Share

75. Kejantanan Dalam Bahaya!

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-28 13:24:00
"Saya? Meninggalkanmu?" ulang Kelvin, menunjuk pada dirinya sendiri.

Sedang Amaya mengangguk membenarkannya, "Pak Kelvin 'kan barusan bilang kalau Bapak mau pergi ke luar negeri?"

"Saya punya rencana buat ambil PhD, Amaya," jawabnya. "Bukan untuk meninggalkanmu."

"PhD? Di ... mana?"

"Austria, Singapore, London, ada banyak universitas yang saya pikirkan, tapi belum memutuskan akan pergi ke mananya."

Amaya melihat senyum manis Kelvin yang memiliki lesung pipi saat mengatakan hal itu. Ekspresinya hampir sama dengan saat ia menyebut 'Ada perempuan lain yang lebih saya sukai daripada Caecil' tempo hari saat Amaya dirawat di rumah sakit.

Matanya yang berbinar dan senyumnya yang cerah bisa kembali dilihat oleh Amaya saat ia mengatakan bahwa ia akan pergi ke luar negeri untuk mengejar gelar PhD.

'Apa Kelvin ingin pergi ke luar negeri karena ada perempuan yang dia sukai itu?' batin Amaya menerka. 'Makanya dia kelihatan senang?'

"Terserah Pak Kelvin," jawab Amaya seraya memalingkan waj
Almiftiafay

PASUTRI GAJE a.k.a Gapura Kabupaten dan Kucing Munchkin BERAKSI KEMBALI 🤣🤣🤣🤣 Terimakasih sudah membaca 🤗 sampai jumpa besok lagi ya akak semua 🦩🌸

| 14
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
kasian nya kelvin junior.padahal bisa buat may keenakan klo udah coba
goodnovel comment avatar
Eva
Mulai rusuh lagi ni pasutri
goodnovel comment avatar
Ariesta Aprilia
Nunggu kapan kelvin dan amaya bersatu ehm ehm hihihi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    76. Di Bawah Langit Kelabu Amore

    Amaya tak bisa menahan senyumnya sewaktu melihat Kelvin pagi ini. Pria itu masih duduk dibalik meja di dalam ruangan tempatnya baru saja selesai memberikan materi.Ia mempersilahkan para mahasiswa untuk lebih dulu keluar dari sana, karena ia masih sibuk dengan sesuatu di laptopnya.Itu hanya modus, Amaya tahu!Kelvin hanya tak ingin cara jalannya yang sedikit aneh itu terlihat oleh para mahasiswa. Meminimalisir banyak pasang mata yang melihatnya secara dekat karena tadi pagi ia masih mengeluh bahwa organ vitalnya masih sedikit nyeri akibat tekanan masif yang kemarin dilakukan oleh Amaya.“Mari, Pak Kelvin,” ucap Alin yang berjalan keluar lebih dulu bersama dengan Randy.“Silakan.”Dua teman Amaya itu sedikit lebih tertinggal di belakang dibandingkan Naira yang sudah kabur lebih dulu karena ingin ke kamar mandi.Amaya pun juga bangun dari duduknya dan berjalan ke depan. Sisa beberapa mahasiswa yang ada di dalam dan memperhatikan keduanya.“Saya duluan, Pak ....” kata Amaya, menundukkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    77. Jangan Takut, Saya Di Sini

    Amaya berlutut di samping Miranda, orang-orang yang ada di dalam kafe yang mendengar teriakannya berhamburan keluar. Sama terkejutnya melihat Miranda yang tergeletak di sana dengan keadaan bibir yang mengeluarkan darah. “Dia jatuh dari lantai dua,” sebut salah satu pengunjung kafe. “Iya, aku tadi juga lihat dari jendela.” Amaya menengadahkan wajahnya. Di atas itu—di lantai dua kafe—memang ada rooftop-nya. Tempat di mana sebelumnya Miranda ia duga berada di sana sebelum jatuh. Karena sudah ada yang memanggil ambulans, Amaya memilih untuk berfokus pada Miranda. Memastikan ia bertahan sebentar sampai petugas medis datang. “Mir?” panggil Amaya, meraih tangan Miranda saat temannya itu seperti akan kehilangan kesadarannya. “M-May—“ sebutnya lirih, tersengal karena darah mengucur keluar dari bibirnya. yang Amaya takutkan hanya satu, Miranda gagar otak karena jatuh dari jarak yang cukup tinggi. “Iya, aku di sini. Sama aku terus, Mir. Buka matamu! Nggak—jangan ditutup begini!” pinta Am

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    78. Sebuah Ketidaksengajaan Atau ....

    Sepasang mata Amaya membola mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh kakak lelakinya. Ia berpikir, ‘Pantas saja tadi dokter mau langsung bicara sama orang tuanya, ternyata ....’“Dokter bilang kalau dia lagi hamil,” ulang Gafi. “Sekitar sembilan sampai sepuluh mingguan, dan tentu saja itu keguguran,” terangnya. “Dia mengalami pendarahan di kepalanya, makanya kondisinya sedikit agak buruk.”Amaya seperti membeku mendengar semua keterangan itu.Tak ia sangka pertemuannya dengan Miranda akan berakhir dengan cara seperti ini.“Kakak akan bilang ke ibunya Miranda,” ucap Gafi. “Tapi beliau ‘kan—“ Amaya berhenti bicara, menatap Gafi yang kedua bahunya sekali lagi merosot. “Kita nggak punya pilihan, May,” kata Gafi, tampak berat mengambil keputusan juga. “Kita nggak mungkin menyembunyikan ini juga, ‘kan? Kakak sama Galen—“ Gafi sekilas menoleh pada sekretarisnya yang sedang mengurus keperluan administrasi di seberang sana. “Kakak sama Galen akan bilang soal dia yang jatuh aja, nanti soa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    79. Saya Tak Menyesal Menikah Denganmu

    “Apa jangan-jangan sebelumnya Miranda sama Rama?” tanya Amaya, hampir terhenyak bangun dari duduknya. “Jangan bilang hal ini ke siapapun dulu,” jawab Kelvin. “Kita hanya sedang menduga karena biar gimanapun itu suspicious, ‘kan?” Amaya mengangguk lebih dari satu kali, “Iya,” jawabnya setuju. “Tapi saya rasa apa yang Pak Kelvin bilang itu masuk akal kok, beberapa kali emang saya selalu lihat pas nggak sengaja ketemu Miranda tuh dia selalu berantem sama Rama. Terus kalau nggak gitu ... dia lagi nangis. Bukannya bisa jadi dia minta Rama buat tanggung jawab tapi cowok itu nggak mau?” “Dan mungkin juga udah lebih dari satu kali Miranda minta pertanggung jawaban dari mantan pacar kamu itu,” imbuhnya. “Terus karena merasa tertekan, akhirnya Rama kesal dan ngedorong Miranda jatuh dari rooftop,” simpulnya. Amaya merinding dengan hasil dugaannya ini. Ia bukan bermaksud berpikiran buruk atau menuduh Rama, hanya saja ... kebetulan-kebetulannya hampir bisa dikatakan ‘sempurna’ untuk membuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    80. Jawaban Abu-abu Membuat Ragu

    Pagi hari ini, Amaya sedang berada di dalam mobil yang dikemudikan oleh Kelvin meninggalkan rumah. Mereka tak langsung menuju kampus melainkan terlebih dahulu pergi ke rumah ibunya Miranda.Amaya menoleh sekilas ke belakang, memastikan barang bawaannya aman di kursi penumpang. Ia bawakan makanan dan beberapa bahannya untuk Hesti—ibunya Miranda—agar wanita paruh baya itu setidaknya memiliki persediaan di rumah mengingat kondisinya yang kurang sehat untuk bepergian ke sana ke mari.“Kamu masih kesal sama saya?” tanya Kelvin, membuat Amaya yang tadinya memandang ke luar melalui jendela di sisi kiri segera menoleh kepadanya.“Kesal kenapa?” tanya Amaya balik.“Yang di kamar mandi.”“Nggak tuh,” jawab Amaya. “Pak Kelvin ‘kan udah taruh baju saya di luar, jadi yang semalam Bapak ngejekin saya bisa dimaafkan.”Kelvin tersenyum mendengarnya. Senyum yang sama yang bisa dilihat oleh Amaya saat semalam—setelah ia ‘terjebak’ di dalam kamar mandi tanpa membawa pakaian ganti—sewaktu melihatnya mun

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    81. Panggilan Dadakan

    Terlambat bagi Amaya untuk mencegahnya. Sedan milik Kelvin telah melewati pintu gerbang, membuat mahasiswa yang menyadari kedatangannya menepi. Meski Amaya yakin ia tak terlihat dari luar, ia tetap menunduk menyembunyikan wajahnya. Pemandangan yang baru dijumpai oleh Amaya adalah, mereka—para mahasiswa—rupanya cukup antusias dengan kedatangan Kelvin. Mata mengikuti ke mana mobil bergerak, beberapa menunjuk dengan gerak bibir yang ditangkap Amaya tengah mengatakan, ‘Pak Kelvin datang.’ Mobil berhenti di parkiran, pada tempat yang dikhususkan untuk para dosen. Yang untungnya pagi ini tak ada orang lain yang berada di sana. “Sudah sampai,” ucap Kelvin seraya membuka seat belt yang menahan tubuhnya. “Saya nggak mau bareng lagi loh kalau begini,” protes Amaya. “Kok gitu? Kenapa?” “Ini kebetulan tempat parkirnya lagi sepi, gimana kalau ramai coba?” tanya balik Amaya. “Nggak ada masalah antara ramai atau sepi,” jawab Kelvin tanpa beban. “Lagi pula mereka ‘kan sudah nggak aneh dengan k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    82. Tuduhan

    “Ada gila-gilanya nih cewek!” seru Alin saat mendengar Caecil yang baru saja menyebut Amaya sebagai seorang pembunuh. “Jaga omonganmu, Kak Caecil!” “Emang bener, ‘kan?” Caecil justru mengangkat dagunya saat sekali lagi memandang Amaya. “Kalau bukan gara-gara dia nggak bisa diatur, papanya nggak akan tiba-tiba sakit dan meninggal!” Amaya mengepalkan kedua tangannya. Bibirnya sangat ingin membantah, ingin ia balas ucapan-ucapan Caecil yang menyakitkan itu. Tetapi ia tahu jika hal itu ia lakukan yang terjadi justru ia akan menangis. Ia tak ingin menumpahkan air matanya di sini meski retakan di dalam hatinya tumbuh secara masif. Melihat Amaya yang hanya terdiam dengan rahang kecilnya yang menegang, Alin memilih untuk mengajaknya pergi dari sana. “Ayo pergi dari sini, May!” ajak Alin, meraih tangan Amaya dan menariknya menjauh melewati Caecil. Mahasiswa yang semula berkerumun menyaksikan mereka menyisih saat mereka lewat, memberi jalan membiarkan keduanya pergi dari lorong. Caecil bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    83. Saya Suka Menikah Denganmu

    “Pak Kelvin mau ngajakin saya ke mana?” tanya Amaya saat ia berjalan menuruni tangga bersama dengannya. “Nanti kamu juga akan tahu,” jawab Kelvin, sekilas menoleh pada Amaya. Seulas senyum yang membawa serta lesung pipi itu terlihat. “B-baiklah.” Tiba di ujung anak tangga, mereka melihat Bi Mara, wanita paruh baya itu membawa sekeranjang pakaian yang akan ia naikkan ke kamar atas. “Mau kencan, Pak Kelvin, Non Amaya?” sapanya tak bisa menahan senyum. “Iya, Bi Mara,” jawab Kelvin lebih dulu. “Titip rumah sebentar ya?” “Baik.” Mereka meninggalkan rumah setelah itu. Amaya duduk di samping Kelvin yang sibuk dengan kemudi mobil, melaju membelah jalan raya yang rasanya lebih lengang ketimbang hari-hari biasa. “Apa Pak Kelvin tahu apa nama pohon yang bunganya mekar di pinggir jalan itu?” tanya Amaya membuka percakapan. “Tabebuya,” jawabnya. “Cantik banget, apalagi yang warna pink.” “Kamu mau punya juga di rumah kita?” “Memangnya ada yang jual yang ukurannya udah besar begitu?” tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01

Bab terbaru

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    271. Mari Menua Bersamaku

    Amaya merasa hatinya sedang tak karuan sekarang melihat Kelvin yang menjatuhkan air mata. Saat manik mereka bertemu, Amaya melihat betapa pria itu sangat tulus meletakkan seluruh perasaannya dan seolah menunggu agar hari ini tiba.Gafi tersenyum saat memandang keduanya bergantian sebelum ia memindah tangan Amaya pada Kelvin.Pembawa acara meminta agar Gafi kemudian memberikan ruang dan tempat untuk kedua pengantin yang tengah berbahagia.Amaya tak bisa memalingkan wajahnya, ia terpesona, terperangkap pada Kelvin saat pria itu terus menatapnya dengan teduh.Gerakan bibirnya yang tanpa suara sedang mengatakan, ‘Cantik sekali.’Dan tentu saja itu diketahui oleh semua orang yang hadir di sana dan itu membuat tubuh Amaya meremang.Apalagi saat pembawa acara mengatakan, “Bapak-Ibu tamu undangan sekalian, sepertinya kedua mempelai kita ini sudah tidak sabar untuk mengatakan apa yang mereka rasakan selama ini,” ujarnya. “Mari kita dengarkan terlebih dahulu sepatah dua patah kata dari masing-

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    270. Saat Kita Berjumpa

    Kelvin menghela dalam napasnya saat ia menunduk, memastikan bahwa groom boutonniere yang tersemat di dadanya benar dalam keadaan yang rapi.“Vin?” panggil sebuah suara yang tak asing di telinganya sehingga ia mengangkat kepalanya dengan cepat.Ia menjumpai Gafi yang muncul di dekat pintu berdaun dua di dalam kamar hotelnya entah sejak kapan.Kelvin yang melamun, atau memang kedatangannya yang memang tanpa suara?Entahlah ... yang jelas ia memang ada di sini bersamanya, dan mungkin memang sengaja menemuinya.“Kak Gaf?” balasnya seraya menunjukkan senyuman.“Gugup?”“Banget,” jawabnya. Tak menemukan kata lain untuk menggambarkan bagaimana perasaannya sekarang ini selain gugup.Gugup untuk bertemu Amaya, gugup untuk melihatnya dalam balutan gaun pengantinnya yang cantik.Gugup, karena ia bisa saja tak bisa menahan diri nanti dan mencium Amaya secara tiba-tiba.“Setelah ini, aku akan membawa Amaya buat ketemu sama kamu, Vin,” ucap Gafi mula-mula. “Aku sudah pernah bilang ini ke kamu. Tapi

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    269. D-day

    “Apa ini, May?” tanya Randy sembari mengambil salah satu kotak susu yang ada di hadapan Amaya.Karena Amaya terlambat mencegahnya, dan karena memang gerakan Randy sangat cepat, Amaya akhirnya membiarkannya saja.“Kok ... susu ibu hamil?” tanya Alin dengan nada bicara yang lirih. Yang barangkali hanya mereka saja yang bisa mendengarnya.“Kita mau dapat keponakan?” sahut Naira yang disambut anggukan dari Amaya.“Alasan kenapa resepsinya dimajuin tuh karena itu,” aku Amaya dengan jujur.Randy hampir melompat kesenangan jika Alin tak mencegahnya.Ia juga hampir berteriak jika Naira tak mengisyaratkan agar ia sebaiknya diam dan tetap menjaga mulutnya itu terkunci rapat."Demi apa, demi apa kita bakalan punya keponakan?" Heboh, seperti biasanya dan Amaya dibuat terharu dengan mereka yang turut senang dengan kabar yang ia berikan ini."Maaay! Kamu bakalan jadi hot mommy dong?" Naira sepertinya sudah membayangkan terlalu jauh.Mereka saling pandang untuk menyetujui ungkapan itu sebelum kompa

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    268. Menuju Resepsi

    Mengetahui bahwa sorakan itu ditujukan untuknya, Amaya dengan cepat menurunkan ponselnya. Ia menggigit bibirnya, malu karena Kelvin benar-benar tak sungkan lagi menunjukkan hubungan mereka yang telah menjadi rahasia umum bahwa mereka memang menikah. Antusias itu rupanya menjadi bahan bakar bagi semua mahasiswa untuk mengikuti bincang santai tersebut. Pembicara yang dimaksudkan Kelvin lalu datang, beliau adalah seorang pengusaha yang mengatakan perjalanan bisnisnya lebih dari dua puluh tahun untuk bisa berjaya hingga hari ini yang salah satu landasannya adalah stabilitas sistem keuangan. Barangkali bukan hanya pembicaranya saja yang memang sudah berpengalaman, tapi bagaimana cara hostnya memancing agar beliau menyampaikan informasi, sepak terjangnya dalam dunia bisnis. Aah ... atau ini hanya perasaan Amaya saja yang sangat senang bisa melihat Kelvin seperti itu? Mungkin tahun ini adalah gilirannya menjadi host karena tahun sebelumnya Lucy lah yang bertugas. Dan mendengar dari

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    267. Dosen Tampan Itu Suamiku

    Amaya mengangguk saat pipinya terasa panas. "Padahal mau kasih kejutan nanti pas kita bahas soal resepsi yang mau dibikin maju," jawab Amaya. "Tapi si bocil Arsen ini malah tahu duluan." Amaya memandang pada Arsen yang ada di pangkuan Kelvin dan tersenyum menunjukkan barisan giginya. "Dari mana kamu tahu kalau Aunty May mau punya baby, Sen?" Kali ini Kelvin yang bertanya. "Cuma asal ngomong aja, Uncle Vin," jawabnya. "Soalnya tadi Arsen lihat Aunty May ngusap perut, persis kayak mamanya teman Arsen yang juga lagi hamil." Ia sekali lagi meringis sementara kabar gembira itu tentu saja disambut dengan senang hati oleh Gafi dan Serena. "Selamat ya ...." kata Serena. Amaya memandang Gafi yang hanya terdiam. Mata mereka bertemu, di kedua sudut netra kakak lelakinya itu, Amaya bisa melihat butiran bening yang barangkali sedang sekuat tenaga coba ia tahan agar tak jatuh. Melihatnya seperti itu membuat Amaya kembali terenyuh. Matanya bicara lebih banyak bahwa ia bahagia, dengan tak bi

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    266. Ucapan Menyentuh Hati

    Rajendra dengan cepat bangun karena Riana sudah mendekat ke arahnya dan dilihat dari tangannya itu, sepertinya ia akan mencubit Rajendra. Yang telah mengubah suasana yang harusnya haru karena Kelvin dan Amaya membawa kabar baik menjadi lawak. "Kebiasaan kalau ada orang seneng selalu ngerusak momen!" kata Riana, hampir berseru pada Rajendra yang berlindung di balik sofa. Melihat itu ... sepertinya Amaya tahu ingin menjadi seperti apa ia di masa yang akan datang. Seperti Rajendra dan Riana yang awet muda dengan interaksi mereka. "Ya ngomong apa emangnya loh?!" tanya Rajendra, memandang istri, anak lelaki dan menantunya bergantian. "Bukannya Kelvin nawarin cucur?" "Cucu, Pa!" jawab Riana. "Mereka mau bilang kalau kita bakalan punya cucu!" Kedua mata Rajendra melebar dengan bibirnya yang terbuka tanpa kata. Untuk beberapa saat beliau terus seperti itu hingga anggukan Kelvin dijumpainya dan ia akhirnya bersuara. "Papa nggak tahu harus ngomong apa," ucapnya. "Congrats, Vin. Kamu jug

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    265. Mommy And Daddy To Be

    Seperti yang mereka rencanakan semalam, sepulang dari kampus, Amaya pergi bersama dengan Kelvin ke rumah sakit. Mereka melakukan pendaftaran lebih dulu dan menuju ke ruang pemeriksaan ibu hamil. Amaya duduk di kursi tunggu, berdiam diri tanpa mengatakan apapun dan itu membuat Kelvin yang ada di sebelah kanannya menyentuh tangan Amaya dan membuat jemari mereka saling mengait. "Kok diam aja?" tanyanya. "Kenapa, Sayang?" "Nggak apa-apa, Mas Vin, cuma gugup aja." Kelvin tersenyum mendengarnya, mengguncang lirih tangan Amaya sembari mendekatkan wajahnya untuk berbisik, "Sama, aku juga gugup." Amaya memandang Kelvin setelah matanya mengedar pada semua orang yang ada di sana dan duduk untuk menunggu nomor antrian. "Kayaknya kita dikira pasangan yang nggak bener deh." Amaya menyenggol lengan Kelvin yang kedua alisnya terangkat penuh kebingungan. "Nggak bener kenapa, Sayang? Cuma perasaan kamu mungkin ...." "Hm, semoga aja begitu. Takut aja dikira pasangan kumpul kebo soalnya dari pasi

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    264. Dua Garis Merah

    Amaya mengatakannya setelah ia memastikan bahwa hasil yang ditunjukkan oleh test pack yang ada di tangannya itu adalah benar bergaris dua. Ia menunduk, menggigit bibir saat meremas ujung test pack itu erat-erat. Air matanya hampir luruh sebab Kelvin hanya berdiam diri saat ia mengaku hamil. Ekspresinya seperti ... entahlah. Ia hanya diam saja tanpa mengatakan satu kalimat pun. Jangankan kalimat ... sepatah kata pun tak ada sama sekali. Bagaimana jika sudah begini? Bukannya Kelvin yang mau mereka memiliki anak? Kenapa dia hanya diam saja? Pikiran Amaya berkecamuk. "Kamu baru tahu?" tanya Kelvin setelah keheningan yang cukup lama. Amaya mengangguk, tak menunjukkan wajahnya pada Kelvin saat pria itu selangkah mendekat mengikis sekian meter yang semula memisahkan mereka. "Sayang?" panggil Kelvin pada Amaya yang menghindari tatapan matanya. Kelvin menunduk, menyentuh dagu Amaya sehingga ia menengadah dan ia dibuat terkejut melihatnya. "Loh? Kok nangis kenapa?" tanya Kelvin seray

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    263. Sembilan Belas Hari

    Karena merasa pusing, Amaya lebih dulu masuk ke dalam kamar. Ia berpamitan pada Kelvin dan orang tuanya yang masih berbincang di ruang tengah, biasanya mereka akan pulang sekitar jam delapan atau setengah sembilan—mungkin bisa lebih. Rajendra biasanya akan membicarakan beberapa hal dengan Kelvin soal bisnis mereka. Dan ... Amaya tidak bisa menunggu selama itu. Setelah makan rasanya ia sedikit pening sehingga harus duduk di tempat yang lebih tenang, di dalam kamar misalkan. Ia baru saja berganti pakaian dan menggosok gigi, mencuci muka dan hendak keluar dari kamar mandi. Tapi langkahnya terhenti saat benaknya mengatakan agar sebaiknya ia membuka laci yang ada di bawah wastafel itu. 'Lihat nggak ya?' tanyanya pada diri sendiri. 'Hm ....' Ini tentang yang tadi sempat ia pikirkan di ruang makan. Tentang dirinya yang berdiam diri dan alasan kenapa ia tiba-tiba mual. Gejala yang sama yang dialami oleh mendiang ibunya dulu. 'Kalau dari tanggal biasanya aku harusnya datang bulan, e

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status