Jeremy dan pria yang duduk di seberangnya mendengar suara itu. Mereka berdua menoleh bersamaan.Saat melihat Madeline berjongkok di tangga sambil memeluk Lilian yang menangis, Jeremy sangat terkejut. Dia langsung melangkah maju dan ingin menghibur gadis kecil yang menangis itu tetapi ditahan oleh pria itu.Pria itu menggelengkan kepalanya, memberinya petunjuk dengan matanya. Dia kemudian berbalik, berjalan keluar melalui pintu lain."Jangan menangis, Lilian. Balon jahat! Lihat, tidak apa-apa. Jangan menangis, jangan menangis." Madeline memeluk gadis kecil itu dengan sedih.Namun, Lilian tidak berhenti menangis. Selain tangisan, Lilian tidak mengeluarkan suara lain.Jeremy melihat putri kecilnya menangis dengan air mata mengalir di kedua pipinya seperti hujan, hatinya sakit melihatnya. Namun, dia tak punya pilihan selain berjalan ke arah mereka dengan dingin."Eveline, apa kau mengikutiku?"Madeline, yang sedang menghibur Lilian, mengangkat tatapan tajamnya dan melihat pria yang menatap
Dia ingin melakukan tes atas serbet itu di laboratorium.Begitu meninggalkan kafe, Jeremy menerima telepon dari Lana yang menanyakan di mana dia berada.Dia dengan santai mengatakan bahwa dia sedang membeli hadiah untuk wanita itu dan Lana termakan tipuannya.Dua puluh menit kemudian, Jeremy sampai di villa Lana dengan sekotak cokelat yang dibelinya dari toko pinggir jalan.Begitu memasuki ruangan, dia mendengar suara pertanyaan Yorick yang tidak puas, "Aku menyuruhmu kembali ke Negara F. Kenapa kau masih di sini?”"Yorick Johnson, aku adikmu. Bagaimana bisa kau memperlakukanku seperti ini karena Eveline?" Lana mencibir sedih saat duduk di sofa. Dia menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya dalam-dalam seperti bos gangster wanita. "Yorick Johnson, aku cuma ingin tahu. Siapa laki-laki yang menghentikanmu untuk menyakiti Eveline?"Yorick tak peduli seberapa kasar Lana berbicara padanya sekarang, bahkan memanggilnya dengan nama lengkapnya. Dia hanya dengan sungguh-sungguh mengingatkan ad
Mendengar apa yang dikatakan Jeremy, senyum Lana tiba-tiba membeku saat jejak kebingungan mengalir di kedua matanya."Jeremy?"Jeremy melihat perubahan ekspresi bingung Lana dan bibirnya melengkung puas.Tanpa tergesa-gesa dia memasukkan USB flash drive itu ke komputer. Dia membuka semua file di dalamnya dan menyalin semua data yang ada.Lana menghampirinya dengan gelisah. "Jeremy, apa maksudmu dengan itu?"Dia menjawab tanpa memandang wanita itu, "Aku cuma ingin melihat reaksimu.""Reaksiku?"Lana tak mengerti dan terus mendengarkan penjelasan Jeremy. "Hidupku ada di tanganmu, dan kau telah memberiku hal paling penting di organisasimu untuk aku tangani. Sekarang kita berdua tidak bisa bertahan tanpa satu sama lain, ‘kan?"Mendengar jawaban Jeremy, kesedihan Lana seketika berubah menjadi kegembiraan. Senyum malu-malu muncul di wajahnya. "Jeremy, aku tak pernah menyangka dirimu akan membuat lelucon semanis itu. Kau hampir membuatku takut dengan mengatakan itu.""Benarkah?""Ya." Lana me
’Linnie, kuharap aku bisa memelukmu sekarang.’‘Tapi aku mungkin tidak akan pernah lagi mendapatkan kesempatan untuk berdiri di depanmu lagi.’...Setelah meninggalkan Whitman Corporation, Lana merasa sangat mual begitu masuk ke dalam mobil. Dia pergi ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan dan dari hasil tesnya, dia tak menyangka mengetahui bahwa dirinya hamil.Dia senang sekali. Dia ingin segera menelpon Jeremy untuk memberitahu kabar baik ini, tapi setelah memikirkannya lagi, dia memutar setir dan mengendarai mobilnya ke Whitman Manor.Karen sedang duduk di ruang tamu menjaga si bayi. Jackson duduk di sebelah Pudding, membantu menjaganya. Tiba-tiba, sepasang mata besar Jackson melihat tamu tak diundang.Jackson mengenalnya. Dia meraih sebuah apel di mangkuk buah dan melemparkannya ke Lana dengan wajah serius. "Orang jahat."Lana buru-buru menghindar dan berhasil menangkap apel itu. Dia melempar apel itu ke bawah kakinya, lalu tersenyum menghina. "Apa? Apa Eveline keluar? Itukah
Lana jatuh ke lantai. Karena dia mengenakan rok mini, darah terlihat mengalir dari pahanya."Aduh!" Lana mengernyit kesakitan dan menunjuk Madeline yang sedang menelepon. Dia berkata lantang, "Eveline, kau melakukan ini padaku! Jika sesuatu terjadi pada putraku, aku akan menghancurkan anak-anak harammu! Aduh...!"Madeline berjalan ke arah Lana dengan wajah dingin. Dengan aura bak seorang ratu, dia menatap Lana yang meringkuk di lantai dengan tatapan merendahkan.Dia tiba-tiba mengulurkan tangannya lalu menarik kerah Lana, tatapannya masih tajam. "Jika bukan demi anak yang tidak bersalah ini, aku tidak akan memanggil ambulans untuk orang seperti kamu. Adalah sebuah tragedi buat anak ini dikandung olehmu. Dengan ibu sepertimu, anakmu tidak akan pernah bahagia!""Eveline, kau..."Lana sangat kesakitan dan marah. Dia mencoba melawan tapi tak bisa mengumpulkan kekuatan apa pun.Jeremy ingin bertemu anak-anak dan Madeline untuk terakhir kalinya, jadi dia datang ke Whitman Manor. Namun, dia m
Dia menatap pria yang telah mendorongnya demi membela Lana, dan hatinya terasa seperti diremas kuat-kuat oleh sepasang tangan yang tak terlihat."Mommy!" Jackson berlari ke depan Madeline dengan khawatir, diikuti oleh Lilian.Meski perutnya sakit, Lana masih mampu tersenyum ceria.Karen bergegas menghampiri Jeremy. "Apa yang kau lakukan, Jeremy? Bisa-bisanya kau mendorong Eveline seperti itu?"Sepasang mata sipit Jeremy acuh tak acuh. Dia sekali lagi mendorong Madeline dengan sikap menghina. "Kenapa aku tidak bisa mendorongnya? Dia membuat wanitaku berdarah begitu banyak. Itu hanya dorongan ringan.""Wanitamu? Penyihir ini menggunakanmu untuk membunuh kedua orangtua Eveline dan memisahkan kalian berdua! Bagaimana bisa kau bersama orang seperti ini dan membiarkannya mengandung anakmu?!" Karen tak bisa memahami perubahan sikap Jeremy. "Jeremy, bisa-bisanya kau melakukan ini pada Eveline?""Kenapa tidak?" Wajah putih Jeremy menyeringai. "Dia sudah menikah dengan Ryan. Dia adalah Mrs. Jone
Jeremy tersenyum acuh tak acuh. "Memangnya nama anakmu ada hubungannya denganku?"Dia berkata tanpa ampun sebelum memalingkan wajahnya dengan acuh tak acuh. "Eveline, hiduplah baik-baik dengan suamimu. Berhentilah membayangkan kalau diriku masih memiliki perasaan padamu. Mungkin aku dulu punya sentuhan perasaan padamu, tapi itu semua ada di masa lalu."Jeremy melihat ke kejauhan, air mata terbentuk di kedua pelupuk matanya. Meski begitu, nadanya masih dipenuhi dengan ejekan."Kuharap ini yang terakhir kalinya. Aku benar-benar tidak ingin melihatmu lagi."Dia melemparkan kata-kata dingin itu kepada Madeline dan pergi dengan begitu saja.Dia tak pernah menyangka kata-kata itu suatu hari nanti akan menjadi kenyataan.Ini akan menjadi terakhir kalinya dia melihat Madeline.Madeline berdiri di tempat yang sama, memperhatikan sosok pria di kejauhan itu dalam diam saat semua yang ada di depannya tampak gelap.'Kau dan aku pernah berjanji satu komitmen seumur hidup satu sama lain. Selama berta
Dia mengerucutkan bibirnya dan berkata dengan genit.Jeremy menarik kembali pikirannya dan melihat tatapan penuh harap Lana. Dia berjanji padanya, mengatakan, "Lana, aku berjanji bahwa besok akan menjadi hari yang paling berkesan dalam hidupmu."Setelah menerima tanggapan itu, Lana merasa seolah-olah baru saja melakukan perjalanan bolak-balik ke surga. Hatinya berdebar bahagia. Saat ini, Madeline masih berada di Whitman Manor.Lilian dan Jackson tampaknya dalam suasana hati yang buruk. Madeline bisa menebak kenapa kakak beradik itu sedih. Pasti karena mereka masih tidak bisa menghilangkan ketidakpedulian berdarah dingin yang ditunjukkan Jeremy sebelumnya dari pikiran mereka. Hal yang sama juga terjadi padanya.Tak lama kemudian, Ryan datang ke Whitman Manor.Madeline mengatakan kalau Jackson dan Lilian sedang dalam suasana hati yang buruk, jadi dia bertanya apakah boleh menghabiskan lebih banyak waktu dengan mereka.Ryan sangat pengertian dan memberi tahu Madeline kalau wanita itu bol