Ini tahun keenam.Enam tahun berlalu dalam sekejap mata.Madeline menekankan jarinya di ID kunci sidik jari dan membuka pintu apartemen. Pada saat ini, pikirannya melayang. Dia ingat bagaimana dia dipenjara secara tidak sah dan bagaimana dia disiksa selama bertahun-tahun di sana.Dia tak bisa melupakan bagaimana dia dipaksa untuk melahirkan oleh beberapa napi wanita pada malam yang penuh badai itu. Bagaimana dia bisa lupa kalau besok adalah hari ulang tahun anaknya?Namun, tahun ini akan berbeda karena dia tak akan menangis di kuburan yang kosong.Dia tahu bahwa anaknya tidak meninggal“Mommy, besok adalah hari ulang tahunku,” kata Jackson. Suaranya yang sejelas lonceng membawa Madeline kembali ke dunia nyata. Dia sedikit terkejut dan tak bisa menahan rasa sakit di hatinya.Jackson adalah anak Meredith dan Jeremy. Ironisnya, anaknya lahir di hari yang sama dengan Jackson.“Mommy, kau akan merayakan ulang tahunku bersamaku besok, ‘kan?” Si kecil menarik sudut mantelnya.Madeline menun
“Daddy,”panggil Jackson padanya.Jeremy menoleh, terkejut. Bocah tampan itu berjalan ke arahnya sambil tersenyum, kedua matanya yang jernih makin terlihat seperti mata Madeline.Sebenarnya, selama tiga tahun Madeline 'meninggal', dia jarang mendengar Jackson memanggilnya 'Daddy'. Bahkan jika anak itu memanggilnya, suaranya akan terdengar tidak bernyawa dan asal-asalan, tidak seperti sekarang.“Daddy, kamu di sini juga? Apa kau mau merayakan ulang tahunku dengan Mommy?”Ulang tahun.Jeremy tiba-tiba teringat bahwa besok adalah hari ulang tahun Jackson.Jackson berusia enam tahun, tapi dari apa yang dia ingat, sepertinya dia belum pernah merayakan ulang tahun putranya bersama anak itu sebelumnya“Jack, ayahmu harus pergi sekarang. Lain kali saja kau katakan padanya apa yang ingin kamu katakan,” ucap Madeline pada Jackson sambil tersenyum saat dia berjalan mendekat. Dia sengaja mengatakan itu pada Jeremy agar pria itu mau pergi.Dia berbalik dan menatap pria itu, matanya menjadi beberapa
Banyak orang mulai berkumpul melihat kecelakaan itu.Saat mobil itu melaju kencang, Madeline mengira dirinya tak bisa menghindar. Namun, dalam sekejap, ada sebuah kekuatan kuat yang memeluknya. Saat itu juga, dia merasakan rasa aman yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.Saat dia masih dalam keadaan panik, seseorang memegang pundaknya dengan erat.“Eveline, kamu baik-baik saja? Apa kau terluka?”Ketika dia mendengar suara familier penuh perhatian itu, Madeline akhirnya menyadari bahwa orang yang telah menariknya ke tempat aman adalah Eloise.Wajah anggun dan elegan Eloise dipenuhi dengan kekhawatiran. Matanya yang penuh perhatian sedang mengamati tubuh Madeline dari atas ke bawah untuk melihat apakah ada luka.Madeline terjebak dalam keadaan linglung selama beberapa detik sebelum dia berkata, "Aku baik-baik saja. Terima kasih, Mrs. Montgomery.”Ketika Eloise mendengar bagaimana Madeline memanggilnya, matanya menjadi merah. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa.Dia tahu dirinya sudah
Dia seharusnya sudah lama berhenti memperdulikan mereka. Namun, dia bisa merasakan air mata mengalir dari kedua matanya ketika melihat Eloise berjalan dengan susah payah.Setelah Jeremy meninggalkan apartemen Madeline, dia mengunci diri di kamarnya di Whitman Manor.Selama itu pula, Yvonne dan Karen berulang kali datang dan mengetuk pintu kamarnya. Namun, dia selalu mengabaikan mereka.Dia duduk di sana dari pagi-pagi buta hingga senja, terus-menerus menonton video pernikahannya dengan Madeline.Kakeknya benar. Dia sudah lama jatuh cinta pada Madeline. Bukti tak terbantahkan kalau dia memutuskan memilih gadis itu sebagai pasangan hidupnya adalah ketika dia menikahi Madeline menggunakan nama Old Master.Namun, Meredith telah membodohinya selama enam tahun penuh karena janji yang dia buat ketika dia masih remaja.Pada akhirnya, Meredith hanyalah seorang penipu.Gadis yang dia cintai adalah gadis yang dia beri janji dulu.Jeremy bersandar di kursi dalam diam. Tiba-tiba, dia tertawa terbah
Setelah Jeremy mengatakan itu, udara di sekitar mereka pun membeku.Kemarahan di mata Madeline terguncang. “Jeremy, apa kau bilang?”Pria itu melihat tatapan Madeline yang mendesak dan hatinya terasa sakit.“Jeremy, ulangi apa yang barusan kamu katakan! Kau sudah tahu bahwa anak kita belum meninggal? Kamu tahu dimana dia?” Madeline tak bisa lagi mengendalikan emosinya. Dia mencengkram pundak pria itu dan bertanya, "Katakan padaku! Bilang sekarang! Di mana anak itu?”Jeremy merasa hancur, dan dia menyalahkan dirinya sendiri saat melihat air mata menggenang di mata Madeline yang memerah. "Tenang, Maddie...”“Tenang? Kau pikir aku bisa tenang sekarang?" Madeline mendengus dan bertanya. Tatapannya setajam es. “Jeremy, kau tak peduli dengan anak itu tapi aku peduli! Tahukah kau betapa menyakitkan rasanya terpisah dari anakmu? Kau tidak akan tahu karena kau tak berperasaan! Cuma penyihir Meredith itu yang ada di hatimu yang berdarah dingin dan tanpa emosi!”“Daddy, Mommy.”Saat Madeline hend
Eloise dan Sean awalnya khawatir Madeline tidak akan muncul. Ketika mereka melihat Madeline memasuki ruang tamu bersama Jackson, mata mereka berbinar-binar karena gembira.“Eveline! Eveline, kau benar-benar ada di sini!” Eloise menghampiri Madeline dalam kegembiraan.Madeline tanpa sadar melihat perban di kaki Eloise. Ketika melihat Eloise masih pincang, dia berkata dengan datar, "Mrs. Montgomery, sebaiknya kau duduk dan beristirahat kalau-kalau lukamu terbuka. Aku tak ingin berhutang apapun padamu.”Ketika Eloise mendengar itu, dia menatap Madeline dengan sedih. “Semua ibu pasti ingin anaknya aman dan sehat. Aku akan senang selama kau baik-baik saja. Kau tidak berhutang apapun kepada kami. Kami-lah yang telah berbuat salah padamu.”Sean mengangguk. Dia menatap Madeline dengan cinta dan rasa sakit yang sama di matanya. "Eveline, kami telah salah memperlakukanmu dengan begitu buruk. Jika kau tak ingin mengakui kami, kami tidak akan memaksamu. Ibumu dan aku bahagia selama kami bisa melih
Setelah mendengar apa yang Jackson katakan, Jeremy mengerutkan kedua alisnya dalam-dalam.Matanya dipenuhi dengan kesedihan untuk Jackson, tapi di saat yang sama, ada lebih banyak amarah yang berasal dari keterkejutan dan kengerian.Dia tidak tahu kalau Meredith memperlakukan Jackson seperti itu ketika dirinya tidak ada.Pantas saja Jackson menjadi begitu tertekan dan aneh. Itu semua karena Meredith.Dia mengepalkan tinjunya, pembuluh-pembuluh darah di punggung tangannya bertonjolan.“Apa? Meredith itu kejam sekali!" Eloise dan Sean mendidih. Mereka sangat marah dan patah hati pada saat yang bersamaan. “Dia bukan manusia!”Dalam hati Madeline merasa kasihan pada Jackson. Dadanya juga dipenuhi amarah.Dia mengepalkan tinjunya dan menatap pria yang terdiam itu dengan tatapan hina di matanya.“Mr. Whitman, cinta sejatimu itu benar-benar luar biasa. Tapi, apakah menurutmu hanya itu yang perempuan itu lakukan pada Jackson?”Nada bicaranya sinis saat dirinya memberi tahu mereka apa yang terj
“Sungguh.” Jeremy mengangguk. “Percayalah padaku.”Suaranya dalam namun lembut. Madeline menatapnya tanpa bisa berbuat apa-apa mendengar itu. Setelah beberapa saat, dia kembali tersadar dan menyingkirkan tangan Jeremy dengan kesal.“Ingat apa yang kau katakan. Jangan membuatku semakin membencimu." Madeline berbalik dan pergi setelah mengatakan itu.Jeremy memandang Madeline yang melangkah pergi. Tiba-tiba, dia merasakan sakit yang menyiksa di hatinya. Pikirannya dikuasai oleh cinta Madeline padanya dan kekaguman Madeline padanya di sepasang mata gadis itu. Namun, semua itu sudah menjadi masa lalu. Semua itu sekarang telah menjadi kenangan yang memudar…Malam itu, Madeline tak bisa tidur.Dia tak sabar bertemu dengan anaknya yang dipaksakan kelahirannya dan dicuri darinya.Dia membayangkan wajah anak itu. Akan terlihat seperti apa dia?Putrinya pasti sangat menggemaskan.Terlepas dari kebenciannya terhadap Jeremy, dia tak bisa menyangkal bahwa pria itu memiliki ketampanan yang luar bias
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka