Meskipun jendela mobil ditutup, Madeline dapat dengan jelas mendengar kalau suara Eloise bergetar.Eloise jelas berusaha untuk menekan semacam emosi, dan Madeline sudah tahu emosi apa itu.Tok, tok, tok.Eloise kembali mengetuk jendela dengan pelan.Dia tak berani menggunakan terlalu banyak kekuatan. Dia takut Madeline akan marah, tapi di saat yang sama, dia takut Madeline akan mengabaikannya.“Miss Vera, Vera…”Eloise memanggilnya. Tiba-tiba, dengan sekali klik, Madeline melepaskan sabuk pengamannya.Saat mereka melihat Madeline akhirnya akan turun dari mobil, wajah Eloise dan Sean berseri-seri karena gembira.Madeline membuka pintu dan akhirnya keluar.Melihat mata basah mereka yang dipenuhi kerinduan, Madeline menatap mereka dengan tenang. "Apakah Jack ada di kamarnya?" tanyanya datar.Eloise dan Sean menatapnya dalam-dalam dan mengangguk. “Dia ada di kamarnya!”“Oke,” sahut Madeline dan berbalik tanpa mengatakan apa-apa lagi.Ketika mereka melihat Madeline masuk melalui pintu, Eloi
Eloise dan Sean melihat pemandangan ini ketika mereka berada di luar kamar dan hati mereka didera sakit yang sangat menyiksa.Mereka tak berani mengganggu ibu dan anak yang berada di dalam kamar. Pada saat yang bersamaan, mereka juga tak berani memberi tahu Madeline bahwa Jackson sebenarnya adalah putra kandungnya tanpa pertimbangan yang matang.Eloise menutup mulutnya saat melihat itu. Dia menelan isakannya dan buru-buru berlari menjauh.“Ellie!”Sean memanggil Eloise dengan suara pelan. Lalu, dia memandang Madeline dengan penuh kerinduan sebelum mengejar istrinya.Eloise kembali ke kamarnya dan ambruk di tempat tidur. Dia menutupi wajahnya dan mulai menangis tersedu-sedu.Meski Sean juga sedang berada dalam kesedihan yang tak tertahankan, sebagai seorang suami dan seorang laki-laki, saat ini dia harus lebih kuat dan lebih bisa mengontrol dirinya dibanding Eloise.“Hentikan tangismu, Ellie. Jangan seperti ini.” Sean menepuk-nepuk pundak Eloise dan menenangkan istrinya. “Bagaimanapun j
Ketika Madeline mendengar suara-suara, dia perlahan berbalik. Eloise dan Sean sedang menatapnya dengan seulas senyum di wajah mereka.Meski tersenyum, mereka tetap tak bisa menyembunyikan berbagai emosi dan kegelisahan di mata mereka.Sudah sampai di titik ini, jadi Madeline tak mau lagi bertele-tele.“Ku tebak kalian sudah tahu tentang itu, ya?” Madeline bertanya dengan tenang.Sean dan Eloise kehilangan kata-kata. Mereka memandang Madeline dengan kaget setelah dia menanyakan pertanyaan itu.Setelah hening beberapa saat, Eloise berkata dengan hati-hati, "Miss Vera—”“Miss Vera,” Madeline mengulang nama itu, menyela Eloise sambil tersenyum. “Bukankah seharusnya kau memanggilku Eveline Montgomery sekarang?”“...”“...”Nafas Eloise dan Sean tersengal-sengal saat mendengar itu.Mereka menatap kosong pada wajah yang tersenyum menggemaskan di depan mereka. Pada saat itu, air mata mulai mengalir keluar dari mata mereka.“Eveline!”Eloise menangis tersedu-sedu sambil berlari ke arah Madeline
Ketika Eloise dan Sean mendengar bagaimana Madeline memanggil mereka, mereka memandangnya dengan cemas dan bingung. Eloise memanggil dengan hatinya yang patah, “Eveline…”Madeline tersenyum ringan, mengangkat sepasang matanya yang indah dan melihat ke sekeliling. Dia berjalan ke sofa bergaya Eropa dan mengusap permukaannya dengan jari-jarinya.“Waktu itu, kalian mengundangku makan malam demi Meredith dan rela bersikap sopan hanya untuk menjamu seorang musuh sepertiku. Kalian pasti merasa sangat tidak nyaman sekarang karena keadaan telah berubah, ‘kan?”Eloise dan Sean merasa semakin tertekan saat mendengar itu.Madeline tersenyum tenang, berkata, “Mrs. Montgomery, kau bertanya apakah aku sudah menemukan kedua orang tuaku setelah bertahun-tahun.”Saat melihat tatapan minta maaf Eloise, dia melanjutkan, "Mrs. Montgomery, apa kau ingat jawabanku?”“Eveline…”“Aku bilang aku sudah menemukan mereka, tapi kami tak dapat bersatu kembali karena meskipun aku berdiri tepat di depan mereka, mere
