Setelah Madeline mengatakan itu, Eloise sudah menangis histeris duluan. Di pihak lain, Sean tak bisa lagi menahan air matanya.Mereka ingat ketika mereka pergi menemui Madeline di ruang kunjungan saat Brittany dibunuh.Wajah Madeline tampak pucat dan kuyu. Citra itu terus muncul di kepala mereka, begitu pula dengan perlakuan brutal dan kejam mereka terhadapnya.Mereka telah mengutuk dan menampar Madeline untuk membela Meredith. Sean bahkan menampar Madeline yang sudah terlanjur lemah hingga gadis itu roboh ke lantai. Sekarang hati mereka sakit saat kembali memikirkan semua itu.Mereka tak bisa menahan rasa sakit di hati mereka yang disebabkan oleh penyesalan.Eloise dan Sean tidak dapat membayangkan betapa kuatnya Madeline untuk tidak menangis dalam situasi itu.Saat ini, Madeline masih setangguh dan sekuat dulu. Dia tersenyum ringan saat mengingat masa lalunya yang memilukan.“Semua itu sudah lewat. Aku tak mau mengungkit-ungkitnya lagi.”Dia tersenyum ringan saat sebuah kilatan keke
Madeline bisa memahami ketidaksukaannya. Lagi pula, bagaimana bisa reputasi memperbaiki rasa sakit dan luka sebuah keluarga yang dihancurkan?Felipe berbalik dan menatap Madeline. Kilatan berbahaya di matanya menghilang dengan cepat dan hanya ada kelembutan yang tersisa.“Vera, mulai sekarang, semuanya akan menjadi milik kita.”Madeline tersenyum dan mengangguk. "Semua ini milikmu. Bagaimanapun, ini adalah milik Keluarga Whitman. Aku tak pernah mau mengambil alih perusahaan ini. Sekarang karena telah kembali ke dirimu, perusahaan ini akan kembali ke pemiliknya yang sah.”Felipe terkejut. “Kau tak mau ini?”“Hal yang paling kuinginkan saat ini adalah melihat Jeremy putus asa dalam keadaan tidak punya apa-apa," kata Madeline dan mengerutkan kening seolah sedang berpikir keras.“Tapi, aku tetap merasa alasan mengapa aku dapat meretas komputer Jeremy dengan begitu mudah untuk mentransfer semua saham dan informasi penting adalah karena dia sengaja membiarkan aku melakukannya.”“Maksudmu dia
Madeline terkejut dengan kemunculan Jeremy yang tiba-tiba. Namun, entah mengapa, dia menghembuskan nafas lega.Felipe kesal karena penyataan cinta dan lamarannya tiba-tiba disela. Sedikit amarah muncul di sepasang mata hitamnya yang lembut. “Jeremy, kenapa kau di sini? Kau tak lagi punya posisi disini.”Sepasang mata sipit Jeremy menatap lurus Felipe, lalu tatapannya mendarat ke wajah Madeline.Saat dia bertemu dengan tatapan dingin gadis itu, tatapannya berubah menjadi lembut.“Aku tahu kau membenciku dan ingin aku mati. Aku terima segala macam pembalasan dendam darimu, tapi aku tak akan membiarkanmu bersama laki-laki ini … apalagi menikah dengannya.”Lewat intonasinya, Jeremy tak menyisakan ruang untuk bernegosiasi, dan ada aura mendominasi di dalam sepasang matanya yang gelap.Ketika Madeline hendak mengatakan sesuatu, dia mendengar Felipe terkekeh di belakangnya.“Kau tak akan membiarkan ini?” Dia tertawa sembari menanyai, “Siapa kamu tak bisa membiarkan ini? Apa kau lupa bagaimana
“Jika ini membuat Madeline merasa lebih baik, apa pun mungkin.”“A-apa? Apa kau bilang, Jeremy?” Karen membelalakkan kedua matanya karena syok. “Kau sangat membenci perempuan itu, tapi mengapa kau… Kau sungguh-sungguh jatuh cinta pada Madeline?”Jeremy tak menjawab pertanyaan Karen, tatapannya yang melembut adalah jawaban terbaik.“Aku akan mencarikan sebuah tempat yang pantas untukmu pindah secepatnya. Jangan membuatku jengkel dengan hal-hal yang tidak penting.”Setelah selesai mengatakan itu, dia berbalik dan pergi. Namun, dia berhenti saat melihat kakeknya di depannya. Old Master Whitman memegang tongkatnya, dan meskipun wajah berkerutnya terlihat tegas, kedua matanya tetap memancarkan kebaikan.“Ikuti aku,” ucapnya ke Jeremy sebelum berbalik.Jeremy ragu-ragu selama dua detik sebelum mengikuti orang tua itu.Ruang kerja.Old Master Whitman memandang langit kelabu di luar jendela. Setelah jeda yang cukup lama, dia menghela nafas.“Apa yang akan kau lakukan sekarang?”“Jangan khawa
