Dalam setelan jas edisi terbatas, penampilan dan aura Felipe yang elegan membuatnya tampak seperti baru saja keluar dari buku komik.Dia tampak persis seperti tipe karakter yang dingin dan tidak berperasaan.Bukankah dia pria yang sama yang Yui dan ibunya sebut 'gelandangan' kemarin?Baik Yui maupun ibunya tercengang. Saat melangkah maju, Felipe melirik kedua wanita di depannya dan membuka bibirnya untuk memberi perintah, “Lempar keluar semua yang ada di rumah. Jangan biarkan orang yang tidak berkepentingan menghalangi.”"Dimengerti, Mr. Whitman."Melaksanakan apa yang diperintahkan, semua bawahannya dengan cepat memasuki rumah untuk membuang semua barang.Sementara itu, Felipe berjalan masuk tanpa peduli."Hei! Bagaimana bisa kau memanggil orang untuk membuang barang-barangku? Kau pikir kamu siapa…"Ibu Yui berbicara, dan Felipe perlahan menoleh ke arah wanita itu.Profil sampingnya yang tampan tampak lembut, tapi kedua sudut matanya tajam dan dingin. “Ini rumah istriku. Aku hanya me
"Dia membuang semua kerja kerasnya demi seorang wanita?"Bawahan-bawahan Felipe di bawah Dice dengan cepat memesan penerbangan.Pagi di awal musim panas diguyur hujan, dan Felipe pergi untuk memeriksa makam Cathy karena takut akan terkena hujan. Hanya setelah memastikan bahwa makam itu akan baik-baik saja, Felipe pulang. Setibanya di rumah, dia menemukan beberapa mobil berhenti di depan pagar villa kecilnya. Ketika dia memasuki rumah, dia melihat Dice dan bawahannya menunggunya dengan tidak sabar."Apa Anda benar-benar akan membubarkan perusahaan, Master Whitman?" Dice bertanya.Ekspresi Felipe acuh tak acuh. “Aku tidak suka mengulang-ulang kata-kataku.”"Tapi Master Whitman, apakah benar-benar layak membubarkan perusahaan sebesar itu demi seorang wanita?"Lapisan es menutupi fitur-fitur hangat Felipe. “Wanita yang kau bicarakan ini adalah istriku.”“…” Melihat Felipe marah, Dice tidak berani membalas dan malah membujuknya. “Tapi Madam sudah meninggal, Master Whitman. Saya yakin dia t
Tahu kalau tidak ada dari mereka yang datang dengan niat baik, firasat buruk Felipe dikonfirmasi ketika dia melihat apa yang dimaksud Dice.Melihat Felipe linglung, Dice segera mengambil kesempatan itu dan mendorong pistol Felipe lalu berdiri.“Hmph. Bagaimana dengan ini, Master Whitman? Karena Anda sangat mencintai istri Anda, maka kami akan menggunakan ini untuk dibarter dengan perusahaan Anda. Itu sepadan, bukan?""Kembalikan istriku!" Felipe meluapkan amarahnya.Dice kemudian menyerahkan dokumen kepada Felipe sambil tersenyum culas. “Ini adalah dokumen untuk pengalihan kepemilikan perusahaan. Tanda tangani di bawah dan saya akan mengembalikan guci bodoh Anda.”'Guci bodoh.'Kata-kata itu menyulut api amarah di dalam dirinya.Mengepalkan tinjunya erat-erat, dia meraung dan bongkahan es pun seolah-olah meledak keluar dari tubuhnya, mengejutkan semua orang di ruangan itu.Dia mengangkat kepalan tangannya lalu meninju wajah Dice. Cukup kuat untuk merontokkan salah satu gigi Dice. Sesaa
Tentu, satu juta dolar memang memikat, tapi apa gunanya uang jika mereka tidak lagi punya nyawa untuk menikmatinya?Dengan pemikiran itu, semua orang lari tunggang-langgang.Felipe ditinggalkan berlutut dengan satu lutut sambil kesakitan saat dia menatap dengan putus asa sisa-sisa abu Cathy.Sekujur tubuhnya tiba-tiba terasa lemas. Baru setelah melihat ke bawah, dia menyadari kalau betisnya telah tertembak dan darah mengalir dari lukanya.Dia ingin berdiri, namun kelopak matanya menjadi berat dan dia pun jatuh di tengah hujan dengan bunyi gedebuk keras.Dia mengangkat tangannya yang berlumuran darah dan memeluk guci yang sudah pecah itu."Cathy..." Dia memanggil pelan. Tepat saat dia hampir kehilangan kesadaran, satu sosok samar berpayung menembus hujan dan mendekatinya hingga ke depan matanya.Sepasang bibir tipisnya terbuka saat dia menatap sosok yang mendekat itu. “Cathy…”Hujan turun sepanjang malam.Hari cerah dan matahari bersinar terang ketika Felipe bangun dengan murung. Luka-l