Setelah Madeline mengatakan itu, Eloise sudah menangis histeris duluan. Di pihak lain, Sean tak bisa lagi menahan air matanya.Mereka ingat ketika mereka pergi menemui Madeline di ruang kunjungan saat Brittany dibunuh.Wajah Madeline tampak pucat dan kuyu. Citra itu terus muncul di kepala mereka, begitu pula dengan perlakuan brutal dan kejam mereka terhadapnya.Mereka telah mengutuk dan menampar Madeline untuk membela Meredith. Sean bahkan menampar Madeline yang sudah terlanjur lemah hingga gadis itu roboh ke lantai. Sekarang hati mereka sakit saat kembali memikirkan semua itu.Mereka tak bisa menahan rasa sakit di hati mereka yang disebabkan oleh penyesalan.Eloise dan Sean tidak dapat membayangkan betapa kuatnya Madeline untuk tidak menangis dalam situasi itu.Saat ini, Madeline masih setangguh dan sekuat dulu. Dia tersenyum ringan saat mengingat masa lalunya yang memilukan.“Semua itu sudah lewat. Aku tak mau mengungkit-ungkitnya lagi.”Dia tersenyum ringan saat sebuah kilatan keke
Madeline bisa memahami ketidaksukaannya. Lagi pula, bagaimana bisa reputasi memperbaiki rasa sakit dan luka sebuah keluarga yang dihancurkan?Felipe berbalik dan menatap Madeline. Kilatan berbahaya di matanya menghilang dengan cepat dan hanya ada kelembutan yang tersisa.“Vera, mulai sekarang, semuanya akan menjadi milik kita.”Madeline tersenyum dan mengangguk. "Semua ini milikmu. Bagaimanapun, ini adalah milik Keluarga Whitman. Aku tak pernah mau mengambil alih perusahaan ini. Sekarang karena telah kembali ke dirimu, perusahaan ini akan kembali ke pemiliknya yang sah.”Felipe terkejut. “Kau tak mau ini?”“Hal yang paling kuinginkan saat ini adalah melihat Jeremy putus asa dalam keadaan tidak punya apa-apa," kata Madeline dan mengerutkan kening seolah sedang berpikir keras.“Tapi, aku tetap merasa alasan mengapa aku dapat meretas komputer Jeremy dengan begitu mudah untuk mentransfer semua saham dan informasi penting adalah karena dia sengaja membiarkan aku melakukannya.”“Maksudmu dia
Madeline terkejut dengan kemunculan Jeremy yang tiba-tiba. Namun, entah mengapa, dia menghembuskan nafas lega.Felipe kesal karena penyataan cinta dan lamarannya tiba-tiba disela. Sedikit amarah muncul di sepasang mata hitamnya yang lembut. “Jeremy, kenapa kau di sini? Kau tak lagi punya posisi disini.”Sepasang mata sipit Jeremy menatap lurus Felipe, lalu tatapannya mendarat ke wajah Madeline.Saat dia bertemu dengan tatapan dingin gadis itu, tatapannya berubah menjadi lembut.“Aku tahu kau membenciku dan ingin aku mati. Aku terima segala macam pembalasan dendam darimu, tapi aku tak akan membiarkanmu bersama laki-laki ini … apalagi menikah dengannya.”Lewat intonasinya, Jeremy tak menyisakan ruang untuk bernegosiasi, dan ada aura mendominasi di dalam sepasang matanya yang gelap.Ketika Madeline hendak mengatakan sesuatu, dia mendengar Felipe terkekeh di belakangnya.“Kau tak akan membiarkan ini?” Dia tertawa sembari menanyai, “Siapa kamu tak bisa membiarkan ini? Apa kau lupa bagaimana
“Jika ini membuat Madeline merasa lebih baik, apa pun mungkin.”“A-apa? Apa kau bilang, Jeremy?” Karen membelalakkan kedua matanya karena syok. “Kau sangat membenci perempuan itu, tapi mengapa kau… Kau sungguh-sungguh jatuh cinta pada Madeline?”Jeremy tak menjawab pertanyaan Karen, tatapannya yang melembut adalah jawaban terbaik.“Aku akan mencarikan sebuah tempat yang pantas untukmu pindah secepatnya. Jangan membuatku jengkel dengan hal-hal yang tidak penting.”Setelah selesai mengatakan itu, dia berbalik dan pergi. Namun, dia berhenti saat melihat kakeknya di depannya. Old Master Whitman memegang tongkatnya, dan meskipun wajah berkerutnya terlihat tegas, kedua matanya tetap memancarkan kebaikan.“Ikuti aku,” ucapnya ke Jeremy sebelum berbalik.Jeremy ragu-ragu selama dua detik sebelum mengikuti orang tua itu.Ruang kerja.Old Master Whitman memandang langit kelabu di luar jendela. Setelah jeda yang cukup lama, dia menghela nafas.“Apa yang akan kau lakukan sekarang?”“Jangan khawa
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka