David menggenggam tangan Rosalinne. Pria itu menyimpan tangan sang istri dan menyalurkan kehangatannya di sana. Sesuai dengan janjinya David membawa Rosalinne untuk pergi bersama. Setelah sebelumnya sempat singgah di sebuah restaurant terkenal, keduanya tidak lantas mengakhiri wisata malam itu dengan sia-sia. Meski rintik salju kian menebal namun agaknya sama sekali tidak menyurutkan keinginan keduanya untuk menikmati waktu bersama. Temaram lampu kota mengiringi langkah keduanya yang berjalan di sekitar keramaian. Rosalinne tidak menyangka suaminya mau menuruti keinginannya untuk berjalan di keramaian seperti ini.
Drt… drt… drt…
“Aku akan mengangkat telfon, jangan pergi terlalu jauh,” pesan David pada sang istri.
Seperti mengabaikan kalimat David, Rosalinne justru tertarik dengan sebuah toko di seberangnya yang menyajikan koleksi busana.
Tring… tring… tring…
Lonceng kecil di pintu masuk telah berbunyi, menandakan kehadiran seorang pelanggan.
Rosalinne berjalan memperhatikan setiap display yang dipajang oleh pemilik toko, mengamati tanpa bersuara yang membuat seorang pelayan yang sedang mengikutinya sedikit jengah.hingga pada akhirnya Rosalinne bersuara.
“Keluarkan,” perintahnya pada sang pelayan yang tampak ragu.
“Menunggu apa lagi?”
“Ah ya baiklah, tunggu sebentar nyonya,” ucap si pelayan dengan terburu.
Sebuah dasi berwana hitam dengan segaris motif di tengahnya, terlihat cantik dan sederhana.
“Apakah masih ada yang seperti ini?” tanya Rosalinne pada pelayan yang melayaninya.
“Tentu ada, tapi apakah anda yakin?” seolah tidak mempercayai kekayaan Rosalinne, pelayan itu dengan lancangnya justru mengeluarkan pertanyaan semacam itu.
Mengangkat sebelah alisnya Rosalinne tidak menjawab. Wanita itu dengan pandangan tegasnya memandang pelayan yang tidak beretiket itu.
“Apakah aku harus membongkar isi dompetku agar bisa melihat barang yang kalian miliki?”
“Tidak, bukan begitu nyonya, baiklah akan saya ambilkan.”
Rosalinne menunggu si pelayan membawakan barang yang diinginkannya dan selama menunggu itu tiba-tiba seseorang menghampirinya.
“Rosalinne? Itukah kau?” seseorang bertanya dari balik punggungnya.
Tidak menghiraukan kehadiran orang tersebut, Rosalinne justru sibuk mengamati barang yang telah dibawakan oleh si pelayan toko.
“Aku ambil keduanya,” katanya sambil menyerahkan sebuah kartu kepada pelayan.
“Wah si pecundang Rosalinne adalah orang yang kaya. Jadi pekerjaan seperti apa yang kau miliki? Apakah itu jenis pekerjaan yang menyenangkan. Kurasa kau memanfaatkan kecantikanmu dengan sangat baik kali ini,” pungkas wanita itu panjang lebar mengkritisi Rosalinne.
“Terimakasih,” kata Rosalinne pada pelayan yang menyerahkan sebuah tas belanja dan mengembalikan kartunya.
Namin sungguh disayangkan begitu Rosalinne berbalik tubuhnya menjadi limbung, kehilangan keseimbangan dan membuatnya terjatuh.
Sontak keributan itu memicu perhatian pelanggan lain, Rosalinne yang kesakitan tidak menghiraukan pandangan orang-orang terhadapnya. Begitu kembali dari keterkejutannya Rosalinne segera memungut kembali kotak barang yang berceceran keluar dari dalam tas belanjanya. Mengambil ancang-ancang untuk berdiri sebelum sepasang tangan memegang kedua pundaknya.
Rosalinne tertegun. Wanita itu terkejut dengan kehadiran David lengkap dengan wajah paniknya.
“Kau baik-baik saja? Apa kau terluka?” tanya David panik sambil mengamati keadaan Rosalinne yang terduduk di lantai.
Kedatangan David yang tiba-tiba semakin memicu perhatian pengunjung. Pria tampan itu kini menjadi pusat perhatian semua orang. Sosoknya yang terlihat kaya membuat orang-orang semakin penasaran aka nasal-usulnya terlebih seorang wanita yang menjadi dalang dari insiden ini.
Begitu Rosalinne telah berdiri maka dengan segera ia melemparkan diri pada sang suami, menyembunyikan tubuh rampingnya pada dekapan David yang perkasa. Dengan mata berkaca-kaca Rosalinne menatap sang suami dan mulai berkata.
“Ini menyakitiku. Tidakkah kau lihat mereka menertawakanku,” katanya berkaca-kaca.
David membelai lembut surai sang istri, menghapus setitik air mata yang tersimpan di sudut mata Rosalinne lalu dengan tegas memandang semua orang yang berada dalam ruangan itu terutama seorang wanita yang berdiri tak jauh dari posisi sang isteri.
“Panggil manager kalian!”
“Ta…tapi tuan bukan kami yang,” ucap pelayan toko terhenti begitu dihadiahi tatapan tajam oleh David.
Tak lama kemudian seorang pria datang bersama si pelayan toko.
“Tuan apakah sesuatu telah terjadi?”
“Hapus dia dari daftar pelangganmu,” singkat. padat dan jelas kata David sebelum membawa Rosalinne pergi dari tempat itu.
Masih dalam keterkejutan, orang-orang di sana diam terpaku menyaksikan kepergian keduanya. Terlebih dengan sikap dari si laki-laki tampan yang tampak berkuasa.
Sementara itu sang wanita yang menjadi pelaku utama dengan tidak tahu diri tetap terlihat angkuh meski kini dirinya menjadi pusat perhatian karna namanya telah diblacklist oleh brand ternama itu.
Setelah kerumunan telah berakhir, seorang pria dengan setelan jas warna hitam menghampiri sang manager dan menunjukkan sebuah kartu nama. Begitu melihat identitas yang tertera pada kartu nama tersebut maka si manager segera menunduk dan mengerti.
Di sisi lain kini David dan Rosalinne tengah dalam perjalanan dengan kendaraan pribadi mereka untuk kembali ke hotel. Menyandarkan tubuhnya kepada sang suami, Rosalinne menikmati setiap sapuan lembut David yang didaratkan pada puncak kepalanya.
“Tidurlah, aku bersamamu,” ujarnya lalu mencium kening Rosalinne.
---
Sejak kejadian malam itu, David memerintahkan salah seorang pengawalnya untuk setia berada di samping sang istri. Bahkan tak segan pria itu akan mengosongkan semua tempat yang ingin dikunjungi oleh sang istri agar wanita itu merasa nyaman. Sebagai isteri yang patuh dan taat pada suami tentu hal itu tidak ditolak oleh Rosalinne, meski terasa berlebihan tapi dari sanalah Rosalinne yakin jika David benar-benar menyayanginya dan dengan caranya itulah David menunjukan rasa sayang itu padanya.
Pada malam terakhir keberadaan keduanya di Perancis, mereka meghadiri sebuah acara pesta yang diadakan oleh salah satu pemilik perusahaan besar yang tengah bekerja sama dengan perusahaan milik keluarga Han. Rosalinne hadir sebagai pemandangan baru di sana. Keberadaannya sama sekali tidak terduga terlebih kedatangannya dengan seorang David Han benar-benar mencuri perhatian kerumunan pesta. Sosok wanita yang pada akhirnya bersanding dengan Tuan Muda Han yang terhormat. Tidak diragukan, rupanya publik telah menyebarkan berita yang benar. Pasangan David benar-benar cantik, terlihat rupawan dengan pembawaannya yang berkelas.
Semua mata tertuju pada keduanya. Pasangan terpanas musim ini telah hadir di tengah pesta mewah kota Paris. Tidak diragukan lagi bahwa pasangan serasi itu adalah yang terpanas di antara semua pasangangan yang hadir di malam itu. David Han pria dingin itu telah mengakhiri masa lajangnya dengan memperistri kecantikan yang berkelas menutup rumor yang menyebarkan bahwa dirinya tidak berada dalam jalur percintaan yang benar.
Di satu kesempatan setelah menemani David bertegur sapa dengan koleganya Rosalinne segera menarik diri dan sedikit menjauh dari keramaian. Wanita itu mengamati dari kejauhan bagaimana sang suami berbicara dan bertukar obrolan dengan orang-orang yang dijumpainya. Pria tinggi yang amat menarik, tanpa disadari Rosalinne menganggumi betapa karismatiknya seorang David Han. Menyelesaikan istirahatnya Rosalinne mengakhirinya dengan meneguk habis seluruh minuman di tangannya.
“Tak kusangka kau menghadiri acara seperti ini Rosalinne,”
Menghiraukannya Rosalanne tidak mengindahkan perkataan sosok yang mengajaknya bicara.
“Apakah minuman itu terasa sangat lezat? Apakah itu selezat hubunganmu dengan pria Han?”
Sekali lagi Rosalinne membiarkan wanita itu berceloteh semaunya. Jari telunjuknya yang ramping sibuk membelai pinggiran gelas kaca yang dipegangnya tanpa sedikitpun memberikan wajah pada si wanita yang berusaha memancing emosinya.
“Rosalinne, sosok yang sama sekali tidak berubah,”
Wanita itu kembali tersenyum meremehkan.
“Kontrak seperti apa yang ditawarkan seorang David Han hingga kau mau melemparkan diri untuk menjadi istrinya? Apakah itu jumlah yang besar?”
Inilah yang tidak disukai oleh Rosalinne. Di tempat seperti inilah dirinya akan banyak bertemu dengan ular-ular yang sangat meresahkan dan menganggu kenyamanannya.
Belum sempat Rosalinne menjawab rupanya sosok pangeran lebih dulu datang menyelamatkan sang tuan putri. Kedatangan David membuat sedikit keributan kecil di sana, para wanita rupanya sangat mengaggumi ketampanan dan pembawaannya. Di pest aitu para wanita yang mengaguminya menyaksikan secara langsung bagaimana seorang David menunjukkan perhatian dan rasa sayangnya pada seorang wanita.
David mengambil gelas kaca di tangan sang istri lalu kemudian mengarahkannya pada wanita yang sedari tadi berada di dekat sang isteri.
“Tapi dia bukan pelayan Dav.”
“Apa aku peduli,” tukas David cepat dan segera membawa Rosalinne pergi dari sana.
Telapak besarnya senantiasa menggenggam jari-jari kecil Rosalinne, menggenggam wanitanya seakan tak membiarkannya lepas barang sedetik. Hingga kemudian Rosalinne mengisyaratnya keinginnanya untuk segera berisitirahat dan mengakhiri keikutsertaan keduanya dalam pesta malam itu. Menangkap kemauan sang isteri maka David segera mengakhiri percakapannya dan pamit undur diri pada sang pemilik acara.
“Aku melupakan mantelnya, bisakah kita kembali dan mengambilnya?” pinta Rosalinne pada David begitu menyadari kelalaiannya.
“Akan kuambil untukmu, tunggu di sini.”
Setelah mengatakannya David segera melangkah meninggalkan Rosalinne yang menunggu di lobi gedung.
Rosalinne yang merasa lelah pun segera menuju ke tempat tunggu lobi yang berada di depannya. Melangkah dengan tenang mengabaikan tatapan mengagumi orang-orang yang berpapasan dengannya. Baru saja wanita itu mendudukkan diri, tiba-tiba seorang wanita cantik datang menghampirinya.
“Rosalinne Han?” ujar wanita tersebut membuka pembicaraan.
Rosalinne memandangnya dengan seksama memastikan jika mungkin dirinya mengenali seseorang yang sedang menyapanya ini.
“Apakah kita saling mengenal?” tanya Rosalinne memastikan.
Tanpa diduka wanita itu tersenyum remeh, dari gelagat yang telah ditunjukkan oleh perempuan itu Rosalinne telah mencium bau permusuhan yang dikeluarkan oleh sang lawan bicara.
“Kupikir dunia sudah cukup modern untuk menginformasikan siapa aku. Christy Jane, tidakkah kau mengenal nama itu?”
“Ya aku tahu, perempuan sensasional yang gemar berganti pasangan.”
Christy tertohok, kesombongannya mendadak luntur lantaran Rosalinne justru menyebutkan sisi miring kehidupannya. Orang-orang yang berada tak jauh dari keduanya pun merasa geli dan terkikik mendengar kalimat yang dikeluarkan Rosalinne terhadap Christy yang notabenenya seorang artist papan atas.
Tak habis kehilangan akal, Christy kembali berkata dan mencoba memprofokasi Rosalinne.
“Tidakkah kau tahu jika suamimu salah satu dari mereka. Sepertinya aku lebih dulu berhasil mencicipinya dibandingakan denganmu.”
Beberapa orang mulai berbisik, semua orang tahu jika skandal itu benar adanya tapi mereka tidak menyangka jika si pelaku mengakuinya secara terang-terangan meski pasangan masa lalunya telah beristeri.
“Terimakasih atas informasinya, aku menghargai kejujuranmu,” lirih Rosalinne.
Berdiri Rosalinne menepuk Pundak Christy dengan lembut, wanita itu tersenyum dengan sangat ramah tetapi sama sekali tidak melunturkan ketajaman atas senyuman yang mengintimidasi tersebut. Berjalan dengan anggun Rosalinne meninggalkan Christy yang masih mematung.
Merasa tidak terima karna telah diabaikan Christy berniat untuk membalas kekurang ajaran Rosalinne terhadap dirinya. Namun sayang begitu tubuhnya berbalik yang didapatinya justru kemesraan antara David dengan Rosalinne, dimana David tengah mencium kening Rosalinne begitu pria itu selesai memasangkan mantel bulu yang cantik pada Pundak terbuka sang isteri. Christy yang geram hanya mampu menahan amarahnya, meremas gaunnya kuat-kuat terlebih ketika secara singkat Rosalinne kembali menolehkan wajahnya dan tersenyum mengejek.
Rosalinne Han benar-benar kecantikan yang tajam. Orang-orang tidak mengira jika isteri David Han akan seberani itu menghadapi lawannya. Dibalik kesan lembut yang dimilikinya rupanya wanita itu menyimpan ketajaman untuk melindungi diri, sungguh wanita cantik yang cerdas.
___
“Apakah sesuatu telah mengganggumu?” tanya David begitu mereka dalam perjalanan kembali ke Korea.
“Tidak, aku baik-baik saja.”
Mendengar itu David hanya tersenyum kemudian mengambil tangan kosong milik Rosalinne.
“Katankanlah padaku kau bisa mempercayaiku. Kau tahu aku akan tersakiti jika Sebagian dari diriku disakiti, jadi tidak ada alasan bagimu untuk menyembunyikan apapun dariku.”
Apa ini? Apakah David benar-benar telah jatuh hati padanya? Rosalinne tidak menjawab wanita itu hanya tersenyum sebagai respon menikmati setiap kehangatan yang David berikan kepadanya.
Korea Selatan Sejak dua jam yang lalu David dan Rosalinne telah berada di kediaman utama keluarga Han dimana terlihat Tuan Han telah menyiapkan penyambutan terhadap satu-satunya sang pewaris. Di dalam rumah mewah bergaya klasik itu kini tengah diadakan perjamauan keluarga yang hanya berisi Rosalinne, David dan tentu bersama Tuan Han. Dari seluruh perlakuan yang diberikan oleh sang ayah mertua Rosalinne meyakini bahwa sosok Tuan Han adalah pribadi yang hangat dan penuh sayang hal itu diperjelas dengan bagaimana pria itu secara detail mengetahui apa saja yang bisa dan tidak bisa dimakan oleh sang putra. “Lihatlah kau bahkan tidak bisa mencerna kecambah ini. Ck..ck..ck.. padahal seharusnya kau harus banyak mengonsumsinya di saat seperti ini,” ucap Tuan Han yang mebuat David tersedak. Mengetahui sang suami tersedak, dengan cekatan Rosalinne menepuk-nepuk punggung David dan memberikannya segelas air putih. “Dan lagi apakah usahamu telah mebuahkan has
Rosalinne dengan setia mendiami Kasur hangat miliknya, memanjakan diri dengan kelembutan bulu angsa yang mendominasi bantal dan selimut miliknya. Rintik salju yang terus berjatuhan di luar sana membulatkan keinginan Rosalinne untuk tidak beranjak barang sejangkalpun dari tempat tidurnya. Hari sudah semakin sore dan sang Nyonya muda sama sekali tidak menunjukkan batang hidungnya. Bibi Hong yang merasa khawatir dengan kondisi sang Nyonya muda maka memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar yang ada di hadapannya. Tok..tok..tok… “Nyonya apa anda sudah bangun?” Kalimat pertama tidak mendapatkan balasan maka sekali lagi Bibi Hong kembali bersuara. “Nyonya hari sudah semakin sore, anda telah melewatkan makan siang anda. Haruskah saya membawakannya untuk nyonya?” Begitu mendengar suara pelayan tuanya, Rosalinne segera bangun memposisikan dirinya untuk bersandar di kepala ranjang kemudian dengan sedikit malas berkata. “Bawal
Cermin besar menampilkan bias seorang perempuan dengan setelan merah muda yang terlihat manis tapi sama sekali tidak memberikan kesan kekanakan. Warnanya cantik, menonjolkan keanggunan dan sentuhan lembut pada pemakainya. Surai kecoklatannya yang panjang diapit dengan sepasang hair pin putih yang diketahui tersusun atas beberapa mutiara. Setelah berputar sekilas di depan cermin pada akhirnya Rosalinne setuju dengan tampilannya kali ini, begitu berbalik jemarinya segera meraih clutch bag yang disodorkan oleh sang pelayan kemudian segera bergegas pergi dan diikuti beberapa pelayan di belakangnya. Melihat sang nyonya mulai berjalan di bawah ruang terbuka maka pelayan lainnya segera bertindak. Payung lebar segera dibuka guna menaungi sang nyonya dari bulir salju yang berjatuhan. Rosalinne masuk ke dalam kuda besi lalu kemudian pintu mobil ditutup dan semua pelayan menunduk hormat melepas kepergian Nyonya mereka. Klotak…Klotak… Suara hak sepatu
Di dalam sebuah kamar besi Rosaline terlihat sedang berdiri diantara kerumunan orang-orang di dalam lift. Paras cantik dan penampilannya yang segar mencuri perhatian orang-orang di sana tanpa mengetahui jika wanita itu adalah istri dari bos mereka. Seusai menghadiri undangan dari Nyonya Joo rupanya Rosalinne tak lantas kembali ke kediamannya melainkan bertandang mengunjungi sang suami yang tengah bekerja. Lift terus naik menuju lantai paling atas, namun sebelumnya kamar besi itu sempat berhenti di beberapa lantai dan membawa serta beberapa orang untuk masuk di dalamnya. Ruangan lift yang semula longgar kini mulai menyempit. Saat Rosalinne hendak terhimpit tiba-tiba seseorang lebih dulu melindunginya. “Nyonya apakah anda baik-baik saja?” Masih belum menjawab, Rosalinne memperhatikan pria di depannya. “Maaf Nyonya saya tidak punya pilihan lain selain seperti ini,” jelas pria tersebut pada Rosalinne. Memang sedikit cang
Malam merupakan keadaan dimana waktu berubah menjadi tenang dan nyaman. Kegelapan yang menyelimuti seakan menghangatkan orang-orang yang berada dalam pelukannya. Malam juga menjadi hal yang menyenangkan bagi pasangan suami-istri Han. Di atas peraduan yang lembut keduanya berada di bawah selimut yang sama, saling memeluk menghangatkan satu sama lain.“Dav kenapa kau mau menikah denganku?”“Dan kau kenapa mau menikah denganku?”Yang ditanya justru balik mempertanyakan hal yang sama.“Karna itu sebuah perintah.”“Tepat sekali karna itu perintah,” balas David semakin mengeratkan pelukannya pada sang istri.“Kau tidak menyesal?” selidik Rosalinne.“Awalnya.”Mengangkat alisnya Rosalinne menyembunyikan rasa kecewa yang tengah melanda relung hatinya. Kemudian wanita itu lebih memilih untuk memunggungi suaminya, menarik selimut tinggi-tinggi mengabaikan keberadaan
Seumur dirinya hidup ini adalah mandi yang paling menyenangkan, ia tak berpikir jika kegiatan bernama ‘mandi’ menjadi sangat menyenangkan jika bersama David. Ia pikir pria mesum itu akan menggodanya hingga berwajah merah padam namun ternyata tanpa diduga David mengadakan konser dadakan di kamar mandi yang tentunya membuat Rosalinne tertawa karna aksinya.“Dav kapan kau akan mandi? Ini sudah tidak hangat lagi.” Rosalinne menggoyangkan air dengan tangannya sebagai bentuk bukti laporannya.“Benarkah? Kalau begitu akan kuhangatkan untukmu,” ucapnya menyudahi aksi panggung dadakan miliknya lalu segera mengumbar senyum penuh makna yang membuat Rosalinne merutuki kalimatnya.Air dalam bathup bergoyang begitu tubuh atletis David membelah gundukan busa yang memenuhi permukaan air bathup. Sedikit menggoda sang istri David terus mendekatkan tubuhnya pada Rosalinne yang telah berwajah merah karna malu. Mendekatkan kepala
Telapak besar milik David tengah bergerak memutari permukaan perut rata Rosalinne. Setelah memberikan wanita itu obat dan membantu membersihkan diri, David sama sekali tak beranjak dari sisi Rosalinne barang sejengkalpun. Dari belakang David memeluk tubuh Rosalinne, mendekapnya hangat menyalurkan ketenangan yang luar biasa nyaman. Menerawang pada kejadian beberapa menit yang lalu ketika David merasakan keanehan dari sang istri pria itu lantas segera menyalakan pecahayaan dan membiarkan ruangan itu diserbu dengan cahaya terang. Dengan mata kepalanya sendiri David melihat noda merah yang seperti pulau dibalik tubuh istrinya. Warna merahnya sangat melukai perasaan David, bagaimana bisa darah sebanyak itu keluar dari tubuh istrinya. Mungkin terdengar berlebihan tapi jujur saja ia tak menyangka akan melihatnya sebanyak itu. Menyaksikan bagaimana wajah pucat dan keringat dingin di tubuh Rosalinne membuat David panik bahkan sejenak kehilangan kecerdasannya. Namun semuanya terkendali begitu
Sore itu hanya dihabiskan Rosalinne berdua bersama David. Dari balik jendela kaca di kamar mereka keduanya menyaksikan hari berganti menjadi petang. Setelah lama keduanya terdiam Rosalinne kemudian berinisiatif untuk membuka pembicaraan.“Kau pulang lebih awal Dav, bahkan jauh dari waktu biasanya.”David tidak membalas pernyataan sang istri, pria itu tetap diam tak bergeming menempelkan dagunya di puncak kepala Rosalinne. Kedua lengannya sibuk merengkuh tubuh ramping sang istri, posisi yang demikian itu sungguh menjadi kehangatan tersendiri bagi David.“Dav?”“Jadi kau menyukai aku yang selalu pulang malam?” sindir David.“Tidak juga.”David mengeratkan pelukannya mengubur wajahnya dalam-dalam pada ceruk leher Rosalinne.“Aku kotor belum mandi Dav,” keluh Rosalinne merasa tidak enak pada David yang menyerbunya.“Apakah itu kode?” selidik David.&ldqu
Kembali ke penginapannya David menemukan Rosalinne yang telah meringkuk di balik selimut. Menghampiri posisi tidur sang istri kemudian David menyibak sisi ujung selimut lainnya dan menempatkan diri bersama di bawah selimut yang sama.“Kau pulang Dav?” tanya Rosalinne dengan mata yang masih terpejam.Tanpa memberikan jawaban pada Rosalinne David justru semakin mengeratkan pelukkannya dan membenamkan indra penciumnnya pada ceruk leher sang istri.Merasa paham dengan gerak-gerik suaminya kemudian Rosalinne memutar tubuhnya dan menghadap persis di depan David.“Bisakah kita beristirahat malam ini?”Pintanya memelas pada seseorang yang beberapa waktu terakhir ini telah menggempurnya dengan sangat ganas dan di beberapa hari ini rasa-rasanya ia tidak mendapatkan istirahat yang cukup baik apa lagi setelah kegaiatan olahraga yang selalu mereka lakukan semakin membuat waktu istirahatnya menjadi berantakan.Menarik Rosalinne dal
Sore itu setelah melewati hari yang panjang bersama sang suami Rosalinne tengah menikmati indahnya sunset di tepi pantai. Dengan dress pantainya yang melambai-lambai Rosalinne tampak begitu cantik dan mempesona. Berjalan beriringan keduanya memamerkan kebersamaan pada langit yang kian jingga, menapakkan jejak pada pasir putih yang membentang dari ujung ke ujung, pasangan suami-istri itu terlihat sangat bahagia dengan kebersamaan mereka.“Kau suka?” tanya David pada Rosalinne yang tengah memandang penuh binar bagaimana indahnya matahari tenggelam di balik lautan.“Terimakasih Dav,” Rosalinne berkaca-kaca di depan David.“Kau menangis? Hei-hei jangan menangis heum.”Sambil memeluk Rosalinne dalam dekapannya David mengecup bertubi-tubi kepala Rosalinne benar-benar menyayangkan air mata yang telah diteteskan istrinya.“Aku akan merindukan saat-saat seperti ini.”Mendongak, Rosalinne menata
Sreeeek… Suara pintu tergeser menjadi penanda kehidupan di kamar yang telah temaram itu. David Han dengan baik hati merapikan segala kekacauan yang telah keduanya perbuat. Tanpa niat mengusik ketenangan Rosalinne David melakukannya sendiri, bisa saja sebenarnya ia meminta pelayan untuk merapikan kekacauan yang telah mereka perbuat toh tanpa harus ditutupi mereka juga akan mengerti dengan apa yang telah terjadi, terlebih dengan status keduanya yang telah diketahui oleh umum. Ini sudah pukul 01.00 KST waktu dini hari yang menjadi saat-saat ternyenyak untuk melelapkan diri. Setelah membereskan kekacauan tadi David Han tak lantas menyusul sang istri untuk meringkuk dan berbagi selimut yang sama, pria itu justru mendatangi mini bar di kamar mereka. Bukan untuk menikmati sekaleng bir atau sejenisnya pria itu justru memilih kemasan air mineral di antara minuman-minuman berbagai rasa yang berjajar rapi di sana. Membuka penutupnya menikmati setiap aliran air yang men
Masih di atas kasurnya Rosalinne membaca keramaian sosial media, ditemani oleh temaram lampu Rosalinne dengan jeli membaca penuturan akun @lunaa_park yang telah menuliskan pembenaran terkait foto yang telah diunggahnya.@lunaa_park: Sebelumnya aku meminta maaf karna telah menyebabkan kehebohan yang sebelumnya tidak pernah aku duga. Foto ini diambil pada saat aku mengunjungi Nyonya Han dan memberikan bingkisan sebagai bentuk selamat atas pernikahannya. Aku rasa dengan penjelasan ini semua akan diluruskan kembali, tidak perlu menduga atau berspekulasi karna hubungan kami tidak lebih dari hanya saling mengenal. Terimakasih^^Sejujurnya Rosalinne tidak mempermasalahkan hal itu, ia merasa masa bodoh dengan pemberitaan media yang menilainya tapi di sisi lain kondisinya telah berbeda terlebih dengan marga Han yang telah disandangnya sehingga membuat beberapa hal menjadi sulit. Rosalinne tidak turun tangan mengatasi persoalan ini karna David sendiri yang memi
‘MEMILIKI STATUS POSISI YANG BERBEDA LUNA PARK MEMBAGIKAN KEBERSAMAAN DENGAN ISTRI SEORANG KONGLOMERAT!’‘HUBUNGAN LUNA PARK DENGAN ISTRI SAH DAVID HAN!’‘KEDEKATAN LUNA PARK DENGAN MENANTU KONGLOMERAT HAN’‘MILIKI HUBUNGAN BERBEDA, DAVID HAN BERHUBUNGAN DENGAN DUA ORANG WANITA!’‘DUA FIGUR BERBEDA DI BALIK KESUKSESAN DAVID HAN’Media telah menyebarkan berbagai judul artikel dalam kurun waktu kurang dari sehari. Waktu yang terbilang cepat hanya untuk mem-booming-kan sepotong gambar yang diupload oleh pemilik akun ensta bernama @lunaa_park yang tak lain dan tak bukan merupakan akun milik model papan atas Luna Park. Pengikutnya yang telah mencapai belasan juta itu telah meninggalkan banyak jejak digital dikolom komentar akun ensta miliknya, menyampaikan berbagai kalimat dari yang baik hingga beberapa yang sebenarnya kurang layak untuk dituliskan di media sosia
Suasana yang tenang dengan gemericik hujan sebagai playlist di pagi hari yang dingin. Setelah mengantar kepergian suaminya Rosalinne hanya bergelung menyimpan diri di balik selimut putih yang lembut. Rasanya hari ini ia benar-benar ingin bermalas-malasan sepanjang hari, melemaskan tubuhnya dengan sempurna sebagai wujud dari kemalasan yang nyata. Kembali mengenakan penutup matanya Rosalinne menjelma menjadi putri tidur di era modern. Sayangnya meski telah menutup mata bermenit-menit lamanya tetap saja rasa kantuk tak kunjung menghampirinya. Melepaskan penutup matanya Rosalinee bangkit dari tidurnya, sekilas perempuan itu melirik jendela besar di sudut kamar yang menampilkan ramainya tetes hujan.“Baiklah mari kita lihat ada berita apa hari ini.”Rosalinne menyibukkan jari-jarinya dengan membuka portal internet yang tersaji pada telepon genggam miliknya.“Menantu rahasia konglomerat Han, istri rahasia David Han, wanita cantik Han Corp, s
Semilir angin menjadi penyambut kedatangan Pasangan Han malam itu, setelah acara launching di siang hari maka di malam harinya diadakan jamuan semi party yang dihadiri oleh tamu-tamu undangan. Han Corp yang bernotabene sebagai perusahaan besar benar-benar menyajikan acara yang berkelas dan bernilai tinggi oleh karena itu orang-orang tidak pernah menganggap sepele setiap usaha dan bisnis yang dilakukan oleh Han Corp. Malam itu David Han dan pasangannya tampil memukau di tengah gelapnya malam. Bergandeng tangan menyapa setiap kerumunan tamu serta memamerkan senyum seolah menegaskan kebahagian yang tak terkira. David, pria dengan setelan semi formal berwarna gelap itu telihat gagah dan tampan di semua sisi. Jika saja lengan kirinya masih kosong mungkin malam itu para wanita akan berlomba untuk menyatakan cinta padanya, namun sayangnya kenyataan jelas berbeda dengan bayangan. Pria tampan itu telah menggandeng seorang perempuan cantik yang elegan dan terlihat cerdas, terlebih de
Rosalinne berdiam seorang diri menerima sapuan lembut dari angin yang melambai menyapanya dengan menerbangkan sebagain anak rambut miliknya yang jatuh. Sejenak menutup mata menikmati kesenangannya sendiri, menumpukan kedua tangannya pada bangku yang sedang didudukinya Rosalinne juga meluruskan kedua kakinya ke depan.Klotak…klotakRosalinne mendengarnya, mendengar suara hak sepatu yang menghantam lantai. Dari pendengarannya Rosalinne tahu jika langkah itu berhenti tepat di hadapannya, jika didengarkan lebih jauh ini bukanlah langkah kaki seorang pria hal itu jelas terdengar dari jenis ketukan kaki yang berbeda, lalu wangi ini juga berbeda. Bukan wangi seorang pria wanginya lebih lembut dan merupakan aroma yang segar seperti bunga. Membuka matanya Rosalinne menatap tenang Luna Park yang tersenyum ramah di hadapannya.“Nyonya Han,” sapanya dengan suara yang lembut.“Apakah kita pernah bertemu?”Seolah lupa inga
[Kirimkan ke kediaman Kim][Untuk setnya apakah anda ingin mengubahnya?][Tidak, cukup set utama. Perbaiki detailnya dan segera kirimkan.][Baik nyonya akan segera kami kirimkan.]Mematikan sambungan teleponnya Rosalinne kembali merapikan barang-barang di walkin closet miliknya. Beberapa pelayan terlihat menunjukkan beberapa pakaian termasuk beberapa pakaian santai, gaun, formal dan semi formal yang akan menggantikan koleksi musim dingin di lemari Rosalinne.“Tolong rapikan berdasarkan warnannya aku mau yang ini terlihat teratur.”Para pelayan mengangguk patuh dengan cepat tanggap segera mengerjakan apa yang dimau oleh si majikan.“Bibi Hong minta para pelayan untuk tidak membuang pakaian lamaku, aku ingin mereka disimpan dengan baik. Mungkin akan aku gunakan tahun depan jika masih bisa.”“Baik nyonya.”“Dan satu lagi tolong berikan aku ukuran tubuh masing-masing pelayan