Pangeran Kim sangat marah atas kematian An, karena kemarahannya he menjadi murka dan merubahnya menjadi sosok dirinya yang sebenarnya. Dewa perang dengan kekuatan hebat muncul di depan mereka semua. Dewa perang terbang di kelilingi oleh cahaya yang menyinari tubuhnya. Pedang miliknya melayang atas kekuatan magis dan mengelilingi dirinya. Pedang itu adalah miliknya yang bisa berubah menjadi banyak dan dikelilingi oleh cahaya dan kekuatan magis. “Tidak ada kehidupan yang abadi, hari ini aku tidak akan memberi ampun pada orang sepertimu”ucapnya yang membuat semua orang terkejut. Wanita terkutuk itu tersenyum sinis, “Rupanya ada reinkarnasi dewa perang, sayangnya sekarang ini bukan di kerajaan langit. Aku bisa membunuhmu kapanpun aku mau!” jawabnya yang kemudian mengeluarkan kemampuannya. Pertarungan sengit kembali berlanjut, wanita terkutuk mengambil tombaknya dan mengarahkan pada Kim. Tombak itu sangat tajam dan cahaya magis mulai menyelimuti tombak. Sementara Kim mulai bersiap menyer
“Tapi, aku tidak bisa memaafkan dan menerima semua ini!” “Dengarkan aku, aku tahu kamu telah membuat malu dewa kehidupan. Tetapi ini adalah takdirmu, jika kamu mau menerima bantuan dari dewi kehidupan ini. Penderitaan yang kamu alami akan kamu lupakan dan kehidupanmu di dunia berikutnya akan jauh lebih baik” nasehat perempuan cantik dengan naga putih. “Ya, jika memang begitu jalan terbaik. Aku akan menerimanya, aku dan adik perempuanku akan bereinkarnasi di semesta berikutnya. Tapi apakah dewa kehidupan telah memaafkanku?” “Ya, he memaafkanmu. Jika begitu pejamkan mata kalian, dan semoga kita bertemu lagi di kehidupan berikutnya!” ucapnya yang kemudian menggunakan kekuatan magis ke arah dua wanita ini dan cahaya putih mengelilingi mereka berdua membawanya ke kehidupan berikutnya. Wanita dengan naga putih ini tersenyum, “Dewa kehidupan, kini dipimpin oleh dewi kehidupan. Semoga kehidupan selanjutnya kalian bahagia!.” Cahaya putih terbang melintasi waktu, dan mengirimkan ke kehidupa
Mimpi menakutkan itu terus menghantuiku, aku mencoba untuk kembali tidur. Namun diriku tidak bisa memejamkan mata lagi, setelah mengalami mimpi yang menakutkan. Aku melihat diriku sendiri mati terbunuh. Aku merasakan sesuatu yang aneh terjadi di sampingku, aku menoleh kesamping dan melihat Kim. Tubuh Kim melayang ke udara mengeluarkan cahaya dan kembali terbaring di tanah, disamping diriku. “Kim, ada apa dengannya? Apakah he baik-baik saja” tanyaku pada diri sendiri. Aku ingin sekali membangunkan Kim tetapi aku sendiri tidak bisa menggerakkan tubuhku. Entah jam berapa sekarang, namun aku merasa ini masih malam. Aku masih mendengar suara jangkrik dan binatang malam lainnya di luar tempat ini. Suara-suara itu terdengar menyeramkan. “Sudah berapa lama aku disini ya? Selama ini aku belum juga menemukan jalan pulang. Aku ingin sekali pulang. Aku mengkhawatirkan ibuku dan sister, tetapi bagaimana cara aku keluar dari tempat ini? Aku merasa Akira menyembunyikan sesuatu padaku, jalan pulang.
“Bukan aku, Kim!” “Aku juga bukan!” “Bukan aku, brother. Aku tidak berani membangunkanmu seperti itu” “Lalu siapa?” tanya Kim. Ketiga brother menunjuk ke arahku, lalu mereka berucap. “She!” “She” “She!” Kim segera menoleh ke arahku yang terbaring di sampingnya, aku telah melihatnya dengan wajah kesal. “An, kamu sudah bangun!” ucapnya dengan senang dan ingin memelukku. Aku segera mengalihkan pandanganku ke arah lain, “Tidak boleh memelukku, bukankah kamu sedang marah padaku? Kamu tega sekali! Membiarkanku seperti ini” kesalku. Dengan wajah ramah dan tersenyum, he menjawab “Tidak, aku tidak bermaksud begitu. Aku sangat senang kamu membangunkanku. Apakah ada sesuatu yang aku lewatkan?” Aku melihat ke depan, melihat wajah Kim. Seketika itu aku memasang wajah sedih dan menangis. Air mataku jatuh membasahi pipi dan membuat Kim yang tidak mengetahui apapun jadi panik. “Ada apa dengan An?” tanya Kim. “An tidak bisa bangun, tubuhnya terasa sakit sekali. Aku rasa itu karena she di
Gua wanita terkutuk, lembah kematian. Tidak ada cara turun dari gua wanita terkutuk ini, Kim pun menggendong diriku dan he mulai terbang dengan kemampuan magisnya. Membawaku menghampiri ketiga brother. Meski hanya sebentar menggendong diriku, pria ini mencuri perhatianku. He menatapku penuh dengan cinta yang membuat wajahku memerah. Aku dan Kim tiba di tempat ketiga brother. “Kalian lama sekali, kita harus segera kembali ke istana!” ucap Kazame sembari memberikan kuda milik Kim pada Kim. “Oh, maaf. Baiklah, mari kita kembali!” jawab Kim mengambil kudanya dari Kazame. Aku mendengar apa yang dikatakan pria ini menatapnya dengan wajah kesal, ya bagaimana tidak. Mereka seakan-akan lupa dengan janji mereka. “Jadi, kita akan segera pulang? Kalian tidak melupakan sesuatu kan?” tanyaku. “Tidak, kami tidak lupa!” jawab Kazexian. Aku tersenyum sinis sembari melipat-lipat tanganku yang berbunyi “Prokkk!” aku mendekati Kazexian lalu berucap “Kamu yakin? Aku sudah sejauh ini loh mengikuti p
Kim mempererat peganganku, he hanya tersenyum manis yang tidak lama kemudian naga ini mulai terbang ke angkasa. Sekarang kami berempat berada di ketinggian, dan dapat melihat desa yang diserang oleh naga. Penduduk desa yang melihat naga terbang itu segera berlari bersembunyi, namun ketika melihat siapa yang menunggangi naga itu membuat mereka berhenti. Ya mereka melihat ke empat pangeran. Ketua desa pun tersenyum, he senang akhirnya naga legenda itu berada di tangan manusia yang baik hati. Aku melihat pemandangan indah dari sini, aku tersenyum manis. Terbang bersama naga dan pria ini sama seperti naik pesawat hanya saja jika di pesawat hanya bisa melihat pemandangan dari satu arah, yakni duduk di dekat jendela tetapi jika dengan naga ini, aku bisa melihat kanan dan kiriku pemandangan yang indah. Aku berpegangan pada pinggang Kim, Kim memegang erat tanganku dengan senyum seraya berucap “Jangan melepaskan pegangan, meski ini pemandangan yang indah. Kamu bisa terjatuh dari ketinggian in
Tanpa disadari kelelawar vampire terbang dan hinggap tepat di belakang diriku, di kasur. Lalu kelelawar vampire berubah menjadi manusia. Tiba-tiba aku merasakan ada seseorang di belakangku. “Syeett!!” seseorang secepat kilat meletakan kedua tangannya di pundakku yang membuatku terkejut dan tidak bergerak. Perlahan-lahan tanganku meraih kayu balok yang kuletakan di dekatku, di samping tempat tidur ini. Aku merasakan orang ini mengeluarkan suara mengerikan, “Hhhh!” Aku panik dan segera mengambil kayu balok lalu memukulnya. “Buukkk!!” aku memukul orang ini berulang kali hingga orang ini bicara padaku. "An, hentikan! Ini aku, Akira!” ucapnya. Aku mengenal suaranya, aku pun segera berhenti memukulnya. Akira yang kupukul menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, aku tidak bisa melihat wajah Akira pun mendekatinya. Aku mendekatinya perlahan-lahan, kucoba tanganku meraih dirinya. Namun sebelum diriku meraih tangannya, Akira memegang erat tangan dan menyerang diriku. “Aaaaaa.....!!”teria
Perlahan-lahan matahari mulai tenggelam, burung-burung berkicau dan terbang ke arah matahari yang tenggelam. Langit mulai berubah warnanya menjadi gelap. Bintang- dan bulan kembali bersinar. Angin berhembus sejuk bersamaan dengan datangnya kegelapan. Akira masih bersamaku, dan kini kami duduk di beranda rumah dengan api unggun untuk menghangatkan badan. “Akira, selama aku pergi kamu baik-baik saja kan?” “Ya, aku sangat baik. Apakah kamu mengkhawatirkanku kalau aku menghisap darah gadis lainnya?” “Tidak, aku tidak mengkhawatirkan itu.” “Lalu apa?” “Aku khawatir kehilanganmu, hanya kamu yang mengetahui diriku” Akira tersenyum manis, he pun memeluk diriku dengan satu tangannya. Aku membaringkan kepalaku di pundaknya sembari melihat bintang dan bulan yang indah. Dari kejauhan, seseorang telah memberi sinyal pada Akira untuk segera pergi. Akira tersenyum ke arah orang tersebut. “An, aku harus pergi. Maaf, malam ini kamu akan sendirian”ucapnya. Aku pun segera menjauh dari Akira, “K