobaan dan lika liku permasalahan yang bertubi tubi.

Namun dari pada aku terus merenung seperti ini, aku langsung saja melangkahkan kaki ku untuk segera pergi menuju ke rumah ibuku untuk mengadukan semuanya tentang kejadian semalam, sambil aku akan membawa putriku Nadia untuk pulang karena semalam karena aku ingin memberi suprise dan rencana nya akan mengajak suamiku makan malam di luar, aku sengaja tak menjemput Nadia untuk pulang dulu ke rumah, hingga akhirnya gara gara kejadian semalam aku menjadi lupa untuk menjemput Nadia putri ku.

Aku langsung melangkahkan kaki ku dengan mantap keluar dari rumah ini.

Untuk ke rumah ibuku aku menaiki kendaraaraan umum, karena motor di rumah ini pun sepertinya telah di bawa oleh mas Roni karena di garasi motor tak ada ku lihat motor yang biasa di pakai oleh suamiku padahal untuk membeli motor itu bukan hanya uang mas Roni saja namun uang ku juga ikut andil ada untuk membeli motor tersebut.

Beberapa menit kemudian aku telah sampai di rumah ibuku.

Aku pun langsung saja mengetuk pintu rumah ibuku.

Tok.. tok.. tok...

"Assalamu'alaikum," ucapku mengucapkan salam dengan sedikit berteriak karena rumah ibuku ini tak ada bel pintunya.

"Waalikumussalam," dan tak lama kemudian terdengarlah sahutan jawaban salamku dari dalam.

Dan pintu pun akhirnya terbuka karena ternyata, ibuku sendirilah yang membukanya.

"Eh Ran, kamu kesini, ayo masuk !" Ajak ibuku.

"Iya mah," jawabku seraya aku mencium tangan ibuku dan langsung mengekor dari belakang, serta langsung masuk ke dalam rumah ibuku.

Namun betapa kagetnya aku setelah aku sampai di ruang keluarga, ku lihat ternyata Kartika ada di rumah ini dan sedang bermain bersama Nadia.

Aku yang mematung sekejap karena sedikit kaget tiba tiba putriku Nadia langsung menghampiriku dengan raut bahagianya.

"Mamah..." Teriaknya sambil ia berhambur memelukku.

"Eh anak mamah yang cantik, maaf ya sayang mamah kemarin gak jemput kamu," ucapku sambil ku mencoba untuk tersenyum di hadapan anakku.

"Iya nih, mamah kok gak jemput aku sih kemarin," ucapnya sambil cemberut ke arahku.

"Maafin mamah ya sayang, mamah kemarin pulang kerja capek banget, jadi ketiduran deh, maafin mamah ya sayang." Ucapku sambil ku elus pucuk kepala putri kesayanganku itu.

"Ya udah deh gak apa apa, tapi lain kali mamah jangan sampai lupa lagi ya jemput aku," Ucap Nadia.

"Iya sayang mamah janji, mamah gak akan lupa lagi jemput kamu," ucapku sambil mengacungkan jari kelingking ke arah Nadia dan ia pun menyambutnya dengan wajah yang sumbringah.

"Makasih ya mah," ucapnya sambil tersenyum ke padaku lalu mengeratkan pelukannya.

 

Related chapters

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 4

    # Bab 4"Sayang, udah ya peluk pelukannya, sekarang mamah mau ngobrol dulu sama tante Tika, kamu main dulu aja ya sama bi Minah," ucapku dengan lembut kepada putriku Nadia."Iya mah," jawabnya langsung menurut."Bi, bi Minah..." Panggil ku berteriak memanggil nama bi Minah."Iya non ada apa ?" Tanya bi Minah di saat dia telah berada di hadapanku."Bibi tolong bawa Nadia main dulu ya, saya mau ngobrol dulu," ucapku kepada bi Minah."Baik non," jawabnya dengan cepat, dan ia pun telah paham dengan maksudku itu karena ia langsung saja bergegas membawa Nadia pergi bermain di luar."Ayo neng Nadia, kita main di depan teras yuk ?" Ajak bi Minah."Iya ayo bi, mah aku main dulu di teras depan ya mah," ucap putriku dengan wajah senangnya."Iya sayang, jangan main lari larian ya," ucapku masih mencoba bersikap ceria di hadapan anakku."Oke siap bu bos," sahut Nadia sambil ia melangkahkan kakinya di tuntun oleh bi Minah untuk segera ke depan teras rumah.Setelah bi Minah keluar rumah membawa Nadi

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 5

    # Bab 5"Ya sudah, ayo mah temani aku, kita ke rumah mbak Rina sekarang, aku mau bertemu dengan mas Roni, agar dia tahu diri bahwa dia sudah tak berarti lagi di mata mas Roni," ucap Kartika yang langsung menggandeng tangan ibuku."Percuma saja jika kamu mencari mas Roni ke rumahku, ia tak akan ada," ucapku sambil tersenyum kecil ke arahnya."Hah tak ada ? Kamu kemanakan dia ?" Tanya Kartika, karena ternyata Kartika tak mengetahui kepergian mas Roni dari rumahku semalam."Aku tidak tahu, cari saja sendiri sampai ketemu, dan untuk mamah aku sangat kecewa ya mah karena mamah terlalu membela anak mamah yang manja ini, dan terimakasih sudah mau menjaga Nadia di saat aku bekerja dan mulai sekarang mamah tak perlu menjaga Nadia lagi, karena aku akan menyewa baby sister untuk menjaganya selagi aku bekerja, aku pamit pulang ma," ucapku dengan nada yang tegas, dan tanpa menunggu mereka berdua berbicara lagi aku pun langsung melangkahkan kaki ku ke arah teras luar untuk mengajak Nadia pergi bers

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 6

    # Bab 6Tak menunggu waktu lama akhirnya aku sampai juga di tempat yang aku tuju, kini semua aset dan harta milikku telah aman semuanya dan kini aku tak perlu khawatir dengan apa yang ku punya, karena aku ingin kelak harta itu jatuhnya ke tangan anak ku bukan ke tangan orang orang munafik seperti mas Roni dan Kartika juga ibuku, bagiku semuanya sama saja mereka hanya baik ketika ada maunya saja, apalagi jika mereka tau di hari kemarin aku di angkat menjadi manager dan di fasilitasi mobil yang akan di kirimkan ke rumahku hari ini sebagai inventaris dari kantor untuk ku.Awalnya di hari kemarin aku ingin memberi tahu suamiku dan hari ini jika nanti mobilnya datang aku ingin mengajak mas Roni dan Nadia untuk berjalan jalan, namun rencanaku tak sesuai dengan harapanku karena sepulang kerja kemarin aku malah menyaksikan kejadian yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya."Rin kita mampir dulu yuk ke rumah mbahku ?" Ajak Riri membuyarkan lamunanku."Oh iya boleh Ri," sahutku dengan sedikit t

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 7

    # Bab 7Aku semakin aneh dengan mbah Suminten, mengapa ia bisa berkata seperti itu, apakah ia seorang paranormal atau dukun sehingga ia bisa tahu segalanya."Emm.. baik mbah nanti sepulang dari sini saya langsung periksa," ucapku mengiyakan saja.Saat kami sedang mengobrol tiba tiba Riri muncul dari arah dapur dengan membawa teh manis hangat yang berada di atas nampan yang ia pegang."Nih Rin di minum dulu biar relaks," ucap Riri sambil tersenyum ke arahku."Iya Ri, makasih ya." Aku pun langsung menyeruput teh manis yang di bawakan Riri."Habis ini loe mau di anter kemana lagi Rin ?" Tanya Riri.Aku berpikir sejenak, namun aku merasa penasaran dengan apa yang di katakan oleh mbah Suminten barusan."Anter gue ke dokter kandungan ya Ri, habis itu kita langsung pulang aja," ucapku yang sepertinya membuat Riri sedikit terkejut karena saat ia sedang menyeruput teh manis nya ia langsung terbatuk."Uhukk... Hah ke dokter kandungan ? Mau ngapain ?" Tanya Riri spontan.Namun belum aku menjawab

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 8

    # Bab 8Ternyata hasilnya garis 1."Huh.. akhirnya aku tak hamil," lirihku sembari bernafas lega."Rupanya apa yang di ucapkan mbah Suminten itu tak benar hingga aku bisa dengan secepatnya menggugat cerai lelaki berengsek tersebut," gumamku dalam hati.Aku pun langsung segera keluar dari kamar mandi dengan wajah yang mulai berseri.Dan aku pun langsung duduk kembali di tempat duduk ku tadi."Bagaimana mbak, apakah hasilnya sudah jelas ?" Tanya dokter muda tersebut."Sudah dok, dan hasilnya negatif," ucapku dengan penuh semangat sambil memberikan hasil testpeck tersebut.Ia pun lalu meraihnya dan melihatnya dengan seksama."Coba saya lihat dulu ya mbak.""Silahkan dok.""Saya rasa mbak memang positif hamil," ucap dokter tersebut secara tiba tiba hingga membuatku menjadi heran karena ku lihat memang garisnya hanya garis 1."Sini coba mbak perhatikan dengan seksama, ini terlihat seperti ada 2 garis namun yang satunya terlihat masih sangat samar, jadi untuk meyakinkan mbak sedang hamil at

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 9

    # Bab 9Aku dan Riri pun langsung segera pulang dan tak lupa kami mampir terlebih dahulu ke toko boneka untuk membeli boneka beruang besar pesanan putriku Nadia.* * * *Tok tok tok"Assalamu'alikum."Setelah sampai di depan rumah dan setelah Riri langsung berlalu pulang kembali ke rumahnya aku pun langsung mengetuk pintu dan tak lupa mengucap salam."Waalaikumussalam," sahutan dari dalam rumah dengan serempak dan bersemangat.Dan tak lama kemudian pintu pun terbuka dan Nadia langsung menyambutku dengan penuh semangat."Yey mamah udah pulang dan bawa boneka yang aku mau," ucapnya dengan sangat bersemangat dan gembira"Iya sayang, yuk masuk," ajak ku kepada anakku yang tengah berlari dan kini berada di luar menyambut kedatanganku."Iya mah yuk," sahut putriku dengan cerianya.Namun saat aku akan menutup pintu rumah ini tiba tiba ku lihat seseorang dari arah sebrang jalan sana sedang memperhatikanku.Orang itu tak lain dan tak bukan adalah mas Roni, suami yang telah menghianatiku dan ju

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 10

    # Bab 10Ku buka secarik kertas itu dan ternyata isinya.."Sayang, maafkan mas. Mas khilaf, sekarang mas sadar mas telah berlaku dzolim, mungkin memang sulit untuk memaafkan kesalahan besar yang telas mas lakukan, namun mas mohon tolong terima mas kembali, mas janji gak akan membuat mu kecewa lagi, bila kamu mau memaafkan mas dan kita kembali sama sama lagi maka mas tunggu kamu di taman komplek depan pukul 4 sore nanti." Tulisnya dalam secarik kertas tersebut.Sebenarnya sangat sulit untuk memaafkan suamiku yang telah menghianatiku itu, namun harus bagaimana lagi aku begitu bingung karena aku sedang mengandung."Apa kata orang nanti jika aku bercerai dan nanti aku melahirkan anak ini tanpa adanya seorang pendamping bisa bisa aku di tuduh yang tidak tidak oleh warga karena janin yang ada di dalam rahim ku ini masih sangat kecil dan orang orang belum mengetahui kehamilanku ini." Pikirku dalam hati karena aku harus benar benar matang memikirkan ini semua.Setelah aku berpikir sejenak dan

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 11

    # Bab 11Tak menunggu waktu lama ku lihat mas Roni langung berjalan cepat sedikit berlari ke arahku."Ran," teriaknya dengan semangat sambil terus menghampiriku dengan langkah yang cepat.Namun anehnya setelah mas Roni masuk gerbang aku tak melihat mobil pick up masuk mengikuti mas Roni.Aku melihat ke sekeliling melihat mobil pick up yang mengangkut sofa ku namun tak ada ku lihat sama sekali.Setelah ia menghampiriku, sebelum ia berkata apapun aku langsung saja bertanya kepadanya."Mas sofaku mana ?" Tanyaku dengan pikiran yang sudah mulai negatif.Dia lalu mendekatiku dan berdiri di hadapanku."Emm.. anu i.. itu.." ucapnya dengan gugup."Anu itu apa ? Yang jelas dong ngomongnya ?" Ucapku yang tiba tiba ingin marah kepadanya.Sejak aku telat haid dan di nyatakan hamil aku menjadi lebih sensitif, mudah marah dan juga mudah menangis.Mendengar bicaraku yang langsung mendampratnya mas Roni tampak kaget karena mungkin di dalam pikirannya Karina yang dulu pendiam dan penyabar telah sirna

Latest chapter

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 19

    # Bab 19# PoV NadiaSetelah membereskan barang barangku, Dewi pun kemudian berlalu pergi meninggalkanku karena ia menyuruhku untuk istirahat."Mbak, Dewi tinggalin dulu ya, mbak Nadia pasti capek, mbak langsung istirahat saja ya," ucapnya dan kemudian berlalu."Iya wi," jawabku dan kemudian ku tutup pintu kamar ini.Kamar disini memang tak seluas kamarku di rumah ibuku, namun lumayan nyaman juga menurutku walaupun luas kamarnya hanya cukup untuk 1 kasur dan 1 lemari saja.Aku pun langsung merebahkan tubuhku di atas kasur ini, karena cukup lelah juga menempuh perjalan menggunakan motor.Namun baru saja aku merebahkan tubuhku tiba tiba pintu di ketuk dari luar.Tok.. tok.. tok.."Dek.. dek.."Dari balik pintu ku dengar suara mas Deni memanggil."Iya mas sebentar," sahutku dari dalam kamar dan aku pun langsung beranjak bangun dari tempat tidur ini.Aku langsung membuka pintu kamar ini, dan ternya mas Deni sudah berdiri di ambang pintu.Saat aku membuka pintu mas Deni langsung berkata."

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 18

    # Bab 18# PoV Nadia"Mah, hari ini Deni mau minta ijin sama mamah untuk membawa Nadia pulang ke rumah Deni," ucap mas Deni langsung to the poin kepada ibuku di saat kami baru saja berjalan di depan kedua orangtuaku.Awalnya aku mengira bahwa ibuku tak akan mengijinkanku pergi dari rumah ini, karena ku lihat di saat mas Deni mengutarakan niatnya untuk memboyongku ke rumah orang tuanya, raut wajah ibuku terlihat murung dan tak bersahabat, namun prasangkaku di patahkan oleh kata kata ibuku yang ternyata langsung mengijinkanku untuk di bawa pergi dan tinggal di rumah orang tua mas Deni."Ya sudah mamah izinkan, tapi mamah berpesan sama kamu Deni, terus bahagiakan Nadia ya, jangan buat Nadia menangis, sayangi dia sepenuh hati," ucap ibuku memberi wejangan kepada mas Deni "Iya mah, Deni janji akan selalu menyayangi dan membahagiakan Nadia selamanya," ucap mas Deni dengan yakin menjawab pertanyaan dari ibuku."Dan untuk kamu Nad, putri mamah yang mamah sayang, kamu baik baik ya di sana, nu

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 17

    # Bab 17PoV NadiaRasanya senang hati ini, karena kini ibuku sudah merestuiku menikah dengan mas Deni.Dan tepat hari ini adalah hari pernikahanku dengan mas Deni.Acaranya berjalan lancar dan meriah, namun setelah 1 hari menikah mas Deni langsung mengajakku untuk tinggal bersama kedua orang tuanya.Awalnya aku tak mau, karena aku sudah nyaman dengan rumah ku ini, semua fasilitas tersedia, tak perlu membersihkan rumah dan tak perlu memasak, karena ada bi Minah disini, sedangkan di rumah mas Deni yang ku tahu ia tak punya pembantu dan aku tak tahu nantinya siapa yang akan memasak dan mencucikan baju bajuku, namun karena mas Deni gigih dalam membujukku, akhirnya aku mau ikut bersamanya untuk tinggal di rumah orang tuanya."Sayang, besok kita pindah ke rumah orang tuaku yah ?" Ucapnya sambil mendekatiku yang tengah sibuk melepaskan aksesoris riasan pengantin yang ada di kepalaku."Loh kenapa mas, memangnya kamu gak betah tinggal disini ?" Tanyaku kepada mas Deni."Bukannya gitu sayang,

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 16

    # Bab 16Setelah bu Entin di antar ke rumah saudaranya pak RW pun mulai mengumumkan soal sumbangan dana untuk rumah bu Entin.Kami pun langsung menyumbang dengan seikhlasnya dan akhirnya setelah terkumpul, pak RW mengerahkan bapak bapak warga sini untuk bergotong royong membantu merenovasi rumah bu Entin kembali.Singkat cerita setelah beberapa hari akhirnya rumah bu Entin telah di bangun kembali dan sudah bagus kembali.* * * *Setahun telah berlalu, kini Nadia mulai menagih janjinya kepadaku."Mah.." panggilnya sambil menghampiriku yang sedang jaga warung."Iya apa Nad ?" Tanyaku.Setelah ia berada tepat di sampingku ia mengutarakan keinginannya lagi kepadaku."Apa mamah tidak ingat ?" Tanyanya "Hah.. tidak ingat apa nak ?" Tanyaku yang awalnya tak mengerti apa maksudnya."Sekarang sudah lebih dari satu tahun mah, dan umurku sudah menginjak 17 tahun," ucapnya."Lalu ?" Tanyaku masih belum mengerti."Ih.. mamah lupa ya ? Kan dulu mamah bilang jika umurku telah 17 tahun aku bisa meni

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 15

    # Bab 15# Karma instanSetelah melayani pesanan bu Titi dan setelah bu Titi pergi kembali ke rumahnya, aku merenungkan tentang siapakah orang yang mempunyai sifat iri dengki terhadapku.Apakah Kartika atau ada orang lain lagi ? Entahlah aku bingung memikirkannya, namun aku berdoa semoga di berikan petunjuk mengenai siapa orang yang telah menaruh kotoran manusia di depan warungku itu.* * * *Keesokan harinya, entah dari mustajabnya doa orang yang tersakiti atau memang sudah waktunya ketahuan, tiba tiba saat aku ingin membuka warung ku lihat bu Entin sedang mengendap endap di depan warungku, ku lihat ia seperti ingin menaburkan sesuatu yang ada di dalam buntalan kain putih, namun untungnya aku keburu memergokinya hingga ia tak jadi berulah."Bu Entin lagi apa ?" Tanyaku kepada dia yang hendak membuka sebuah bungkusan kain putih."Eh, eng.. enggak bu Rina, saya cuma numpang lewat saja, permisi," ucapnya gelagapan.Melihat bu Entin yang tampak mencurigakan, aku pun jadi kepikiran soal s

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 14

    # Bab 14"Tapi dengan siapa nak ? Apakah kamu sudah memiliki pacar ?" Tanyaku dengan lemah lembut kepada Nadia putriku.Saat ku tanya ia pun hanya mengangguk lalu menundukan kepalanya."Siapa namanya ?" Tanyaku."Mas Deni mah," jawabnya pasti."Deni ? Deni anaknya bu Ami ?" Tanyaku tak percaya, karena Deni itu terkenal sebagai pria yang banyak wanitanya, kalau kata anak jaman sekarang bisa di bilang play boy."Iya mah," jawabnya sambil tersenyum ke arahku."Tapi nak, dia itu kan seorang seniman, dan terkenal selalu dekat dengan banyak wanita," ucapku mengingatkan Nadia, karena aku tak mau jika nantinya Nadia malah di khianati oleh Deni seperti yang dulu pernah aku rasakan saat di khianati suamiku sendiri."Mas Deni itu baik mah, meski orang bilang banyak wanitanya ya wajar lah mah karena kan wanita wanita itu temen satu profesi dengan mas Deni, bukannya mas Deni playboy," ucap Nadia dengan nada yang terasa menyentakku, karena baru kali ini Nadia berbicara keras kepadaku."Bukannya git

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 13

    # Bab 1310 bulan telah berlalu, aku telah melahirkan seorang anak laki laki yang kini usianya baru akan menginjak 1 bulan.Karena melahirkan bayi, kini aku berhenti bekerja untuk sementara waktu."Sayang kan sekarang kamu sudah melahirkan, sebaiknya kamu istirahat saja di rumah dan fokus mengurus bayi kita, lebih baik kamu berhenti kerja," usul mas Roni."Tapi mas, kalau aku berhenti kerja, gimana dengan kebutuhan sehari hari kita ?" Tanyaku karena selama ini aku yang mencari nafkah untuk makan dan untuk menggaji baby sister juga asisten rumah tangga di rumah ini."Sudahlah jangan di pikirkan, kalau untuk makan sehari hari mas kan kerja, walau cuma tukang cukur rambut tapi lumayanlah penghasilan mas bisa cukup untuk memenuhi kebutuhan kita," ucapnya terlihat meyakinkan.Awalnya aku percaya saja, karena ku lihat ia sudah banyak berubah dan aku tak pernah lagi melihat suamiku dekat dengan perempuan lain, namun selama aku bekerja ia masih tak memberiku nafkah, tapi setelah ia berkata se

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 12

    # Bab 12"Dek, maafin mas ya, mas salah, tapi mas sudah tak berhubungan lagi dengan Kartika kok," ucapnya seraya bersimpuh di hadapanku yang sedang duduk di atas ranjang kamar kami."Ya sudah jangan di bahas lagi," jawabku ketus."Tapi kamu mau maafin mas kan ?" Tanya kembali."Heemm," jawabku yang hanya bergumam karena aku tak mau menimpali pertanyaan pertanyaannya lagi.Capek ku rasa jika terus terusan memikirkan hal yang membuat dada ini terasa sakit dan sesak.* * * *Keesokan harinya tanpa ku duga Kartika datang ke rumah ku.Tok.. tok.. tok..Pintu di ketuk dengan sangat kencang.Bi Minah segera ke depan untuk membukakan pintu dan kemudian ia kembali lagi dan menemuiku."Maaf nyonya, ada adik nyonya di depan," ucap bi Minah dengan menundukan kepalanya.Tanpa menjawab apapun aku langsung saja berjalan ke depan untuk menemui Kartika."Ada apa lagi kamu kesini ?" Tanyaku dengan nada yang tinggi."Ya mau ketemu sama mas Roni lah," kali ini ia terlihat sangat berani menjawab ucapan da

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 11

    # Bab 11Tak menunggu waktu lama ku lihat mas Roni langung berjalan cepat sedikit berlari ke arahku."Ran," teriaknya dengan semangat sambil terus menghampiriku dengan langkah yang cepat.Namun anehnya setelah mas Roni masuk gerbang aku tak melihat mobil pick up masuk mengikuti mas Roni.Aku melihat ke sekeliling melihat mobil pick up yang mengangkut sofa ku namun tak ada ku lihat sama sekali.Setelah ia menghampiriku, sebelum ia berkata apapun aku langsung saja bertanya kepadanya."Mas sofaku mana ?" Tanyaku dengan pikiran yang sudah mulai negatif.Dia lalu mendekatiku dan berdiri di hadapanku."Emm.. anu i.. itu.." ucapnya dengan gugup."Anu itu apa ? Yang jelas dong ngomongnya ?" Ucapku yang tiba tiba ingin marah kepadanya.Sejak aku telat haid dan di nyatakan hamil aku menjadi lebih sensitif, mudah marah dan juga mudah menangis.Mendengar bicaraku yang langsung mendampratnya mas Roni tampak kaget karena mungkin di dalam pikirannya Karina yang dulu pendiam dan penyabar telah sirna

DMCA.com Protection Status