Jeremy tak pernah mencintainya. Sedikit pun tidak.Saat dia ketahuan kalau berpura-pura sebagai gadis kecil di pantai itu, dia bukan siapa-siapa buat Jeremy. Dia bahkan bukan orang asing lagi meskipun mereka berdua punya seorang putra.“Sepertinya kau terlihat sudah tahu kalau sesuatu akan terjadi,” ucap Jeremy dingin. Tubuh tinggi pria itu mendekatinya bersama dengan aura mendominasinya yang membuatnya takut.Meredith menggelengkan kepalanya dengan polos. “Aku tak tahu apa maksudmu, Jeremy.”Dia memaksakan air mata menggenangi kedua matanya agar dia tampak benar-benar sedih.“Jeremy, demi hubungan kita dan demi Jack, bisakah kau mengeluarkan aku dari sini? Aku benar-benar korban salah tuduh—”“Heh.”Sebelum Meredith bisa menyelesaikan kalimatnya, dia disela oleh cemoohan Jeremy.“Kau tahu kenapa kau masih hidup?” Tiba-tiba pria itu bertanya.Meredith menatap dengan bodoh pria yang seiring berlalunya waktu semakin menakutkan itu.“Karena selama ini aku menunggu jawaban Maddie.”“...” M
Niat membunuh di balik tatapan Jeremy menghilang.Dia mencengkeram kerah Meredith dan menyeret gadis itu ke depannya. “Ulangi lagi apa yang kau katakan barusan.”Meredith menghirup aroma Jeremy dengan rakus saat dia mulai menangis dengan menyedihkan.Meskipun pria itu menatapnya dengan dingin, sepasang mata dan wajahnya yang tampan tetap menjadi hal yang dia rindukan meskipun pria itu dalam keadaan marah sekarang.“Jeremy, meski aku telah melakukan banyak hal buruk, perasaanku padamu murni. Aku benar-benar mencintai—”“Jika kau tak mau menderita, jawab pertanyaanku. Apakah anakku bersama Maddie masih hidup?” Jeremy memotong dengan tidak sabar. Kedua matanya yang menyeramkan membuat tubuh Meredith menjadi dingin.Dia gemetaran sembari menatap kedua mata Jeremy. Dia mengangguk. “Anak itu belum mati. Putramu masih hidup…”Bunga es di sepasang mata Jeremy meleleh. “Di mana dia? Di mana anak itu?”Meredith menggigit bibir keringnya. “Aku ingin keluar dari sini, Jeremy.”“Kau kira kau punya
Lima tahun telah berlalu dan inilah pertama kalinya Jeremy merasa suara Jackson terdengar merdu sekali saat anak itu memanggilnya ‘Daddy’.Dia menghampiri Jackson dan berjongkok. Dia memandang wajah mungil itu dengan tatapan lembut. Mungkin karena efek psikologis, namun saat ini, dia merasa anak di depannya ini makin terlihat seperti Madeline.“Jack,” panggilnya lembut sambil menekan emosi di hatinya.Jackson mengangguk. “Daddy, kapan aku bisa pulang? Aku kangen Mommy. Bukan ibuku, tapi Vera.”Jackson menekankan.Jeremy merasakan hatinya menegang. “Jack, Vera adalah ibumu. Kau cuma punya satu ibu. Ingat itu.”“Aku ingat.” Jackson mengangguk. Dia melambaikan benda di tangannya. “Aku akan menyelesaikan kelinci ini secepatnya. Setelah selesai, aku akan memberikannya kepada Mommy untuk melindungi dia.”Bocah itu mulai memperkenalkan gawainya.Jeremy akhirnya mengerti bahwa itu adalah sebuah perangkat pertahanan diri mini.Dia terkejut karena anak berumur lima tahun itu sudah punya bakat se
Praang!Cangkir teh di tangan Eloise tergelincir dan pecah menghantam lantai.Tangannya yang lemas membeku di udara dan tak bisa digerakkan.“A-apa kau bilang… Vera adalah Maddie…” Eloise bergumam saat air mata dengan cepat menggenangi kedua matanya dan memburamkan pandangannya. Satu-satunya hal yang bisa dia lihat sekarang hanyalah wajah menawan Madeline.Eloise tak mencurigai apa pun. Wajar kalau dia berharap putrinya masih hidup dan baik-baik saja di dunia ini. Ditambah lagi, selama periode ini, dia sudah mulai menyukai Vera.Dia tahu dirinya seharusnya gembira, namun entah mengapa, hatinya merasakan sakit yang tak tertahankan.Sean keluar saat mendengar suara sesuatu pecah. Ketika melihat Eloise berdiri di sana tampak kusam dan lesu sembari terisak, dia mendekat dengan perasaan khawatir dan penasaran.“Ada apa, Ellie? Kenapa kau menangis?” Sean prihatin. Dia menatap Jeremy dengan bingung. “Mr. Whitman, kapan kau tiba di sini? Kenapa Ellie begitu sedih? Apa kau mau membawa Jack pula
