“Minggir!” Nada bicara Madeline dingin dan tajam. Felicity tertegun selama dua detik saat merasakan aura Madeline, dan saat dia kembali ke dunia nyata, dia dengan cepat maju untuk menahan Madeline. “Tetap di sana, Eveline…” Madeline menangkap tangan Felicity, menyela perempuan itu. Dia memelototi perempuan itu dengan dingin. “Aku peringatkan dirimu, jangan menghalangi jalanku.” “...” Tertegun oleh aura Madeline dan dengan wanita itu melemparkan tangannya, Felicity terhuyung sebelum jatuh ke lantai. Madeline tidak menghiraukan Felicity dan berlari ke pintu. Sambil membuka gerbang, dia menemukan mobil hitam edisi terbatas yang diparkir tepat di depan rumah. Felipe turun dari mobil, ekspresinya lembut dan penuh perhatian. Namun, sorot matanya tidak lagi mempunyai kelembutan seperti dulu. “Kau tidak perlu pergi ke lokasi kecelakaan. Sudah terlambat." Dia berjalan mendekati Madeline. “Jeremy sudah mati.” Hati Madeline terasa seperti tercabik-cabik, dan matanya memerah saat dia men
Syok, Madeline pikir dirinya sedang berhalusinasi. Dia dengan cepat menyeka air matanya dan melihat ke pintu masuk hotel lagi dengan mata melotot, tapi tidak ada wajah yang dia kenal di kerumunan di depannya. Penglihatan itu terasa nyata, jadi Madeline segera menyebrangi zebra cross dan berlari menuju tempat Jeremy muncul beberapa saat yang lalu. Melihat sekeliling, dia tidak menemukan siapapun. Dihantam oleh angin dingin di sekitarnya, Madeline merasakan hatinya kembali dingin. Di antara kerumunan yang riuh, dia merasa sendirian. ‘Satu-satunya yang kuinginkan selama tahun-tahun mengalami penderitaan dan kesakitan adalah agar kita saling mencintai dengan sederhana, Jeremy. Satu permintaan kecil, tapi kenapa tidak bisa terpenuhi?’ ‘Apakah kita benar-benar tidak ditakdirkan untuk bersatu?’Madeline kembali ke Glendale dengan linglung, pulang ke villa mereka. Madeline sesaat berdiri di sana dengan hampa sebelum akhirnya masuk. Wajah Karen menjadi gelap saat dia menatap Madeline. D
‘Aku masih mencintaimu bahkan setelah aku berhasil membalas dendam.’Madeline tak tahu kapan dia tertidur, tapi langit sudah gelap saat dia bangun. Dia meninggalkan villa dan menuju ke Montgomery Manor. Eloise dan Sean sangat gembira melihat dia pulang. Namun, mereka tak bisa menahan diri mereka untuk tidak merasa khawatir saat melihat ekspresi sedih Madeline. “Apa kau masih terluka karena apa yang terjadi dengan Lilian, Eveline?” Madeline merasakan jantungnya menegang. “Jeremy meninggal.” “A-apa? Jeremy meninggal?" Eloise dan Sean tak bisa mempercayai telinga mereka. “Dia terbang ke Glendale beberapa hari yang lalu, tapi pesawatnya jatuh.” “Pesawatnya jatuh? Bagaimana bisa? Tidak ada berita seperti itu.” Eloise dan Sean bingung. Madeline berhenti. “Tidak ada?” “Tidak sama sekali. Kami juga tidak mendengar tentang kecelakaan yang berkaitan dengan maskapai penerbangan mana pun." Sean membenarkan. “Apa kau yakin kau tidak salah, Eveline?” Madeline merasa jantungnya mencelos saa
Tenggorokan Madeline tercekat saat dia menatap sosok kurus dan letih itu. “Jeremy?” Madeline memandangi fitur-fitur sosok itu dalam keterkejutan, perasaan berat di dadanya menghilang. Kedua mata Jeremy juga memancarkan keterkejutan saat pria itu balas menatapnya. “Kau sungguh baik-baik saja, Jeremy!” Madeline berlari ke arah pria itu, kedua tangannya terulur lalu menggenggam tangan pria itu sebelum dia menyadarinya. Merasakan hangatnya tangan Jeremy, Madeline merasa tenang. Pada saat ini, Madeline tahu bahwa tak akan ada yang lebih penting selain Jeremy masih hidup dan sehat. Jeremy menatap Madeline yang sedang menggenggam tangannya dengan penuh semangat. Cantik dengan penampakan yang sedang tersenyum, kedua mata wanita itu digenangi air mata. “Kau sangat mirip dengan orang yang kusuka, Miss," ucap Jeremy, suara baritonnya sangat menarik dan memikat seperti yang dia ingat. Madeline mengira Jeremy sedang bercanda dengannya ketika pria itu perlahan melepaskan tangannya dari gengg
Felicity tak punya waktu untuk menanggapi ketika suara magnetis Jeremy melayang dari dalam. “Siapa di luar?” Ekspresi Felicity segera berubah menjadi lelah dan frustasi. “Kenapa kau ke sini lagi, Miss Montgomery? Sebelumnya aku telah memberitahumu beberapa kali kalau aku adalah orang yang dicintai Jeremy. Karena kita terlihat mirip maka Jeremy menyukaimu sebagai penggantiku. Jeremy dan aku kembali bersama sekarang, jadi maukah kau berhenti mengganggu kami?” Madeline yakin Felicity saat ini sedang bersandiwara. Dia ingin merobek topeng wanita itu ketika Jeremy tiba-tiba muncul di garis penglihatannya. Jeremy menatap tenang Madeline dengan sepasang mata bunga persiknya yang dalam dan menganalisa sebelum mengalihkan pandangannya ke Felicity sambil berbicara dengan nada hangat, “Cepat kemasi barang-barangmu. Penerbangan kita kembali ke Glendale akan lepas landas dalam tiga jam.” “Oke." Felicity mengangguk, warna memprovokasi di senyumnya semakin dalam. Madeline tak bisa mempercayai ma
Sepasang mata Madeline bersinar dengan harapan mendengar jawaban Jeremy. “Kau ingat aku, Jeremy? Lalu kenapa kau—” “Felicity bilang padaku kalau kau adalah salah satu penggemar ku yang gila yang melakukan operasi plastik agar terlihat seperti Felicity hanya untuk menarik perhatianku.” Madeline awalnya mengira Jeremy hanya mengucapkan kata-kata seperti itu sebelumnya untuk mendekatkan diri dengan Felicity agar pria itu bisa menyelidiki kebenaran identitas Felicity. Dia berpikir kalau pria itu hanya berpura-pura tidak mengenalnya, tapi jawaban Jeremy membuktikan kalau dia salah. Madeline tak punya pilihan lain selain menerima kenyataan saat dia menatap sepasang mata Jeremy yang dingin. Jeremy di depannya ini tidak lagi mengenalinya. “Kuharap kau lebih rasional, Miss. Perasaan bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan. Meskipun kau sudah melakukan operasi plastik agar terlihat seperti Felicity, itu tidak mengubah fakta kalau kau bukanlah orang yang aku cintai," tambah Jeremy.Melepaskan t
Dia telah berharap berkali-kali selama beberapa tahun terakhir agar dia bisa memeluk pria ini sedemikian rupa dan merasakan kehangatan pelukan tulus dari pria ini. Dia tak pernah menyangka momen ini akan datang selarut ini. Ini adalah yang pertama dan mungkin juga yang terakhir bagi mereka. “Jeremy,” panggilnya dengan sikap yang sangat tenang. Jeremy mengalihkan mata bunga persiknya yang dalam untuk mempertemukannya dengan kedua mata Madeline, celah panjang yang memikat menatap penampakan tanpa cacat wanita itu yang hanya berjarak beberapa inci darinya. Sepasang mata wanita itu yang berkilauan memesonanya. “Tidak apa-apa, sebentar lagi akan baik-baik saja. Ini hanya turbulensi." Dia menghibur dengan lembut. Kemudian, dia menemukan perilakunya sendiri menjadi aneh. Lagi pula, dalam situasi seperti ini, bukankah prioritasnya adalah melindungi Felicity? Mengapa dia merasa begitu sulit untuk melepaskan gadis dalam pelukannya dan membiarkan wanita ini menghadapi bahaya sendirian? Di
Bagaimana mungkin? Bagaimana Jeremy bisa memeluk Madeline? Apakah pria itu sudah membebaskan dirinya dari pengaruh hipnosis? Itu tidak mungkin! Panik, Meredith berteriak dengan cemas, “Kenapa kau di sini, Jeremy? Kenapa kau memeluk perempuan ini? Apa kau salah mengira dia sebagai diriku lagi?” Jeremy tersentak kembali ke dunia nyata dan melihat ke arah Madeline. Dua detik kemudian, dia melepaskan wanita itu. Meredith langsung berlari dan menarik Jeremy saat dia memelototi Madeline dengan aroma permusuhan. "Tolong perhatikan tingkah lakumu, Miss Montgomery. Berhentilah mencoba merayu tunanganku. Kau tetap saja palsu bahkan jika kau menjalani operasi plastik agar terlihat seperti aku. Jeremy tak akan tertipu olehmu!” Mendapatkan keseimbangannya lagi, Madeline memberinya senyuman elegan. “Kau menuduhku melakukan operasi plastik? Bahwa aku mengubah rupaku untuk meniru rupamu agar aku bisa merayu Jeremy?” “Apa kau akhirnya mengakuinya sekarang, Miss Montgomery?” Meredith membalas. M
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka