Share

Kembali ke Kampung Halaman

“Menurut Bibi–apakah aku terlalu kejam pada putriku?” Mayang menyeruput secangkir teh chamomile yang masih hangat. “Mirna menolakku.” Ia meletakkan kembali cangkirnya di atas meja dengan air muka murung.

“Entahlah, Bu. Terkadang anak sering salah mengartikan kasih sayang seorang Ibu. Alih-alih menganggapnya sebagai peringatan, mereka menganggap itu hukuman bahkan kebencian.” Bibi segera undur diri dari hadapan Mayang, ia tidak ingin berkata lebih banyak karena khawatir salah bicara.

Butiran beningnya kembali jatuh. Hatinya pun mungkin sedang terkoyak. Atau menyembunyikan luka yang sangat dalam atas sikap buah hatinya. Ia mencemaskan keadaan Mirna tetapi secara terang-terangan, wanita muda itu menepisnya.

Melihat majikannya tampak terguncang, wanita itu hanya bisa melihatnya dari balik dinding dapur. Meskipun ingin menghiburnya, tetapi hatinya ragu. Bagaimana pun ia hanya seorang ART yang tidak pantas menasihati majikannya. Sebab ia dibayar bukan untuk itu. Terkadang nasihat baik t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status