Jeremy mengajukan pertanyaan yang selama ini dia simpan di dalam hatinya kepada Old Master. Kakeknya memandang langit kelabu di luar sana, dan ada kilatan kesedihan di matanya. “Kisah ini di mulai 23 tahun yang lalu…”Ceritanya kembali ke lebih dari 20 tahun yang lalu. Saat Jeremy merasa bingung, dia bisa menebak bahwa ini mungkin ada hubungannya dengan kedua orangtua Felipe.Benar saja, setelah mendengarkan cerita Old Master, Jeremy punya sebuah jawaban konkret.Di saat yang sama, cerita kakeknya juga membuktikan bahwa Felipe adalah orang yang sangat berbahaya. Dia tak bisa membiarkan Madeline terlalu dekat dengan Felipe.Old Master menghentikan Jeremy ketika dia akan pergi. "Cepat atau lambat Maddie mungkin akan tahu tentang ini. Ditambah lagi, Felipe membantunya melewati saat-saat tersulit dalam hidupnya, jadi dia sangat mempercayai Felipe. Sebaliknya, Maddie membencimu dan memandangmu dengan hina, jadi dia tidak akan percaya apapun yang kau katakan.”“Aku tak berharap dia mempercay
Ketika dia sedang merenungkan hal itu, lampu di apartemen Madeline padam.Jeremy merasakan nafasnya tersengal-sengal saat pikirannya mulai kemana-mana.Dia melemparkan botol anggur kosong ke tempat sampah dan berbalik tanpa ragu-ragu.Namun, saat hendak masuk ke apartemen, dia melihat Felipe berjalan keluar.Sebagian rasa frustrasi Jeremy yang terpendam menghilang dan dia berhenti berjalan. Ketika melihat Felipe pergi dengan ekspresi muram di wajahnya, dia akhirnya masuk ke dalam gedung.Jeremy menemukan unit Madeline dengan mudah. Dia masih ingat bahwa Madeline pernah mengundangnya ke apartemennya sebelumnya ketika gadis itu kembali ke kehidupannya sebagai Vera.Pada saat itu, dia mendapati bahwa Madeline sebenarnya tidak tinggal bersama Felipe.Sekarang, Jeremy perlahan berjalan ke pintu dan berdiri di sana dengan diam.Angin dan salju beterbangan ke dalam gedung dari jendela. Rasa dingin yang menusuk tulang menembus kulitnya seperti jarum, tapi Jeremy tidak peduli.Ini tidak seberap
Suara pria itu lembut dan pasti. Namun, juga terdengar seperti memohon padanya. Kedua matanya kabur dan bingung. Meskipun dia terlihat tidak mabuk, dia juga terlihat mabuk pada saat yang bersamaan.Madeline memandang pria di depannya dengan acuh tak acuh dan berkata, "Aku tak ingin mendengarkan apa pun yang kau katakan. Aku merasa jijik melihatmu.”Kata-katanya secara blak-blakan menunjukkan penghinaannya terhadap pria itu sementara matanya yang kesal menyebabkan Jeremy berdiri di sana dengan perasaan terperanjat.Jeremy merasa seolah-olah hatinya telah jatuh ke sebuah palung tak berdasar di mana rasa dingin yang menusuk tulang menyebar dari hatinya ke sekujur tubuhnya.Dia sangat merindukan ini. Dulu, gadis ini akan menatapnya dengan begitu banyak kekaguman dan cinta di sepasang matanya yang berbinar.Sekarang, Madeline menatapnya dengan tatapan yang bahkan lebih dingin dari bagaimana seseorang akan memandang orang asing.Saat dia melihat Jeremy menatapnya dengan sebuah ekspresi lingl
Di tengah keheningan, Jeremy bisa mendengar Madeline tertawa kecil.“Jeremy, semuanya sudah sangat terlambat. Aku tak akan punya perasaan padamu apapun yang kau katakan sekarang," ucap Madeline dingin. Dia tak lagi memiliki kerinduan yang sama pada pria ini.“Karena aku tidak mencintaimu lagi.”Meskipun dia tahu bahwa gadis ini tidak mencintainya, ketika dia mendengar Madeline mengatakannya dengan lantang, Jeremy akhirnya merasakan bagaimana rasanya ada sejuta anak panah menancap di hatinya..Dia merasa seperti ada pisau-pisau tak terlihat menghujani dirinya, mengiris lepas dagingnya dari tubuhnya. Yang tersisa darinya sekarang hanyalah tulang belulangnya.Madeline tiba-tiba mengangkat tangannya dan mendorong lengan Jeremy yang tak bernyawa.Dia berbalik dan menatap sinis pria yang putus asa itu.“Jeremy, aku sudah selesai denganmu. Saat kau menyuruh seseorang untuk membongkar batu nisan kakekku, aku langsung menyesal telah jatuh cinta dengan laki-laki berdarah dingin dan tidak berpera
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka