Telapak besar milik David tengah bergerak memutari permukaan perut rata Rosalinne. Setelah memberikan wanita itu obat dan membantu membersihkan diri, David sama sekali tak beranjak dari sisi Rosalinne barang sejengkalpun. Dari belakang David memeluk tubuh Rosalinne, mendekapnya hangat menyalurkan ketenangan yang luar biasa nyaman. Menerawang pada kejadian beberapa menit yang lalu ketika David merasakan keanehan dari sang istri pria itu lantas segera menyalakan pecahayaan dan membiarkan ruangan itu diserbu dengan cahaya terang. Dengan mata kepalanya sendiri David melihat noda merah yang seperti pulau dibalik tubuh istrinya. Warna merahnya sangat melukai perasaan David, bagaimana bisa darah sebanyak itu keluar dari tubuh istrinya. Mungkin terdengar berlebihan tapi jujur saja ia tak menyangka akan melihatnya sebanyak itu. Menyaksikan bagaimana wajah pucat dan keringat dingin di tubuh Rosalinne membuat David panik bahkan sejenak kehilangan kecerdasannya. Namun semuanya terkendali begitu David menyadari jika itu adalah hal umum bagi seorang wanita maka dari itu dengan tenang ia membangunkan sang istri dan memberikan pertolongannya. Baiknya pria itu sama sekali tidak meminta bantuan para pelayannya, dengan sigap membersihkan kekacauan yang terjadi dengan tangannya sendiri yang sebenarnya juga memikirkan perasaan Rosalinne jika hal seperti ini diketahui oleh orang lain. Awalnya Rosalinne merasa malu dan menyesal secara bersamaan akan tetapi David yang memahmi apa yang terjadi pada sang istri lebih dulu memberikan pengertian agar tidak menyimpan perasaan seperti itu padanya hingga pada akhirnya seperti seorang bayi Rosalinne menurut dan menerima setiap tindakan yang dilakukan oleh David.
Malam yang petang kini telah berganti dengan pagi yang cerah. Masih dalam tidurnya Rosalinne merasakan sesuatu yang hangat di perutnya. Lagi dan lagi David benar-benar memberikan perawatan khusus padanya. Ia pikir laki-laki sepertinya tidak tahu cara dalam berlaku seperti ini namun sepertinya ia salah besar dan justru mendapat kejutan karna David sigap dan tanggap atas dirinya.
“Dav kau tidak bekerja?” tanya Rosalinne parau.
Sebenarnya hanya dengan melihat penampilan David, Rosalinne tahu jika pria itu telah siap dengan setelan kerjanya minus jas sebagai pelengkap. Tapi jika diperhartikan dengan baik pria itu masih mengenakan alas kaki rumahnya yang menandakan dirinya belum bersiap seratus persen.
“Sudah pukul delapan pergilah.”
Melirik arlojinya David memastikan waktu yang ia miliki.
Dalam hati ia merasa berat jika harus meninggalkan sang istri dengan keadaan seperti ini tapi di sisi lain pekerjaannya juga menuntut untuk ditangani. Jika ini pekerjaan biasa maka dengan senang hati David akan berdiam diri di samping Rosalinne tapi masalahnya pekerjaannya kali ini menyangkut keberlangsungan kerajaan bisnis yang telah dibangun keluarganya.
“Pergilah, Bibi Hong akan merawatku,” pinta Rosalinne.
Pada akhirnya dengan berat hati David pergi dan meninggalkan kecupan singkat sebelum benar-benar berlomba dengan waktu yang tersisa.
Sepeninggal David, Rosalinne kembali memejamkan mata menikmati sisa-sisa rasa sakit yang masih tersisa. Ingatannya sekilas mengulang kejadian malam tadi, tiba-tiba air matanya menetes menangisi sosok yang belum ia cintai sepenuh hati. Masih dalam perasaan yang berkecamuk tiba-tiba pintunya di ketuk dan seseorang masuk lengkap dengan nampan di tangan.
“Nyonya ini adalah minuman herbal. Dulu ketika muda saya mengonsumsinya dengan sangat teratur mungkin ini akan membantu anda,” kata wanita paruh baya itu lembut.
Mendengar penuturan dari kepala pelayannya Rosalinne segera berusaha menghapus jejak air matanya dan perlahan bangkit mendudukkan diri.
Pergerakan sang nyonya rupanya tak luput dari perhatian Bibi Hong. Dengan sabar wanita tua itu membantu Rosalinne untuk bangkit, seperti merawat anaknya sendiri Bibi Hong benar-benar menaruh simpati pada nyonya mudanya itu.
“Apakah rasanya masih sangat sakit? Sebelah mana yang sakit?”
Suara Bibi Hong sedikit bergetar seolah ikut merasakan rasa sakit yang Rosalinne rasakan. Rupanya bibi ini benar-benar khawatir dengan kondisi sang majikan. Bahkan ketika Rosalinne tidak menjawab Bibi Hong semakin terlihat khawatir dan memeluknya. Dalam pelukan itulah Rosalinne menumpahkan tangisnya, mengeluarkan air mata sakit juga air mata kesedihan karna perasaannya yang sama sekali tidak dapat ia kendalikan. Sejujurnya dibalik rasa sakit itu Rosalinne lebih tersakiti dengan fakta bahwa ia belum mencintai suaminya yang jelas-jelas sudah seperti dewa sekaligus malaikat baginya. Perasaannya kalut, Rosalinne menumpahkan semuanya dalam tangis yang pilu.
Di lain sisi David berusaha bekerja sebaik mungkin meski dalam benaknya tersimpan rasa khawatir yang sangat mencekiknya. Pria itu benar-benar khawatir pada sang istri, sebaik mungkin ia berusaha menyelesaikan pekerjaanya lebih cepat dari jadwal yang telah ditentukan bahkan ia meminta pada sang sekretaris untuk memajukan beberapa rapat yang ia rasa bisa dimajukan demi mempersingkat waktu kerjanya hari itu.
Hari telah beranjak siang bahkan matahari sudah mulai tergelincir ke arah barat. Rosalinne terlihat memejamkan matanya. Tidurnya terlihat tenang meski wajah pucatnya tidak bisa disembunyikan begitu saja tapi setidaknya wanita itu berhasil menutup matanya dengan tenang. Tidak lama baru hitungan lima belas hingga dua puluh menit ia tertidur tapi ia segera membuka mata begitu menyadari kehadiran seseorang.
“Bisakah kau pergi, ini bukan bar yang biasa kau masuki dengan bebas,” cerca Rosalinne pada sosok Allen Jeong kakak tirinya.
“Rupanya mulutmu sama pedasnya meski kau sedang sakit, sungguh kalimat sambutan yang hangat,” balas Allen tak mau kalah.
“Pergilah aku tidak berminat untuk menyambutmu.”
Bukannya pergi Allen justru semakin mendekatkan diri pada ranjang yang tengah ditiduri oleh Rosalinne.
“Jadi ini yang kau gunakan untuk bergulat dengan suami tampanmu itu.”
Allen mengusap sisi ranjang yang kosong dan tanpa malu mengucapkan kalimat seperti itu pada pemilik rumah.
Mendengar kalimat yang diucapkan saudari tirinya itu membuat Rosalinne tersenyum miris lantas berkata.
“Apa maksutmu memadu kasih? Ah aku tahu mungkin karna kebiasaanmu yang selalu bergulat dengan pria-pria itu jadi membuatmu lupa diri tentang apa itu bercinta-,”
“Kau!” seru Allen. Perempuan itu lalu mencengkram rahang Rosalinne kuat membuat Rosalinne seketika menghentikan kalimatnya.
Menatap sejenak sorot marah dari Allen Rosalinne terkekeh remeh.
“Kau tidak terima? Yang benar saja cih.”
“Tutup mulutmu jalang kecil!”
Allen benar-benar marah, dengan kasar ia menghempaskan rahang Rosalinne membuat Rosalinne sedikit meringis sakit karenanya.
“Jalang berteriak jalang. Aku suka selera humormu.”
“Tertawalah selagi kau bisa karna sebentar lagi semua akan menjadi milikku,” cerca Allen lalu pergi meninggalkan Rosalinne.
Rosalinne yang ditinggalkan kemudian menyudahi tawa sumbangnya. Matanya mulai berkaca menunjukkan emosi yang sangat dalam. Bukan sebagai bentuk menderita kesedihan melainkan sebagai bentuk amarah karna teringat dengan jelas luka ibunda di masa lalu. Dalam benaknya seincipun ia tidak akan merelakan Allen menyentuh apa yang menjadi miliknya terlebih David. Meski pernikahan ini bukan berlandaskan cinta tapi tidak ada salahnya jika Rosalinne ingin menjaga cinta David selagi dirinya menumbuhkan rasa itu.
Allen keluar dari kamar utama dengan perasaan jengkel yang teramat sangat.tapi kemudian ekspresinya berubah drastis begitu mendapati sosok yang diincarnya tengah berjalan ke arahnya. sedikit tersipu perumpuan itu berusaha memperbaiki letak rambutnya kemudian dengan semangat yang membuncah berusaha memberikan kesan yang baik pada iparnya itu.
“David kau pulang? Rosalinne sakit jadi aku bermaksut mengunjunginya-,”
Udara kosong menyapa balik sapaan Allen yang tidak dianggap oleh David. Pria itu mengabaikannya tanpa sedikitpun memberi muka. Bagaimana dengan Allen Jeong? Tentu saja setengah mati perempuan itu menahan kekesalannya. Bahkan setelah usahanya berdusta Allen sama sekali tidak bisa menarik perhatian pria itu padanya. Memangnya siapa yang akan menjenguk peremupuan sial itu pikirnya. Dengan menghentakkan kaki Allen segera angkat kaki dari sana.
Krieeet…
Pelan, amat pelan dan penuh kehati - hatian David membuka pintu kamarnya. Perasaannya menjadi tenang begitu melihat sosok tersayang tengah terbaring dengan tenang. Mendekati Rosalinne pria itu lantas segera mendudukkan diri di samping Rosalinne yang memejamkan mata.
Chu…
Lagi, David kembali mengecup kening sang istri seperti yang dilakukannya pagi tadi. Meraih tangan lemas Rosalinne David juga mendaratkan kecupan di sana. Setelah itu ia merasa jauh lebih tenang karna ternyata Rosalinne beristirahat dengan tenang yang tanpa sepengetahuannya telah terganggu akibat kedatangan Allen.
Sore itu hanya dihabiskan Rosalinne berdua bersama David. Dari balik jendela kaca di kamar mereka keduanya menyaksikan hari berganti menjadi petang. Setelah lama keduanya terdiam Rosalinne kemudian berinisiatif untuk membuka pembicaraan.“Kau pulang lebih awal Dav, bahkan jauh dari waktu biasanya.”David tidak membalas pernyataan sang istri, pria itu tetap diam tak bergeming menempelkan dagunya di puncak kepala Rosalinne. Kedua lengannya sibuk merengkuh tubuh ramping sang istri, posisi yang demikian itu sungguh menjadi kehangatan tersendiri bagi David.“Dav?”“Jadi kau menyukai aku yang selalu pulang malam?” sindir David.“Tidak juga.”David mengeratkan pelukannya mengubur wajahnya dalam-dalam pada ceruk leher Rosalinne.“Aku kotor belum mandi Dav,” keluh Rosalinne merasa tidak enak pada David yang menyerbunya.“Apakah itu kode?” selidik David.&ldqu
Noda herbal itu susah dihilangkan terlebih dengan aromanya yang cukup kuat sehingga membuat Rosalinne susah mengenyahkannya. Dalam usaha membersihkan noda di pakaiannya tanpa sadar David telah berada di belakang tubuh Rosalinne dan dengan tiba-tiba memeluk perempuan itu dengan erat. “Dav kau sudah selesai? Maaf aku terlalu lama di sini,” kata Rosalinne sembari menatap David pada pantulan cermin. “Ada apa?” Tidak menjawab, David justru mendaratkan kecupan-kecupan basah di Pundak dan sekitar perpotongan leher Rosalinne. “Dav menjauhlah, noda ini membuatku bau apa kau tidak menciumnya?” “Tidak. Aku menyukainya.” Merasa aneh dengan perlakuan David membuat Rosalinne segera membalikkan badan dan menatap lekat pria tinggi itu. “Kau baik-baik saja?” tanyanya lembut dengan posisi tangan meraih rahang sang suami. Sentuhan yang dirasakan David semakin membuat sesuatu dalam dirinya meledak-ledak tidak terkendali. Memejamkan matanya
Tubuhnya benar-benar kehilangan kendali, selain hawa panas ada rasa lain yang dirasakannya tapi cukup sulit untuk dipahami olehnya. Menggeliat dan berguling sama sekali tidak membantunya. Matanya yang sayu menatap penuh permohonan, mencengkeram erat baju yang dikenakan David, Rosalinne memohon meminta pertolongan. Rasa yang menyiksanya itu telah menghilangkan sebagian akal sehatnya bahkan ketika David melucuti pakaian yang dikenakan olehnya Rosalinne sama sekali tidak sadar, baru ketika telapak besar suaminya telah menyentuh permukaan kulitnya Rosalinne tersadar dengan apa yang terjadi. Rosalinne tidak bergerak, perempuan itu masih memahami respon yang diberikan tubuhnya terlebih setelah sentuhan yang telah David berikan padanya.Mendapati Rosalinne yang diam membeku David lantas menghentikan aksinya, menatap penuh khawatir dengan keadaan sang istri. Instingnya mengatakan jika Rosalinne tengah menahan sesuatu oleh karenanya dengan lembut David membelai sisi wajah sang istri d
Hari ini menjadi hari yang paling melelahkan bagi Rosalinne pun dengan David. Setelah kejadian pemanasan diri siang tadi Rosalinne menjadi benar-benar sangat malu meski hanya untuk sekedar berpapasan dengan David. Di rumah yang seluas ini rupanya keberadaan David juga tak berada jauh dari Rosalinne atau memang mungkin sebenarnya pria itu tak mau berjauhan dengan Rosalinne, yang jelas sejak kejadian itu dimanapun arah matanya memandang maka di situlah David berada. Di dalam kamarnya Rosalinne terlihat gugup. Meski telah mengenakan gaun tidurnya rupanya perempuan itu tak kunjung menempati kasur empuknya. Berjalan ke sana – kemari Rosalinne benar-benar dilanda kegugupan. Kedua kakinya yang tersimpan dalam alas bulu yang lembut terlihat penuh semangat membawanya berjalan di ruangan kamar, bahkan mungkin jika dihitung ini telah menjadi langkanya yang ke seratus tapi Rosalinne benar-benar tidak dapat mengatasi kegugupannya. Sadar atau tidak bahkan sikap tenangnya seolah runtuh, ke
“Kau menikmatinya?” tanya Rosalinne pada David. “Tentu sangat nikmat.” Rosalinne tersenyum kembali menyuapkan strawberry ke mulut David yang telah usai mengunyah. Rupanya pasangan itu tengah menikmati quality time di tengah kesibukan yang mendera. Di dalam ruang kerja David yang luas Rosalinne duduk memangku kepala si Pria Han, menyuapkan bebeberapa jenis camilan sebagai penutup acara makan siang keduanya. “Jam berapa kau akan mulai bekerja?” “Sebentar lagi.” “Bisahkah kau menyebutkan waktunya?” “Kurasa tidak.” Mendapat pernyataan seperti itu membuat Rosalinne jengah. Sebenarnya inilah yang ia takutkan jika mengunjungi kantor suaminya itu, kehadirannya akan menyita seluruh perhatian David hanya untuknya bahkan Rosalinne rasa ini sudah jauh melewati batas jam makan siang yang seharusnya. David yang merasakan keterdiaman Rosalinne lantas mendongak, seolah dapat membaca pikiran sang istri kemudian David berkata.
