Setelah Jeremy selesai mengatakan itu, kerumunan itu menghela nafas sambil tercengang.Saat itu di konferensi pers Montgomery Enterprise, mereka akhirnya tahu bahwa Madeline adalah Miss Montgomery yang sebenarnya. Awalnya mereka juga terkejut, tetapi mereka lebih terkejut dengan apa yang dikatakan Jeremy barusan.Siapa yang tak tahu kalau tuan muda dari keluarga terkaya di Glendale itu mencintai Meredith Crawford? Kenapa sekarang tiba-tiba menjadi Madeline Crawford?Madeline seharusnya menjadi wanita yang paling dibenci pria ini.“Mr. Whitman, maksud Anda, Anda selama ini mencintai mantan istri Anda, Madeline Crawford, dan bukan Meredith Crawford?” seorang awak media memecah keheningan dan bertanya.“Setengahnya benar,” jawab Jeremy. Dia menatap Madeline dengan kelembutan di matanya. “Saya tidak punya mantan istri karena selama ini, saya hanya punya satu istri.”Para awak media bingung mau bilang apa. “Tapi Mr. Whitman, tiga tahun yang lalu Anda telah menceraikan Madeline Crawford…”“M
“Kata-katamu sangat menyentuh, Mr. Whitman. Namun, sayang sekali aku bukan Madeline Crawford." Dia menyangkalnya. Kemudian, dia terkekeh sinis. “Walaupun misalnya aku adalah Madeline, aku tidak akan memaafkanmu atau memberimu kesempatan lagi.”Harapan di mata Jeremy hancur. Hatinya juga terjun bebas.Sebenarnya, dirinya tidak kaget mendapat jawaban ini. Namun, ketika dia mendengar Madeline menyangkalnya, kata-kata itu terasa seperti sebilah pisau mengiris hatinya.Felipe bergegas ke tempat kejadian segera setelah dia melihat siaran langsung di internet.Dia mendorong kerumunan menjauh dan berjalan ke samping Madeline, wajahnya yang lembut dan halus dipenuhi amarah.Dia meraih tangan Madeline di depan semua orang. Tatapannya angkuh dan posesif saat dia memandang Jeremy.“Jeremy, jangan memaksakan permintaan maaf dan cintamu yang munafik itu pada Vera. Dia bukan Madeline Crawford mantan istrimu yang dulu kau terlantarkan dan rusak reputasinya. Dia tunanganku, Vera Quinn.”Felipe terdenga
Jeremy langsung menyalakan mobil.Setelah Madeline mendengar kata-kata pria itu, seulas senyum penuh harap muncul di wajah dinginnya.Lewat kaca spion, Jeremy bisa melihat Madeline yang sedang menggenggam tangannya dengan erat. Ada emosi tak berujung di sepasang matanya bersama dengan sedikit kegugupan.Jeremy mengerutkan kedua sudut bibirnya saat melihat ekspresi kebahagiaan yang murni di wajah Madeline.Akhirnya dia melihat seulas senyum di wajah Madeline.Namun, setelah melaju di jalanan yang ramai, perjalanan mereka berakhir di tempat yang sangat dikenal Madeline.Dia bingung saat mengenali pemandangan diluar jendela.‘Selama ini anakku tinggal di Bukit April?’‘Lalu siapa yang merawat dia?’Mobil itu perlahan berhenti saat dia memikirkan pertanyaan-pertanyaan itu.Madeline langsung keluar tanpa menunggu Jeremy membukakan pintu untuknya.Segala sesuatu di depannya tidak asing baginya. Mereka berada di pantai Bukit April.Saat itu sedang puncaknya musim dingin dan angin laut terasa
Jeremy memutuskan untuk mengiyakan dan tersenyum. “Yeah. Istriku dan aku ingin menghidupkan kembali semua kenangan kami.” Madeline menatap Jeremy dengan pandangan tidak senang yang tidak dihiraukan pria itu saat Jeremy membantu si wanita tua mengambil ubi jalar yang berjatuhan dan membawakan keranjangnya. “Kau tinggal di dekat sini, bukan? Aku bisa membantumu membawakan ini pulang.” “Terima kasih.” Wanita tua itu menerima bantuan mereka dan mulai menunjukkan jalan ke rumahnya. Jeremy dengan lihai menggandeng tangan Madeline sebelum mengikuti wanita tua itu. Usaha Madeline untuk melepaskan diri sia-sia belaka. “Kalian berdua benar-benar pasangan yang saling mengasihi, datang ke pantai meskipun cuaca sangat dingin.” Wanita tua itu menoleh ke belakang dengan senyuman yang semakin lebar saat matanya tertuju pada tangan Madeline dan tangan Jeremy yang saling bertautan. “Kau benar-benar wanita yang beruntung memiliki suami yang begitu menyayangimu. Aku ingat bagaimana dia jauh-jauh ber
Mendengar itu, Madeline terkekeh mencemooh. Meski begitu, matanya menjadi basah saat angin laut bertiup biarpun dia sedang tertawa. “Kau dengar apa yang kau katakan, Jeremy?” Dia mengejek, matanya berkaca-kaca. “Kau bilang padaku kalau kamu mencintaiku begitu kita bertemu lagi, tapi kau telah mengambil sebagian dari dagingku?” Ekspresi gelap Madeline mencapai puncaknya pada saat penyebutan kata 'cinta'. “Inikah artinya mencintai seseorang, Jeremy? Mencintai berarti mengharapkan yang terbaik untuk orang yang dicintai! Bukan mematahkan, menghancurkan, dan menyiksa mereka!” Madeline mengeluarkan amarahnya saat air matanya mulai menetes dari kedua sudut matanya bersama dengan embusan angin laut. Tetesannya jatuh di punggung tangan Jeremy, hangatnya air mata membakar dagingnya.“Kau tak perlu membohongi dirimu sendiri, Jeremy, dan aku tak ingin kau berbohong padaku. Orang yang kau cintai selama ini adalah Meredith, aku bisa melihatnya dari caramu melindungi perempuan itu meskipun dia
Madeline membuka kedua bibirnya, hanya untuk menggigit bibir Jeremy dengan kasar. Alis pria itu sedikit mengerut saat dia mengedipkan matanya yang memikat hingga terbuka. Kesenangan berenang di kedua matanya saat dia menganggap penolakan keras Madeline sebagai tanda kalau gadis itu menikmati ciumannya. Cengkeramannya mengendur dan sebuah tamparan langsung mendarat di wajahnya. Madeline memelototi pria itu, tinjunya terkepal saat melihat darah di bibir Jeremy. “Jangan cium aku dengan mulut yang sama yang kau pakai buat mencium perempuan lain! Menjijikkan!” Madeline mengamuk, berbalik sambil mengomel.Jeremy mengangkat jarinya yang ramping dan menghapus bintik merah dari sudut bibirnya. “Kau satu-satunya gadis yang pernah aku cium.” Langkah Madeline melambat. Jeremy berbalik dan menatap punggung Madeline. “Aku tahu kau tak akan percaya padaku, tapi itu yang sebenarnya. Aku belum pernah mencium perempuan lain.” Madeline perlahan menaikkan tatapan ganasnya. “Yeah, kau belum pernah
Putra? Madeline tercengang. ‘Meredith berbohong padaku. Aku melahirkan seorang anak laki-laki, bukan anak perempuan!’ Madeline merasakan jantungnya berhenti berdetak. Keraguan mewarnai tatapannya saat dia menatap pria berwajah bahagia itu. Membaca kata-kata yang tak terucap di sepasang mata Madeline, Jeremy menatap gadis itu sebelum memberinya anggukan mantap. Madeline merasakan semua keraguan di dalam hatinya lenyap melihat pengakuan diam-diam Jeremy dan bergegas turun dari mobil. Dia berlari ke Montgomery Manor dengan langkah-langkah lebar. Jeremy memejamkan kedua matanya dalam penyesalan sambil menatap sosok Madeline yang tidak sabar. Tentu, Meredith kejam, tapi bukankah dia juga? Saat itu waktunya makan malam dan Eloise sedang berjalan menuju ruang makan dengan Sean di sisinya dan Jackson di gandengannya ketika seorang pelayan tiba-tiba berkata, "Sir, Madam, Miss Eveline pulang!” Baik Eloise maupun Sean tak bisa mempercayai telinga mereka. Berbalik pada saat yang bersama
Madeline jatuh berlutut sementara jari-jarinya yang gemetar mulai membelai alis Jackson. Jemarinya beralih dari mata ke hidung lalu berakhir ke mulut Jackson yang mungill dan menggemaskan… “Ada apa, Mommy? Kenapa kau menangis?" Jackson berkedip bingung saat dia mengulurkan tangannya dan menghapus air mata Madeline. Madeline dengan penuh kasih menangkup kedua tangan mungil dan halus Jackson dengan kedua tangannya yang lebih besar. “Jack .. Anak Mommy tersayang. Mommy akhirnya bisa bertemu denganmu!” Tak dapat menahan diri, Madeline menarik tubuh kecil Jackson ke dadanya. Memeluk Jackson erat-erat, badai suka dan duka di dalam dirinya terjalin dan keluar dalam bentuk air mata basah yang membanjiri wajahnya. Dia tahu dia seharusnya gembira, tapi hatinya serasa mau hancur. Meredith terlalu keji. Bagaimana bisa perempuan itu menemukan cara seperti itu untuk menyiksa dia dan anaknya? Madeline merasakan dadanya mengencang saat membayangkan hal-hal jahat yang telah dilakukan Meredith
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka