Mimpi menakutkan itu terus menghantuiku, aku mencoba untuk kembali tidur. Namun diriku tidak bisa memejamkan mata lagi, setelah mengalami mimpi yang menakutkan. Aku melihat diriku sendiri mati terbunuh. Aku merasakan sesuatu yang aneh terjadi di sampingku, aku menoleh kesamping dan melihat Kim. Tubuh Kim melayang ke udara mengeluarkan cahaya dan kembali terbaring di tanah, disamping diriku. “Kim, ada apa dengannya? Apakah he baik-baik saja” tanyaku pada diri sendiri. Aku ingin sekali membangunkan Kim tetapi aku sendiri tidak bisa menggerakkan tubuhku. Entah jam berapa sekarang, namun aku merasa ini masih malam. Aku masih mendengar suara jangkrik dan binatang malam lainnya di luar tempat ini. Suara-suara itu terdengar menyeramkan. “Sudah berapa lama aku disini ya? Selama ini aku belum juga menemukan jalan pulang. Aku ingin sekali pulang. Aku mengkhawatirkan ibuku dan sister, tetapi bagaimana cara aku keluar dari tempat ini? Aku merasa Akira menyembunyikan sesuatu padaku, jalan pulang.
“Bukan aku, Kim!” “Aku juga bukan!” “Bukan aku, brother. Aku tidak berani membangunkanmu seperti itu” “Lalu siapa?” tanya Kim. Ketiga brother menunjuk ke arahku, lalu mereka berucap. “She!” “She” “She!” Kim segera menoleh ke arahku yang terbaring di sampingnya, aku telah melihatnya dengan wajah kesal. “An, kamu sudah bangun!” ucapnya dengan senang dan ingin memelukku. Aku segera mengalihkan pandanganku ke arah lain, “Tidak boleh memelukku, bukankah kamu sedang marah padaku? Kamu tega sekali! Membiarkanku seperti ini” kesalku. Dengan wajah ramah dan tersenyum, he menjawab “Tidak, aku tidak bermaksud begitu. Aku sangat senang kamu membangunkanku. Apakah ada sesuatu yang aku lewatkan?” Aku melihat ke depan, melihat wajah Kim. Seketika itu aku memasang wajah sedih dan menangis. Air mataku jatuh membasahi pipi dan membuat Kim yang tidak mengetahui apapun jadi panik. “Ada apa dengan An?” tanya Kim. “An tidak bisa bangun, tubuhnya terasa sakit sekali. Aku rasa itu karena she di
Gua wanita terkutuk, lembah kematian. Tidak ada cara turun dari gua wanita terkutuk ini, Kim pun menggendong diriku dan he mulai terbang dengan kemampuan magisnya. Membawaku menghampiri ketiga brother. Meski hanya sebentar menggendong diriku, pria ini mencuri perhatianku. He menatapku penuh dengan cinta yang membuat wajahku memerah. Aku dan Kim tiba di tempat ketiga brother. “Kalian lama sekali, kita harus segera kembali ke istana!” ucap Kazame sembari memberikan kuda milik Kim pada Kim. “Oh, maaf. Baiklah, mari kita kembali!” jawab Kim mengambil kudanya dari Kazame. Aku mendengar apa yang dikatakan pria ini menatapnya dengan wajah kesal, ya bagaimana tidak. Mereka seakan-akan lupa dengan janji mereka. “Jadi, kita akan segera pulang? Kalian tidak melupakan sesuatu kan?” tanyaku. “Tidak, kami tidak lupa!” jawab Kazexian. Aku tersenyum sinis sembari melipat-lipat tanganku yang berbunyi “Prokkk!” aku mendekati Kazexian lalu berucap “Kamu yakin? Aku sudah sejauh ini loh mengikuti p
Kim mempererat peganganku, he hanya tersenyum manis yang tidak lama kemudian naga ini mulai terbang ke angkasa. Sekarang kami berempat berada di ketinggian, dan dapat melihat desa yang diserang oleh naga. Penduduk desa yang melihat naga terbang itu segera berlari bersembunyi, namun ketika melihat siapa yang menunggangi naga itu membuat mereka berhenti. Ya mereka melihat ke empat pangeran. Ketua desa pun tersenyum, he senang akhirnya naga legenda itu berada di tangan manusia yang baik hati. Aku melihat pemandangan indah dari sini, aku tersenyum manis. Terbang bersama naga dan pria ini sama seperti naik pesawat hanya saja jika di pesawat hanya bisa melihat pemandangan dari satu arah, yakni duduk di dekat jendela tetapi jika dengan naga ini, aku bisa melihat kanan dan kiriku pemandangan yang indah. Aku berpegangan pada pinggang Kim, Kim memegang erat tanganku dengan senyum seraya berucap “Jangan melepaskan pegangan, meski ini pemandangan yang indah. Kamu bisa terjatuh dari ketinggian in
Tanpa disadari kelelawar vampire terbang dan hinggap tepat di belakang diriku, di kasur. Lalu kelelawar vampire berubah menjadi manusia. Tiba-tiba aku merasakan ada seseorang di belakangku. “Syeett!!” seseorang secepat kilat meletakan kedua tangannya di pundakku yang membuatku terkejut dan tidak bergerak. Perlahan-lahan tanganku meraih kayu balok yang kuletakan di dekatku, di samping tempat tidur ini. Aku merasakan orang ini mengeluarkan suara mengerikan, “Hhhh!” Aku panik dan segera mengambil kayu balok lalu memukulnya. “Buukkk!!” aku memukul orang ini berulang kali hingga orang ini bicara padaku. "An, hentikan! Ini aku, Akira!” ucapnya. Aku mengenal suaranya, aku pun segera berhenti memukulnya. Akira yang kupukul menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, aku tidak bisa melihat wajah Akira pun mendekatinya. Aku mendekatinya perlahan-lahan, kucoba tanganku meraih dirinya. Namun sebelum diriku meraih tangannya, Akira memegang erat tangan dan menyerang diriku. “Aaaaaa.....!!”teria
Perlahan-lahan matahari mulai tenggelam, burung-burung berkicau dan terbang ke arah matahari yang tenggelam. Langit mulai berubah warnanya menjadi gelap. Bintang- dan bulan kembali bersinar. Angin berhembus sejuk bersamaan dengan datangnya kegelapan. Akira masih bersamaku, dan kini kami duduk di beranda rumah dengan api unggun untuk menghangatkan badan. “Akira, selama aku pergi kamu baik-baik saja kan?” “Ya, aku sangat baik. Apakah kamu mengkhawatirkanku kalau aku menghisap darah gadis lainnya?” “Tidak, aku tidak mengkhawatirkan itu.” “Lalu apa?” “Aku khawatir kehilanganmu, hanya kamu yang mengetahui diriku” Akira tersenyum manis, he pun memeluk diriku dengan satu tangannya. Aku membaringkan kepalaku di pundaknya sembari melihat bintang dan bulan yang indah. Dari kejauhan, seseorang telah memberi sinyal pada Akira untuk segera pergi. Akira tersenyum ke arah orang tersebut. “An, aku harus pergi. Maaf, malam ini kamu akan sendirian”ucapnya. Aku pun segera menjauh dari Akira, “K
“Kamu hebat sekali tadi! Dari mana kamu bela seni bela ini?” sapa Kanzuka. “Terima kasih, pangeran. Saya hanya membantu, saya hanya pengelana yang kebetulan melintas disini dan terjebak di kota ini” jawab Tuan Ederra yang menyamar. “Senang bisa bertarung bersamamu, tuan penggelana!” “Ya, saya juga merasa terhormat dapat bertarung dengan keempat pangeran!” “Sebenarnya vampire-vampire ini berasal dari mana?” tanya Kazame. “Pangeran, saya rasa vampire-vampire ini berasal dari perbatasan. Wilayah kita berbatasan dengan vampire. Kemungkinan sekarang vampire-vampire sedang haus darah” jawab Tuan Ederra. “Perbatasan?” tanya Kim. “Ya, pangeran Kim. Perbatasan wilayah manusia dan vampire untuk saat ini tidaklah aman. Sangat berbahaya, bahkan saya pun tidak bisa pergi ke wilayah itu sekarang. Saya tidak bisa pergi ke desa-desa, karena desa di perbatasan sangat kacau” jelas tuan Ederra. Keempat pangeran hanya memberi bahasa isyarat, lalu mereka pergi meninggal kan tempat ini kembali ke is
Pagi hari yang cerah dan udara sejuk di hutan ini, burung-burung berkicau menyambut pagi yang indah. Binatang liar di hutan ini mulai mencari makan, dan kegelapan tidak lagi menguasai tempat ini. Aku bersama Kim pulang ke rumah sembari menggandeng tangan di sepanjang perjalanan. “Aku sangat senang bisa bersamamu pagi ini, bagaimana denganmu?” ucapku. “Ya, aku pun juga. Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu. Apakah rumahmu saat ini aman? Beberapa hari ini vampire telah menyerang perbatasan. Aku takut terjadi sesuatu padamu, karena itu lah aku datang kemari. Aku tidak mau sesuatu terjadi padamu.” “Rumahku aman, dan aku baik-baik saja. Para vampire menyerang perbatasan, tapi aku sama sekali tidak melihat ada vampire yang menyerang di tempat ini atau vampire berkeliaran.” “Karena itu lah aku ingin kamu berhati-hati!” Hingga kami tiba di rumahku, aku dan Kim duduk di beranda rumah sembari menikmati panasnya cahaya matahari yang bagus untuk kulit. Kim duduk di belakangku, he memelukku d
Sontak mereka bertiga terkejut, mereka tidak percaya tetapi ini lah kenyataan.“Jadi sebenarnya kamu dan An memiliki ikatan dulu? Lalu siapa An sebenarnya di masa lalu?” tanya sister.“Ya benar, aku memiliki ikatan dengannya!” jawab singkat Akira tanpa memberitahukan siapa An sebenarnya.“Tunggu! Dulu aku pernah bermimpi saat mengandung An. Seorang perempuan dengan naga menghampiriku dan mengatakan bahwa aku adalah wanita yang beruntung, aku akan dikaruniai seorang anak yang sangat luar biasa. Yang menjadi meimbang kehidupan. Aku berkali-kali bertemu dengan wanita ini tetapi she tidak pernah mengatakannya padaku. Jadi aku pikir, jika dirimu dan An memiliki ikatan. Maka dalam mimpiku itu benar-benar nyata. Aku melahirkan anak perempuan, seorang reinkarnasi” ucap ibu.Akira tersenyum, “Aku senang kamu menyadarinya, tetapi she tetap menghormatimu kan?.”“Ya, she tidak pernah menampakkan kemarahannya di depanku!”“Jika begitu, dimana An sekarang?”“She mengatakan di pantai, apakah di deka
Sementara itu, keberadaan An.Aku telah tiba di stasiun kereta api Ochayama, memesan tiket karena aku belum punya kartu masuk otomatisnya. Setelah melewati penjagaan tiket, aku segera masuk ke kereta api yang telah menunggu. Segera memasuki kereta api dan duduk di kursi, banyak orang yang masuk. Tiba-tiba ponselku menerima panggilan telepon dari sister. Aku segera menerima panggilan darinya.“Pagi sister, ada apa?” sapaku.“Kamu dimana, kamu lari lagi ya?” jawab sister.“Kamu galak sekali pagi-pagi, ada apa? Bukankah kepergianku sudah kukatakan pada penjaga gerbang jika aku pergi jalan-jalan, jika Akira mencariku harap cari sendiri!”Suara sister menjawab, “Oh, kamu jalan-jalan ya. Kenapa tidak mengajakku juga? Apakah kamu ke mall atau butik? Kamu mau membeli pakaian baru ya?”Aku yang mendengar apa yang dikatakan sister bingung dan heran, “Hah, oh aku tidak pernah membeli pakaian. Aku hanya jalan, apakah sister akan datang?”Suara sister menjawab, “Tidak, lalu kenapa kamu ke pantai?”
Begitu An pergi meninggalkan ruang tamu ini, tante Aira tersenyum manis.“Akira, mama mau katakan sesuatu yang penting. An memang mencintai pria lain. Tapi kamu tidak perlu khawatir, she menerima perjodohan ini. Ibu mengatakan sesuatu tentangmu, tentang rasa sakit dan mimpi buruk yang kamu alami. Kamu mengalami koma, sifatmu berubah dan sebagainya. She juga mengatakan jika dirinya mencintai raja vampire. Saya rasa kamu mengalami mimpi itu juga kan, Akira?” ucap tante Aira sembari tersenyum.“Ya, benarkah itu? Mengapa kami bermimpi yang sama?” ucap Akira terkejut.“Mungkin saja yang dikatakan seseorang itu benar, mama menemui penerawang untukmu. Mama pikir apa yang she katakan benar. Artinya kalian memang berjodoh, mungkin di dunia yang berbeda itu.... kalian terpisah. Tapi jangan khawatir, sekarang kamu tidak boleh kehilangannya lagi. Besok ajaklah she untuk melihat gaun pengantin”“Ma, apakah mama lupa? An baru saja mengatakan she tidak peduli dengan pernikahan ini. Semuanya terserah
“Ya kamu benar. Kenapa ibu mau menjodohkanku dengannya? Ini aneh sekali.”“Ya, tapi kamu beruntung tidak perlu repot sepertiku. Lagi pula pria yang kamu dapatkan itu pasti menarik. Konon seseorang yang dijodohkan mungkin saja jodohmu, pria itu menerimamu dan he bersikap dingin. Kamu jangan salah sangka padanya, he hanya ingin antara kamu dan ibu menjalin hubungan yang baik. Tante Aira sangat senang atas perjodohan ini. Ah iya, apakah selama kamu melarikan diri bertemu dengan bibir Mei? Sekarang she bersama anak laki-laki yang juga tampan.”“Ya, dan namanya adalah Kim. Bukankah begitu?”Sister menganggukan kepala, “Ya kamu benar”.“Kalian bertemu dengannya ya?”Sister menganggukan kepala, “Ya benar, bibi Mei dan ibu juga sudah bicara.”“Sister, menurutmu apakah Akira itu akan melakukan sesuatu jika aku melarikan diri di hari pernikahan?”“Ya tentu saja, begitu juga dengan sister. Bisakah kamu tidak membuat malu keluarga kita? Memang apa yang ingin kamu cari lagi?”“Seseorang yang ada d
“Jika aku menaruh hatiku padamu, apakah kamu akan mencintaiku selamanya? Menerimaku apa adanya?” ucapku dengan pelan.Akira mengelus rambutku, he tersenyum dan melihat ke arahku, diriku juga melihat Akira.“Ya, aku janji padamu. Aku akan mencintaimu selamanya dan menerimamu apa adanya” jawabnya.“Janji?” ucapku sembari menunjukan jari kelingking.Akira pun mengaitkan jari kelingkingnya dengan jariku sembari berucap “Ya, aku janji padamu. Janji.”Tidak ada yang perlu aku khawatirkan sekarang, aku hanya perlu menaruh sedikit kepercayaan padanya meski aku masih meragukannya. Ini adalah perjalanan yang panjang, sepanjang perjalanan aku hanya memeluk pria ini.“Kenapa kamu tidak mau melepaskanku, Akira? Bukankah kamu tahu aku tidak mencintaimu, dan aku juga menolak perjodohan tapi kamu tetap keras kepala” ucapku.“Aku akan sangat sedih jika kehilanganmu, aku merasa kita pernah dipertemukan sebelumnya. Meski kamu menolakku, aku akan tetap mencintaimu” jawabnya.Hingga kami tiba di sebuah ru
Perbincangan panjang itu tidak menghasilkan apapun, aku memikirkan apa yang ditawarkan oleh pria itu padaku. Hingga Akira kembali dan duduk berhadapan denganku.“Saya sudah membereskan mereka, sekarang apakah kamu masih ingin berbincang dengan saya?” ucapnya menatapku.“Ya, ngomong-ngomong apakah kamu serius dengan ucapanmu tadi?”“Hah, kamu memikirkan tawaran dariku ya? Ya tentu saja, jika kamu mencari pacar perempuanku. Aku akan memperlakukanmu dengan sangat baik.”“Aku akan memikirkannya, kamu tidak akan memanggil ibuku kemari kan?”Akira menggelengkan kepalanya, “Tidak, untuk apa? Bukankah kamu sendiri tidak mau bertemu dengan ibumu?”Aku menganggukan kepala.“Lalu apakah kamu mau jadi my girlfriend?”“Kamu benar-benar berjanji akan memperlakukanku dengan baik tidak?”“Ya tentu saja, aku tidak akan mengatakan hubungan kita dari perjodohan. Selama pacaran jika kamu tidak menyukaiku, kamu bisa memutuskan hubungan kita dan tidak akan ada yang tersakiti!” ucapnya sementara hatinya ber
