Eve masih menarik lengan Darwin dan setengah menyeretnya keluar dari ruang perawatan Dexter karena dari tadi Darwin tidak menggubris kode darinya untuk keluar dari sana.
“Papa kasih ultimatum untuk memberinya keputusan soal masalah di rumah sakit, hari ini. Harus hari ini, Win! Kita cuma punya waktu 15 menit,” kata Eve. Tangan satunya menggandeng lengan Darwin dan tangan satunya mengelus lengan Dexter tanda mau pamit.
Dexter memang menatapnya dengan kesal tetapi begitu ingat bisikan dan tangisan Eve semalam, dia juga lupa caranya melanjutkan kekesalan itu. Otaknya malah sedang beradu argumen, “She loves me. She loves me not. She loves me. She loves me not.” Dexter merasa sudah hampir gila wanitanya jadi romantis seperti semalam, coba saja semalam tidak ada infus di tangannya.
Eve yakin kalau dia tidak bisa bebas dulu berbicara dengan Darwin karena sebentar lagi Dexter akan keluar dari rumah sakit dan Eve harus tinggal di rumah mertuanya setiap akhir pekan. Pr
Terima kasih sudah membaca novel ini. Semoga kalian suka. Hug and kiss, Josie.
Dexter memiliki rencana lain hari ini dan dia tidak ingin Eve ada di sekitarnya untuk mendengar apa yang akan dia bicarakan nanti. Untung saja hari ini Eve ada janji dengan psikiater bersama Darwin karena tanpa alasan itu Dexter tidak akan melepaskan Eve ke mana pun, untuk keselamatan Eve dan untuk kedamaian dirinya. Tetapi Darwin cukup bisa dipercaya menjaga Eve. Dexter duduk di kamar kerja Aksa, ayahnya. Dia sudah tahu dengan pasti kalau ayahnya ada di rumah hari ini, tepatnya baru saja pulang ke rumah. Menurut sopir, mereka baru saja pergi ke rumah Keluarga Daveno. Kalau diingat-ingat, ayah mertua Dexter itu tidak pernah datang ke rumah ini. Selalu ayahnya dan keluarganya yang ke sana. Mereka sangat akrab apalagi sekarang sudah menjadi keluarga, jadi ini menjadi terdengar aneh. “Pa,” sapa Dexter. Dia memutar kursi yang didudukinya supaya bisa melihat ayahnya yang baru masuk ke ruangan itu. “Dex,” sahut Aksa. Keningnya berkerut. Dexter tidak terliha
Suatu masa di tahun 2002. Tinggi badan Eve waktu itu 156 cm, lebih tinggi daripada tinggi badan anak perempuan berusia 12 tahun pada umumnya. Dia berdiri di depan pagar karena bosan berada di dalam rumah. Ada tukang kebun yang sedang bekerja sambil mengawasi kedua anak majikannya itu. “Lovie, lihat!” teriak Dexter. Dexter sedang berputar di dalam garasi mobil dengan mengendarai sepeda motor yang biasa dikendarai sopir mereka. Dia mencuri kuncinya dari atas lemari. Tinggi badannya sudah mencapai 170 cm jadi itu adalah hal yang sangat mudah. “Ex, namaku Eve, bukan Lovie! Kamu sudah berumur 16 tahun tapi masih seperti anak kecil!” sahut Eve. Kakaknya itu sangat bandel. Bukan pertama kalinya juga, Dexter mencuri-curi mengendarai sepeda motor padahal Papa dan Mama memperbolehkan anak-anaknya mengendarai kendaraan bermotor saat berusia 17 tahun, saat mereka memiliki KTP dan SIM. “Anak kecil mana boleh naik motor! Yuhuuuu! Aku sudah besar!” Dexter belajar na
Dexter baru saja memukul pria kurus itu sampai tidak sadarkan diri. Baru kali ini dia merasa ada gunanya menjadi anak bengal yang suka berkelahi di sekolahnya. Dia mengikatnya dengan tali tampar yang ada di belakang rumah dan meninggalkannya di sana. Dia juga mengunci pintu belakang supaya pria kurus itu tidak bisa masuk lagi. Dexter kembali lagi ke dekat kamar itu dan sengaja membuat keributan untuk membuat Raja keluar dari kamar. Sudah 10 menit berlalu, polisi belum juga datang, Dexter merasa harus bertindak. “Nas! Nas!” teriak Raja. Dia sudah berada di luar kamar. Rita sudah pingsan lagi karena ketakutan mendengar kemarahan dan ancaman Raja padanya sedari tadi. “Akh!” seru Raja memegangi kepalanya di bagian belakang, rasanya basah dan lengket. Dia membelalakkan matanya saat melihat darah segar di telapak tangannya. Dia membalik badannya dan melihat Dexter sedang berdiri memegangi vas bunga kaca yang pecah setengahnya itu, darah segar menetes dari pecahan v
“Kamu koma selama hampir 1 bulan. Hampir mati karena perdarahan otak berat dan perdarahan berat akibat tusukan senjata tajam. Kamu menjalani 4 kali operasi berisiko tinggi dalam keadaan tidak sadar saat belum koma. Saat sadar dari koma, kamu melupakan banyak hal, terutama tentang adikmu, Eve. Butuh waktu beberapa minggu untuk memulihkan keadaanmu. Rehabilitasi medik itu yang paling berat. Kamu paling shock karena sulit berjalan.” Aksa sengaja menekankan kata ‘adikmu’ dan ‘Eve’ supaya Dexter bertanya apa artinya semua itu, jadi Aksa bisa menjelaskan hal yang lain lagi. Dulu memang Aksa, Diana, Erick dan Rita sengaja merahasiakan semuanya dari Dexter dan Eve supaya kedua anak itu tidak mengetahui tentang hubungan mereka yang sebenarnya dan dosa-dosa apa yang dilakukan orang tua mereka. Tetapi Dexter berpura-pura tuli dan tidak meminta penjelasan. Dexter sudah pernah mengakui kalau dia cukup bahagia dengan keadaannya sekarang, istri dan anak sudah cukup untuknya. Hatiny
6 Juli 2019 Sudah hampir 2 bulan berlalu dalam keadaan yang lebih tenang. Pengamanan yang diberikan Keluarga Daveno pada anggota keluarga mereka memang tidak main-main. Tidak ada kesempatan sedikit pun untuk pihak yang berusaha membunuh Dexter bisa membuat masalah lagi. Apalagi pelaku yang ‘mengakali’ mesin itu dan pelaku pengerusakan kaca mobil telah diserahkan ke polisi, tampaknya menjadi pertanda untuk mundur dulu bagi si pemilik ide karena keluarga itu sangat serius melindungi anggota keluarga mereka. Dua bulan ini juga Eve dan Dexter selalu keluar kota bersama-sama. Biasanya Eve hanya ditemani asisten, sekarang ditambah seorang pengawal dan Dexter sendiri. Eve sudah menolaknya tetapi Dexter sulit untuk ditolak, selalu saja ada caranya membuat Eve menurut. Dexter bahkan sebisa mungkin membuat jadwalnya memiliki tujuan yang sama dengan jadwal kunjungan Eve setiap bulannya. Hari ini Eve sibuk mempersiapkan acara ulang tahun Daniel yang pertama. Acaranya aka
7 Juli 2019 “Da-da! Cum, aun!” teriak Daniel. Dexter merasa telinganya berdenging. Anak itu bukan hanya mempelajari banyak kata baru dan mengucapkannya dengan lebih jelas tetapi juga suaranya makin kencang. Dia bangun dan mencium Daniel sekilas seperti permintaan anak itu. “Kamu sudah baikan?” tanya Eve. Dia bersimpuh di ranjang dan memegangi dahi Dexter. Dia menaruh kaos Dexter di atas dadanya pertanda pria itu harus memakainya sekarang juga. “Semalam juga sudah baikan. Kamu yang keterlaluan sampai tidur di kamar lain,” gerutu Dexter. Dia memakai kaosnya dengan cepat karena Daniel terus mencium perutnya dengan gembira seperti yang biasa dia lakukan saat menggoda Daniel. “Bukan begitu. Itu supaya Daniel nggak ganggu kamu. Dia cari kamu terus.” Dexter memang tidur nyenyak setelah makan malam selesai. Rasanya sangat lega bisa menemukan jalan bisa mempertahankan apa yang dia punya. Jadi dia mengantuk dan tertidur sampai pagi. Meskipun tangannya s
Maria menyukai semua dekorasi di pesta Daniel itu. Bunga-bunganya begitu indah, bermekaran dan semerbak baunya. Bau bunga mekar dan bau kayu pepohonan bercampur menjadi satu membuatnya merasa berada di dalam negeri dongeng. Belum lagi ada kupu-kupu terbang di dekatnya, menyusuri bunga-bunga berwarna yang mengundang perhatian mereka. Panggungnya begitu cantik dan penuh warna tanpa terlihat kemegahan. Maria tidak membawa banyak buket bunga sore itu sesuai dengan keinginan Eve. Dia mengatur kembali beberapa rangkaian bunga dan menambahkan beberapa bunga miliknya supaya terlihat lebih hidup. Dia menyiram bunga yang terlihat agak layu supaya tampak masih segar. Serasa berada di musim semi dengan semilir angin yang bertiup menerbangkan helaian rambut Maria yang tidak ikut terikat ke atas. Eve juga memintanya membuat buket bunga mungil untuk ibu-ibu yang hadir dalam acara itu, bukan cuma anak saja yang merayakan acara itu tetapi juga seorang ibu pun patut mendapatkan peraya
Eve tidak memiliki maksud lain selain ingin mengundang Maria ke perayaan ulang tahun Daniel. Pesta kecil itu untuk keluarga dan sebenarnya Maria dan Felix juga keluarga Daniel. Meskipun seumur hidup Maria tidak akan pernah mengetahui kalau dia adalah nenek Daniel, tetapi Eve ingin memberikan wanita itu kesempatan untuk sekedar menikmati momen yang berharga itu. Eve sendiri tidak yakin, apakah dia melakukan ini untuk Daniel, untuk Maria atau untuk Frans yang bahkan tidak pernah dikenalnya. Eve bisa merasakan Felix memandangnya dengan seksama, seakan sedang menilai tetapi dia tidak terlalu peduli. Felix tidak pernah berbuat jahat padanya dan selalu menghargainya, jadi Eve tidak ingin mengetahui apa yang ada di pikiran Felix. Saat acara inti malam itu yaitu tiup lilin dan potong kue untuk Daniel akan dimulai, Dexter memintanya ditunda dulu. Eve mengerti kalau mereka harus menunggu orang tua Dexter datang. Eve juga menyayangi mereka dan ingin mereka ada di sana.