Share

11. Semoga saja

Penulis: MamGemoy
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-09 00:25:24

"Sayang ...."

Naima terlihat seperti tidak peduli akan pengkhianatan sang suami. Padahal, sebagai wanita normal pada umumnya, harusnya dia akan sangat kecewa dan sangat marah jika suaminya memiliki wanita lain di luaran sana.

Namun, itu hanya yang terlihat di depan saja, tidak di dalam batinnya yang sangat tersiksa. Itu adalah cara Naima untuk memperlihatkan ketidak sukaannya pada pernikahan kedua suaminya. Dia sengaja menyepelekan ucapan Helmi.

"Apa perkataan aku ada yang salah?"

Naima berusaha menahan amarahnya, sepertinya hatinya sudah mulai kuat untuk merasakan kesedihan yang berlarut-larut. Sehingga dia lelah untuk menangis, dan memilih untuk sedikit menekan suaminya.

Helmi memejamkan mata sejenak. "Sayang, kenapa kamu bicara seperti itu? Abang akan pulang kesini, oke .... Nanti kita bicarakan lagi, Abang buru-buru mau ke kantor." Helmi mengecup kening Naima.

Pria itu pun bersiap-siap dan segera berangkat. Saat dia berpamitan, Naima bahkan tidak berniat mengantarkannya ke depan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Tak Sempurna    12. Jangan sentuh!

    ***Hari sudah beranjak malam, saat ini Nara masih menemani Naima. Mereka banyak bercerita, tentang butiknya dan pelanggan setia yang menanyakan keberadaan Naima selama satu minggu ini. Sebisa mungkin, Nara membuka topik baru agar pikiran Naima teralihkan dengan hal lain, dan beban sabatnya itu sedikit lebih ringan. "Naima … kamu sudah merasa lebih baik?" "Emm, makasih, Ra. Aku sudah merasa lebih baik."Nara memeluk dan mengelus punggung sahabatnya itu. "Syukurlah … kamu harus berpikir positif, apa pun yang terjadi. Ingat kandungan kamu, butuh ketenangan. Jangan terlalu banyak berpikir." Nasehat Nara kemudian. "Tadi, untung aja Tante dan Oma nggak curiga."Naima tersenyum lucu. "Iya, aku mengerti. Perkataanmu seperti orang yang sudah berpengalaman saja," sindir Naima."Hisss, dikasih tau juga. Biar begini aku juga sering baca-baca. Apalagi sejak kehamilan kamu yang sekarang, aku lebih banyak mencari informasi di internet," terang Nara membela diri.Selain perhatian, Nara juga bisa m

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09
  • Pernikahan Tak Sempurna    13. Apa aku kurang mencintaimu?

    ***Sekuat apa pun ketegaran hati seorang wanita. Jika saatnya runtuh, maka akan jatuh juga dalam tangisan yang tak mampu lagi terbendung. Naima yakin dia kuat, dan dia harus kuat menghadapi cobaan itu. Namun, kekuatannya tentu ada batas. Naima tidam bisa selalu berdiri jika kakinya tidak lagi bisa menopang."Sayang, maafkan abang." Helmi kembali ingin mengusap air mata Naima."Aku bilang jangan sentuh!" Lagi-lagi Naima berteriak. Kali ini lebih keras, hingga suaranya terdengar nyaring."Naima … Sayang. Abang ….""Aarrgghhhh," Naima meraung memukuli dada Helmi dengan keras berkali-kali. Dia meluapkan seluruh emosinya yang tertahan.Helmi berusaha menenangkan. "Sayang, stop, hentikan!" Dia memeluk istrinya itu.Helmi yang sejak tadi berusaha menenangkan Naima, rupanya itu tak berpengaruh sama sekali. Naima masih terus meraung dan berteriak dalam dekapannya. Wanita itu bukan lagi seperti Naima yang Helmi kenal sebelumnya. Naima yang tenang, Naima yang sabar. Bahkan baru pertama kali ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-28
  • Pernikahan Tak Sempurna    14. Belum menemukan titik terang

    ***"Nona, Nara … hahaha, gadis yang dulunya banyak ngomong, sekarang jadi pendiam." Sakti kembali tersenyum melihat wajah Nara memerah."Sebaiknya aku pergi, jika hanya jadi bahan candaan." Nara pun berdiri, sontak membuat Sakti ikut berdiri dan menahannya."Ra … tunggu." Sakti meraih tangan wanita itu. "Masa gitu aja ngambek, aku kan bercanda doang."Nara pun kembali ke tempat duduknya. Wajahnya yang cemberut ditekuk, sedikit kesal dengan godaan Sakti. "Udah, Non … jangan ngambek. Ntar cantiknya hilang loh," sengir pria itu melihat wajah cemberut Nara. "Udah, diminum tuh," ucapnya kemudian menunjuk minuman di depan Nara.Mereka pun akhirnya bisa mengobrol lebih santai. Seperti biasa, Sakti bisa mencairkan suasana. Nara mulai merasa nyaman. Pria tampan di hadapannya itu selalu bisa mencuri perhatiannya. Semula dia tidak berniat untuk menyatakan perasaannya. Takut jika Sakti akan menolak. Sekarang dia akhirnya sudah bisa tertawa lepas."Ra, sejak kapan kamu suka aku? Jangan bilang su

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Pernikahan Tak Sempurna    15. Helmi dan Naima

    ***Naima seorang wanita yang tegar. Wanita yang punya pendirian, keteguhan hati. Selalu membuat orang kagum dan terheran dengan jalan pikirannya yang berbeda dari wanita lain. Kesulitan tidak membuatnya menyerah pada keadaan. Gigih mengejar keinginannya, seperti yang orang tuanya ajarkan selama ini.Kamar tidur yang semula adalah tempat paling romantis bagi sepasang suami istri itu. Sekarang jadi tempat terpanas, tempat mereka saling meluapkan emosi. Ruangan ini menjadi saksi bisu penderitaan yang Naima alami saat ini, tempat paling menyedihkan baginya. "Acara tujuh bulanan akan diadakan seminggu lagi. Aku mau dalam dua hari ini abang harus bisa mengambil keputusan. Resikonya kedua orang tua kita bisa tahu semuanya," tutur Naima sedikit menekan. Dia mengelus lembut perutnya yang buncit.Helmi yang duduk di samping istrinya itu mulai marah. "Kamu sedang mengancam?" Wanita itu berdiri dengan cepat, pertanyaan Helmi kembali membangkitkan amarahnya. "Mengancam? Jadi, Abang sudah punya p

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Pernikahan Tak Sempurna    16. Aku rasa tidak

    ***Saat semua orang sedang terdiam menanti Sakti melanjutkan pembicaraan. Kiran merengek minta kudanya kembali berjalan."Kakek! Ayo jalan ...!" rengek batita itu manja.Empat pasang mata langsung beralih memandang ke arah Kiran. Radit mengangkat cucu kesayangannya itu dan menurunkan dari punggung Bara. "Aaahhh, Opa, kenapa udahan?" tanyanya dengan heran melihat ke arah Radit. "Kakek …!" Kiran merengek."Nanti lagi ya, Sayang. Kakek capek, Kiran main sama Tante Ita dulu ya?" Tutur Radit meminta Kiran bermain dengan pengasuhnya. "Ita!" Sang pengasuh yang berdiri tidak jauh dari mereka mendekat. "Ya, Tuan.""Bawa Kiran main kebelakang dulu, ya.""Baik, Tuan."Dengan wajah cemberut, Kiran dibawa pergi dari ruang keluarga. Dia masih belum puas bermain kuda-kudaan. Semua orang memandang dan tersenyum pada gadis kecil itu. Disertakan lambaian tangan dan ciuman jarak jauh. Sedetik kemudian semua kembali fokus pada Sakti."Jadi, apa yang mau kamu sampaikan tadi, Sakti?" Radit mulai bertany

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-14
  • Pernikahan Tak Sempurna    17. Selalu mengganggu

    ***Malam ini, untuk kesekian kalinya Naima menangis sendirian. Entah berapa ribu tetes air mata yang dia tumpahkan. Apakah semua itu ada artinya? Apakah dia masih sanggup untuk menghadapi proses yang panjang ini? Naima sendiri tidak tahu apa yang akan dia hadapi besok.Sekarang, keluarga suami dan keluarganya sudah mulai bertanya-tanya. Naima tak tau harus bagaimana mengalihkan perhatian mereka semua. Dia terpaksa berbohong untuk menutupi kebohongan Helmi.Tiba-tiba pintu kamar diketuk."Nyonya … Ini saya Bik Siti." "Iya, sebentar, Bik!" Naima pun segera bangun dan membukakan pintu. "Iya, Bik. Kenapa?""Ini makan malamnya, tadi Tuan menyuruh saya nganter makanan Nyonya ke kamar Kiran.""Emm, ya sudah, taruh di dalam saja, Bi.""Baik, Nyonya."Setelah sang asisten meletakkan nampan dan makanan itu di meja, Naima kembali berjalan ke arah tempat tidur.Naima hanya berniat kembali membaringkan tubuhnya di ranjang. Dia telah kehilangan napsu makannya. Ketika Naima hendak bersandar, dia m

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-14
  • Pernikahan Tak Sempurna    18. Perumahan mewah

    ***Di meja makan sudah terhidang beberapa jenis makanan. Bi Siti yang telah sibuk dari subuh untuk menyiapkan sarapan untuk majikannya, lengkap dengan buah-buahan dan minuman hangat. Tampak Naima menuruni anak tangga secara perlahan dan langsung menuju meja makan. "Selamat pagi, Nyonya," sapa Siti dan Imah secara bersamaan. Kedua asisten rumah tangga itu sibuk dengan pekerjaan masing-masing."Selamat Pagi," jawab Naima dengan senyum kecil. "Ini sudah semua, Bi?""Kurang susu, Nyonya. Ini baru saja selesai." Sang asisten menghampiri dan meletakkan susu khusus ibu hamil di meja Naima."Terima kasih, Bi Siti.""Sama-sama, Nyonya."Naima pun duduk di tempatnya. Dia menunggu Helmi untuk sarapan bersama, sesuai permintaan suaminya itu tadi. Beberapa menit kemudian Helmi datang sambil tersenyum menghampirinya. Kening Naima di kecup sesaat, lalu duduk di seberang sang istri berada."Yuk, sarapan!" Ajak Helmi seraya tersenyum. Lalu pria itu berdiri dan mengambil piring yang ada di depan Naim

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-14
  • Pernikahan Tak Sempurna    19. meminta keadilan

    ***Rasanya darah berdesir hebat, Naima menahan gejolak hatinya. Air matanya ditahan agar tidak jatuh. Marah, kecewa, benci, dan tidak percaya dengan sang suami. Dunia seakan tidak lagi memihak padanya. Helmi tersadar dengan perbuatannya barusan. Tidak seharusnya membentak istrinya seperti itu. "Sayang, maaf. Abang tidak sengaja." Helmi menatap wajah sang istri yang menghindari tatapannya. "Jalan saja, Bang. Biar cepat selesai urusan kita." Pria itu membuang napas berat. Dia pun menjalankan kembali mobilnya. Setelah lima ratus meter dari posisi awal, mobil itu akhirnya masuk ke pekarangan sebuah rumah. Helmi memarkirkan mobilnya. Sekali lagi dia melirik Naima yang diam tertunduk. Entah apa yang istrinya itu pikirkan."Sayang, Abang mau tanya sekali lagi. Kamu yakin mau masuk?""Iya," jawab Naima singkat."Naima, Sayang?""Turun, Bang." Ketika Naima hendak membuka pintu. Tiba-tiba seorang wanita datang mendekat. "Istri kamu datang, Bang."Karena kaca mobil Naima tidak tembus pandang

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15

Bab terbaru

  • Pernikahan Tak Sempurna    117. Tak ada yang benar-benar sempurna

    *** "Kamu meragukan dirimu sekarang, Fian? Apakah tekadmu hanya akan sampai di sini?" Naima bertanya melengkungkan alisnya. Tatapannya mengharapkan jawaban yang tak ingin ada keraguan. Bukankah hatinya kini bisa terbuka karena kegigihan pria dihadapannya."Tidak, bukan begitu, Ima. Apa aku tidak terlalu jahat jika nantinya memisahkan kebersamaan ayah dan anak? Aku tidak akan mundur, aku sungguh ingin hubungan kita berhasil, dan kamu akan aku jadikan wanita paling bahagia di dunia ini." Alfian tak ingin Naima salah sangka dengan perkataannya.Naima tersenyum simpul menanggapi hal ini. "Dokter Alfian, kamu meragukan keberhasilan hubungan kita karena Helmi?""Aku memikirkan anak-anak, Sayang." Dia mengungkapkan isi hatinya.Naima menghela napasnya sejenak, dia mengerti jalan pikiran kekasihnya saat ini. "Fian, nggak ada yang perlu kamu khawatirkan. Anak-anak tidak akan kekurangan kasih sayang dari ayahnya. Malahan mereka akan sangat beruntung mendapatkan kasih sayang yang melimpah dari s

  • Pernikahan Tak Sempurna    116. Jika dia hadir

    ***Sementara itu di rumah sakit.Bara dan Andita masih berusaha mayakinkan Helmi untuk mendapatkan pengobatan secara intensif. Setelah dokter menyampaikan hasil tes hari ini. Helmi menjadi keras kepala. Dokter mengatakan bahwa Helmi terlalu banyak mengkonsumsi alkohol, ditambah lagi dengan pola makannya yang tidak teratur dan istirahat yang sangat sedikit. Sehingga kini dia mengalamai perlemakan pada hati. Helmi masih harus melakukan beberapa tes lagi setelah ini, untuk mendeteksi apakah ada gejala lain lagi pada hatinya. Perlemakan pada hati akan semakin parah jika tidak mendapatkan penanganan yang benar. Andita juga meminta Helmi untuk tinggal lagi bersamanya. Tinggal sendirian di rumah itu hanya akan memperparah kondisi Helmi. Tidak ada yang memperhatikannya secara intens."Helmi baik-baik saja, Ma. Ayolah ... Helmi hanya mau tinggal sendiri saja." Pria itu memohon lagi. Wanita kesayangannya itu masih memaksanya untuk pindah kembali ke rumah utama."Setelah apa yang terjadi sama

  • Pernikahan Tak Sempurna    115. Hanya demi Naima

    ***Kembali dari rumah sakit Naima langsung bersih-bersih dan merebahkan diri di kasur. Efek lelah karena begadang semalaman, Naima ingin istirahat dengan tenang. Setelah kondisi Helmi dia sampaikan kepada keluarganya, mereka pun ikut lega mendengar hal itu . Sepuluh menit setelah berbaring, ponselnya berbunyi. Benda itu lupa dia bawa kemarin. Tentu banyak panggilan yang masuk.Semalam ketika Mamanya memberitahu bahwa Helmi berada di UGD, mereka semua bergegas ke rumah sakit. Hingga Naima lupa memberitahu Alfian tentang hal ini. Dia merasa bersalah kepada kekasihnya itu.Permukaan kasur dirabanya. Benar saja, ponsel Naima berbunyi karena panggilan masuk dari Alfian."Halo." Terdengar helaan napas dari pria itu. "Akhirnya kamu jawab juga, Sayang."Naima paham kenapa Alfian berkata seperti itu, dia pun langsung menjelaskan. "Fian? Maaf semalam aku di rumah sakit, lupa bawa ponsel. Aku juga minta maaf lupa kasih tau mama untuk ngabarin kamu." "Iya, aku udah tau kok. Semalam waktu aku

  • Pernikahan Tak Sempurna    114. Rumah sakit

    ***Beberapa hari kemudian.Ketika jam makan siang, Rafka--sekretaris Helmi merasa sedikit khawatir, melihat sang bos tampak tidak sehat. Meskipun tau sedang tidak baik-baik saja, Helmi tetap memaksakan dirinya untuk pergi rapat dengan klien. Sore harinya, Andita ditelepon oleh sekretaris Rafka untuk mengabarkan tentang kondisi sang putra. Helmi menolak dibawa ke rumah sakit, sehingga sang sekretaris pun terpaksa mengantar pulang ke rumah. Andita dan Bara pun bergegas ke rumah Helmi untuk memastikan keadaannya.Saat masuk ke dalam rumah, Andita di sambut oleh ART. “Helmi udah pulang kan, Bi?”“Iya, Nyonya, Tuan Helmi udah naik ke kamarnya, baru lima belas menit yang lalu,” jawab sang ART menjelaskan. “Tuan Helmi kelihatannya tidak sehat, Nyonya. Tapi saat saya tanya, katanya nggak apa-apa.”“Iya udah, saya langsung naik aja.”“Baik, Nyonya, Tuan.”Pintu kamar Helmi langsung dibuka. Sang putra terlihat tengah berbaring di tempat tidur. Andita dan Bara langsung menghampiri. Saat mereka

  • Pernikahan Tak Sempurna    113. Menyedihkan

    Hari ini hari pertama Naima dan Alfian sebagai sepasang kekasih. Berita bahagia ini tak ingin disimpan lebih lama, Alfian bermaksud untuk mengatakan secara langsung kepada kedua orang tua Naima. Alfian pun mengantar Naima pulang kerja, sekalian bertemu dengan orangtua kekasihnya itu.Sebenarnya Naima masih mau merahasiakan ini dulu. Tetapi Alfian membujuknya untuk segera mempublikasikan kepada orang terdekat. Alfian ingin segera membagi kebahagiaannya dengan semua, yang pada akhirnya Naima pun menyetujui. Ketika Naima memasuki rumah, semua orang sedang berkumpul di ruangan keluarga. Mama, Papa, serta anak-anaknya ada di sana. Sedangkan Sakti dan Nara masih belum pulang dari bulan madu. Naima merasa sedikit gugup saat harus mengatakannya secara langsung. Begitupun Alfian, dia juga merasa sedikit gugup. "Naima, ada Alfian di sini, kenapa nggak kamu suruh duduk? Malah berdiri dua-duanya?" tanya Rinjani."Ini, Ma, Pa … Alfian mau ngomong sesuatu." Mata Naima beralih pada Kiran dan Arthu

  • Pernikahan Tak Sempurna    112. Alfian

    "Kalau kamu tidak dengar, ya sudah? Bukan aku yang rugi." Naima memanyunkan bibirnya. Mengalihkan pandangannya ke arah lain. Wajahnya telah memerah, sedikit merasa malu dengan ucapannya sendiri."Aku dengar, aku dengar. Kamu nggak usah ulangi. Akhirnya, kamu menyukaiku? Kamu benar-benar menyukaiku?" tanya Alfian penuh semangat, dan menarik Naima hingga berhadapan dengannya. Mereka pun saling pandang, menatap dalam mata masing-masing. Debaran jantung mereka saling berpacu, terbawa suasana hati yang sangat tak bisa dikendalikan. Terukir senyuman bahagia dari wajah mereka. Entah kenapa Naima tiba-tiba mengatakan hal itu. Dia sudah berpikir lama tentang perasaannya. Awalnya Naima tak mau lagi memikirkan kehidupan percintaan. Gagal satu kali sudah cukup, dia tak akan mengulanginya lagi. Namun, seiring berjalannya waktu. Perhatian yang Alfian tunjukkan semakin membuatnya berpikir, kenapa dia tidak mencobanya saja. Perasaan sukanya pada Alfian adalah nyata. Jika Naima menolak, bukannya aka

  • Pernikahan Tak Sempurna    111. Pesta

    ***Tiga bulan kemudian ….Keadaan pun semakin membaik. Setelah semua hari yang buruk, saat bahagia pun akan datang. Tak selamanya manusia akan tenggelam dalam keterpurukan. Satu waktu ada saatnya dia untuk bangkit dan menjalani hari yang baru. Kehidupan akan terus berjalan dan berputar. Ada kalanya seseorang berada di atas, dan ada kalanya berada di bawah. Biarbagaimanapun tidak ada yang akan baik-baik saja tentang sebuah perpisahan, itu adalah perasaan sedihnya. Yang terpenting bagaimana kita memulai dari awal dan kemudian mengakhirinya ditempat yang sama.Naima, telah melewati banyak hal dalam beberapa bulan ini. Beruntung dia sangat kuat dan tegar. Beruntung dia mempunyai keluarga yang sangat menyayangi dirinya. Beruntung dia mempunyai dua buah hati yang menjadi sumber kekuatannya. Dan dia juga sangat beruntung memiliki orang yang sangat mencintainya. Saat ini ….Di kediaman Sanjaya. Sedang berlangsung perhelatan besar. Di depan rumah terpasang tenda tinggi dari pagar hingga ke

  • Pernikahan Tak Sempurna    110. Gilirannya dipenjara

    ***Dini hari itu, setelah Sherra ditemukan di pinggiran sungai, kehebohan tiba-tiba terjadi di rumah sakit. Wanita itu dibawa tanpa identitas, pihak rumah sakit tak tau harus menghubungi keluarganya kemana. Warga yang membawa wanita itu pun tak tau apa-apa. Rumah sakit pun memutuskan untuk melaporkan ke kantor polisi. Karena mereka menduga pasien itu merupakan korban sebuah tindakan kejahatan.Pihak kepolisian segera turun tangan dan mengusut kasus ini. Wanita itu terbaring lemah di ranjang dengan selang infus, oksigen serta alat pendeteksi detak jantung yang menempel di tubuhnya. Hingga pagi harinya, Bawahan Bara datang dan mengatakan bahwa dia adalah orang yang mereka cari. Sehingga berita itu langsung mereka sampaikan ke atasan mereka. Banyak sekali bekas luka di pergelangan tangan Sherra, sekujur tubuhnya juga dipenuhi luka. Hal itu pun menjadi perbincangan para perawat. Meraka sangat prihatin melihat kondisi wanita itu. "Maya … kira-kira kenapa tubuh pasien wanita di kamar itu

  • Pernikahan Tak Sempurna    109. Mati terlalu mudah

    ***Pukul 01.00 dini hari, di area gudang tempat Sherra disekap. Tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras, seperti ada benda menabrak sesuatu yang keras. Sherra yang berada di dalam kamar, terbangun karena terkejut. Entah keributan apa yang terjadi di luar sana. Tiba-tiba ada seseorang yang menerobos masuk. Sherra berteriak, seorang pria dengan pakaian serba hitam berdiri di hadapannya.Pria itu berdiri tanpa melakukan apa pun. Dia terus menatap pada Sherra yang telah ketakutan. Mata wanita itu melihat pada pintu yang terbuka lebar. Dia pun mengambil kesempatan untuk kabur. Namun, ketika dia berada tepat di depan pintu, satu orang pria lain, menyergap dirinya. Mulut Sherra dibekap dengan tangan kekar pria itu. "Ermmm … ermmm …." Sherra terbelalak, meronta minta dilepaskan. Sesaat kemudian, tubuhnya tiba-tiba diangkat, dia terus berteriak dan meronta. Sherra dibawa pergi dari pintu belakang. Menuju ke sebuah mobil yang telah menunggu mereka. Kemudian dia dilemparkan masuk kedalam

DMCA.com Protection Status