Para pria berjas hitam mulai mendatangi lokasi yang telah ditentukan, mereka bertemu dengan pria yang memberitahu keberadaan An. Secepatnya orang-orang berjas hitam itu mengepung rumah itu dari kejauhan dan menghubungi tuan muda Akira untuk segera datang ke lokasi.Sementara itu keberadaan An,Perasaan cemas menghantui diriku, namun sisi lain aku tidak perlu mempermasalahkan masalah ini besar-besar. Tidak ada yang perlu membuatku takut. Aku bukan perampok atau pun pencuri, aku tidak perlu takut.Aku pun membiarkan masalah ini, dan menganggapnya adalah hal biasa yang harus acuhkan. Aku mulai membuka laptop dan menulis naskah novel baru. Aku hanya berharap novel barunya tidak membawaku ke dunianya lagi, seperti kejadian dulu. Aku menulis genre werewolf dan tentang seorang gadis dengan petualangan serunya.Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu rumahku, “Tok...tok...tok!” ketukan pintu tiga kali tanpa mengatakan siapa yang datang. Aku pun segera mengintip di jendela dan terkejut Akira telah
Aku tidak tahu apa yang terjadi di kuil harapan setelah aku meninggalkannya. Perjalanan ini tidaklah sepi dan seperti yang aku harapkan. Aku akan pergi dengan kebebasan tanpa memikirkan semua itu, ya perjodohan itu. Nyonya yang mengizinkan aku ikut dengan rombongan ini duduk disampingku.“Namamu An bukan?” tanya nyonya yang aku rasa she telah melihat tanda pengenalku.“Ya namaku An, itu adalah nama panggilan. Nyonya, terima kasih banyak sudah membantuku pergi jalan-jalan. Aku tidak akan bisa melihat pantai lagi, mungkin.”“Hah, memang kamu mau kemana? Apakah sesuatu telah terjadi padamu atau keluargamu?”“Tidak, semuanya baik-baik saja. Tapi kegiatan sekolahku akan sangat banyak...” jawabku dengan nada sedih.Nyonya tersenyum, she memahami perasaan gadis ini. “Ya, aku juga pernah berpikir begitu. Tetapi semuanya akan baik-baik saja.”Entah berapa lama kami di perjalanan ini. Tetapi perutku keroncongan, perutku terus berbunyi karena aku sejak pagi belum sarapan. Aku tidak menyempatkan
Sementara itu keberadaan ibuku dan tante Aira. Diam-diam mereka berdua pagi ini pergi ke peramal di kuil harapan ini. Seorang perempuan paruh baya yang disebut sebagai peramal telah berada di depan mereka.“Nyonya, bisakah kamu melihat masa depan anakku? Mungkinkah anak kami berdua berjodoh?”“Apakah kalian berdua memiliki fotonya?” jawab peramal.“Ya tentu!” jawab ibuku sembari menyerahkan foto An, dan tante Aira menyerahkan foto Akira.Lalu peramal melihat kedua foto itu di kedua tangannya. Seketika itu peramal melihat sesuatu yang sangat jauh telah terjadi, itu membuat dirinya terkejut. Peramal melihat masa lalu gadis ini dan siapa dirinya sebenarnya begitu juga dengan foto Akira. Peramal juga melihat masa depan di foto An yang kecewa hingga mengakhiri dirinya dan di foto Akira, he akan dipenuhi penyesalan. Namun dirinya tidak dapat melihat apakah dua orang ini berjodoh atau tidak. Peramal menundukan kepala lalu memberikan kembali kedua foto itu kepada ibuku dan tante Aira.“Nyonya