Diana kembali ke kamar dengan terburu-buru, membuka pintu kamar, dia melihat Nathan yang kelelahan tertidur di atas kasur, Diana mendekati suaminya yang berada di kasur sambil berkata dengan lembut ke telinga suaminya: "Terima kasih hadiahnya"
jika Nathan membuka matanya sekarang dia akan melihat senyum lembut di bibir tipis Diana, rambut sepinggangnya yang masih terata dengan indah terlihat sangat cantik dan lembut bahkan di sinari oleh sinar lampu yang terlihat redup masih terlihat indah, Tanpa b**a-basi lagi Diana, kembali berdiri dan berjalan menuju kasur, dia juga lelah hari ini.
Keesokan harinya yaitu hari senin, ini adalah hari Nathan bekerja, jadi Diana harus bangun pagi-pagi sekali untuk menyiapkan sarapan untuk suaminya, Diana sekarang sedang memasak di dapur dengan serius. Tidak lama ibu mertuanya juga memasuki dapur, melihat Diana yang sedang serius memasak membuatnya tidak mau meganggunya, tetapi saat dia ingin keluar dari dapur, Diana menghentikan memas
"Dia ada di dalam ruangannya sekarang bu... masih jam setengah sebelas belum jam 12, jadi bos masih sibuk dengan banyak pekerjaanya, dan juga jam istirahat di kantor jam 12.00"Diana tidak terlalu suka di panggil ibu dan dia juga belum memiliki anak, walaupun dia sudah menikah, tetapi panggilan itu terlalu tidak nyaman baginya, oleh karena itu dia tersenyum dengan ramah kepada Novita dan berkata dengan lembut: "Oh iya, Novita jangan panggil aku ibu ya panggil saja aku Diana kita seumuran juga kan, dan kenapa kamu ada di luar jam segini? bukannya km bilang tadi jam 12.00 jam kalian istirahat?"Pertanyaan Diana membuat Novita menginggat kejadian yang hampir dia lupakan tadi, membuat suasana hatinya menjadi buruk lagi, Diana yang berada di dekatnya juga merasakan perubahan Novita, dia merasa tidak nyaman dan merasa bersalah kenapa dia bertanya tentang hal itu tadi kepada Novita jika tidak dia tanya pasti Novita tidak akan murung seperti ini, masih dengan rasa bersalah Dia
Itu adalah seorang gadis berambut coklat seleher dengan bibir merah tipis, cukup cantik dengan ekspresi bahagia di wajahnya dan ada perasaan kagum di dalam tatapanya yang saat ini melihat wajah acuh tak acuh Nathan yang masih diam duduk di kursi tidak bergerak sama sekali.Novita dan Diana yang berdiri di dekat Nathan hanya terdiam, Diana sendiri tidak mengenal siapa perempuan ini, dan dia juga tidak peduli Nathan ingin di lirik oleh gadis manapun bukan urusannya.Novita yang berdiri di sebelah Diana dan masih megenggam tangannya juga diam, dia tau siapa gadis ini dia bernama Shakila, dia juga adalah gadis yang paling menyukai Nathan, bahkan megangguminya, bukan sepertinya yang selalu di jauhi orang sekantor, gadis ini selalu di sukai orang-orang malahan banyak sekali laki-laki yang menyatakan perasaan kepadanya, tetapi selalu dia tolak alasannya selalu berkata dia ingin sendiri dulu menjadi wanita karir, tetapi Novita tau bahwa dia menyukai bosnya setiap kali di
Diana yang tidak tau bahwa Nathan berada di belakangnya bahkan menatapnya dengan tidak puas, dia malah sedang asik berbincang dengan Novita dan Billy masih dengan tawa bahagia mereka, terlihat harmonis bahkan orang yang melihat mereka bertiga adalah sahabat atau bahkan teman lama tetapi mereka tidak tau bahwa mereka bertiga bahkan baru saling mengenal.Setelah 10 menit mereka berbicara, Novita berpisah duluan dengan mereka karena dia merasa ini sudah selesai jam istirahat dan dia harus kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaanya.Tetapi sebelum itu Novita berpesan sesuatu kepada Billy: "Billy kamu tolong antarkan Diana pulang ya, kasihan dia perempuan masa dia pulang sendirian"Billy juga bertujuan ingin mengantarkan Diana pulang karena dia juga takut terjadi apa-apa dengan Diana karena saat itu Rama berpesan kepadanya untuk menjaga Diana saat dia tidak ada mereka berdua bahkan berjanji. Itu hanya janji biasa antara mereka berdua itu juga sudah lama saat m
Saat Nathan sudah berdiri dengan bantuan Diana, tiba-tiba seorang perempuan yang entah datang darimana mendekati Nathan, dan dengan kasar mendorong Diana menjauh, Diana baru sadar terdorong dengan kasar ke belakang dan menabrak pot bunga yang berada di belakangnya. Billy yang awalnya diam di tempatnya langsung mendatangi Diana, menarik tangannya agar tidak menginjak lebih banyak pot bunga yang ada di belakangnya, ada 5 pot bunga di belakangnya walapun pot yang dia injak itu tidak ada bunganya, tetapi jika pot itu pecah juga akan mengenai kakinya.Melihat perempuan lain yang mendekatinya, ekspresi di wajah Nathan langsung menjadi tidak senang, dia mendorong perempuan itu menjauh, masih dengan kedua kakinya yang terluka Nathan mencoba berjalan mendekati Diana dan Billy, mereka berdua sudah berdiri dengan kokoh. Tetapi tangan Billy masih megenggam tangan Diana dengan erat, dia tidak suka melihat itu, dia menarik tangan Diana yang tidak di pegang oleh Billy, langsung menariknya a
Keesokan harinya Diana bangun dengan bahagia, karena dia merasa hari ini adalah hari yang membahagiakan untuk suaminya, ya suaminya Nathan ber ulang tahun hari ini, Diana merasa senang untuknya dan dia juga bersemangat tentang hadiah apa yang akan dia belikan untuk suaminya. Kejadian kemarin membuat Diana ingat sesuatu hal, kemarin mertuanya meneleponnya bahwa dia ada perjalanan wisata dengan teman-temannya selama seminggu, karena itulah dia dan Nathan di tinggal berdua dia rumah yang besar dan sepi ini, juga Nathan yang pendiam jarang berbicara dan dingin membuat Diana terkadang tidak nyaman.Tetapi menurutnya ini juga hal yang bagus karena dia tidak perlu bekerja sama dengan Nathan untuk membuat mertuanya merasa mereka berdua saling mencintai, sebernya dia juga lelah tentang ini, tapi mau apa yang dia harapakan dia sudah menjadi istri Nathan walapun hanya satu tahun itu dia rasa terlalu lama, tetapi ini hidupnya jadi jalanin saja, menurutnya walapun suaminya dingin dan acuh
Diana berjalan dengan semangat kedepan rumah, dia sekarang sedang berdiri sambil menunggu Novita menjemputnya, tidak lama sebuah mobil putih yang terlihat mewah berhenti di depan gerbang itu adalah mobil Novita.Novita yang melihat Diana yang sudah menunggunya di depan rumah, langsung keluar dari mobil, berjalan dengan pelan ke hadapan Diana yang masih berdiri di depan pintu rumah. Novita mendekati Diana sambil tersenyum sambil berkata: "Ayo Diana kita ke toko untuk membeli sesuatu untuk hadiah ulang tahun bos" Setelah selesai berbicara Novita langsun berbalik dan berjalan terlebih dahulu kembali ke mobilnya, Diana mengikuti Novita di belakangnya dalam diam, sebenarnya dia berpikir apakah dia harus meminta izin kepada suaminya untuk pergi berjalan dengan temannya, atau haruskan dia tidak memberitahu Nathan karena akhirnya juga yang dia lakukan sekarang juga tujuannya untuk Nathan. Diana berpikir dan tanpa dia sadari dia sudah sampai di depan pintu mobil Novita. Diana
Mengetahui bahwa seseorang yang memanggilnya itu adaah Shakila membuat Novita menjadi malas, dia merasa bahwa Shakila sekarang akan membuat masalah disini di depan rumah Billy, Novita menatap Shakila sambil mengerutkan keingnya sambil berkata."Apa yang kamu lakukan disini?"Shakila balik menatap Novita dengan tatapan ganas menjawab: "Terserah aku, apa yang aku lakukan tidak ada hubungannya denganmu"Novita menjawab dengan malas. "Oke tidak ada hubungannya, lebih baik kamu pergi sekarang karena sekarang sudah jam kerja dan kamu harus balik ke kantor"Semakin lama mendengar ucapan Novita semakin menjadi marah Shakila, dia tidak suka diusir oleh seseorang tidak ada seorangpun yang bisa mengusirnya di dunia ini, bahkan itu dengan cara lembut ataupun kasar dia tidak suka itu.Diana yang berdiri di sebelah Novita merasa semakin lama mereka berbicara salah satu dari mereka akan marah, jadi dengan nada lembut tetapi tegas Diana berkata :"Kalian sudah jang
Novita masih menatap mereka yang menghalaginya dalam diam, walapun dia hanya diam dan tidak ada ekspresi takut di wajahnya, dia memang tidak takut sekarang karena dia punya rencana sekarang dan hari ini juga dia sudah siap dengan hal apapun yang terjadi kepadanya, dia curiga dengan sesuatu hal kemarin sewaktu Shakila menatapnya walaupun dia pura-pura tidak tau, tetapi sebenarnya dia tau pasti Shakila merencanakan sesuatu hal yang buruk dan itu menjadi kenyataan sekarang, mereka dihalagi untuk pergi sekarang bahkan ada 10 pengawal yang menghalagi mereka, Novita melototi tanpa ekspresi tetapi ada hawa dingin di sekitarnya, Diana yang berada di sebelahnya bahkan mereasakan hawa dingin itu dia merasa seperti di dekat Nathan, membuatnya semakin takut dan bukannya merasa nyaman dan tubuhnya masih bertegar dengan hebat. Merasa Diana yang berada di dekatnya semakin bergetar Novita merasa tidak nyaman dan dia sedikit mengendurkan ekspresinya dan tersenyum dengan lembut, tetapi di dal
Sembilan bulan telah berlalu sejak kejadian itu, Diana lambat laun sudah menerima semua kenyataan itu, untuk kedua orang tua yang sudah merawatnya dia tidak pernah menemui mereka lagi sejak itu, yah mereka juga tidak berada di indonesia untuk saat ini ataupun sembilan bulan lalu.Dia hidup dengan bahagia karena dia sudah tau semuanya dimasa lalu dan dia merasa perasaan dan hatinya sudah terisi semua saat ini, Karena sejak saat itu pertemanannya dengan Kirana menjadi sangat baik, bahkan mereka tidak menjadi musuh lagi, tapi sayangnya Kirana sekarang tidak berada di indonesia dia kembali keluar negeri.Diana sekarang sedang berada dirumah sendirian, tetapi dia sedang asik menatap layar ponselnya dengan tersenyum, karena dia sedang membalas pesan teks temannya yaitu Novita, dia ingin mengajak Diana untuk membantunya memilih baju pernikahan, saat menerima pesan itu dia sangat bersemangat dia juga ingin tau baju pengantin apa yang bagus dipakai oleh temannya ini.Beberapa seminggu yang lal
David dan Kirana masih berada didalam mobil, Kirana melirik david dari sudut matanya dan berkata dengan nada ringan, "David aku sudah memutuskan, sepertinya aku ingin mejelaskan semua hal yang kutahu kepada Diana dan beberapa dendam dan kenyataan yang harus dia tau, agar kami tidak salah paham lagi dan aku tidak mau menyimpan dendam lagi dengan Diana."David menganggukan kepalanya, menatap Kirana dan berkata dengan lembut, "kamu ingin memberitahunya kapan?".Kirana berpikir selama beberapa saat setelah itu dia balas menatap David dengan berkata, "Sepertinya besok, lebih cepat lebih baik dan besok juga hari libur."David tersenyum sedikit dan berkata dengan nada biasa, "Oke, dan kamu ingin berbicara empat mata saja dengan Diana?".Kirana menggelengkan kepalanya perlahan-lahan, dan menjawab dengan ketegasan dimata putih hitamnya, "Tidak, aku akan mengajak Diana, Novita, Nathan, kamu, dan Rama."Mendengar ucapan Kirana membuat David seketika terkejut, dia tidak tau kenapa Kirana harus me
Diana bermimpi dia sebuah tempat yang dia rasa akrab, dia menyapu sekelilingnya dia entah kenapa merasa tempat ini sangatlah akrab, dia seperti pernah melihat tempat ini, tetapi dia tidak terlalu ingat di mana dia pernah melihatnya, seperti penuh dengan banyak kenangan, dia mengulurkan tangannya kedepan dan menatap tangannya yang sangat kecil, dia terkejut, dia bingung kenapa tangannya sangat kecil seperti umur 8 atau 10 tahun, menghela nafas dengan kasar, dia hanya bisa menerima kenyataan bahwa dia menjadi gadis kecil sekarang, bahkan dia ingin sekali mencari cermin untuk melihat wajahnya.Tetapi dia juga ingin mencari suaminya, mungkin saja dia bertemu suaminya yang juga menjadi anak kecil seperti dia, apakah itu akan sangat imut?Dia sangat penasaran dan tanpa sadar tersenyum lucu.Sampai seseorang perawat masuk kedalam ruangannya untuk memeriksa keadaanya, perawat itu menatap Diana kecil dia berkata, "Adek apakah kamu masih mengalami pusing kepala?."Di
David mengendarai mobilnya seperti apa yang dikatakan oleh Kirana, saat sampai dipersimpangan jalan, Kirana melihat ada toko yang menjual bunga, dia menoleh kearah David yang duduk disebelahnya, dia juga mendengar David sedang bersenandung tampak bahagia, tetapi dia tidak tau kenapa lelaki itu bisa bahagia, dia melirik David dari sudut matanya dan berkata dengan ringan, "Berhenti." David langsung mengerem mendadak, untung saja Kirana sudah siap dan memegang pegangan mobil yang ada disebelahnya jika tidak, wajahnya sudah menghantam kaca mobil, David yang terkejut itu, langsung menoleh kearah Kirana yang seperti tersenyum tetapi tidak tersenyum menatapnya berkata, "Aku keluar dulu, kamu tunggu disini." David mengangguk, setelah itu Kirana keluar dari mobil dan masuk kedalam toko bunga. Di dalam toko bunga Kirana, membeli sepaket bunga melati sekaligus dengan pandan dan juga air yang berada didalam botol, pemilik toko itu tersenyum kearah Kirana dan berkata, "Apa ini digunakan untuk me
Nathan yang tampak sangat gugup dan ketakutan terjadi sesuatu dengan Diana, dan tanpa pikir panjang saat melihat rumah sakit, dia langsung menghentikan mobilnya dan membawa Diana secara horizontal untuk masuk kedalam rumah sakit.Dokter dan perawat melihat Nathan masuk, mereka langsung membawa kursi roda, dan Nathan mendudukkan Diana diatasnya dengan lembut, saat sudah melihat pasien di atas kursi roda, perawat langsung membawa Diana yang tidak sadarkan diri ke ruangan UGD.Dan Nathan dengan khawatir menunggu diluar ruangan, dia mondar-mandir didepan pintu, sambil menggigit jarinya, tampak sangat putus asa dan sangat khawatir, bahkan seperti sikap acuh tak acuh dan dingin Nathan, tidak terlihat sama sekali sekarang, hanya digantikan dengan perasaan gugup dan takut diwajahnya.Dia tidak mau memberitahu ibunya kalau Diana sedang ada dirumah sakit, dia ingin memberitahu ibunya saat Diana sudah sadarkan diri, karena dia takut ibunya sangat khawatir.
Kirana berbalik dan menatap lelaki itu dengan terkejut, penampilan lelaki itu bisa dibilang dia memiliki rambut coklat pendek, dengan kulit putih, dengan wajah tampan, bibir merah, dan gigi putih, mata berwarna coklat, hidung mancung dan setelan baju biasa ditubuhnya, dengan senyum bahagia di wajahnya dia menatap Kirana yang juga berbalik mentapnya. Kirana yang melihat wajah familiar dan senyum familiar itu ingin langsung berbalik dan kabur, tetapi lelaki itu langsung memeluk tubuh Kirana dengan erat ada sedikit rasa sedih dinadanya berkata, "Kirana aku merindukanmu." Merasakan tubuhnya dipeluk dengan erat, kirana langsung mengerutkan kening, Kirana meronta-ronta dipelukan lelaki itu, untuk melepaskannya, tetapi bukannya dilepaskan, lelaki itu memeluknya semakin erat. Kirana tidak tahan lagi dan meraung dengan kesal, "Jonathan kenapa kamu memelukku, lepaskan aku sekarang juga!." lelaki yang bernama jonthan itu, seperti tidak mendengarkan ucapan Kirana dia masih s
David mengejar Kirana sampai kedepan kafe, tetapi Kirana tidak menyadari bahwa David mengejarnya dan sekarang tepat berdiri dibelakangnya sambil tersenyum menatap bahu Kirana, dia lebih tinggi dari Kirana, jika dijejerkan Kirana tingginya hanya sampai bahunya saja, dia ingin mendekati Kirana dan memeluknya, untuk pertama kalinya dalam hidupnya ingin memeluk seseorang dan melindunginya bahkan ingin merubahnya menjadi lebih baik, untuk masa lalu yang sudah lewat bahkan jika dia dulu membenci perempuan yang ada dihadapannya ini, dia tidak peduli lagi.Karena tujuan utamanya sekarang adalah memiliki perempuan ini sepenuhnya dari hati, pikirin bahkan tubuh, tapi mungkin itu hanya hayalannya saja, setiap dia bertemu dengan perempuan ini dia selalu saja menjauh darinya, seperti tidak memperdulikannya, padahal dia sudah berkali-kali mengejarnya meyatakan perasaannya, tetapi sayangnya perempuan ini tidak peka atau hanya mengira dia berbohong?, Padahal dia sudah mengatakan yang seju
Ketika mereka sampai jembatan itu sangat sepi bahkan satu orang lewatpun tidak ada sama sekali, tetapi pemadangan diseberang jembatan itu cukup bagus dan juga udaranya sangat sejuk.Nathan yang keluar terlebih dahulu, setelah itu diikuti oleh Diana, yang langsung mengangkat kepalanya sedikit keatas untuk merasakan dan menghirup udara sejuk, dia sekarang sedang berdiri diatas jembatan dengan kedua tangannya menyentuh pinggiran pagar jembatan, Nathan juga berdiri disebelahnya dan menatapnya dalam diam, dia bahagia melihat istrinya yang tampak menikmati tempat ini.Diana menoleh dan menatap suaminya dengan senyum lembut dibibirnya matanya yang tampak meyipit memberikan ilusi, bahwa saat melihat mata itu seseorang yang menatapnya akan melihat perempuan itu sangat bahagia.Tapi memang benar Diana sangat bahagia, karena saat mendengar cerita dan langsung datang ketempatnya langsung benar-benar berbeda, bahkan dia sangat senang bisa tau tempat yang disukai oleh suaminy
Novita yang terkejut karena dilempar oleh Diana, walapun itu tidak sakit, karena Billy dengan cepat menangkap tubuhnya, walapun dia terpana, karena mungkin keinginannya yang terlalu besar dan cepat untuk melindungi Novita dia langsung menangkap tubuh Novita dengan cepat.Novita mencium bau parfum dari tubub Billy yang sangat nyaman, membuatku ketagian dan memeluk Billy semakin erat, Billy yang dipeluk semakin erat oleh Novita membuatnya melebarkan matanya, dia sebenarnya bahagia dipeluk seperti itu oleh Novita, tetapi disisi lain dia takut jika dia dipeluk oleh perempuan yang dia suka terlalu lama, dia takut dia tidak bisa menahan dirinya.Billy mengigit bibirnya keras, seperti menahan dirinya untuk tidak mendorong Novita untuk menciumnya.Setelah lama mereka berpelukan, Novita dengan cepat melepaskan pelukannya dari tubuh Billy, Billy merasa lengannya kosong, dia hanya bisa menghela nafas perlahan, dan menatap Novita yang masih saja tampak merajuk didepannya.