Pagi harinya kediaman keluarga Jeong terlihat berbeda dari biasanya. Dua pasang suami istri dan seorang lajang tengah menikmati makan pagi bersama. Jika orang-orang dilayani oleh para pelayan maka berbeda dengan David, dengan tangannya sendiri Rosalinne melayani sang suami. Meski hubungan keduanya dapat dikatakan sedang tidak akur tetapi Rosalinne masih sadar sesadar-sadarnya tentang tugas dan kewajibannya sebagai seorang istri. “Terimakasih,” ucap David pada Rosalinne yang meletakkan potongan daging di mangkuknya. Sebagai jawabanya Rosalinne hanya tersenyum. “Menantu Han silahkan nikmati makananmu, jika kau menginginkan sesuatu biarkan pelayan melayanimu.” “Baik ayah mertua, ini sudah sangat cukup bagiku. Terimakasih.” “Tidak usah sungkan anggaplah rumah sendiri.” Nyonya Jeong menimpali sembari meletakkan lauk di atas mangkuk David menginterupsi pergerakkan Rosalinne yang juga hendak melakukan hal yang sama. Dengan ekor matany
[Kirimkan ke kediaman Kim][Untuk setnya apakah anda ingin mengubahnya?][Tidak, cukup set utama. Perbaiki detailnya dan segera kirimkan.][Baik nyonya akan segera kami kirimkan.]Mematikan sambungan teleponnya Rosalinne kembali merapikan barang-barang di walkin closet miliknya. Beberapa pelayan terlihat menunjukkan beberapa pakaian termasuk beberapa pakaian santai, gaun, formal dan semi formal yang akan menggantikan koleksi musim dingin di lemari Rosalinne.“Tolong rapikan berdasarkan warnannya aku mau yang ini terlihat teratur.”Para pelayan mengangguk patuh dengan cepat tanggap segera mengerjakan apa yang dimau oleh si majikan.“Bibi Hong minta para pelayan untuk tidak membuang pakaian lamaku, aku ingin mereka disimpan dengan baik. Mungkin akan aku gunakan tahun depan jika masih bisa.”“Baik nyonya.”“Dan satu lagi tolong berikan aku ukuran tubuh masing-masing pelayan
Rosalinne berdiam seorang diri menerima sapuan lembut dari angin yang melambai menyapanya dengan menerbangkan sebagain anak rambut miliknya yang jatuh. Sejenak menutup mata menikmati kesenangannya sendiri, menumpukan kedua tangannya pada bangku yang sedang didudukinya Rosalinne juga meluruskan kedua kakinya ke depan.Klotak…klotakRosalinne mendengarnya, mendengar suara hak sepatu yang menghantam lantai. Dari pendengarannya Rosalinne tahu jika langkah itu berhenti tepat di hadapannya, jika didengarkan lebih jauh ini bukanlah langkah kaki seorang pria hal itu jelas terdengar dari jenis ketukan kaki yang berbeda, lalu wangi ini juga berbeda. Bukan wangi seorang pria wanginya lebih lembut dan merupakan aroma yang segar seperti bunga. Membuka matanya Rosalinne menatap tenang Luna Park yang tersenyum ramah di hadapannya.“Nyonya Han,” sapanya dengan suara yang lembut.“Apakah kita pernah bertemu?”Seolah lupa inga
Kembali ke penginapannya David menemukan Rosalinne yang telah meringkuk di balik selimut. Menghampiri posisi tidur sang istri kemudian David menyibak sisi ujung selimut lainnya dan menempatkan diri bersama di bawah selimut yang sama.“Kau pulang Dav?” tanya Rosalinne dengan mata yang masih terpejam.Tanpa memberikan jawaban pada Rosalinne David justru semakin mengeratkan pelukkannya dan membenamkan indra penciumnnya pada ceruk leher sang istri.Merasa paham dengan gerak-gerik suaminya kemudian Rosalinne memutar tubuhnya dan menghadap persis di depan David.“Bisakah kita beristirahat malam ini?”Pintanya memelas pada seseorang yang beberapa waktu terakhir ini telah menggempurnya dengan sangat ganas dan di beberapa hari ini rasa-rasanya ia tidak mendapatkan istirahat yang cukup baik apa lagi setelah kegaiatan olahraga yang selalu mereka lakukan semakin membuat waktu istirahatnya menjadi berantakan.Menarik Rosalinne dal
Sore itu setelah melewati hari yang panjang bersama sang suami Rosalinne tengah menikmati indahnya sunset di tepi pantai. Dengan dress pantainya yang melambai-lambai Rosalinne tampak begitu cantik dan mempesona. Berjalan beriringan keduanya memamerkan kebersamaan pada langit yang kian jingga, menapakkan jejak pada pasir putih yang membentang dari ujung ke ujung, pasangan suami-istri itu terlihat sangat bahagia dengan kebersamaan mereka.“Kau suka?” tanya David pada Rosalinne yang tengah memandang penuh binar bagaimana indahnya matahari tenggelam di balik lautan.“Terimakasih Dav,” Rosalinne berkaca-kaca di depan David.“Kau menangis? Hei-hei jangan menangis heum.”Sambil memeluk Rosalinne dalam dekapannya David mengecup bertubi-tubi kepala Rosalinne benar-benar menyayangkan air mata yang telah diteteskan istrinya.“Aku akan merindukan saat-saat seperti ini.”Mendongak, Rosalinne menata
Sreeeek… Suara pintu tergeser menjadi penanda kehidupan di kamar yang telah temaram itu. David Han dengan baik hati merapikan segala kekacauan yang telah keduanya perbuat. Tanpa niat mengusik ketenangan Rosalinne David melakukannya sendiri, bisa saja sebenarnya ia meminta pelayan untuk merapikan kekacauan yang telah mereka perbuat toh tanpa harus ditutupi mereka juga akan mengerti dengan apa yang telah terjadi, terlebih dengan status keduanya yang telah diketahui oleh umum. Ini sudah pukul 01.00 KST waktu dini hari yang menjadi saat-saat ternyenyak untuk melelapkan diri. Setelah membereskan kekacauan tadi David Han tak lantas menyusul sang istri untuk meringkuk dan berbagi selimut yang sama, pria itu justru mendatangi mini bar di kamar mereka. Bukan untuk menikmati sekaleng bir atau sejenisnya pria itu justru memilih kemasan air mineral di antara minuman-minuman berbagai rasa yang berjajar rapi di sana. Membuka penutupnya menikmati setiap aliran air yang men
Masih di atas kasurnya Rosalinne membaca keramaian sosial media, ditemani oleh temaram lampu Rosalinne dengan jeli membaca penuturan akun @lunaa_park yang telah menuliskan pembenaran terkait foto yang telah diunggahnya.@lunaa_park: Sebelumnya aku meminta maaf karna telah menyebabkan kehebohan yang sebelumnya tidak pernah aku duga. Foto ini diambil pada saat aku mengunjungi Nyonya Han dan memberikan bingkisan sebagai bentuk selamat atas pernikahannya. Aku rasa dengan penjelasan ini semua akan diluruskan kembali, tidak perlu menduga atau berspekulasi karna hubungan kami tidak lebih dari hanya saling mengenal. Terimakasih^^Sejujurnya Rosalinne tidak mempermasalahkan hal itu, ia merasa masa bodoh dengan pemberitaan media yang menilainya tapi di sisi lain kondisinya telah berbeda terlebih dengan marga Han yang telah disandangnya sehingga membuat beberapa hal menjadi sulit. Rosalinne tidak turun tangan mengatasi persoalan ini karna David sendiri yang memi
‘MEMILIKI STATUS POSISI YANG BERBEDA LUNA PARK MEMBAGIKAN KEBERSAMAAN DENGAN ISTRI SEORANG KONGLOMERAT!’‘HUBUNGAN LUNA PARK DENGAN ISTRI SAH DAVID HAN!’‘KEDEKATAN LUNA PARK DENGAN MENANTU KONGLOMERAT HAN’‘MILIKI HUBUNGAN BERBEDA, DAVID HAN BERHUBUNGAN DENGAN DUA ORANG WANITA!’‘DUA FIGUR BERBEDA DI BALIK KESUKSESAN DAVID HAN’Media telah menyebarkan berbagai judul artikel dalam kurun waktu kurang dari sehari. Waktu yang terbilang cepat hanya untuk mem-booming-kan sepotong gambar yang diupload oleh pemilik akun ensta bernama @lunaa_park yang tak lain dan tak bukan merupakan akun milik model papan atas Luna Park. Pengikutnya yang telah mencapai belasan juta itu telah meninggalkan banyak jejak digital dikolom komentar akun ensta miliknya, menyampaikan berbagai kalimat dari yang baik hingga beberapa yang sebenarnya kurang layak untuk dituliskan di media sosia
Suasana yang tenang dengan gemericik hujan sebagai playlist di pagi hari yang dingin. Setelah mengantar kepergian suaminya Rosalinne hanya bergelung menyimpan diri di balik selimut putih yang lembut. Rasanya hari ini ia benar-benar ingin bermalas-malasan sepanjang hari, melemaskan tubuhnya dengan sempurna sebagai wujud dari kemalasan yang nyata. Kembali mengenakan penutup matanya Rosalinne menjelma menjadi putri tidur di era modern. Sayangnya meski telah menutup mata bermenit-menit lamanya tetap saja rasa kantuk tak kunjung menghampirinya. Melepaskan penutup matanya Rosalinee bangkit dari tidurnya, sekilas perempuan itu melirik jendela besar di sudut kamar yang menampilkan ramainya tetes hujan.“Baiklah mari kita lihat ada berita apa hari ini.”Rosalinne menyibukkan jari-jarinya dengan membuka portal internet yang tersaji pada telepon genggam miliknya.“Menantu rahasia konglomerat Han, istri rahasia David Han, wanita cantik Han Corp, s
Semilir angin menjadi penyambut kedatangan Pasangan Han malam itu, setelah acara launching di siang hari maka di malam harinya diadakan jamuan semi party yang dihadiri oleh tamu-tamu undangan. Han Corp yang bernotabene sebagai perusahaan besar benar-benar menyajikan acara yang berkelas dan bernilai tinggi oleh karena itu orang-orang tidak pernah menganggap sepele setiap usaha dan bisnis yang dilakukan oleh Han Corp. Malam itu David Han dan pasangannya tampil memukau di tengah gelapnya malam. Bergandeng tangan menyapa setiap kerumunan tamu serta memamerkan senyum seolah menegaskan kebahagian yang tak terkira. David, pria dengan setelan semi formal berwarna gelap itu telihat gagah dan tampan di semua sisi. Jika saja lengan kirinya masih kosong mungkin malam itu para wanita akan berlomba untuk menyatakan cinta padanya, namun sayangnya kenyataan jelas berbeda dengan bayangan. Pria tampan itu telah menggandeng seorang perempuan cantik yang elegan dan terlihat cerdas, terlebih de
Rosalinne berdiam seorang diri menerima sapuan lembut dari angin yang melambai menyapanya dengan menerbangkan sebagain anak rambut miliknya yang jatuh. Sejenak menutup mata menikmati kesenangannya sendiri, menumpukan kedua tangannya pada bangku yang sedang didudukinya Rosalinne juga meluruskan kedua kakinya ke depan.Klotak…klotakRosalinne mendengarnya, mendengar suara hak sepatu yang menghantam lantai. Dari pendengarannya Rosalinne tahu jika langkah itu berhenti tepat di hadapannya, jika didengarkan lebih jauh ini bukanlah langkah kaki seorang pria hal itu jelas terdengar dari jenis ketukan kaki yang berbeda, lalu wangi ini juga berbeda. Bukan wangi seorang pria wanginya lebih lembut dan merupakan aroma yang segar seperti bunga. Membuka matanya Rosalinne menatap tenang Luna Park yang tersenyum ramah di hadapannya.“Nyonya Han,” sapanya dengan suara yang lembut.“Apakah kita pernah bertemu?”Seolah lupa inga
[Kirimkan ke kediaman Kim][Untuk setnya apakah anda ingin mengubahnya?][Tidak, cukup set utama. Perbaiki detailnya dan segera kirimkan.][Baik nyonya akan segera kami kirimkan.]Mematikan sambungan teleponnya Rosalinne kembali merapikan barang-barang di walkin closet miliknya. Beberapa pelayan terlihat menunjukkan beberapa pakaian termasuk beberapa pakaian santai, gaun, formal dan semi formal yang akan menggantikan koleksi musim dingin di lemari Rosalinne.“Tolong rapikan berdasarkan warnannya aku mau yang ini terlihat teratur.”Para pelayan mengangguk patuh dengan cepat tanggap segera mengerjakan apa yang dimau oleh si majikan.“Bibi Hong minta para pelayan untuk tidak membuang pakaian lamaku, aku ingin mereka disimpan dengan baik. Mungkin akan aku gunakan tahun depan jika masih bisa.”“Baik nyonya.”“Dan satu lagi tolong berikan aku ukuran tubuh masing-masing pelayan