Jeremy mendesak dan ekspresinya menjadi gelap.Resepsionis itu tergagap, "Pria itu berkata, setiap mawar untuk Mrs. Whitman mewakili—"“Perasaannya.” Suara seorang lelaki terdengar dari jauh. “Apakah kualifikasi perekrutan karyawan mu terlalu rendah, Jeremy? Bagaimana bisa kau mempunyai resepsionis yang gagap?”Jeremy sudah kesal mengetahui seorang laki-laki memberi Madeline mawar.Namun sekarang saat dia mendengar suara arogan itu, api kemarahan di dalam dirinya malah padam.Madeline berbalik dan melihat Fabian berjalan santai ke arah mereka dengan kedua tangan di sakunya. Rambut peraknya mencolok dan menarik perhatian."Apa kau mencoba memprovokasi ku dengan mengirimkan ini ke istriku, Fabian?" Jeremy bertanya menggoda.“Jangan terlalu cepat cemburu, Presiden Whitman. Mawar tidak selalu harus berarti seperti itu,” jawab Fabian penuh arti.Madeline melirik buket itu dan menghitung ada 30 bunga mawar.Dia tersenyum tipis. “Tiga puluh mawar. Tuan Muda Fabian, apakah ini untuk mengenang
Melihat Jeremy hampir meledak, Madeline menerima permintaan maaf itu dan menyuruh si pengantar barang pergi."Aku baik-baik saja. Jangan khawatir, santai saja."Madeline menghibur Jeremy.Namun, Jeremy tetap menatap Madeline dengan tatapan serius di kedua sudut matanya.“Tentu saja aku khawatir. Aku tidak sanggup melihatmu terluka, bahkan satu goresan pun.”Fabian menjadi obat nyamuk di samping mereka.Dia hendak menanyakan kabar Lilian ketika seorang wanita berjalan mendekat.Wanita itu berambut pendek berwarna abu-abu dan mengenakan pakaian yang ketat membungkus tubuhnya yang menggoda siapa pun yang melihat. Berjalan mendekat, dia tersenyum ramah dan memperkenalkan dirinya.“Halo, aku Lana Johnson, kakak Fabian.”Ternyata Fabian juga mempunyai kakak perempuan.Baik Jeremy maupun Madeline tak ingin terlalu dekat dengan Keluarga Johnson, jadi Jeremy merangkul Madeline lalu berbalik.“Pria-pria dari Keluarga Whitman lebih memikat dibanding laki-laki di luar sana.”Lana menekuk bibir mer
Jeremy tidak asing lagi dengan pemujaan terhadap dirinya, tapi inilah pertama kalinya dia bertemu dengan seseorang yang begitu terus terang mempertontonkan hasratnya seperti Lana.Belum lagi tindakan wanita itu yang berjinjit dan menciumnya jelas dilakukan agar dilihat oleh Madeline.Namun, Jeremy tak membiarkan Lana menyentuhnya. Mendorong wanita itu menjauh, dia berkata dingin, “Jangan ganggu aku.”Dia memberi peringatan sebelum berbalik lalu berjalan mendekati Madeline.Madeline sepertinya telah bertemu dengan seorang kenalan, jadi dia tak melihat Lana mencoba mencium dirinya.Jeremy menghela napas lega.Dia tak ingin Madeline salah paham.Percakapan Madeline berakhir, dia berbalik dan melihat Jeremy mendekatinya, membawakan tasnya sambil tersenyum hangat. “Aku tiba-tiba ingin makan makanan Spanyol, Linnie. Ayo makan di tempat lain.”Madeline merasa perubahan keputusan Jeremy yang tiba-tiba itu aneh.Melirik diam-diam ke arah Lana yang tidak terlalu jauh dari mereka, dia mengulurkan
Dia mengangkat telepon dan mendengar suara sok Lana. “Apa kau menerima bunga wijaya kusuma dariku, Mr. Whitman? Aku yakin kau mengerti mengapa aku mengirim bunga itu.”“Untuk terakhir kalinya, Lana Johnson, jangan ganggu aku lagi. Aku tidak tertarik, juga tidak akan tertarik nanti, pada perempuan sepertimu.”Lana hanya mencibir saat intonasinya menunjukkan kalau dia kepincut. “Kau tak akan pernah tahu apakah dirimu tertarik sampai kau mencobanya. Kudengar istrimu sedang hamil empat bulan, Mr. Whitman.”Tindakan dan perkataan perempuan ini terlalu keterlaluan. Membuatnya muak.Tak mau membuang-buang ludahnya buat perempuan ini, dia menutup telepon dan memblokir nomor Lana sebelum dia pergi mempersiapkan peluncuran parfum Madeline akhir minggu ini.Namun, dia sama sekali tak menyangka Lana kembali muncul.Berpakaian menggoda, bau unik menguar dari tubuh Lana―bau yang Madeline bisa cium saat dia mendekati Lana.Baunya sendiri enak, namun Madeline merasa kalau bau itu mengacaukan pikiranny