“Dia pergi? Ke mana dia pergi? Apa kau tahu?” Eloise bertanya dengan panik.Resepsionis itu menebak dan berkata, “Saya pikir beliau mungkin pulang ke rumah saat ini.”“Rumah…” Eloise memutar kata itu di mulutnya saat dirinya terjebak dalam kebingungan.Rumah…Montgomery Manor seharusnya menjadi rumah putrinya. Namun, Eloise dan Sean tak berani berharap gadis itu mau pulang bersama mereka.Mungkin, putrinya juga tak mau melakukan itu.Eloise ingat akan apa yang Madeline katakan saat gadis itu datang ke Montgomery Manor untuk Jackson dua hari yang lalu.Gadis itu bilang kalau itu adalah terakhir kali baginya datang ke sana.Saat itu, Eloise tak mengerti, namun sekarang, dia mengerti apa yang gadis itu maksud.Ketika memikirkan itu, Eloise mulai menangis. Dia benar-benar merasa menyesal.Sean memeluknya. “Jangan menangis, Ellie. Jangan khawatir. Kita pasti akan bisa bertemu lagi dengan Eveline.”“Dia tak ingin bertemu kita. Dia pasti membenci kita..." Mata Eloise merah karena menangis sam
Daniel berbalik dan mendongak. Detik berikutnya, dia mengerutkan kedua alisnya saat ekspresinya menjadi lebih suram.Madeline tak tahu siapa yang ada di belakangnya, tapi dari reaksi Ava dan Daniel, dia bisa menebak siapa orang itu.Saat ini, dia mendengar banyak orang saling berbisik. Beberapa gadis bahkan tersipu saat melihat Jeremy.“Pria itu sangat tampan!”“Dia tampak seperti presiden Whitman Corporation!”“Aku melihat dia di dunia maya sebelumnya! Dia Jeremy Whitman!”Madeline meletakkan garpunya ke meja dengan acuh tak acuh. Dia bahkan tidak berbalik. “Ava, Dan, abaikan saja orang-orang yang tidak relevan itu. Ayo pindah ke restoran lain.”Ava merengut sambil mengepalkan tinjunya pada Jeremy yang berjalan mendekat. “Baiklah, aku akan menurut padamu, Maddie! Dan, ayo pergi!”“Oke.” Daniel juga bangkit. Lalu, dia menatap tajam Jeremy dalam ketidakpuasan dengan amarah di kedua matanya.Madeline meraih tasnya. Saat ia berbalik, ia melihat bahwa Jeremy sudah berdiri di hadapannya.Pr
Jeremy berdiri di tengah angin dingin sambil memandang punggung Madeline dengan penuh kerinduan. Tubuhnya yang tinggi dan ramping membentuk bayangan kesepian di bawah lampu jalan.Dia mengerutkan kedua sudut bibirnya saat sebentuk jejak kepahitan mulai menyebar dari hatinya.Sepasang matanya mulai terasa basah, membuat sosok cantik di depannya menjadi kabur.Bagaimana dia bisa menyalahkan wanita itu karena menjadi tak berperasaan dan dingin sekarang? Dia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri.…Setelah makan bersama Ava dan Daniel, Madeline sendirian kembali ke apartemennya yang sebelumnya.Dia duduk di depan jendela lebar saat kata-kata Jeremy tanpa dia sadari menempel di telinganya.‘Orang yang aku cintai adalah kamu.’“Heh.”Madeline terkekeh dingin.Tak seorang pun ada yang mau menyakiti orang yang mereka cintai sampai di tingkat ini.‘Jeremy, jangan bilang kalau kau mencintaiku. Jangan beri tahu aku bahwa kau tidak serius dengan semua kata-kata kasar yang kau ucapkan setelah ha
Meskipun jendela mobil ditutup, Madeline dapat dengan jelas mendengar kalau suara Eloise bergetar.Eloise jelas berusaha untuk menekan semacam emosi, dan Madeline sudah tahu emosi apa itu.Tok, tok, tok.Eloise kembali mengetuk jendela dengan pelan.Dia tak berani menggunakan terlalu banyak kekuatan. Dia takut Madeline akan marah, tapi di saat yang sama, dia takut Madeline akan mengabaikannya.“Miss Vera, Vera…”Eloise memanggilnya. Tiba-tiba, dengan sekali klik, Madeline melepaskan sabuk pengamannya.Saat mereka melihat Madeline akhirnya akan turun dari mobil, wajah Eloise dan Sean berseri-seri karena gembira.Madeline membuka pintu dan akhirnya keluar.Melihat mata basah mereka yang dipenuhi kerinduan, Madeline menatap mereka dengan tenang. "Apakah Jack ada di kamarnya?" tanyanya datar.Eloise dan Sean menatapnya dalam-dalam dan mengangguk. “Dia ada di kamarnya!”“Oke,” sahut Madeline dan berbalik tanpa mengatakan apa-apa lagi.Ketika mereka melihat Madeline masuk melalui pintu, Eloi
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka